1. Tujuan
a. Tujuan umum :
Peserta memperoleh gambaran tentang penyakit hipertensi
b. Tujuan khusus :
Meningkatnya pengetahuan peserta edukasi tentang penyakit hipertensi
baik gejala maupun penyebab dan upaya pencegahan yang dapat
dilakukan
Keluarga dapat berperan aktif merawat peserta yang menderita hipertensi
2. Sasaran Penyuluhan
Kelompok resti yaitu penderita hypertensi.
3.Tempat dan waktu
a. Tempat : Puskesmas Bupon (Noling)
b. Waktu : hari Sabtu (3 Agustus 2018) jam 08.00- 12.00 wita
4.Materi Penyuluhan
Edukasi tentang penyakit hipertensi
5. Metode
Ceramah dan Tanya jawab
6. Media
Materi dibuat dalam power point dan disampaikan melalui LCD
7. Persiapan Penyuluhan
a. Persiapan Administrasi
1). Berkoordinasi dengan Kepala Puskesmas untuk persuratan ke desa
2). Membuat materi edukasi
b. Persiapan Sasaran
Mengundang masyarakat untuk berpartisipasi dengan menghadiri acara edukasi
c. Persiapan Penyajian
1) Penyaji : 1 orang
2) Tempat pelaksanaan : Puskesmas Bupon (Noling)
3) Materi penyuluhan : Edukasi Penyakit Hipertensi
3) Alat bantu : LCD
Mengetahui Lanipa,28-11-2015
Kepala Operasional Kab.Luwu
HIPERTENSI
Kenaikan tekanan darah diastole lebih sering terjadi pada usia <50 tahun.
Dengan bertambahnya usia kenaikan tekanan darah sistole lebih menonjol akibat
kekakuan dan hilangnya komplains arteri. Lebih dari setengah orang berusia > 60
tahun mengalami hipertensi akibat kenaikan tekanan darah sistole. Hipertensi
berkaitan erat dengan pola hidup manusia. Direkomendasikan untuk mencegah dan
mengatasi hipertensi dengan diet sehat yaitu makan banyak buah, sayuran, produk
makanan dan susu rendah lemak jenuh, makanan rendah kolesterol dan rendah
garam, aktifitas fisik teratur, menghindari komsumsi alkohol, mempertahankan berat
badan dan lingkar pinggang ideal serta hidup dilingkungan bebas asap rokok.
Klasifikasi hipertensi
Risiko Kardiovaskuler
Pemeriksaan Penunjang
Tes rutin
Anamnesis
Faktor risiko
Pemeriksaan Fisik
- Cushing sindrome
- Stigmata kulit dari neurofibromatosis
- Palpasi ginjal membesar
- Auskultasi murmur perut
- Auskultasi prekordial atau murmur dada
- Berkurangnya dan tertundanya denyut pemoral dan mengurangi TD
femoral dibandingkan dengan TD lengan simultan
- Perbedaan TD lengan kiri-kanan
Pengukuran tekanan darah yang akurat pada pasien lanjut usia seringkali
merupakan suatu tantangan tersendiri, terutama akibat proses fisiologi penuaan
(degeneratif). Pseudo-hipertensi juga dapat terjadi bila manset pengukuran tekanan
darah gagal mengkompresi arteri brakhialis yang kaku dan mengeras akibat proses
kalsifikasi. Pemantauan tekanan darah bermanfaat dalam mendekumnetasikan ‘’
white coat hipertension’’ dan memperifikasi gejala hipotensi pada pasien yang
mendapat terapi anti hipertensi. Riset membuktikan bahwa monitoring tekanan
darah ambulatoris merupakan prediktor yang lebih baik untuk risiko kardiovaskular
bila dibandingkan pengukuran tekanan darah secara konvensional, terutama pada
populasi usia lanjut dengan HST.
- Stop merokok
- Gaya hidup aktif
- Mempertahankan berat badan dan lingkar pinggang ideal
- Makan gizi seimbang
- Menurunkan asupan garam
- Membatasi komsumsi alkohol (bagi yang minum)
Terapi Farmakologik