Anda di halaman 1dari 55

Renaissance

Faktor-faktor Munculnya Renaissance

Middle Age merupakan zaman dimana Eropa sedang mengalami masa


suram. Berbagai kreativitas sangat diatur oleh gereja. Dominasai gereja
sangat kuat dalam berbagai aspek kehidupan. Agama Kristen sangat
mempengaruhi berbagai kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. Seolah raja
tidak mempunyai kekuasaan, justru malah gereja lah yang mengatur
pemerintahan. Berbagai hal diberlakukan demi kepentingan gereja, tetapi
hal-hal yang merugikan gereka akan mendapat balasan yang sangat kejam.
Contohnya, pembunuhan Copernicus mengenai teori tata surya yang
menyebutkan bahwa matahari pusat dari tata surya, tetapi hal ini bertolak
belakang dari gereja sehingga Copernicus dibunuhnya.

Pemikiran manusia pada Abad Pertengahan ini mendapat doktrinasi dari


gereja. Hidup seseorang selalu dikaitkan dengan tujuan akhir (ekstologi).
Kehidupan manusia pada hakekatnya sudah ditentukan oleh Tuhan. Maka
tujuan hidup manusia adalah mencari keselamatan. Pemikiran tentang ilmu
pengetahuan banyak diarahkan kepada theology. Pemikiran filsafat
berkembang sehingga lahir filsafat scholastik yaitu suatu pemikiran filsafat
yang dilandasi pada agama dan untuk alat pembenaran agama. Oleh karena
itu disebut Dark Age atau Zaman Kegelapan.

Dengan adanya berbagai pembatasan yang dilakukan pihak pemerintah atas


saran dari gereja maka timbulah sebuah gerakan kultural, pada awalnya
merupakan pembaharuan di bidang kejiwaan, kemasyarakatan, dan
kegerejaan di Italia pada pertengahan abad XIV. Sebelum gereja mempunyai
peran penting dalam pemerintahan, golongan ksatria hidup dalam
kemewahan, kemegahan, keperkasaan dan kemasyuran. Namun, ketika
dominasi gereja mulai berpengaruh maka hal seperti itu tidak mereka
peroleh sehingga timbullah semangat renaissance.

Menurut Ernst Gombrich munculnya renaissance sebagai suatu gerak


kembali di dalam seni, artinya bahwa renaissance tidak dipengaruhi oleh ide-
ide baru. Misalnya, gerakan Pra-Raphaelite atau Fauvist merupakan gerakan
kesederhanaan primitif setelah kekayaan gaya Gotik Internasional yang
penuh hiasan.

Menurut Prancis Michel De Certeau renaissance muncul karena bubarnya


jaringan-jaringan sosial lama dan pertumbuhan elite baru yang
terspesialisasi sehingga gereja berusaha untuk kembali mendesak kendali
dan manyatukan kembali masyarakat lewat pemakaian berbagai teknik
visual-dengan cara-cara mengadakan pameran untuk mengilhami
kepercayaan, khotbah-khotbah bertarget dengan menggunakan citra-citra
dan teladan-teladan dan sebagainya yang diambil dari pemikiran budaya
klasik sehingga dapat mempersatukan kembali gereja yang terpecah-belah
akibat skisma (perang agama).

Renaissance muncul dari timbulnya kota-kota dagang yang makmur akibat


perdagangan mengubah perasaan pesimistis (zaman Abad Pertengahan)
menjadi optimistis. Hal ini juga menyebabkan dihapuskannya system
stratifikasi sosial masyarakat agraris yang feodalistik. Maka kebebasan untuk
melepaskan diri dari ikatan feodal menjadi masyarakat yang bebas.
Renaissance - Humanisme 1
Termasuk kebebasan untuk melepaskan diri dari ikatan agama sehingga
menemukan dirinya sendiri dan menjadi focus kemajuan. Antroposentrisme
menjadi pandangan hidup dengan humanisme menjadi pegangan sehari-
hari. Selain itu adanya dukungan dari keluarga saudagar kaya semakin
menggelorakan semangat Renaissance sehingga menyebar ke seluruh Italia
dan Eropa.

