Anda di halaman 1dari 9

Definisi Liberalisme

Liberalisme dan kata-kata sejenis lainnya seperti liberal, liberty, libertarian, dan libertine
semuanya mempunyai akar sejarah ke bahasa Latin yang sama yaitu liber, yang berarti “bebas”.
Memang, liberalisme adalah sebuah paham, ideologi, atau pandangan yang menghendaki
adanya kebebasan.
Dalam KBBI, pengertian liberalisme adalah aliran ketatanegaraan dan ekonomi yang
menghendaki demokrasi dan kebebasan pribadi untuk berusaha dan berniaga (pemerintah tidak
boleh turut campur); usaha perjuangan menuju kebebasan.
Artinya, paham liberalisme adalah sebuah paham yang menuntut kebebasan individu untuk
kemerdekaan pribadi, kebebasan tempat tinggal, hak menentang penindasan, hingga hak
perlindungan pribadi serta hak milik.
Liberalisme mengutamakan kebebasan individu dalam berbagai bidang kehidupan seperti
ekonomi, politik, ilmu pengetahuan, kebudayaan, agama, maupun kebebasan sebagai warga
negara. Liberalisme adalah paham yang menuntut negara dan pemerintahan untuk melindungi
dan menghormati hak serta kebebasan setiap warga negara mereka.
Artinya, paham ini memang akan berkembang baik dalam sistem demokrasi, meski juga
kebebasan yang dimaksud di sini merupakan kebebasan yang dipertanggungjawabkan bukan
semata-mata kebebasan yang tidak terbatas.
Lalu, bagaimana dengan sejarah paham liberalisme?
Sejarah Paham Liberalisme
Liberalisme merupakan fenomena modern yang bermula pada abad ke-17, meski beberapa
gagasan filosofis liberal telah muncul sejak abad ke-8 sebelum Masehi dan di Kekaisaran Cina.
Liberalisme adalah reaksi atas penindasan yang dilakukan oleh kaum bangsawan dan
agamawan pada masa perkembangan feodalisme dengan pemerintahan monarki absolut. Kaum
borjuis dan kaum-kaum terpelajar kota merupakan pendukung utama paham liberal.
Paham ini kemudian mulai berkembang pesat pada abad ke-18 dan 19, terutama di Prancis dan
Inggris. Saat itu, seluruh aspek kehidupan dipegang penuh oleh raja, bangsawan, dan gereja.
Masyarakat kemudian mulai memperjuangkan kebebasan manusia dari kungkungan gereja atau
agama pada masa renaissance tersebut.
Saat itu memang rakyat tak punya kebebasan dalam berpendapat dan bertindak, keadaan tertekan
tersebut membuat banyak pihak menyuarakan kebebasan di semua bidang kehidupan. Revolusi
Perancis pada abad ke-18 jadi salah satu peristiwa yang membentuk paham liberalisme, saat itu
ada kepincangan sistem dan kesenjangan sosial yang sangat mencolok di masyarakat.
Anggota kerajaan dan pemuka agama punya banyak hak istimewa dan kenyamanan hidup, yang
tak didapatkan golongan lain. Serta golongan istimewa ini harus dipatuhi semua masyarakat.
Kemudian, muncul tuntutan kemerdekaan dan kebebasan dari masyarakat yang tidak memiliki
hak istimewa. Puncaknya pada 1789, ada revolusi yang kemudian menjadi awal terbentuknya
golongan liberal atau liberalisme.
Paham liberalisme ini kemudian menyebar ke negara Eropa yang lain dan mendapatkan banyak
dukungan dari masyarakat saat itu. Di Inggris, pada abad ke-19 ada Raja John yang
mengeluarkan piagam Magna Charta untuk menjamin kebebasan hak individu dan membatasi
kekuasaan yang absolut bagi raja di Inggris.
Hal ini kemudian berimbas pada banyak hal, termasuk merdekanya 13 koloni Inggris di Amerika
Utara yang kemudian membantu Amerika Serikat. Selain itu, ada Adam Smith yang menulis The
Wealth of Nations, yang memulai era larangan pemerintah untuk campur tangan soal ekonomi.
Artinya, liberalisme ini memang lahir dari kondisi masyarakat yang sudah lelah akan kekuasaan
absolut raja, pemimpin negara, dan pemuka agama, membuat rakyat harus tunduk dan tak
memiliki kebebasan dalam banyak aspek kehidupan.
Ciri-Ciri Liberalisme
Ada beberapa ciri-ciri paham liberalisme yang bisa ditemukan dalam kehidupan, beberapa di
antaranya:
1. Setiap manusia punya kesempatan yang sama.
2. Semua orang berhak mendapat perlakuan yang sama.
3. Hukum diterapkan ke semua orang.
4. Pemerintah ditentukan dengan persetujuan masyarakat.
5. Negara hanya alat untuk mencapai tujuan.
6. Tak ada ajaran dogmatisme.
7. Lebih memilih pemerintahan demokrasi.
8. Masyarakat punya kebebasan intelektual secara penuh.
9. Pemerintah punya aturan terbatas.
10. Tujuan utama untuk mendapatkan kebahagiaan individu.
Selain itu, ada beberapa ciri-ciri yang muncul dalam berbagai bidang dalam paham liberalisme.
1. Di bidang politik, muncul demokratisasi.
