Nama-nama kelompok
Amram A. Nesimnasi
Delila O. Nenabu
Feky Banoet
Marsela Buraen
Novia V. Taklasi
Yohana Kamlasi
Impereliasme dan Kolonialisme
Imperialisme adalah saat sebuah negara melakukan politik untuk menguasai negara
lain secara paksa. Imperialisme sendiri tidak hanya terbatas dengan perebutan
lewat kekuatan senjata, karena bisa dilakukan melalui ekonomi, ideologi,
agama dan kultur, asal itu adalah tindakan paksaan.
kolonialisme dan imperialisme berkembang sejak abad ke-15 oleh bangsa Eropa ke
berbagai wilayah, termasuk Indonesia. Faktor utamanya adalah Perang Salib dan
jatuhnya Konstatinopel oleh Turki Utsmani (Ottoman) di tahun 1453. Jalur
perdagangan Asia-Eropa yang melewati laut tengah kemudian ditutup. Hal
tersebut memaksa bangsa Eropa untuk mencari jalur perdagangan baru berbekal
kemajuan teknologi pelayaran.
Ada empat aspek utama yang terjadi di indonesia setelah merespon sistem kolonialisme
dan imprealisme, antara lain:
4. pendidikan.
Penerapan Politik Pada Era Kolonial
Politik Etis atau Politik Balas Budi adalah suatu kebijakan yang menyatakan bahwa
pemerintah kolonial memegang tanggung jawab moral bagi kesejahteraan
pribumi. Pemikiran ini merupakan kritik terhadap politik Tanam Paksa yang telah
menyengsarakan rakyat Indonesia.
Dengan kata lain, Politik Etis adalah tindakan balas budi yang diberikan oleh
Belanda untuk kesejahteraan pribumi karena telah diperlakukan secara tidak adil
dan dieksploitasi kekayaan alamnya.
Politik Etis dicetuskan oleh Conrad Theodor van Deventer dan Pieter Brooshooft.
Van Deventer pertama kali mengungkapkan tentang Politik Etis melalui majalah
De Gids pada 1899.
Tulisan-tulisan yang dibuat Van Deventer ternyata diterima oleh pemerintah
kolonial. Maka pada 17 September 1901, Politik Etis resmi diberlakukan setelah
Ratu Wilhelmina yang baru naik takhta menegaskan bahwa pemerintah Belanda
mempunyai panggilan moral dan hutang budi terhadap bangsa bumiputera di
Hindia Belanda.
AROMA REMPAH YANG MENGUNDANG KOLONIALISME,
DERITA PANJANG YANG BERUJUNG NASIONALISME.