Anda di halaman 1dari 49

Pelatihan Skrening

Penyakit Tidak
Menular untuk
Petugas terlatih dan
Kader Posbindu

PUSKESMAS GEMUH I
KONSEP PENYAKIT TIDAK
MENULAR DAN LANSIA
FAKTOR RISIKO PTM

 USIA
 JENIS KELAMIN
 GENETIK

YANG TIDAK BISA DIRUBAH YANG BISA DIRUBAH

 MEROKOK
 KURANG AKTIFITAS FISIK
 POLA MAKAN TIDAK SEHAT
 OBESITAS
 DARAH TINGGI
 PREDIABETES
FAKTOR RISIKO BERSAMA PTM

YANG TIDAK BISA DIRUBAH YANG BISA DIRUBAH


Perbuatan membakar,
MEROKOK memanaskan dan menghisap
Orang yang berhasil berhenti
merokok selama minimal 1
rokok atau produk tembakau tahun
lainnya
Definisi

Rokok Merokok Perokok Mantan Perokok

Hasil olahan • Perokok aktif : orang yang


tembakau (rokok merokok setiap hari atau
filter/ kretek, cerutu, kadang-kadang
shisha, pipa, • Perokok pasif : adalah orang
elektronik, dll) yang terpapar asap rokok
• Third hand smoke : orang
yang menghirup residu asap
rokok yang tertinggal di benda
KURANG AKTIVITAS FISIK
 Kurang aktivitas fisik merupakan penyebab ke-4 kematian terjadinya penyakit
tidak menular (PTM) di dunia (WHO, 2009)
 Kurang aktivitas fisik berhubungan secara langsung dan tidak langsung
terhadap faktor risiko lain, spt tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, kadar
gula yang tinggi, serta terjadinya obesitas pada anak dan orang dewasa
 Diperkirakan terdapat 60 % penduduk dunia terancam terpapar oleh beragam
PTM karena kurangnya aktivitas fisik

AKTIVITAS FISIK LATIHAN FISIK OLAH RAGA


PENGERTIAN :
PENGERTIAN : PENGERTIAN : Salah satu bentuk aktivitas fisik
Setiap gerakan tubuh yang dapat Semua bentuk aktivitas yang dilakukan secara
meningkatkan pengeluaran tenaga fisik yang dilakukan secara terstruktur, terencana, dan
atau energi terstruktur dan terencana, berkesinambungan dengan
dengan tujuan untuk mengikuti aturan2 tertentu dan
meningkatkan kebugaran bertujuan untuk meningkatkan
CONTOH : jasmani kebugaran jasmani dan prestasi
 Membersihkan rumah
 Mencuci CONTOH : CONTOH :
 Menyeterika  Jalan kaki  Sepakbola

 Memasak
 Jogging  Bulutangkis
 Sit-up / Push-up
 Berkebun  Stretching
 Bola basket

 Naik-turun tangga  Senam aerobik  Tenis meja

 Mencuci mobil  Bersepeda  Balap sepeda

 dsb
 dsb  dsb

6
STRESS

STRESOR DALAM KEHIDUPAN MANUSIA

o Stresor fisik atau jasmaniah (rasa nyeri


kelelahan fisik dll)
 Stresor psikologik (kesepian, patah hati, iri
hati, konflik dll)
 Stresor sosial-budaya (menganggur,
pensiun PHK, perceraian, dll)

7
OBESITAS
Obesitas merupakan penumpukan
lemak yang berlebihan akibat
ketidakseimbangan asupan energi
(energi intake) dng energi yang
digunakan (energi expenditure)
dalam waktu lama

1 OBESITAS UMUM

Obesitas umum diukur berdasarkan


pengkategorian IMT yaitu
perbandingan antara Berat Badan (kg)
dan Tinggi Badan (m2)

2 OBESITAS SENTRAL

Obesitas Sentral dihitung


berdasarkan pengukuran Lingkar
Perut
> 80 pada perempuan
> 90 pada Laki-Laki

8
HIPERTENSI
 Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah secara menetap tekanan
darah sistolik ≥ 140 mmHg DAN / ATAU tekanan darah diastolik ≥ 90 mmhg .
 Hipertensi sering terjadi tanpa gejala, sehingga penderita tidak merasa sakit.

