Anda di halaman 1dari 9

Kolonialisme, Imperialisme, dan Kapitalisme

Sejarah Pergerakan

Dosen Pengampuh : Drs. La Malihu, M.Hum

Oleh :

Aninda Thesa Pamangin

(210602500016)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUKUM

TAHUN AJARAN 2022


1. Imprealisme

Imperialisme adalah sebuah kata buatan dari bahasa Latin,imperium yang berarti
perintah.Kemudian arti ini berubah menjadi hak memerintah atau kekuasaan memerintah.Arti
inipun mengalami perubahan lagi,menjadi daerah dimana kekuasaan memerintah itu
dilakukan.Berdasarkan arti tersebut,maka Imperium Romanum sama dengan daerah
Roma.Arti Perkataan imperium berdasarkan penjelasan diatas selalu dihubungkan dengan
kekuasaan dunia. Imperialisme modern timbul setelah revolusi industri, pertama kali di Inggris
lalu menyebar ke negara Eropa lainnya. Kemajuan industri berdampak pada masalah
pemenuhan kebutuhan bahan mentah dan pasar yang luas. Negara penjajah mencari tanah
jajahan untuk kepentingan ekonomi dan memenuhi kebutuhan industri yaitu sebagai tempat
pengambilan bahan mentah dan pasaran hasil industrinya, sehingga ekonomi merupakan inti
dari imperialisme modern. Akar imperialisme terdapat pada barang-barang serta modal yang
berebihan (surplus). Hobson menerangkan bahwa “Imperialisme is the endeavour of the great
controllers of industry to broaden the channel for flow of their surplus wealth by seekig foreign
markets and foreign investments to take off the goods and capital they cannot sel or use at
home” Pendapat lain mengatakan “Imperialisme adalah suatu usaha untuk mencapai pengaruh
dalam lapangan politik dan ekonomi serta posisi-posisi kekuasaan dengan meemakai titik tolak
dan tujuan mengekspor kapital dalam bentuk uang(pinjaman) dan dalam bentuk alat-alat
produksi ataupu menguasai bahan-bahan baku yang terpenting

Istilah imperialisme mula-mula dipakai ditanah Inggris, pada masa antara 1870 dan 1885.
Imperialisme pada waktu itu berarti suatu usaha untuk memperoleh hubungan yang lebih erat
antara bagian-bagian kerajaan Inggris dengan negara induk. Menurut
Dr.J.Bartstra,”Imprealisme adalah usaha untuk mempererat kembali perhubungan antara
daerah-daerah jajahan Inggris dengan negara induk,baik dengan mengadakan hubungan
kurtural,persatuan bea,maupun dengan mengadakan perjanjianperjajian politik dan militer”
Selanjutnya Bartstra memberikan penjelasan akan adanya perubahan arti mengenal istilah
imperialisme itu, sebagai berikut: Sekarang berarti usaha bangsaa Inggris,yang akan memberi
pengluasan daerah yang lebih besar kepada kerajaan”.baik dengan cara menaklukan negeri-
negeri yang karena letak geografisnya mungkin mendatangkan bahaya apabila negeri-negeri
jatuh ketangan negara saingannya maupun dengan cara merampas daerah-daerah yang dapat
dijadikan pasaran yang baik atau tempat yang dapat memberi bahan-bahan pokok untuk
industri-industri dalam negeri,yang justru pada waktu itu mulai menderita karena saingan luar
negeri”

