Anda di halaman 1dari 6

Politik Era Kolonial

Nama-nama kelompok

 Amram A. Nesimnasi
 Delila O. Nenabu
 Feky Banoet
 Marsela Buraen
 Novia V. Taklasi
 Yohana Kamlasi
 Impereliasme dan Kolonialisme

Imperialisme adalah saat sebuah negara melakukan politik untuk menguasai negara
lain secara paksa. Imperialisme sendiri tidak hanya terbatas dengan perebutan
lewat kekuatan senjata, karena bisa dilakukan melalui ekonomi, ideologi,
agama dan kultur, asal itu adalah tindakan paksaan.

Kolonialisme merupakan suatu paham mengenai penguasaan wilayah atau negara


oleh bangsa lain dengan maksud untuk memperluas wilayah kekuasaan bangsa
tersebut.Kolonialisme bertujuan menguasai dan menguras habis sumber daya
alam negara lain untuk nantinya dibawa ke negara penjajah.
 Lahirnya Kolonialisme Dan Impereliasme

kolonialisme dan imperialisme berkembang sejak abad ke-15 oleh bangsa Eropa ke
berbagai wilayah, termasuk Indonesia. Faktor utamanya adalah Perang Salib dan
jatuhnya Konstatinopel oleh Turki Utsmani (Ottoman) di tahun 1453. Jalur
perdagangan Asia-Eropa yang melewati laut tengah kemudian ditutup. Hal
tersebut memaksa bangsa Eropa untuk mencari jalur perdagangan baru berbekal
kemajuan teknologi pelayaran.

Kata imprealisme berasal dari kata “Colonus” yang memiliki arti


menguasai.kolonialisme memiliki arti upaya sebuah negara untuk
mengembangkan kekuasaannya negara tersebut.kolonialisme memiliki tujuan
mencapai dominasi kekuatan dalam bidang ekonomi,sumber daya alam,sumber
daya,manusia dan politik.
 Praktek Kolonialisme Dan Imprealisme

Ada empat aspek utama yang terjadi di indonesia setelah merespon sistem kolonialisme
dan imprealisme, antara lain:

1. ekonomi dan poltik

2. sosial dan budaya

3. seni dan sastra serta

4. pendidikan.
 Penerapan Politik Pada Era Kolonial

Politik Etis atau Politik Balas Budi adalah suatu kebijakan yang menyatakan bahwa
pemerintah kolonial memegang tanggung jawab moral bagi kesejahteraan
pribumi. Pemikiran ini merupakan kritik terhadap politik Tanam Paksa yang telah
menyengsarakan rakyat Indonesia.
Dengan kata lain, Politik Etis adalah tindakan balas budi yang diberikan oleh
Belanda untuk kesejahteraan pribumi karena telah diperlakukan secara tidak adil
dan dieksploitasi kekayaan alamnya.
Politik Etis dicetuskan oleh Conrad Theodor van Deventer dan Pieter Brooshooft.
Van Deventer pertama kali mengungkapkan tentang Politik Etis melalui majalah
De Gids pada 1899.
Tulisan-tulisan yang dibuat Van Deventer ternyata diterima oleh pemerintah
kolonial. Maka pada 17 September 1901, Politik Etis resmi diberlakukan setelah
Ratu Wilhelmina yang baru naik takhta menegaskan bahwa pemerintah Belanda
mempunyai panggilan moral dan hutang budi terhadap bangsa bumiputera di
Hindia Belanda.
AROMA REMPAH YANG MENGUNDANG KOLONIALISME,
DERITA PANJANG YANG BERUJUNG NASIONALISME.

“DON’T LOOK BACK WITH REGRET,


LOOK FORWARD WITH HOPE”
(JANGAN MELIHAT KEBELAKANG DENGAN PENYESALAN,
TETAPI LIHATLAH KEDEPAN DENGAN HARAPAN).

SEKIAN DAN TRIMA KASIH

GOD BLESS ALWAYS

Anda mungkin juga menyukai