GEJALA DAN TANDA: GEJALA DAN TANDA:


1. Sakit kepala 1. Pandangan menjadi kabur
2. Kelelahan 2. Mata berkunang-kunang
3. Mual dan muntah 3. Mudah marah
4. Sesak napas 4. Telinga berdengung
5. Napas pendek (terengah-engah) 5. Sulit tidur
6. Gelisah 6. Rasa berat di tengkuk

9
DIABETES MELITUS
adalah suatu penyakit menahun yang
ditandai oleh kadar glukosa darah
yang melebihi nilai normal secara
menahun.

Jenis Diabetes
Melitus
PENYAKIT JANTUNG KORONER
Tanda & Gejala

Keringat dingin

Nyeri dada Rasa


terbakar
Tertekan di
daerah dada

Rasa berat di dada

Rasa mual atau


nyeri ulu hati

11
STROKE
PENYAKIT GINJAL KRONIS
KANKE
R
15
16
TALASEMIA
ASM
A
PPOK
GANGGUAN PENGLIHATAN KELAINAN
REFRAKSI
Gangguan penglihatan yaitu kondisi yang
ditandai dengan penurunan tajam
penglihatan seperti tidak bisa melihat
jauh/dekat dengan jelas, atau penglihatan
kabur.
Beberapa penyakit penyebab gangguan RETINOPATI
penglihatan yang sering ditemui di DIABETIKUM
masyarakat yaitu : GLUKOMA
 kelainan refraksi
 katarak
 glaukoma
 retinopati diabetikum

• Retinopati diabetikum adalah


penyakit mata yang disebabkan Glaukoma adalah
KATARAK syaraf mata mengalami masalah suatu penyakit yang
atau gangguan (bisa berupa ditandai oleh
• Katarak adalah kekeruhan pada perdarahan atau pembengkakan) kumpulan gejala
lensa mata dengan gejala akibat penyakit Diabetus Melitus berupa peningkatan
penurunan tajam penglihatan. yang tidak terkontrol. tekanan bola mata
• Katarak merupakan penyebab • Retinopati diabetikum ditandai yang disertai
terbesar kebutaan di Indonesia dengan penurunan penglihatan, kerusakan saraf mata
dengan proporsi sekitar 78% dari seperti melihat bayangan hitam, dan penyempitan
angka kebutaan. melihat bintik hitam atau rambut lapang pandang.
yang melayang.
GANGGUAN PENDENGARAN GEJALA

JENIS GANGGUAN
PENDENGARAN
Pengukuran
Deteksi Dini
PTM
Pengukuran Deteksi Dini PTM

Obesitas Hipertensi Diabetes

Skrining pengkajian
paripurna pasien geriatri
(P3G)

Masalah Penyakit Paru


Gangguan
Mental dan Obstruksi
Metabolisme
Emosional Kronis
(PPOK)
Obesitas
Pengukuran Tinggi
badan

Pengukuran Berat
badan

Pengukuran Lingkar
Perut
Deteksi Dini Hipertensi
SASARAN
01 usia ≥ 15 tahun

ALAT
02
Tensi Meter Digital

03
SYARAT
-JanganJangan Bergerak No. Tekanan Darah Klasifikasi
-Berbicara 1. 120 / 80 mmHg Normal
-Jangan memegang Manset 2. 120-139 / 80-90 mmHg Prehipertensi
3. 140-150 / 90-99 mmHg Hipertensi derajat 1
-Letakkan lengan posisi tegak lurus 4. 160 / 100 mmHg Hipertensi derajat 2
5. >140/ <90 mmHg Hipertensi Sistolik
Terisolasi
Deteksi Dini Diabetes (Pemeriksaan Kadar Gula Darah)

Sasaran
●Usia 15 - < 40 tahun dengan faktor risiko PTM (riwayat obesitas dan atau
obesitas sentral dan atau tekanan darah tinggi)
●Usia ≥ 40 tahun

Alat
●Alat pemeriksaan kadar gula darah (Glukometer)

1
Kriteria Gula darah sewaktu Gula darah Puasa
(mg/dl) (mg/dl)
Diabetes* ≥ 200 ≥ 126
Prediabetes 140 -199 100 – 125
Normal < 100 < 100
*Disertai gejala klasik
27
DETEKSI MASALAH MENTAL EMOSIONAL

