Anda di halaman 1dari 31

PARAMYXOVIRUS

dr. SUSI RAHMAWATI,MARS

Paramyxovirus

infeksi saluran
pernafasan pada bayi dan anak keci

Semua

anggota famili
paramyxoviridae memulai infeksi
melalui saluran pernafasan.

Replikasi

patogen pernafasan
terbatas pada epitel pernafasan.

SIFAT-SIFAT PARAMYXOVIRUS
Struktur dan Komposisi
menyerupai virus influenza tapi paramyxoviridae
lebih besar dan jauh lebih pleomorfik.
Virion
: bulat, pleomorfik, 150-300 nm
(nukleokapsid helix 18 nm)
Komposisi
: RNA (1%), protein (73%),
Lemak (20%), karbohidrat (6%)
Genom
:RNA untai tunggal, lurus tidak
bersegmen
Protein
: 6 protein struktural

Amplop

: mengandung glikoprotein
hemaglutinin virus (HN)
kadang-kadang membawa
aktivitas neuroaminidase.
Replikasi : Sitoplasma, partikel bertunas
dari membran plasma
Ciri khas yang menonjol : Stabil secara
antigen, partikel labil juga sangat
infeksius

Sifat Paramyxovirus
Penyakit pada manusia :
parainfluensa 1-4, penyakit
sinsitium pernafasan, gondong,
campak
Pengaturan genom : RNA untai
tungal dalam satu bagian
Heliks RNP dalam : 18 nm
RNA dalam
: resisten ternukleokapsid
hadap RNase

Fusi

virus dengan sel : membran


plasma
Transkripsi RNA virus : sitoplasma
sel inang
Pemilihan genetik
: jarang
Angka perubahan
: rendah
antigen

Klasifikasi
Famili paramyxoviridae dibagi dalam 2
sub famili dan 4 genus
Sub famili :
1. Paramyxovirinae terdiri dari genus
paramyxovirus, Rubellavirus dan
morbilivirus
2. Pneumovirinae, genus : pneumovirus
Sebagian

besar anggota bersifat


monotipik yaitu mengandung serotipe
tunggal, secara antigen stabil.

Semua

anggota genus paramyxovirus dan


rubellavirus
aktivitas hemaglutinin dan
neuroaminidase

Genus

pneumovirus terdiri dari


virus sinsitium pernafasan pada
manusia dan sapi
virus pneumonia tikus

Genus

morbilivirus terdiri dari


virus campak (rubeola) pada
manusia dan anjing,
virus penyakit sampar pada sapi
morbilivirus air yang
menginfeksi mamalia laut.

Infeksi Virus Parainfluensa


terdapat dimana-mana
Menyebabkan penyakit pernafasan yang
umum pada manusia
Patogen utama penyakit saluran pernafasan
yang berat pada bayi dan anak
Ditularkan melalui kontak langsung
Masa inkubasi pada anak tidak diketahui,
pada orang dewasa : 2-6 hari
Replikasi virus terbatas pada epitel
pernafasan
Viremia jarang terjadi

Infeksi

mengenai hidung dan tengorokan


sindroma selesma
Bila infeksi meluas mengenai laring dan
trakea bagian atas menyebabkan croup
(laringotrakeobronkitis)
Infeksi menyebar ke trakea dan bronkus
bagian bawah pneumonia dan
bronkiolitis
Infeksi primer pada anak kecil :
- demam,bronkitis, rhinitis dan faringitis

Infeksi

parainfluensa tipe 1 dan 2


pada anak menyebabkan :
laringotrakeitis, croup, bronkiolitis
dan pneumonia (tipe 3)
Penyakit berat yang disebabkan oleh
tipe 3 terjadi pada bayi < 6 bulan
Tipe 4 tidak menyebabkan penyakit
serius, bahkan pada infeksi yang
pertama

INFEKSI VIRUS SINSITIUM


PERNAFASAN
Penyebab terpenting penyakit
saluran pernafasan bagian bawah
pada bayi dan anak kecil
Penyebab sekitar 50% kasus
bronkiolitis dan 25% pneumonia
pada bayi
Ditularkan melalui droplet

Replikasi

virus terjadi di sel-sel epitel


nasofaring
Viremia belum pernah terdeteksi
Masa inkubasi 4-5 hari
Pelepasan virus bisa bertahan 1-3
minggu

Otopsi

: pada paru-paru bayi yang


meninggal menunjukkan bronkhopneumonia yang luas disertai infiltrasi
monosit dan sel imunologis lain dengan
sekresi mukus yang berlebihan
Progresifitas penyakit bisa sangat cepat
dan memuncak dengan kematian

Penyebab

penting pada Otitis Media


sekitar 74%
Tersebar di seluruh dunia dan
dikenal sebagai patogen utama
saluran pernafasan pada anak

