Nim : F052231004
Buku karya Jacob Cornelis Van Leur menguraikan beberapa elemen penting,
termasuk peran kerajaan dalam ekonomi dan perdagangan, hubungan antara
pedagang lokal dan pedagang asing, serta membahas mengenai aspek-aspek sosial
dan budaya dalam konteks perdagangan. Ia juga menggambarkan bagaimana
hubungan antara kerajaan dan pedagang menghasilkan hubungan kekuasaan dan
ritual yang rumit.
Pada era kapitalisme modern, pengetahuan dari seluruh dunia menjadi salah
satu kekuatan pendorong yang mendorong manusia setiap hari. Bisnis dan
perdagangan telah menghubungkan jaringan global yang merentangkan diri ke
seluruh penjuru dunia. Berbagai industri merasa bahwa dunia adalah panggung
mereka, dan mereka melihatnya sebagai pasar potensial yang tak terbatas. Sistem
perbankan besar tidak hanya menarik minat dari negara-negara yang berjauhan, tetapi
juga kota-kota, pelabuhan, serta kawasan-kawasan pertambangan, industri, dan
pertanian dalam dunia investasi dan spekulasi. Hal ini pada gilirannya memperluas
kepentingan ekonomi ke seluruh lapisan masyarakat.
Kapitalisme modern memasuki panggung dunia kurang dari satu setengah abad yang
lalu. Awalnya, dimulai ketika mesin uap yang masih belum sempurna muncul, dan
roda berdayung bertenaga uap yang tampaknya rumit untuk digunakan. Pada saat
yang sama, Mayer Amschel Rothschild, seorang bankir keluarga, menjadi pelaku
penting dalam dunia keuangan. Juga, media massa seperti Journal des Debats serta
peristiwa aliansi suci turut membentuk lanskap sosial dan ekonomi. Namun, dalam
jangka waktu singkat ini, hanya dalam kurun waktu seratus dua puluh tahun, kita
menyaksikan munculnya struktur yang melibatkan kelas dunia dalam skala yang
belum pernah terjadi sebelumnya. Seiring dengan perkembangan kapitalisme modern,
seni dan ilmu pengetahuan di Eropa Barat mulai mengalami transformasi yang sangat
erat terhubung dengan perkembangan ekonomi dan politik. Polanya menjadi semakin
jelas, dengan aliran pemikiran intelektual dan bentuk-bentuk ekonomi yang terus
berkembang, dan seiring berjalannya waktu, hubungan antara keduanya semakin
menguat pada abad kesembilan belas. Ini adalah era yang menggambarkan lahirnya
kapitalisme modern, yang memiliki pengaruh besar dalam membentuk dunia yang
kita kenal saat ini, dengan perpaduan antara ekonomi, politik, seni, dan ilmu
pengetahuan yang menjadi bagian tak terpisahkan. Peran dominasi Eropa modern
dalam membentuk teori dan filsafat sejarah telah melemah sejak awal sejarah. Eropa
Barat, khususnya pada zaman pertengahan dan pencerahan, telah mengalami sejarah
yang kompleks yang sering dibagi menjadi periode kuno, pertengahan, dan modern.
Penggolongan ini telah diterapkan oleh berbagai sejarawan dan pemikir sosial, seperti
para pemikir Prancis abad ke-18, kemudian dijabarkan oleh Hegel, dan digunakan
oleh Marx sebagai dasar bagi skema perkembangan dialektisnya yang sangat
dipengaruhi oleh konteks perkembangan zaman. Ini mencerminkan pergeseran dalam
pemahaman sejarah Eropa, dari pandangan yang mendominasi Eropa modern menuju
perspektif yang lebih inklusif dan komprehensif tentang evolusi sejarah dan
perkembangan berbagai era. Sejarah tidak lagi hanya dilihat dari sudut pandang
Eropa modern, tetapi lebih sebagai proses yang mencakup berbagai periode dan
budaya yang berbeda. Dengan demikian, kita melihat perubahan dalam cara sejarah
dan filsafat sejarah dipahami, yang mencerminkan semakin terbukanya pandangan
dunia terhadap berbagai peradaban dan budaya di seluruh dunia, serta pemahaman
yang lebih mendalam tentang kompleksitas sejarah manusia secara keseluruhan.