• Self-Reporting Questionnaire
• Kuesioner untuk mendeteksi adanya masalah mental emosional (GME)
• Bukan alat diagnosis gangguan jiwa
• Ada 20 pertanyaan
• Untuk pertanyaan 1-20, jika terdapat ≥ 6 Jawaban “YA”
• Interpretasi: Ada masalah mental emosional
• Maka sebaiknya DIRUJUK ke profesional kesehatan jiwa (psikiater, psikolog, dokter umum dan perawat yang sudah dilatih keswa)
SELF REPORTING QUESTIONAIR

• Petunjuk: Bacalah petunjuk ini


seluruhnya sebelum mulai mengisi.
Pertanyaan berikut berhubungan
dengan masalah yang mungkin
mengganggu Anda selama 30 hari
terakhir. Apabila Anda menganggap
pertanyaan itu Anda alami dalam 30
hari terakhir, berilah tanda silang (X)
pada kolom Y (berarti Ya). Sebaliknya,
Apabila Anda menganggap
pertanyaan itu tidak Anda alami
dalam 30 hari terakhir, berilah tanda
silang (X) pada kolom T (Tidak). Jika
Anda tidak yakin tentang jawabannya,
berilah jawaban yang paling sesuai di
antara Y dan T. Kami tegaskan bahwa
jawaban Anda bersifat rahasia dan
akan digunakan hanya untuk
membantu pemecahan masalah Anda
Deteksi Dini
Gangguan
Metabolik
01 PEMERIKSAAN KOLESTEROL

02 PEMERIKSAAN ASAM URAT


PEMERIKSAAN KOLESTEROL
Alat dan bahan :
 Alat pemeriksa kadar kolesterol
 Strip Test kolesterol
 Auto lancet (Autoclix) Tuliskan nilai/kadar kolesterol hasil pemeriksaan sesuai
 Lancet kriteria :
 Alkohol 70% /Alkohol Swab - (N) Normal : bila kadar kolesterol total < 190 mg /dL
 Kapas - (T) Tinggi : Bila kadar kolesterol total ≥ 190 mg / dL
 Tissue kering
 Sarung tangan
 Kotak limbah benda tajam/safety box

Pemeriksaan menggunakan alat cek kolesterol (disesuikan dengan jenis alat)


• Masukkan tes strip bila gambar strip tes muncul
• Bersihkan ujung jari (jari manis/jari tengah/telunjuk) dengan kapas yang telah diberi alkohol 70%,
keringkan.
• Tusukkan lancet/autoclix pada ujung jari secara tegak lurus, cepat dan tidak terlalu dalam.
• Usap dengan kapas steril kering setelah darah keluar.
• Sentuhkan satu/dua tetes darah
• Baca hasil kolesterol
PEMERIKSAAN ASAM URAT
Alat dan bahan :
 Alat pemeriksa kadar asam urat
Tuliskan nilai/kadar asam urat hasil pemeriksaan
 Strip Test asam urat
 Auto lancet (Autoclix) sesuai kriteria :
 Lancet - (N) Normal : bila kadar asam urat L (3.5 mg/dL – 7
 Alkohol 70% /Alkohol Swab mg/dL) dan P (2.6 mg/dL – 6.0 mg/dL )
 Kapas - (T) Tinggi : bila kadar asam urat L > 7 mg/dL dan P
 Tissue kering > 6 mg/dL
 Sarung tangan
 Kotak limbah benda tajam/safety box

Pemeriksaan menggunakan alat cek asam urat (disesuikan dengan jenis alat)
• Masukkan tes strip bila gambar strip tes muncul
• Bersihkan ujung jari (jari manis/jari tengah/telunjuk) dengan kapas yang telah diberi alkohol
70%, keringkan.
• Tusukkan lancet/autoclix pada ujung jari secara tegak lurus, cepat dan tidak terlalu dalam.
• Usap dengan kapas steril kering setelah darah keluar.
• Sentuhkan satu/dua tetes darah
• Baca hasil kolesterol.
Deteksi Dini Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK)

Sasaran
●Usia ≥ 40 tahun
●Mempunyai riwayat paparan: asap rokok, polusi udara, lingkungan tempat
kerja
●Mempunyai gejala dan keluhan batuk berdahak, sesak nafas, gejala
berlangsung lama umumnya semakin memberat.
1