B. Karakteristik Renaissance

Renaissance merupakan titik awal dari sebuah peradaban modern di Eropa.


Essensi dari semangat Renaissance salah satunya adalah pandangan
manusia bukan hanya memikirkan nasib di akhirat seperti semangat Abad
Tengah, tetapi mereka harus memikirkan hidupnya di dunia ini. Renaissance
menjadikan manusia lahir ke dunia untuk mengolah, menyempurnakan dan
menikmati dunia ini baru setelah itu menengadah ke surga. Nasib manusia di
tangan manusia, penderitaan, kesengsaraan dan kenistaan di dunia
bukanlah takdir Allah melainkan suatu keadaan yang dapat diperbaiki dan
diatasi oleh kekuatan manusia dengan akal budi, otonomi dan bakat-
baktnya. Manusia bukan budak melainkan majikan atas dirinya. Inilah
semangat humanis, semangat manusia baru yang oleh Cicero dikatakan
dapat dipelajari melalui bidang sastra, filsafat, retorika, sejarah dan hukum.

Dengan semakin kuatnya Renaissance sekularisasi berjalan makin kuat. Hal


ini menyebabkan agama semakin diremehkan bahkan kadang digunakan
untuk kepentingan sekulerisasi itu sendiri. Semboyan mereka “religion was
not highest expression of human values”. Bahkan salah seorang yang
dilukiskan sebagai manusia ideal renaissance Leon Batista Alberti (1404-
1472), secara tegas berani mengatakan “Man can do all things if they will”.
Renaissance mengajarkan kepada manusia untuk memanfaatkan
kemampuan dan pengetahuannya bagi pelayanan kepada sesama. Manusia
hendaknya menjalani kehidupan secara aktif memikirkan kepentingan umum
bukan hidup bersenang-senang dalam belenggu moral dan ilmu
pengetahuan di menara gading. Manusia harus berperan aktif dalam
kehidupan, bukan sifat pasif seraya pasrah pada takdir. Namun, manusia
menjadi pusat segala hal dalam kehidupan atau Antoposentrisme.

Manusia renaissance harus berani memuji dirinya sendiri, mengutamakan


kemampuannya dalam berfikir dan bertindak secara bertanggung jawab,
menghasilkan karya seni dan mengarahkan nasibnya kepada sesama.
Keinginan manusia untuk menonjolkan diri baik dari keindahan jasmani
maupun kemampuan intelektual-intelektualnya. Keinginannya itu dituangkan
dalam berbagai karya seni sastra, seni lukis, seni pahat, seni music dan lain-
lain. Ekspresi daya kemampuan manusia terus berkembang sampai saat ini
sehingga di zaman modern ini pun tidak ada lagi segi kehidupan manusia
yang tidak ditonjolkan.

C. Tokoh-Tokoh Renaissance

Dalam makalah ini tokoh-tokoh renaissance yang diangkat adalah beberapa


yang menurut penulis mempunyai peranan yang penting dalam renaissance.
Tokoh-tokoh tersebut antara lain.

a. Dante Alighiere (1265-1321)

Renaissance - Humanisme 2
Dante lahir pada tanggal 21 Mei 1265 di Firenze, berasala dari keluarga kaya
raya. Dia pernah menjadi prajurit Firenze, ingin negaranya dapat merdeka
dari pengaruh tiga kerajaan yang lebih besar yaitu Kepausan, Spanyol dan
Perancis. Dante mulai menjadi pengkritik dan penentang atoritas moral
Kepausan yang dinilai tidak adil dan tidak bermoral. Puncaknya dia tuangkan
dalam sebuah buku yang berjudul De Monarchia (On Monarchy) yang berisi
tentang kedudukan dan keabsahan Sri Paus sebagai pemimpin spiritual
tertinggi Gereja Katolik, mengapa sekaligus menjadi raja dunia (Kerajaan
Kepausan) yang otoriter. Hasil karya Dante antaral lain adalah La Vita Nuova
(The New Life) berisi tentang gambaran pertumbuhan cinta manusia.
Comedia yang ditulis ketika dia berada dalam pengasingan panjang di
Revenna. Buku ini berisi tentang perjalanan jiwa manusia yang penuh
kepedihan dalam perjalanan dari dunia ke alam gaib. Tokoh utamanya adalah
Virgilius (nama sastrawan dari zaman Romawi kuno) yang setelah
kematiannya harus melewati tiga fase yaitu inferno (neraka), purgatoria
(pembersih jiwa), dan paradiso (surga).