Imperialisme berarti pula suatu politik yang berusaha menjamin keselamatan negerinya dengan
cara memiliki batas-batas alam pelabuhan-pelabuhan bebas dan menguasai negeri-negeri
sekitarnya untuk dijadikan vasal-vasalnya Imperialisme semacam ini disebut impeialisme
kontinental,mula-mula bersifat defentif,tetapi kemudian berganti menjadi agresif.10 Tujuan
dari pada imperialisme kontinental ini ialah untuk mendapatkan kedududkan yang paling
depan dan berkuasa di benuanya. Imperialisme dengan penafsiran arti suatu ekspansi kolonial
yang tidak terbatas itu pada akhir abad ke-19 dipraktekan oleh kebanyakan negara-negara
besar,antara lain:Prancis,Jerman,Italia Amerika Serikat kemudian juga Jepang.Inggris pun
yang dalam abad ke-19 memberi arti yang unik kepada imperialisme modern,akhirnya pada
saat-saat menjelang permulaan abad ke-2 ikut tenggelam dalam arus umum tersebut. Di
samping beberapa definisi tentang arti imperialisme tersebut di atas terdapat pula definisi-
definisi yag berdasarkan teori-teori ekonomi,ialah dari aliran Liberal,”Imperialisme adalah
akibat dari sistem perekonomian yag buruk”. Globalisasi berkaitan erat dengan komunikasi
dan komunikasi global melahirkan imperialisme budaya atau imperialisme media. Kedua
konsep itu datang dari banyak mazhab pemikiran (arus informasi bebas yang senjang,
dependensi, sistem dunia, dan kolonialisme elektronik) sebagai respons dan kritik terhadap
dominasi budaya dan media Barat. Dengan memakai metoda kepustakaan, digambarkan
sejarah, pengertian dan asumsi-asumsi sekaligus kritikan terhadap konsep imperialisme
budaya. Berikutnya, penulis menggambarkan pengaruh imperialisme budaya di Indonesia.

Tulisan ini akan diawali dengan mendeskripsikan konsep imperialime budaya dan
imperialisme media serta pengaruh tradisi intelektual di belakangnya. Kedua, akan
menunjukkan berbagai teori yang melandasi munculnya konsep imperialisme media. Ketiga,
menyajikan kritikan terhadap konsep imperialisme media. Dan keempat, mendiskusikan ada
tidaknya imperialisme media di Indonesia. Analisis didasarkan atas studi literatur (library
research) dan analisis kritis terhadap gejala media dan budaya imperialisme yang berkembang
di Indonesia. Penggunaan konsep imperialisme media atau imperialisme budaya disini tidak
dimaksudkan sebagai dua konsep yang terpilah tegas (mutually exclusive), tetapi mengandung
satu pengertian ibarat dua sisi dalam satu mata uang logam.

1. Kolonialisme

Catatan sejarah kolonialisme di Nusantara menyisakan cerita pilu dan kesewenang-wenangan


bangsa penjajah, dimana hal tersebut juga mempengaruhi segala aspek kehidupan pribumi
Nusantara. Proses interaksi awal pribumi dengan bangsa kolonial ditandai dengan kedatangan
bangsa barat ke Nusantara pada tahun1509 untuk berdagang dan mencari rempah-rempah.
Kegiatan perdagangan ini pada akhirnya berkembang kearah penguasaan, sebab Nusantara di
anggap sebagai surga yang memiliki sumber daya alam melimpah. Proses interaksi masyarakat
Nusantara dengan bangsa Barat tidak hanya melahirkan pertukaran barang dalam kegiatan
perdagangan, melainkan juga pertukaran kebudayaan, kepercayaan, adat istiadat, ilmu
pengetahuan dan hal lainya. Catatan visual terkait peristiwa dan kondisi masyarakat Nusantara
pada masa kolonial hadir dalam lukisan karya pelukis Portugis Pomel yang berjudul “A visão
de um mercado em Kupang”(1825). Lukisan tersebut memvisualisasikan seorang laki-laki
pribumi dalam sebuah pasar yang tersungkur dengan dada berdarah akibat ditikam oleh pejabat
dan serdadu Portugis. Karya lain yaitu “Different Costumes of the People of Coupang, Timor”
karya Prot (1825), “A chegada do Português em Díli , Timor Leste” karya Lerouge and Forget
(1825), karya pelukis Belanda Coenraad Decker dalam Atlas van der Hagen banyak
menampilkan ilustrasi peristiwa dari kedatangan VOC hingga pertempuran-pertempuran
dengan masyarakat pribumi. Peristiwa terkait kolonialisme di Nusantara juga diabadikan oleh
pelukis pribumi Raden Saleh Bustaman. Lukisan berjudul "Penangkapan Pangeran
Diponegoro" karya Raden Saleh dilukis pada tahun 1857, menggambarkan ditangkapnya
Pangeran Diponegoro oleh Letnan Jenderal Hendrik Merkus de Kock pada 28 Maret 1830,
lukisan ini berukuran 112cm x 178cm. Pada awalnya, peristiwa tersebut telah dilukis oleh
pelukis Belanda Nicolaas Pieneman dan dikomisikan oleh Jenderal de Kock. Lukisan tersebut
kemudian dirubah dan direpresentasikan kembali oleh Raden Saleh sesuai dengan sudut
pandangnya.Ketertarikan pada sejarah kolonialisme di Nusantara menjadi latarbelakang
pemilihan kronik kolonialisme di Nusantara sebagai inspirasi penciptaan lukisan. Perwujudan
konsep penciptaan dalam lukisan secara keseluruhan menampilkan figur-figur manusia dan
objek-objek benda yang hadir dalam gaya surrealis. Penciptaan lukisan juga mendapat inspirasi
dari pelukis-pelukis terdahulu seperti Marx Ernst, Diego Riviera dan Sudjojono. Media yang
digunakan dalam penciptaan lukisan yaitu kanvas. Proses visualisasi lukisan menggunakan
teknik kering (drawing dengan pensil) dan teknik basah (aquarel). Teknik kering digunakan
untuk memvisualisasikan figur dan objek dalam lukisan. Pewarnaan dengan menggunakan
teknik aquarel ditujukan untuk membuat kesan kertas tua. Background lukisan dibuat flat atau
datar, hal tersebut bertujuan untuk menampilkan detail dan fokus objek dalam lukisan agar
makna dan narasi dapat tersampaikan.