 Kuesioner PUMA terdiri dari 7 pertanyaan dan masing-masing


jawaban dari pertanyaan memiliki skor yang akan di akumulasikan.
 Jika hasil wawancara didapatkan skor >7 maka peserta dirujuk ke
FKTP untuk melakukan pemeriksaan uji fungsi paru menggunakan
spirometri untuk penegakkan diagnosis

20
Alur Deteksi Target Populasi
Dini PPOK usia ≥ 40 tahun & merokok

di UKBM

Wawancara dengan
kuesioner PUMA

YA TIDAK
Rujuk ke FKTP Skor
(Puskesmas) untuk PUMA Edukasi gaya hidup sehat
pemeriksaan spirometri ≥7 dan kunjungan rutin
SKRINING PENGKAJIAN PARIPURNA PASIEN
GERIATRI (P3G)
Sasaran
●Usia ≥ 60 tahun
●Dilakukan 1 tahun sekali saat kontak pertama kali dengan petugas/kader
●Menggunakan Instrumen Pengkajian Paripurna Pasien Geriatri (P3G)
●Dilakukan oleh kader terlatih

Kader juga dapat membantu petugas kesehatan melakukan


penilaian risiko jatuh, GDS dan AMT dalam melakukan
wawancara, namun TIDAK MELAKUKAN penjumlahan skor atau
menyimpulkan hasil penilaian.
PENILAIAN STATUS FUNGSIONAL
a. AKTIFITAS KEHIDUPAN SEHARI-HARI (AKS)
1

• Pemeriksaan AKS dilakukan menggunakan Instrumen Aktivitas Kehidupan Sehari hari (AKS)
/Activity of Daily Living (ADL) dengan Indeks Barthel

Skor Barthel Index (Nilai AKS / ADL):


20 : Mandiri (A)
12 – 19 : Ketergantungan ringan (B)
9 – 11 : Ketergantungan sedang (B)
5–8 : Ketergantungan berat (C)
0–4 : Ketergantungan total (C)

Cara Pelaksanaan:
Kader menanyakan 10 kegiatan sehari-hari yang tercantum di kuesioner dan memberi skala angka
(seperti yang tertera berikut ini). Selanjutnya dilakukan penjumlahan skor hasil akhir pemeriksaan.
Contoh:
Tabel 1. Penilaian Aktivitas Kehidupan Sehari hari (AKS) / Activity of Daily Living (ADL) dengan Instrumen
Indeks Barthel Modifikasi
NO FUNGSI SKOR KETERANGAN HASIL

 0 Tidak terkendali/tak teratur (perlu pencahar)


  Mengendalikan rangsang BAB 1 Kadang-kadang tak terkendali (1 x/ minggu)  
1 2
2 Terkendali teratur