b. Lorenzo Valla (1405-1457)

Lahir di Roma pada tahun 1405 dari keluarga ahli hukum. Salah satu
ungkapannya yang sangat terkenal adalah “Mengorbankan hidup demi
kebenaran dan keadilan adalah jalan menuju kebajikan tertinggi, kehormatan
tertinggi dan pahal tertinggi”. Hasil karyanya antara lain adalah De volupte
(kesenangan) yang terbit pada tahun 1440, yang berisi kekagumannya pada
etika Stoisisme yang mengajarkan pentingnya manusia itu mati raga
(askese) dalam rangka mendapatkan keselamatan jiwa. Buku yang berjudul
De Libero erbitrio (keinginan bebas) yang mengatakan individualitas
manusia berakar pada kebesaran dan keunikan manusia, khususnya
kebebasan sehingga kehendak awal Sang Pencipta tidak membatasi
perbuatan bebas manusia dan tidak meniadakan peran kreatif manusia
dalam sejarahnya. Judul buku De falso credita et ementita Constantini
donation declamation berisi tentang donasi hadiah kepada Sri Paus oleh
Kaisar Constantinus sebenarnya palsu sebab dari sudut bahasa donasi itu
jelas bukan gaya bahasa abad ke4 melainkan abd ke-8.

c. Niccolo Machiavelli (1469-1527)

Filosof politik Italia, Niccolo Machiavelli lahir tahun 1469 di Florence, Italia.
Ayahnya, seorang ahli hukum. Pada usia 29 tahun Machiavelli memperoleh
kedudukan tinggi di pemerintahan sipil Florence. Selama empat belas tahun
sesudah itu dia mengabdi kepada Republik Florentine dan terlibat dalam
berbagai missi diplomatik atas namanya, melakukan perjalanan ke Perancis,
Jerman, dan di dalam negeri Italia.

Hasil karyanya yang paling masyhur adalah The Prince, (Sang Pangeran)
ditulis tahun 1513, dan The Discourses upon the First Ten Books of Titus
Livius (Pembicaraan terhadap sepuluh buku pertama Titus Livius). Diantara
karya-karya lainnya adalah The art of war (seni berperang), A History of
Florence (sejarah Florence) dan La Mandragola (suatu drama yang bagus,
kadang-kadang masih dipanggungkan orang). Tetapi, karya pokoknya yang
terkenal adalah The Prince (Sang Pangeran), mungkin yang paling brilian
yang pernah ditulisnya dan memang paling mudah dibaca dari semua tulisan
filosofis. Machiavelli kawin dan punya enam anak. Dia meninggal dunia
tahun 1527 pada umur lima puluh delapan.

Renaissance - Humanisme 3
d. Boccacio (1313-1375)

Giovani Boccacio lahir di Certaldo, Italia tahun 1313 dari seorang pedangang
yang berasal dari Firenze. Hasil karyanya antara lain cerita epos seperti
Thebaid atau Aenid, prosa seperti Ameto, puisi seperti Amoroso Visione dan
Ninfale Fiesolan. Puncak karyanya Decamerome, karya sastra lainnya De
genealogis deorum gentilium (On The Genealogy of God) yang tersusun
dalam 15 jilid.

e. Francesco Petrarca (1304-1374)

Lahir pada 20 Juli 130 di Tuscan. Ia belajar hukum di Montpellier dan


melanjutkan ke Universitas Bologna. Namun, ia lebih tertarik pada seni
sastra dan seni lukis. Dia seorang humanis yang mengagumi hal-hal yang
serba naturalis, polos dan apa adanya. Salah satu ungkapannya pada alam
dituangkan dalam karya lukis yang diberi nama Ikaros.

f. Desiderius Erasmus (1466-1536)

Eramus lahir pada 27 Oktober 1466 di Gouda. Ibunya bernama Margaret.