Kolonialisme berasal dari kata colonus yang artinya petani. Istilah ini diberikan pada para
petani Yunani yang pindah dari negerinya yang tandus dan pindah ke daerah lain yang lebih
subur. Abdulgani (1984: 33) juga menyatakan bahwa kolonialisme adalah suatu rangkaian
daya upaya suatu bangsa untuk menaklukkan bangsa lain. Dengan demikian kolonialisme
merupakan suatu usaha mendominasi politik, eksploitasi ekonomi dan penetrasi kebudayaan
yang dijalankan oleh suatu bangsa terhadap bangsa lain. Semula kolonialisme Eropa Barat
datang ke Asia untuk mencari barangbarang dagangan. Bangsa Eropa menaklukkan para
bangsawan dan Sultan yang berkuasa. Sehingga lambat laun keberadaan Bangsa Eropa mulai
mendominasi politik. Loomba (2003:25), menyatakan pandanganya bahwa kolonialisme telah
menimbulkan suatu implikasi berupa perjumpaan antar manusia dalam bentuk penaklukan dan
dominasi. Model kolonialisasi secara langsung telah berefek pada hubungan traumatik dalam
sejarah masyarakat yang dikuasai. Loomba menegaskan bahwa kolonialisme juga berarti
penguasaan dan kontrol atas wilayah dan harta benda orang lain.

Praktik kolonialisme dari fase tradisional ke modern terdapat perbedaan motif. Jika dalam fase
tradisional instrumennya adalah senjata maka dalam fase modern (juga berlaku pada
masyarakat pasca kolonial) model dominasinya menjadi tersembunyi sehingga seolah-olah
tidak disadari oleh wilayah atau negara yang dikuasai. Berdasarkan hal tersebut maka
kolonialisme dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu kolonisme lama atau pra kapitalis dan
modern atau kolonialisme kapitalis. Kolonialisme lama dijalankan dengan menguasai
wilayahwilayah yang ada di sekitarnya sesuai dengan kemampuan transportasi yang ada saat
itu. Kolonialisme modern dilakukan melalui hubungan dua arah meliputi sumber daya
manusia, ekonomi dan politik. Dengan kata lain, model kolonialisme modern dilakukan
dengan dua cara, yakni perbudakan dan surat perjanjian. Secara keseluruhan kolonialisme
adalah penaklukan yang dilakukan oleh bangsa yang lebih kuat terhadap bangsa yang lemah.
Akibat dari penaklukan, kolonialisme bergerak dalam tiga lapangan yakni politik, ekonomi,
dan kebudayaan. Wujud pelaksanaan kolonialisme Belanda di Indonesia adalah dengan
mengadakan monopoli perdagangan. Pengertian monopoli yang diterapkan oleh Belanda
mengandung arti yang luas, tidak hanya menguasai bidang perdagangan tetapi juga menguasai
daerah kerajaan, menguasai penduduk, tenaga kerja dan menguasai produksi yang dihasilkan.

