Aliran romantik adalah sebuah gerakan seni, sastra dan intelektual yang berasal dari Eropa Barat abad
ke-18 pada masa Revolusi Industri. Gerakan ini sebagian merupakan revolusi melawan norma-norma
kebangsawanan, sosial dan politik dari periode pencerahan dan reaksi terhadap rasionalisasi terhadap
alam, dalam seni dan sastra.
Kata Romantik ada hubungannya dengan arti asli yang disandang oleh kata roman di Abad pertengahan,
ialah suatu cerita dalam bahasa rakyat yaitu “bahasa roman”. Roman abad pertengahan terutama
berupa cerita kesatria, kebanyakan ditulis dalam bentuk sajak. Setelah beberapa waktu ciri-ciri yang
menandai cerita ini bergeser manjadi: kejadian-kejadian tegang dan sering manjadi tidak masuk akal
serta perasaan luhur tentang kehormatan dan cerita “kebangsawanan” yang langsung di hubungkan
dengan pengertian “roman” dan “romantik
Pada masa renaissance muncul aliran yang menetapakan kebenaran berpusat pada manusia,
yang kemudian disebut dengan humanisme. Aliran ini lahir disebabkan kekuasaan gereja yang telah
menafikan berbagai penemuan manusia, bahkan dengan doktrin dan kekuasaanya, gereja telah
meredam para filosofis dan ilmuwan yang dipandang dengan penemuan ilmiahnya telah
mengingkari kitab suci yang selama in diacu oleh kaum Kristiani.
Selain itu pada saat itu menglami kegelapan kerana kepentingan pemikiran yang dikuasai oleh
para pemmipin Gereja. Middle Age merupakan zaman dimana Orang Eropa sedang mengalami
masa suram. Berbagai kreativitas sanagat diatur oleh gereja. Pemikiran pada abad pertengahan
diatur oleh gereja, termasuk ilmu pengetahuan. Seperti kasus pembunuhan Copernicus mengenai
teori tata surya yang menyebutnya bahwa matahari pusat tata surya, tetaapi bertolak belakang dari
gereja[1]
Selain penejelasan diatas latar belakang timbulnya renaissance secara garis besar disebabkan
oleh beberapa aspek, yaitu :
1. Kondisi sosial. Saat itu kehidupan masayarakat eropa terikat pada doktrin Gereja, segala kegiatan
kehidupan ditujukan untk akhirat. Mas unuyarakat kehilangan kebebasan untuk menentukan
ppribadinya, dan kehilangan harga dirin. Kehidupn manusia tidak tenteram gnkarena selalu diitip
oleh intelejen gereja, sehingga menimbulkan sikap saling mencurigai dalam massyarakat.
2. Kondisi budaya. Terjadi pembatasan seni dalam arti bahwa seni hanya tetnatang tokoh-tokoh injil
dan kehebatan gereja. Semua kreasi seni ditujukan kepada kehidupan akhirat sehingga budaya
tidak berkembang. Demikian pula dalam bidanag ilmu enegethuan karena segala kebanaran hanya
kebenaran gereja.
3. Kondisi politik. Raja secara teoritis merupakan pusata kekuasaan politik dalam Negara,
kenyataanya hanya menjadi juru damai. Kekuasaan poltik ada pada kelompok bangsawan dan
kelompok gereja. Keduanya memiliki pasukan militer yang sewaktu-waktu dapat untk melancarkan
ambsisnya. Adakalanaya kekuatan militer kaum bangswan dan kaum gereja lebih kuat dari
kekuatan militer raja.
4. Kondisi ekonomi. Berlaku sistem ekonomi tertutup, yang menguasai perekonomian hanya golongan
penguasa, kondisi diatas menyebabkan masyarakat Eropa tertungkung dan tidak memiliki harga
diri yang layak sebagai mansia. Oleh karena itu timbulah upaya-upaya untuk keluar dari keadaan
tersebut.[2]
Selaian itu Mahmud hamdi juga mengemukakan pendpatanya mengenai beberapa faktor yang
mempengaruhi Renaissance, yaitu:
1. Implikasi yag sangat siknifikan yang ditimbulkan oleh gerakan kelimuan dan filsafat. Gerakan
tersebut lahir sebagai hasil dari penerjemahan ilmu-ilmu Islam ke dalam bahsa latin selam dua
abad (13-14). Bahkan sebelumnya telah terjadi penerjemahan kitab-kitab Arab di bidnag filsafat
dan ilmu penegetahuan. Hal ini dilakukan setelah Barat sadar bahwa Arab memiliki kunci-kunci
Khasanah turas klasik Yunani.
2. Pasca peneklukan konstantnopel oleh Turki Usmani, terjadi migrasi para pendeta dan sarajan ke
Italia dan Negara-negara Eropa lainya. Para sarjana tersebut menjadi pioner-pioner bagi
pengembangan ilmu di eropa. Mereka menghidupakan turas klasik Yunani di Florensia dengan
membawa teks dan manuskrip yang belum dikenal sebelumnaya.
3. Pendirian berbagai lembaga ilmiah yang mengajarkan ilmu.[3]