Marx, yang mengikuti garis besar dari Hegel, membagi geografis menjadi tiga
yaitu kawasan Mediterania dan di Eropa Barat serta Barat Laut Menurut pandangan
Marx, ada empat tahapan ekonomi dalam sejarah dunia yaitu fase Asia, klasik, feodal,
dan kapitalis. Menurutnya fase Asia merupakan kezaliman birokrasi Oriental kuno
yang penciptaannya atas teknik irigasi, dan basisnya adalah desa-desa india kuno.
Tetapi hal tersebut adalah sebuah konsep yang kabur. Pemahamannya mengenai
proses kesejarahan yang sesungguhnya diawali oleh peradaban-peradaban di
Meditarania, sementara transisi peradaban kuno India ke Timur Tengah serta
hubungan antara kedua peradaban tersebut belum diketahui. Alur perkembangan
sejarah dunia didasarkan pada kapitalisme modern dan alur zaman yang “progresif”
yang dimulai dari zaman kuno, pertengahan, dan diakhiri oleh zaman modern. Buku
mengenai sejarah ekonomi menerangkan bahwa ada dua bentuk kapitalisme yaitu
kapitalisme merkantilis dan kapitalisme industri modern dengan kesatuan bisnis,
perniagaan dan keuangan yang didasarkan pada dasar bebas dan perdagangan bebas.
Industri tekstil juga berkembang pesat selama Revolusi Industri, tetapi lebih
sering sebagai respons terhadap perkembangan teknologi lainnya seperti mesin
pemintal (spinning jenny) dan mesin tenun (power loom). Teknologi ini
memungkinkan produksi tekstil yang lebih cepat dan lebih efisien, tetapi inti dari
Revolusi Industri lebih banyak berkaitan dengan perkembangan energi dan produksi
berat. Ketika berbicara tentang kapitalisme di Jepang, bukan hanya pemerintahan
yang diimpor dari Eropa Barat tetapi merujuk kepada teori dan konsep yang lebih
modern seperti menawarkan teori yang kaya mengenai proses otonom transformasi
sosial-ekonomi, yang dimana perjalanan sejarahnya dikendalikan oleh negara
aristokratik yang ketat. Maksud dari aristokratik yang ketat sendiri berarti bahwa
hanya kalangan didominasi oleh orang-orang bangsawan saja yang sering kali
memiliki kekuasaan, pengaruh, dan hak-hak khusus dalam masyarakat. Sistem ini
mungkin tidak memberikan banyak kesempatan atau hak kepada orang-orang di luar
kelompok elit ini untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan atau mengakses
sumber daya dan kekuasaan. Inti kapitalisme moder di Jepang berakar pada periode
Meiji (1868-1912).
Invasi pertama oleh bangsa Afgan dan Mongol Jerman di sebelah barat, serta
kemudian invasi Turko-Mongol, membawa masuknya Islam ke India Utara. Islam di
India, bersama dengan apa yang dikenal sebagai Renaisans Hindu di abad ke-18,
menjadi faktor-faktor penting dalam perkembangan sejarah India. Sementara itu, fase
kolonial Eropa yang berkembang di India menciptakan situasi yang menekankan
perbedaan antara India dan Eropa Barat. India, seperti negara-negara beradab lainnya,
mengalami pemerintahan asing di setiap era. Namun, pemerintahan asing di India
terwujud dalam bentuk kekuatan-kekuatan bangsa Eropa yang datang dari seberang
lautan, dan pendudukan wilayah luar negeri oleh kapitalisme menciptakan dinamika
sejarah yang sangat khas dan unik.