INFEKSI VIRUS GONDONG


(MUMPS)
Gondong penyakit akut yang
ditandai oleh pembesaran kelenjar
parotis non supuratif
Organ lain yang juga bisa terkena

pankreas, testis, ovarium dan susunan


saraf pusat
Lebih dari 1/3 kasus tidak bergejala

Manusia

satu-satunya inang asli


virus gondong
Penularan orang-orang droplet
Replikasi primer terjadi di sel epitel
hidung atau saluran pernafasan
atas
Viremia menyebarkan virus ke
kelenjar ludah dan organ utama
lainnya

Masa

inkubasi berkisar 7-25 hari, ratarata 18 hari


Sulit untuk mengendalikan penularan
gondong masa inkubasi yang bervariasi
Testis dan ovarium bisa terjangkit
terutama setelah pubertas

20%

laki-laki umur >13 tahun yang


terinfeksi gondong menderita
orchitis(sering unilateral) testis
bengkak,meradang dan nyeri
terjadi atropi testis jarang terjadi
kemandulan
Gondong penyakit viral sistemik,
sering menginfeksi ginjal virus
terdapat dalam urin (viruria)

Simptomatis

khas : pembengkakan
kelenjar ludah (95%)
Masa prodromal : malaise dan
anorexia, pembengkakan kelenjar
parotis
Menyebabkan 10-15% kasus
meningitis aseptik di AS, lebih
sering terjadi pada pria
Imunitas bersifat permanen setelah
suatu infeksi

Imunitas

pasif diturunkan ibu pada


anaknya, sehingga jarang terjadi
gondong pada bayi <6 bulan
Pencegahan dan pengendalian
imunisasi
Vaksin gondong : monovalen (hanya
untuk gondong) atau kombinasi
dengan vaksin virus hidu Rubella
(MR) atau campak dan
Ribella(MMR)

INFEKSI VIRUS CAMPAK (RUBELLA)


Campak

penyakit akut yang sangat


infeksius ditandai dengan ruam kulit
makulopapular, demam dan gejala
pernafasan
Manusia satu-satunya inang asli virus
campak
Virus masuk melalui saluran pernafasan
jaringan limfoid regional
berkembang biak

Viremia

primer (RES) viremia


sekunder di epitel permukaan
tubuh termasuk kulit, saluran
pernafasan dan konjungtiva (terjadi
replikasi fokal)
Campak dapat bereplikasi dalam
limfosit tertentu yang membantu
penyebaran ke seluruh tubuh

Masa

inkubasi 9-11 hari, bisa


ditemukan giant cell multinuklear
dan inklusi intranuklear di jaringan
limfoid seluruh tubuh (limfonodi,
tonsil dan appendix)
Fase prodromal 2-4 hari
virus terdapat di dalam air mata,
sekresi hidung dan tenggorokan,
urin,dan darah

Ruam

kulit timbul sekitar hari ke 14


setelah antibodi dalam sirkulasi
dapat terdeteksi, viremia hilang dan
demam turun
Ensefalitis simptomatik 1:1000 kasus
karena reaksi autoimun

Penyakit

campak berlangsung 7-11


hari (prodromal 2-4, erupsi 5-7 hari)
Fase prodromal :
demam, bersin, batuk, hidung
tersumbat, bercak koplik disertai
leukopenia, konjungtivitis disertai
fotofobia

Bercak

koplik patognomonik
campak, yaitu ulserasi putih kebirubiruan yang kecil pada mukosa
buccal, mengandung giant cell dan
antigen virus
Demam dan batuk bertahan sampai
ruam kulit timbul, reda dalam 1-2
hari
Ruam kulit dimulai di kepala dan
menyebar secara progresif ke dada,
badan dan turun ke tungkai

Campak

berubah pada bayi dengan


antibodi maternal sisa, masa
inkubasi memanjang, gejala
prodromal berkurang, bercak koplik
biasanya tidak ada, dan ruam kulit
ringan
Infeksi bakterial sekunder paling
sering oleh streptococcus-hemolitikus
Penyulit paling sering : Otitis media

15%

infeksi saluran pernafasan


bawah
Penyulit pada paru-paru
menyebabkan kematian >90%
Hanya terdapat 1 antigen virus
campak
Infeksi memberikan imunitas
seumur hidup
Terdapatnya antibodi humoral
menandakan adanya imunitas

Penatalaksanaan Rubella
Pemberian Vitamin A menurunkan
angka kesakitan dam kematian
Vaksin virus campak yang
dilemahkan aman dan sangat efektif
Reaksi klinis ringan akan terjadi
pada 10-15% orang yang di
vaksinasi, tetapi tidak ada ekskresi
virus dan tidak ada penularan

Anda mungkin juga menyukai