0 Tak terkendali atau pakai kateter


 2  Mengendalikan rangsang 1 Kadang-kadang tak terkendali (hanya 1 x / 24 jam)  2
BAK
2 Mandiri

 Membersihkan diri (mencuci 0 Butuh pertolongan orang lain Mandiri


 3 wajah, menyikat rambut, mencukur kumis, sikat gigi) 1 Mandiri  1

0 Tergantung pertolongan orang lain


Penggunaan WC (keluar
4 masuk WC, melepas/memakai celana, cebok, menyiram) 1 Perlu pertolongan pada beberapa kegiatan tetapi dapat mengerjakan 2
sendiri beberapa kegiatan yang lain
2 Mandiri
0 Tidak mampu Skor Barthel Index (Nilai AKS /
 5  Makan minum (jika makan harus berupa potongan, 1 Perlu ditolong memotong makanan  2
dianggap dibantu)
2 Mandiri ADL):
0 Tidak mampu
20 : Mandiri (A)
  Bergerak dari kursi roda ke tempat tidur dan sebaliknya 1 Perlu banyak bantuan untuk bisa duduk (2 orang)   12 – 19 : Ketergantungan ringan
6 (termasuk duduk di tempat tidur) 2 Bantuan minimal 1 orang 3
3 Mandiri (B)
9 – 11 : Ketergantungan sedang
0 Tidak mampu
7
Berjalan di tempat rata (atau jika tidak bisa berjalan,
1 Bisa (pindah) dengan kursi roda Berjalan dengan bantuan 1 orang 3 (B)
menjalankan kursi roda) 2 Mandiri 5 – 8 : Ketergantungan berat (C)
Berpakaian (termasuk memasang tali sepatu,
0 Tergantung orang lain 0 – 4 : Ketergantungan total (C)
8 mengencangkan sabuk) 1 Sebagian dibantu (mis: mengancing baju) 2
2 Mandiri
0 Tidak mampu
9 Naik turun tangga 1 Butuh pertolongan 1
2 Mandiri
0 Tergantung orang lain
10 Mandi 1
1 Mandiri
TOTAL 19
b. PENILAIAN RISIKO JATUH PASIEN LANJUT USIA
  NO RISIKO SKALA HASIL
1 1 Gangguan gaya berjalan (diseret, menghentak, berayun) 4  
2 Pusing atau pingsan pada posisi tegak 3  
3 Kebingungan setiap saat (contoh:pasien yang mengalami 3  
demensia)
Menggunakan instrumen penilaian 4 Nokturia/Inkontinen 3  
risiko jatuh pada lansia yang berisi 11 5 Kebingungan intermiten (contoh pasien yang mengalami 2  
pertanyaan delirium/Acute confusional state)
6 Kelemahan umum 2  
7 Obat-obat berisiko tinggi (diuretic, narkotik, sedative, antipsikotik, 2  
laksatif, vasodilator, antiaritmia, antihipertensi, obat hipoglikemik,
antidepresan, neuroleptic, NSAID)
8 Riwayat jatuh dalam 12 bulan terakhir 2  
9 Osteoporosis 1  
10 Gangguan pendengaran dan/atau penglihatan 1  
2
11 Usia 70 tahun ke atas 1  
Tingkat risiko : Jumlah    
Risiko rendah bila skor 1-3 Lakukan intervensi risiko rendah
Risiko tinggi bila skor ≥ 4  Lakukan intervensi risiko tinggi
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL DAN KOGNITIF
a. Status Mental
1

Diisi hasil pemeriksaan status mental yang berhubungan dengan keadaan mental emosional, sesuai dengan
instrumen pemeriksaan status mental Geriatric Depression Scale (GDS)
2

Jumlah skor diantara 5-9 : kemungkinan besar ada gangguan depresi.


Jumlah skor 10 atau lebih: ada gangguan depresi

b. STATUS KOGNITIF
Menggunakan instrumen Abbreviated Mental Test (AMT) atau Mini Cog dan Clock Drawing Test (CDT4) atau Mini
Mental State Examination (MMSE)
Cara Pelaksanaan:
1.Minta pasien untuk menjawab pertanyaan tersebut, beri tanda centang (V) pada nilai nol (0) jika salah dan satu
(1) jika benar
2.Jumlahkan skor total A sampai J, item K tidak dijumlahkan, hanya sebagai keterangan.
3.Interpretasi :
- Skor 8-10 menunjukkan normal,
- skor 4-7 gangguan ingatan sedang dan
- skor 0-3 gangguan ingatan berat
INSTRUMEN GERIATRIC DEPRESSION SCALE (GDS)

Pilihlah jawaban yang paling tepat untuk menggambarkan perasaan Anda selama dua minggu terakhir.