2. Di bidang sosial, ada kebebasan pendapat, kesempatan yang sama untuk semua orang
dalam usaha, reformasi sosial, hingga perasaan egaliter.
3. Dalam bidang seni dan budaya, ada kebebasan berekspresi, seperti dalam lukisan, drama,
seni, musik, dan lain sebagainya.
4. Dalam bidang ekonomi, muncul ekonomi pasar yang demokratis.
Contoh dan Penerapan Liberalisme
Globalisasi merupakan dampak dari penerapan liberalisme dalam kehidupan saat ini.
Dalam globalisasi ada pasar bebas, hiperliberasi individu, dan ada upaya mengurangi peran
pemerintah di sektor ekonomi. Di Indonesia contohnya, liberalisme memang tak diterapkan
dalam politik, tetapi diterapkan dalam bidang ekonomi.
Pengaruh terbesar justru tampak dari berkembangnya gaya hidup yang terus mengikuti zaman
yang ada. Gaya hidup mewah dan kebebasan memilih kebutuhan adalah salah satu ciri-ciri
liberalisme. Di negara-negara lain, liberalisme juga dijunjung tinggi, terutama di negara-negara
seperti Jerman, Prancis, hingga Amerika Serikat.
Penerapan demokrasi jadi salah satu parameternya, membuat rakyat bebas berekspresi dan
berpendapat. Selain itu, juga terlihat dari pasar demokratis di bidang ekonomi.
Kritik dan Dukungan Tentang Pandangan Liberalisme
Dalam sejarahnya, banyak pihak yang sudah memberikan dukungan maupun kritikan soal paham
liberalisme ini. Salah satu paham yang paling menentang liberalisme adalah paham
konservatisme, paham yang sangat mendukung nilai-nilai tradisional dan tak mendukung adanya
modernisasi.
Selain itu, ada beberapa yang menganggap liberalisme dan sosialisme adalah paham yang sama,
padahal mereka berbeda.
Banyak varian paham sosialisme yang kemudian membedakan diri dengan liberalisme dengan
cara menentang kapitalisme, hierarki, hingga kepemilikan barang pribadi. Selain itu, ada pula
pihak yang menganggap liberalisme sangat materialistis dan kurang akan nilai-nilai spiritual, dan
individualisme bisa membuat perpecahan nasional.
Di sistem ekonomi, ada yang menganggap bahwa liberalisme juga memunculkan sistem
eksploitasi karena kebebasan ekonomi individu.
Sedangkan pihak lain juga berkata bahwa liberalisme menghancurkan komunitas serta merusak
tatanan sosial yang seharusnya dilestarikan oleh negara.
Definisi Liberalisme
Liberalisme dan kata-kata sejenis lainnya seperti liberal, liberty, libertarian, dan libertine
semuanya mempunyai akar sejarah ke bahasa Latin yang sama yaitu liber, yang berarti “bebas”.
Memang, liberalisme adalah sebuah paham, ideologi, atau pandangan yang menghendaki
adanya kebebasan.
Dalam KBBI, pengertian liberalisme adalah aliran ketatanegaraan dan ekonomi yang
menghendaki demokrasi dan kebebasan pribadi untuk berusaha dan berniaga (pemerintah tidak
boleh turut campur); usaha perjuangan menuju kebebasan.
Artinya, paham liberalisme adalah sebuah paham yang menuntut kebebasan individu untuk
kemerdekaan pribadi, kebebasan tempat tinggal, hak menentang penindasan, hingga hak
perlindungan pribadi serta hak milik.
Liberalisme mengutamakan kebebasan individu dalam berbagai bidang kehidupan seperti
ekonomi, politik, ilmu pengetahuan, kebudayaan, agama, maupun kebebasan sebagai warga
negara. Liberalisme adalah paham yang menuntut negara dan pemerintahan untuk melindungi
dan menghormati hak serta kebebasan setiap warga negara mereka.
Artinya, paham ini memang akan berkembang baik dalam sistem demokrasi, meski juga
kebebasan yang dimaksud di sini merupakan kebebasan yang dipertanggungjawabkan bukan
semata-mata kebebasan yang tidak terbatas.
Lalu, bagaimana dengan sejarah paham liberalisme?
Sejarah Paham Liberalisme
Liberalisme merupakan fenomena modern yang bermula pada abad ke-17, meski beberapa
gagasan filosofis liberal telah muncul sejak abad ke-8 sebelum Masehi dan di Kekaisaran Cina.
Liberalisme adalah reaksi atas penindasan yang dilakukan oleh kaum bangsawan dan
agamawan pada masa perkembangan feodalisme dengan pemerintahan monarki absolut. Kaum
borjuis dan kaum-kaum terpelajar kota merupakan pendukung utama paham liberal.
Paham ini kemudian mulai berkembang pesat pada abad ke-18 dan 19, terutama di Prancis dan
Inggris. Saat itu, seluruh aspek kehidupan dipegang penuh oleh raja, bangsawan, dan gereja.
Masyarakat kemudian mulai memperjuangkan kebebasan manusia dari kungkungan gereja atau
agama pada masa renaissance tersebut.
Saat itu memang rakyat tak punya kebebasan dalam berpendapat dan bertindak, keadaan tertekan