kaum orientalis berpendapat bahwa masalah studi ilmiah Barat mengenai Timur tidaklah
semata-mata didorong oleh kepentingan pengetahuan, tetapi juga kepentingan kolonialisme.
Pengetahuan bagi kaum Orientalis adalah untuk mempertahankan kekuasaanya, yakni
pengetahuan yang dipenuhi dengan visi dan misi politis ideologis. Studi tersebut juga semata-
mata merupakan bentuk lain atau kelanjutan dari kolonialisme. Bangsa Timur dikontruksikan
sebagai bangsa yang identik dengan irasionalitas, berakhlak bejat, kekanak-kanakan, dan
“berbeda” dengan Barat yang rasional, bijaksana, dewasa, dan “normal”. Pandangan Said
tersebut seolah-olah menyuarakan secara eksplisit apa yang terpendam dalam kesadaran
banyak orang, terutama orang-orang di negara bekas jajahan Barat, yang kini disebut sebagai
“dunia ketiga”, untuk bangkit berjuang menemukan kesadaran dengan menuntut keadilan dan
kesetaraan. Gugatan yang menekankan kebebasan dan penolakan atas segala pemikiran atau
kekuasaan hibridasi, misalnya, menemukan formulasinya yang paling mantap dalam
pemikiran filsuf seperti Jacques Derrida dan Michael Foucault. Bukanlah suatu kebetulan
apabila Gayatri C. Spivak, tokoh yang terkenal karena kontribusinya yang besar dalam
membangun kajian postkolonial secara terus-menerus, menulis pengantar yang demikian
panjang untuk buku Jacques Derrida, Of Grammatology, (1982). Dalam pengantar buku
tersebut pada dasarnya Spivak menolak segala kekuasaan yang menghambat dan membatasi,
sekaligus mengungkapkan pengutamaannya atas kebebasan. Masyarakat yang tertekan dan
terjajah, subaltern, harus berbicara, harus mengambil inisiatif, dan menggelar aksi atas suara
mereka yang terbungkam.

2. Kapitalisme

Kapitalisme merupakan orde pergaulan hidup yang hadir dari sistem produksi, memisahkan
pegawai rendahan dan alat-alat produksi. Dengan demikian, kapitalisme lebih mengemuka dari
cara-cara produksi dan menjadi penyebab nilai lebih, karena tidak jatuh ke tangan kaum buruh,
melainkan jatuh ke tangan kaum majikan. Karena itu pula, kapitalisme menyebabkan
akumulasi kapital, konsentrasi kapital dan sentralisasi kapital. Tidak terbantahkan bahwa
kapitalisme merupakan sebuah sistem ekonomi yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan
ekonomi secara individual. Kendati demikian, orientasi individu merupakan tahap awal bagi
kepentingan publik atau sosial. Dengan kata lain, sebuah sistem pemaksimalan keuntungan
individu melalui kegiatan ekonomi yang dimaksudkan membantu kepentingan publik. Adam
Smith sebagai bapak kapitalisme menyatakan bahwa teori dasar kapitalisme adalah dengan
mengetahui ciri dasar sistem tersebut.

Kapitalisme merupakan sebuah teknik pertukaran kekayaan yang terhimpun diinvestasikan


kembali oleh pemilik pribadi pada skala nasional dan internasional. Robert E. Lerner
menyatakan bahwa adanya perubahanan yang sangat besar dalam dunia dagang dan industri di
era modern awal dipengaruhi oleh presumsi kapitalisme dan merkantilisme. Dengan demikian,
pengusaha kapitalis mempelajari sistem perniagaan Internasional, dimana pasar berpunya dan
bagaimana melakukan kecurangan pasar untuk mancapai laba Pertumbuhan kapitalisme
bersamaan dengan revolusi Inggris pada abad ke-17, sebagai sebuah episode dalam
kebangkitan umum kaum borjuis. Kaum borjuis adalah pemimpin utama dan ahli waris utama
revolusi Perancis. Kaum borjuis diilhami oleh sudut pandang rasional pencerahan.