No Pertanyaan     Skor
Panduan pengisian instrumen GDS
1 Apakah anda pada dasarnya puas dengan kehidupan anda? YA TIDAK  
a. Jelaskan pada pasien bahwa pemeriksa
2 Apakah anda sudah meninggalkan banyak kegiatan dan YA TIDAK  
minat akan menanyakan keadaan perasaannya
/kesenangan anda? dalam dua minggu terakhir, tidak ada
jawaban benar salah, jawablah ya atau
3 Apakah anda merasa kehidupan anda hampa? YA TIDAK  
tidak sesuai dengan perasaan yang paling
4 Apakah anda sering merasa bosan? YA TIDAK  
tepat akhir-akhir ini.
5 Apakah anda mempunyai semangat baik setiap saat? YA TIDAK  
b. Bacakan pertanyaan nomor 1 – 15 sesuai
6 Apakah anda takut sesuatu yang buruk akan terjadi pada anda? YA TIDAK  
dengan kalimat yang tertulis, tunggu
7 Apakah anda merasa bahagia pada sebagian besar hidup anda? YA TIDAK  
jawaban pasien. Jika jawaban kurang
8 Apakah anda sering merasa tidak berdaya? YA TIDAK  
jelas, tegaskan lagi apakah pasien ingin
9 Apakah anda lebih senang tinggal di rumah daripada pergi ke YA TIDAK  
luar dan mengerjakan sesuatu hal yang baru? menjawab ya atau tidak. Llingkari
jawaban pasien tsb
10 Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah dengan daya YA TIDAK  
ingat anda dibandingkan kebanyakan orang? c. Setelah semua pertanyaan dijawab,
hitunglah jumlah jawaban yang bercetak
11 Apakah anda pikir hidup anda sekarang ini menyenangkan? YA TIDAK  
tebal. Setiap jawaban (ya/tidak) yang
12 Apakah anda merasa tidak berharga seperti perasaan anda saat YA TIDAK  
kini? bercetak tebal diberi nilai satu (1).
d. Jumlah skor diantara 5-9 : kemungkinan
13 Apakah anda merasa penuh semangat? YA TIDAK  
besar ada gangguan depresi.
14 Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada harapan? YA TIDAK  
e. Jumlah skor 10 atau lebih: ada gangguan
15 Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik keadaannya dari YA TIDAK  
anda? depresi
TOTAL SKOR  
INSTRUMEN
ABBREVIATED MENTAL TEST (AMT)
    Salah = 0 Benar = 1
A Berapakah umur Anda?    
B Jam berapa sekarang?    
C Di mana alamat rumah Anda?    
D Tahun berapa sekarang?    
E Saat ini kita sedang berada di mana?    
F Mampukah pasien mengenali dokter atau perawat?    
G Tahun berapa Indonesia merdeka?    
H Siapa nama presiden RI sekarang?    
I Tahun berapa Anda lahir?    
j Menghitung mundur dari 20 sampai 1    
  Jumlah skor:    

K Perasaan hati (afek): pilih yang sesuai dengan kondisi pasien


1. Baik 2. Labil 3. Depresi 4. Gelisah 5. Cemas
Cara Pelaksanaan:
1. Minta pasien untuk menjawab pertanyaan tersebut, beri tanda centang (V) pada nilai nol (0) jika salah dan satu (1) jika
benar
2. Jumlahkan skor total A sampai J, item K tidak dijumlahkan, hanya sebagai keterangan.
3. Interpretasi :
- Skor 8-10 menunjukkan normal,
- skor 4-7 gangguan ingatan sedang dan
- skor 0-3 gangguan ingatan berat
PANDUAN PENGGUNAAN
APLIKASI SEHAT
INDONESIAKU (ASIK)

Aplikasi An-
droid

WEB
Unduh (Download) Aplikasi Sehat In-
donesiaku (ASIK) di Playstore
st ka

4
ASIK dapat diinstal
2

3
ay Bu
di ore

pada HP dengan

ku
HP

minimum
SI
ia

al
lA
s
Pl

st
ne

kapasitas:
cu

In
o

- RAM 2-4 GB
un
nd

n
ka
m
I

- Memory 32 GB
at

la
an
eh

Si

- Versi Android 5
ak
“S

(KitKat)
lu
tik

La
Ke
Tahapan Pendaftaran / Registrasi pada Aplikasi Sehat
Indonesiaku (ASIK)

Masukkan No Pilih
AddPeran
Text

WA,Addlalu
Text kik
sesuai dengan
DAFTAR untuk Profesi
mendaftarkan
diri pertama kali
Isi data diri Registrasi
sesuai dengan Selesai
data yg
dibutuhkan.
Add Text

Pastika NIK,
Your Picture Here
Nama Lengkap,
dan Nomer WA
terisi dengan
benar
 Deteksi dini merupakan kunci untuk penemuan dan
intervensi dini PTM, perlu dilakukan secara rutin dan berkala
Max Jones  Identifikasi kelompok sasaran/ kelompok potensial untuk
Designer memudahkan pelaksanaan deteksi dini
 Pelatihan 1,5 juta kader posyandu merupakan upaya
percepatan Deteksi Dini
 Monitoring dan evaluasi berkala untuk cakupan deteksi dini.
THANK YOU
Puskesmas Gemuh I

Anda mungkin juga menyukai