tersebut membuat banyak pihak menyuarakan kebebasan di semua bidang kehidupan. Revolusi
Perancis pada abad ke-18 jadi salah satu peristiwa yang membentuk paham liberalisme, saat itu
ada kepincangan sistem dan kesenjangan sosial yang sangat mencolok di masyarakat.
Anggota kerajaan dan pemuka agama punya banyak hak istimewa dan kenyamanan hidup, yang
tak didapatkan golongan lain. Serta golongan istimewa ini harus dipatuhi semua masyarakat.
Kemudian, muncul tuntutan kemerdekaan dan kebebasan dari masyarakat yang tidak memiliki
hak istimewa. Puncaknya pada 1789, ada revolusi yang kemudian menjadi awal terbentuknya
golongan liberal atau liberalisme.
Paham liberalisme ini kemudian menyebar ke negara Eropa yang lain dan mendapatkan banyak
dukungan dari masyarakat saat itu. Di Inggris, pada abad ke-19 ada Raja John yang
mengeluarkan piagam Magna Charta untuk menjamin kebebasan hak individu dan membatasi
kekuasaan yang absolut bagi raja di Inggris.
Hal ini kemudian berimbas pada banyak hal, termasuk merdekanya 13 koloni Inggris di Amerika
Utara yang kemudian membantu Amerika Serikat. Selain itu, ada Adam Smith yang menulis The
Wealth of Nations, yang memulai era larangan pemerintah untuk campur tangan soal ekonomi.
Artinya, liberalisme ini memang lahir dari kondisi masyarakat yang sudah lelah akan kekuasaan
absolut raja, pemimpin negara, dan pemuka agama, membuat rakyat harus tunduk dan tak
memiliki kebebasan dalam banyak aspek kehidupan.
Ciri-Ciri Liberalisme
Ada beberapa ciri-ciri paham liberalisme yang bisa ditemukan dalam kehidupan, beberapa di
antaranya:
1. Setiap manusia punya kesempatan yang sama.
2. Semua orang berhak mendapat perlakuan yang sama.
3. Hukum diterapkan ke semua orang.
4. Pemerintah ditentukan dengan persetujuan masyarakat.
5. Negara hanya alat untuk mencapai tujuan.
6. Tak ada ajaran dogmatisme.
7. Lebih memilih pemerintahan demokrasi.
8. Masyarakat punya kebebasan intelektual secara penuh.
9. Pemerintah punya aturan terbatas.
10. Tujuan utama untuk mendapatkan kebahagiaan individu.
Selain itu, ada beberapa ciri-ciri yang muncul dalam berbagai bidang dalam paham liberalisme.
1. Di bidang politik, muncul demokratisasi.
2. Di bidang sosial, ada kebebasan pendapat, kesempatan yang sama untuk semua orang
dalam usaha, reformasi sosial, hingga perasaan egaliter.
3. Dalam bidang seni dan budaya, ada kebebasan berekspresi, seperti dalam lukisan, drama,
seni, musik, dan lain sebagainya.
4. Dalam bidang ekonomi, muncul ekonomi pasar yang demokratis.
Contoh dan Penerapan Liberalisme
Globalisasi merupakan dampak dari penerapan liberalisme dalam kehidupan saat ini.
Dalam globalisasi ada pasar bebas, hiperliberasi individu, dan ada upaya mengurangi peran
pemerintah di sektor ekonomi. Di Indonesia contohnya, liberalisme memang tak diterapkan
dalam politik, tetapi diterapkan dalam bidang ekonomi.
Pengaruh terbesar justru tampak dari berkembangnya gaya hidup yang terus mengikuti zaman
yang ada. Gaya hidup mewah dan kebebasan memilih kebutuhan adalah salah satu ciri-ciri
liberalisme. Di negara-negara lain, liberalisme juga dijunjung tinggi, terutama di negara-negara
seperti Jerman, Prancis, hingga Amerika Serikat.
Penerapan demokrasi jadi salah satu parameternya, membuat rakyat bebas berekspresi dan
berpendapat. Selain itu, juga terlihat dari pasar demokratis di bidang ekonomi.
Kritik dan Dukungan Tentang Pandangan Liberalisme
Dalam sejarahnya, banyak pihak yang sudah memberikan dukungan maupun kritikan soal paham
liberalisme ini. Salah satu paham yang paling menentang liberalisme adalah paham
konservatisme, paham yang sangat mendukung nilai-nilai tradisional dan tak mendukung adanya
modernisasi.
Selain itu, ada beberapa yang menganggap liberalisme dan sosialisme adalah paham yang sama,
padahal mereka berbeda.
Banyak varian paham sosialisme yang kemudian membedakan diri dengan liberalisme dengan
cara menentang kapitalisme, hierarki, hingga kepemilikan barang pribadi. Selain itu, ada pula
pihak yang menganggap liberalisme sangat materialistis dan kurang akan nilai-nilai spiritual, dan
individualisme bisa membuat perpecahan nasional.
Di sistem ekonomi, ada yang menganggap bahwa liberalisme juga memunculkan sistem
eksploitasi karena kebebasan ekonomi individu.
Sedangkan pihak lain juga berkata bahwa liberalisme menghancurkan komunitas serta merusak
tatanan sosial yang seharusnya dilestarikan oleh negara.

