Anda di halaman 1dari 5

Nama : Nabilah Nur

Nim : F052231004

Mata Kuliah : Sejarah Ekonomi Maritim

Jacob Cornelis Van leur

Perdagangan dan Masyarakat Indonesia

Perdagangan dan Kapitalisme

Sejarawan Jacob Cornelis Van Leur (1934) memfokuskan kajiannya pada


perdagangan awal di ASIA Tenggara sampai datangnya VOC. J.C Van Leur
merupakan sejarawan Belanda yang telah tertarik untuk menulis tentang dinamika
perdagangan dan masyarakat Indonesia, sehingga berhasil menerbitkan berbagai Esai-
esai tentang Sejarah Sosial dan Ekonomi Asia. Jacob Cornelis Van Leur menekankan
pentingnya Asia Tenggara dalam sejarah perdagangan global. Ia melihat wilayah ini
sebagai pusat perdagangan penting di abad ke-17, yang memiliki dampak besar pada
ekonomi global pada saat itu. Menurut pandangan Jacob Cornelis Van Leur,
perdagangan adalah kegiatan ekonomi yang sangat penting pada abad ke-17, terutama
di wilayah Asia Tenggara yang menjadi fokus penelitiannya. Perdagangan dalam
pandangan van Leur dalam menghubungkan suatu wilayah memainkan peran utama,
menghasilkan kekayaan, dan membentuk dinamika ekonomi dan sosial pada periode
tersebut.

Menurut pandangannya perdagangan pada masa itu berfokus pada barang-


barang bersifat mewah, bernilai tinggi dan mahal tapi volumenya terbilang kecil.
Beberapa jenis barang itu antara lain emas, perak, mutiara, kayu-kayu wangi dan
rempah-rempah seperti pala dan cengkeh. sehingga menjadi hasil produksi yang
diperdagangkan dengan dunia luar dan menjadi produsen utama rempah-rempah yang
sangat dicari di pasar global terutama Eropa. Kapal yang digunakan termasuk kapal
yang berukuran kecil karena memang tidak memerlukan tempat yang luas dan besar
dalam pengangkutannya. Dalam buku ini, membahas tenatang perdagangan dan
bagaimana perkembangan ekonomi di wilayah Asia Tenggara pada abad ke-17
hingga Eropa. Buku ini merupakan salah satu karya yang sangat penting dalam
sejarah ekonomi dan sejarah Asia Tenggara karena menguraikan perkembangan
perdagangan kapitalisme.

Buku karya Jacob Cornelis Van Leur menguraikan beberapa elemen penting,
termasuk peran kerajaan dalam ekonomi dan perdagangan, hubungan antara
pedagang lokal dan pedagang asing, serta membahas mengenai aspek-aspek sosial
dan budaya dalam konteks perdagangan. Ia juga menggambarkan bagaimana
hubungan antara kerajaan dan pedagang menghasilkan hubungan kekuasaan dan
ritual yang rumit.

Pada era kapitalisme modern, pengetahuan dari seluruh dunia menjadi salah
satu kekuatan pendorong yang mendorong manusia setiap hari. Bisnis dan
perdagangan telah menghubungkan jaringan global yang merentangkan diri ke
seluruh penjuru dunia. Berbagai industri merasa bahwa dunia adalah panggung
mereka, dan mereka melihatnya sebagai pasar potensial yang tak terbatas. Sistem
perbankan besar tidak hanya menarik minat dari negara-negara yang berjauhan, tetapi
juga kota-kota, pelabuhan, serta kawasan-kawasan pertambangan, industri, dan
pertanian dalam dunia investasi dan spekulasi. Hal ini pada gilirannya memperluas
kepentingan ekonomi ke seluruh lapisan masyarakat.

Industri dan perbankan, dengan kekuatan finansialnya, tampaknya melanggar


batas-batas nasional dan entitas politik. Kemajuan komunikasi modern telah
menjadikan dunia sebagai satu kesatuan dalam sistem pertukaran saham dan pasar
grosir. Akhirnya, dalam konteks politik, kekuatan-kekuatan besar dan organisasi
internasional yang terdiri dari berbagai negara telah membentuk panggung politik
global dalam skala yang sangat besar. Dalam gambaran ini, kita melihat bagaimana
kapitalisme modern telah mengubah dinamika global, menghubungkan semua bagian
dunia dalam jaringan ekonomi, keuangan, dan politik yang semakin kompleks dan
terinterkoneksi.