Akhirnya, menganggap para bangsawan sebagai rintangan bagi perkembangan dan kemajuan
bangsa. Sejarawan Perancis menyimpulkan, sebab utama revolusi adalah kekuatan kaum
borjuis mencapai kematangannya dan berhadapan dengan kaum bangsawan yang memaksa
mempertahankan hak-hak istimewa. Ketika menantang Rezim Lama, kaum borjuis
memandang dirinya sedang memenuhi citacita para pelopor pencerahan dan menyelamatkan
semua umat manusia. Akan tetapi, pertimbangan pencapaian sosial dan ekonomis tidak
menjelaskan mentalitas reformis kaum borjuis

Wajah kapitalisme sekarang telah jauh berlainan dari kapitalisme abad ke-19 seperti yang
digambarkan oleh Karl Marx. Kepitalisme muncul dan bermula dengan dasar persaingan
merdeka, tanggungjawab sendiri dalam perekonomian dan hak milik prive atas alat-alat
penghasilan. Untuk mempertahankan keuntungan besar kaum kapitalis, senantiasa
memperbaiki kedudukan organisasi perusahaan para kapital. Organisasi menjadi faktor
produksi yang terkemuka dalam perekonomian kapitalis. Maka pimpinan perusahaan untuk
mendapatkan keuntungan, distribusi dan produksi. Kapitalisme adalah sebuah cara atau
metode yang dirancang dalam rangka untuk mendorong pengembangan profitabel melewati
sekat-sekat mengarah pindah dari tangan pemilik kapital kepada tangan yang mengatur
organisasi Di tingkat global, tak sedikit orang yang menolak teori kapitalisme tanpa disertai
ordinansi, sosialisme ekstrem dan neo-liberalisme. Sistem kapitalisme dalam corak klasiknya
laisez faisez telah ambruk. Ini disebabkan dua kejadian meruntuhkan kapitalisme laises faire
yang berkaitan dengan aturan diluar pemerintah dalam ekonomi, yaitu; kepedihan di tahun
1930-an dan 1930-an dan gempuran golongan sosialis yang memunculkan revolusi
Kenynesian dan negara kesejahteraan. Keynes menafikan teori Adam Smith bahwa tingkat full
employment secara ortomatis terlindungi. Menurut Keynes, pasar bebas dibidang ekonomi
tidak bisa diinginkan demi mengeksiskan full employment dan kesejahteraan seterusnya.
Keynesian melihat bahwa peran pemerintah sangat penting dalam rangka meniadakan
kurangnya pesanan permintaan dengan defisit pembelanjaan dalam rangka membereskan
deprisi .

Konsep kapitalisme beranggapan bahwa di dalam metodenya ada desiminasi pemasukan dan
pembagian harta yang menyeluruh dan faire, tetapi sistem tersebut tanpa disertai penyeleksi,
serta pemenuhan kemauan tidak pada tempatnya, pemasokan yang pada akhirnya menjadi tak
terdistribusikan secara menyeluruh. Sistem kapitalisme yang ada sampai era sekarang iyalah
konsep kapitalisme yang sudah berubah bentuk. Maka dari faktor tersebut, konsep kapitalisme
bisa dikatakan sebagai sebuah pemikiran cemerlang dikarenakan masih bisa membenahi
dirinya untuk memperbaiki kekeliruan-kekeliruan premis yang telah dilakukannya sendiri.
Kendati banyak penolakan di tempat berdirinya dan menghadirkan antitesisnya yang bernama
sosialisme, tetapi sistem kapitalisme masih mempunyai power yang tidak tertandingi dan
masih suvive sampai saat ini.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.researchgate.net/publication/327134028_KRITIK_POSTKOLONIAL_Jaringan
_Sastra_atas_Rekam_Jejak_Kolonialisme

Pengertian%20Kapitalisme%20dan%20Ciri-Cirinya_Rezki%20Amalia%20Fathurrahman-
dikonversi.pdf

Hasan & Mahyudi – “Analisis terhadap Pemikiran Ekonomi Kapitalisme Adam Smith

24 Analisis terhadap Pemikiran Ekonomi Kapitalisme Adam Smith”

Hamid Fahmy Zarkasyi “Liberalisasi Pemikiran Islam: Gerakan Bersama Missionaris,


Orientalis dan Kolonialis”

Heldi Yunan Ardian “KOMUNIKASI DALAM PERSPEKTIF IMPERIALISME

KEBUDAYAAN”

DEDY DJAMALUDDIN MALIK “GLOBALISASI DAN IMPERIALISME BUDAYA DI


INDONESIA”

Anda mungkin juga menyukai