Pengertian Kapitalisme
Kapitalisme adalah sistem ekonomi yang memberikan kebebasan penuh bagi tiap orang untuk

mengendalikan kegiatan ekonomi seperti perdagangan, industri, dan alat-alat produksi dengan

tujuan mendapatkan keuntungan. Dalam pengertian lain, kapitalisme merupakan sistem ekonomi

di mana semua kegiatan ekonomi dilakukan oleh pihak swasta dan bukan pemerintah. Di sini,

tugas pemerintah hanya sebagai pengawas saja.

Berikut ini beberapa pengertian menurut ahli, Quipperian:

1. Karl Marx

Kapitalisme adalah suatu sistem di mana harga barang dan kebijakan pasar ditentukan oleh

pemilik modal supaya mencapai keuntungan yang maksimal.

2. Adam Smith

Kapitalisme merupakan suatu sistem yang bisa menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat

negara apabila pemerintah tidak mengintervensi kebijakan dan mekanisme pasar.

3. Max Weber

Kapitalisme adalah sistem ekonomi yang berlaku pada suatu pasar dan dipacu untuk

menghasilkan keuntungan dengan kegiatan tukar menukar di pasar tersebut.


4. Ir. Soekarno

Kapitalsime ialah suatu sistem sosial dalam masyarakat yang muncul karena cara produksi yang

memisahkan kaum buruh dari alat-alat produksi.