Kapitalisme modern memasuki panggung dunia kurang dari satu setengah abad yang
lalu. Awalnya, dimulai ketika mesin uap yang masih belum sempurna muncul, dan
roda berdayung bertenaga uap yang tampaknya rumit untuk digunakan. Pada saat
yang sama, Mayer Amschel Rothschild, seorang bankir keluarga, menjadi pelaku
penting dalam dunia keuangan. Juga, media massa seperti Journal des Debats serta
peristiwa aliansi suci turut membentuk lanskap sosial dan ekonomi. Namun, dalam
jangka waktu singkat ini, hanya dalam kurun waktu seratus dua puluh tahun, kita
menyaksikan munculnya struktur yang melibatkan kelas dunia dalam skala yang
belum pernah terjadi sebelumnya. Seiring dengan perkembangan kapitalisme modern,
seni dan ilmu pengetahuan di Eropa Barat mulai mengalami transformasi yang sangat
erat terhubung dengan perkembangan ekonomi dan politik. Polanya menjadi semakin
jelas, dengan aliran pemikiran intelektual dan bentuk-bentuk ekonomi yang terus
berkembang, dan seiring berjalannya waktu, hubungan antara keduanya semakin
menguat pada abad kesembilan belas. Ini adalah era yang menggambarkan lahirnya
kapitalisme modern, yang memiliki pengaruh besar dalam membentuk dunia yang
kita kenal saat ini, dengan perpaduan antara ekonomi, politik, seni, dan ilmu
pengetahuan yang menjadi bagian tak terpisahkan. Peran dominasi Eropa modern
dalam membentuk teori dan filsafat sejarah telah melemah sejak awal sejarah. Eropa
Barat, khususnya pada zaman pertengahan dan pencerahan, telah mengalami sejarah
yang kompleks yang sering dibagi menjadi periode kuno, pertengahan, dan modern.
Penggolongan ini telah diterapkan oleh berbagai sejarawan dan pemikir sosial, seperti
para pemikir Prancis abad ke-18, kemudian dijabarkan oleh Hegel, dan digunakan
oleh Marx sebagai dasar bagi skema perkembangan dialektisnya yang sangat
dipengaruhi oleh konteks perkembangan zaman. Ini mencerminkan pergeseran dalam
pemahaman sejarah Eropa, dari pandangan yang mendominasi Eropa modern menuju
perspektif yang lebih inklusif dan komprehensif tentang evolusi sejarah dan
perkembangan berbagai era. Sejarah tidak lagi hanya dilihat dari sudut pandang
Eropa modern, tetapi lebih sebagai proses yang mencakup berbagai periode dan
budaya yang berbeda. Dengan demikian, kita melihat perubahan dalam cara sejarah
dan filsafat sejarah dipahami, yang mencerminkan semakin terbukanya pandangan
dunia terhadap berbagai peradaban dan budaya di seluruh dunia, serta pemahaman
yang lebih mendalam tentang kompleksitas sejarah manusia secara keseluruhan.

Marx, yang mengikuti garis besar dari Hegel, membagi geografis menjadi tiga
yaitu kawasan Mediterania dan di Eropa Barat serta Barat Laut Menurut pandangan
Marx, ada empat tahapan ekonomi dalam sejarah dunia yaitu fase Asia, klasik, feodal,
dan kapitalis. Menurutnya fase Asia merupakan kezaliman birokrasi Oriental kuno
yang penciptaannya atas teknik irigasi, dan basisnya adalah desa-desa india kuno.
Tetapi hal tersebut adalah sebuah konsep yang kabur. Pemahamannya mengenai
proses kesejarahan yang sesungguhnya diawali oleh peradaban-peradaban di
Meditarania, sementara transisi peradaban kuno India ke Timur Tengah serta
hubungan antara kedua peradaban tersebut belum diketahui. Alur perkembangan
sejarah dunia didasarkan pada kapitalisme modern dan alur zaman yang “progresif”
yang dimulai dari zaman kuno, pertengahan, dan diakhiri oleh zaman modern. Buku
mengenai sejarah ekonomi menerangkan bahwa ada dua bentuk kapitalisme yaitu
kapitalisme merkantilis dan kapitalisme industri modern dengan kesatuan bisnis,
perniagaan dan keuangan yang didasarkan pada dasar bebas dan perdagangan bebas.