5. J.M. Romein

Kapitalisme ialah sistem ekonomi yang memiliki tujuan untuk mengadakan kegiatan produksi

dengan tujuan menghasilkan keuntungan.

Tokoh Kapitalisme
Kapitalisme biasanya dikaitkan oleh Karl Marx. Namun, sayangnya hal ini tidak tepat,

Quipperian karena ternyata tokoh kapitalisme ialah Adam Smith. Adam Smith merupakan tokoh

ekonomi kapitalis klasik yang mengkritik sistem merkantilisme yang ia anggap kurang

mendukung ekonomi masyarakat pada kala itu.

Ia berpendapat bahwa gerakan produksi harus bergerak sesuai konsep MCM atau modal-

comodity-money, yang akan jadi siklus non stop karena uang berubah jadi modal lagi dan bisa

berputar lagi apabila diinvestasikan.

Adam Smith memandang pasar harus memiliki laissez-faire atau kebebasan dari intervensi

pemerintah, sehingga pemerintah hanya bertugas sebagai penagwas dari semua pekerjaan yang

dilakukan masyarakat.

Ciri-ciri Kapitalisme
Berikut ini ciri-ciri kapitalisme yang harus kamu ketahui, Quipperian.

1. Pengakuan atas hak-hak pribadi masing-masing individu.


2. Pemilikan alat-alat produksi oleh individu.
3. Individu bebas memilih pekerjaan atau usaha sendiri.
4. Ekonomi diatur oleh mekanisme pasar.
5. Pemerintah punya peran yang amat kecil dalam kegiatan ekonomi.
6. Motif yang menggerakkan perekonomian ialah untuk mendapatkan laba.
7. Manusia dipandang sebagai homo-economicus, yakni pribadi yang selalu mengejar
keuntungan sendiri.
8. Paham individualisme didasarkan materaliasme atau hedonisme (warisan zaman Yunani
Kuno).
Kapitalisme di Indonesia
Quipperian, kapitalisme yang terus tumbuh di Indonesia sampai saat ini ternyata tidak lepas dari

pengaruh kolonialisme Belanda, lho. Kamu tentu masih ingat masa berlakunya sistem tanam

paksa dari VOC, kan? Peristiwa itulah yang jadi akar kapitalisme di Indonesia.

Kekejaman sistem tanam paksa oleh Belanda ini jadi bentuk nyata dari kapitalisme, yakni

Belanda memeras kekayaan pribumi demi memenuhi kepentingan pemerintahannya sendiri.

Setelah sistem tanam paksa ini hilang dan Indonesia merdeka, kapitalisme di Indonesia

berkembang dengan bentuk imperialisme baru. Pada masa Orba, modal-modal asing mulai

masuk ke Indonesia dan gap antar masyarakat yang punya modal dan tidak punya modal pun

makin terlihat.

Sayangnya, sampai saat ini sistem kapitalisme masih berkembang di Indonesia. Bisa kita lihat di

mana kekayaan sumber daya Indonesia masih dieksploitasi oleh negara-negara lain. Meski

begitu, kita pun bisa melihat upaya Pemerintah Indonesia untuk mencegah hal tersebut terus

terjadi, bisa dilihat dari kasus Freeport di Papua yang akhirnya 51% saham bisa dikuasai oleh

Indonesia.

Perbedaan Kapitalisme, Sosialisme, dan Liberalisme


Nah, Quipperian, kamu mungkin bingung ya sebenarnya apa perbedaan dari tiga istilah ini, sih?

Kalau gitu, langsung saja Quipper Blog beritahu perbedaannya, ya.

 Kapitalisme: Sistem ekonomi yang memberikan kebebasan penuh terhadap individu atau
sektor swasta untuk bisa berperan aktif dalam kegiatan ekonomi demi mendapatkan keuntungan.
 Sosialisme: Serangkaian sistem ekonomi dan sosial yang ditandai dengan kepemilikan
sosial atas alat-alat produksi dan manajemen mandiri pekerja.
 Liberalisme: Sebuah ideologi, pandangan, atau tradisi politik berdasarkan pemahaman
bahwa kebebasan dan persamaan hak adalah nilai politik yang utama. Liberalisme punya cita-
cita agar masyarakat bisa bebas, terutama bebas berpikir bagi masing-masing orang.
 Sosialisme (serapan dari bahasa Belanda: socialisme) adalah serangkaian sistem
ekonomi dan sosial yang ditandai dengan kepemilikan sosial atas alat-alat
produksi dan manajemen mandiri pekerja,[10] serta teori-teori dan gerakan politik yang
terkait dengannya. Kepemilikan sosial dapat berupa kepemilikan
negara, kolektif, koperasi, atau kepemilikan sosial atas ekuitas. Ada banyak varian
sosialisme dan tidak ada definisi tunggal yang merangkum semuanya, dengan
kepemilikan sosial menjadi elemen umum yang dimiliki berbagai
variannya. Sosialis merujuk pada orang yang menganut paham sosialisme.
 Sistem sosialis dibagi menjadi dua, dalam bentuk nonpasar dan pasar. Sosialisme
nonpasar melibatkan penggantian pasar faktor dan uang dengan kriteria teknis
berdasarkan perhitungan yang dilakukan dalam bentuk barang, dan dengan demikian
menghasilkan mekanisme ekonomi yang berfungsi sesuai dengan hukum ekonomi yang
berbeda dari kapitalisme. Sosialisme nonpasar bertujuan untuk menghindari
ketidakefisienan dan krisis yang secara tradisional diasosiasikan dengan akumulasi
kapital dan sistem profit. Sebaliknya, sosialisme pasar mempertahankan penggunaan
harga moneter, pasar faktor; dan dalam beberapa kasus, motif profit, sehubungan dengan
operasi perusahaan yang dimiliki secara sosial dan alokasi barang modal di antara
mereka. Keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan ini akan dikelola secara langsung
oleh tenaga kerja dari masing-masing perusahaan, atau diberikan ke masyarakat luas
dalam bentuk dividen sosial. Perdebatan kalkulasi sosialis memperhatikan kelayakan dan
metode alokasi sumber daya bagi sistem sosialis.
 Politik sosialis berorientasi baik internasionalis dan nasionalis; diorganisir melalui partai
politik dan menentang politik partai; di satu waktu tumpang tindih dengan serikat
pekerja, pada waktu lain independen dan kritis terhadap serikat; serta ada di negara
terindustrialisasi dan berkembang. Berasal dari gerakan sosialis, demokrasi sosial telah
merangkul ekonomi campuran dengan pasar yang mencakup intervensi negara yang
substantif dalam bentuk redistribusi pendapatan, regulasi, dan negara
kesejahteraan. Demokrasi ekonomi mengusulkan semacam sosialisme pasar di mana
terdapat kontrol yang lebih terdesentralisasi atas perusahaan, mata uang, investasi, dan
sumber daya alam.
 Gerakan politik sosialis mencakup serangkaian filsafat politik yang berasal dari gerakan
revolusioner pertengahan hingga akhir abad ke-18, dan karena adanya kepedulian
terhadap masalah sosial yang terkait dengan kapitalisme. Pada akhir abad ke-19, setelah
karya Karl Marx dan kolaboratornya Friedrich Engels, sosialisme telah menjadi oposisi
terhadap kapitalisme dan menganjurkan sistem pascakapitalis yang didasarkan pada suatu
bentuk kepemilikan sosial atas alat produksi. Pada 1920-an, demokrasi
sosial dan komunisme menjadi dua kecenderungan politik dominan di gerakan sosialis
internasional. Pada masa tersebut sosialisme muncul sebagai "gerakan sekuler paling
berpengaruh pada abad ke-20 di seluruh dunia. Sosialisme adalah ideologi politik (atau
pandangan dunia), gerakan politik yang luas dan terpecah-pecah" dan ketika kebangkitan
Uni Soviet sebagai negara sosialis nominal pertama di dunia menyebabkan menyebarnya
asosisasi sosialisme dengan model ekonomi Soviet, beberapa ekonom dan intelektual
berpendapat bahwa dalam praktinya model tersebut berfungsi sebagai bentuk kapitalisme
negara, administrasi tidak terencana atau ekonomi komando. Partai dan gagasan sosialis
tetap menjadi kekuatan politik dengan berbagai tingkat kekuatan dan pengaruh di semua
benua, serta memimpin pemerintahan nasional di banyak negara di dunia. Saat ini,
beberapa sosialis juga mengadopsi prinsip dari gerakan sosial lain,
seperti lingkungan, feminisme dan progresivisme.

Anda mungkin juga menyukai