Kapitalisme memiliki bentuk-bentuk lain seperti pada serikat pekerja, pertanian,


lembaga-lembaga desa, dan pertambangan. Perkembangan besar dalam Revolusi
Industri di Eropa pada abad ke-18 dimulai dari perkembangan mesin uap, batu bara,
dan besi, dan tidak berasal dari industri tekstil karena beberapa alasan seperti Inovasi
Teknologi Mesin Uap Penemuan dan pengembangan mesin uap oleh James Watt
pada tahun 1769 mengubah fundamental cara energi dihasilkan dan digunakan dalam
proses produksi. Mesin uap memungkinkan pembangkitan daya yang lebih besar dan
efisien daripada tenaga manusia atau hewan, dan ini menjadi dasar bagi revolusi
industri yang lebih luas yang dimana batu bara memiliki peran sebagai sumber energi
yang kaya dan dapat diandalkan yang digunakan untuk menggerakkan mesin uap.
Industri besi berkembang pesat pada periode ini dan menjadi kunci untuk pembuatan
mesin dan peralatan yang diperlukan dalam produksi massal seperti rel kereta api,
mesin-mesin, dan peralatan industri lainnya. Di Abad pertengahan ini mesin pemintal
dan mesin tenun menjadi populer di perkotaan. Industri wol merupakan kerajinan
masyarakat kota yang paling penting di Abad pertengahan, dan para pekerjanya.

Industri tekstil juga berkembang pesat selama Revolusi Industri, tetapi lebih
sering sebagai respons terhadap perkembangan teknologi lainnya seperti mesin
pemintal (spinning jenny) dan mesin tenun (power loom). Teknologi ini
memungkinkan produksi tekstil yang lebih cepat dan lebih efisien, tetapi inti dari
Revolusi Industri lebih banyak berkaitan dengan perkembangan energi dan produksi
berat. Ketika berbicara tentang kapitalisme di Jepang, bukan hanya pemerintahan
yang diimpor dari Eropa Barat tetapi merujuk kepada teori dan konsep yang lebih
modern seperti menawarkan teori yang kaya mengenai proses otonom transformasi
sosial-ekonomi, yang dimana perjalanan sejarahnya dikendalikan oleh negara
aristokratik yang ketat. Maksud dari aristokratik yang ketat sendiri berarti bahwa
hanya kalangan didominasi oleh orang-orang bangsawan saja yang sering kali
memiliki kekuasaan, pengaruh, dan hak-hak khusus dalam masyarakat. Sistem ini
mungkin tidak memberikan banyak kesempatan atau hak kepada orang-orang di luar
kelompok elit ini untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan atau mengakses
sumber daya dan kekuasaan. Inti kapitalisme moder di Jepang berakar pada periode
Meiji (1868-1912).

Perjalanan sejarah India memaksa kita untuk menggantikan skema sejarah


Eropa. Memisahkan zaman sejarah India menjadi kuno, pertengahan, dan modern
tidaklah masuk akal. Hubungan sejarah India dengan sejarah Eropa harus ditolak.
Ketika orang-orang Arya menaklukkan dan menetap di anak benua India, munculnya
kerajaan-kerajaan besar dan pembentukan sistem sosial menjadi tahap awal. Ini
diikuti oleh perkembangan sejarah sosial-ekonomi yang kompleks yang menyertainya
seiring dengan munculnya gerakan-gerakan keagamaan besar. Semua ini menciptakan
gambaran sejarah yang unik dan otonom.

Invasi pertama oleh bangsa Afgan dan Mongol Jerman di sebelah barat, serta
kemudian invasi Turko-Mongol, membawa masuknya Islam ke India Utara. Islam di
India, bersama dengan apa yang dikenal sebagai Renaisans Hindu di abad ke-18,
menjadi faktor-faktor penting dalam perkembangan sejarah India. Sementara itu, fase
kolonial Eropa yang berkembang di India menciptakan situasi yang menekankan
perbedaan antara India dan Eropa Barat. India, seperti negara-negara beradab lainnya,
mengalami pemerintahan asing di setiap era. Namun, pemerintahan asing di India
terwujud dalam bentuk kekuatan-kekuatan bangsa Eropa yang datang dari seberang
lautan, dan pendudukan wilayah luar negeri oleh kapitalisme menciptakan dinamika
sejarah yang sangat khas dan unik.

Anda mungkin juga menyukai