Setelah lulus dari Sekolah Atas ia melanjutkan ke biara Agustin di Styn
hingga menjadi pastor kemudian melanjutkan ke Universitas Paris. Hasil
karya Eramus dikelompokan menjadi tiga yaitu:

a) Kelompok karya-karya satiris dengan tujuan ingin mengungkap segala


kelemahan penyakit korup, munafik yang melanda warga masyarakat,
seperti Praise of Folly (1509).

b) Kelompok karya bernada satiris berupa pesan moral yang diharapkan


dapat memperbaiki atau mempengaruhi mentalitas kaum Katolik, seperti
buku yang berjudul Hand Book of the Christian Knight (1501), The Complaint
of peace (1517).

c) Kelompok dalam bentuk terjemahan kitab suci Perjanjian Baru


berdasrakan naskah asli Yunani, seperti Annotations on the New Testament
(1505), The Prince of the Christian Humanists.

Pengertian Renaissance
Istilah Renaissance berasal dari bahasa Latin “renaitre” yang berarti “hidup
kembali” atau “lahir kembali”. Pengertian renaissance adalah menyangkut
kelahiran atau hidupnya kembali kebudayaan klasik Yunani dan Romawi
dalam kehidupan masyarakat Barat.
Dalam pengertian yang lebih spesifik, Renaissance diartikan sebagai suatu
periode sejarah di mana perkembangan kebudayaan Barat memasuki
Renaissance - Humanisme 4
periode baru dalam semua aspek kehidupan manusia, seperti ilmu-ilmu
pengetahuan, teknologi, seni dalam semua cabang, perkembangan sistem
kepercayaan, perkembangan sistem politik, institusional, bentuk-bentuk
sistem kepercayaan yang baru dan lain-lain.
Secara historis Renaissance adalah suatu gerakan yang meliputi suatu
zaman di mana orang merasa dirinya telah dilahirkan kembali dalam
keadaban. Di dalam kelahiran kembali itu orang kembali pada sumber-
sumber murni bagi pengetahuan dan keindahan. Dengan demikian orang
memiliki norma-norma yang senantiasa berlaku bagi hikmat dan kesenian
manusia.
Pemakaian kata Renaissance pertama kali oleh Jules Michelet, seorang
sejarawan Perancis yang lahir di abad ke-18 dan mulai terkenal di dunia
Barat pada abad ke-19 karena karyanya yang berjudul “History of France”
yang menekankan bahwa masa romatik Abad Pertengahan bukanlah sama
sekali tidak berguna bagi perkembangan kebudayaan Barat.
Jules Michelet membedakan antara masyarakat Renaissance dengan
masyarakat Abad Pertengahan adalah pada penafsiran pelaksanaan agama
dalam kehidupan masyarakat.
Di dalam buku “History of France” itulah terdapat kata Renaissance yang
digunakan untuk menyebutkan jaman setelah Abad Pertengahan. Menurut
Jules Michelet, Abad Pertengahan ditandai oleh faktor dogmatis, sedangkan
manusia Renaissance ditandai oleh faktor humanis.
Setelah Jules Michelet menggunakan kata Renaissance dalam tulisannya,
selanjutnya dipopulerkan oleh penulis-penulis Eropa lainnya, seperti Jacob
Burckhardt, dengan buku berjudul “The Civilization of the Renaissance in
Italy”.
Jacob Burckhardt mengemukakan definisi Renaissance sebagai gerakan yang
menemukan dunia dan manusia yang sebenarnya. Burckhardt memandang
Renaissancelah yang menyelami manusia dan dunia, artinya Renaissance
dipandang sebagai masa individualistis, masa kemajuan dari berbagai ikatan
dan kewajiban lama. Subjek manusia pribadi menuntut haknya. Manusia
tidak lagi berpaling dari dunia tetapi sebaliknya menghadapi dunia. Agama
Kristen tidak menjadi dasar hidup lagi. Gereja bukan satu-satunya tempat
keselamatan.
Renaissance mempunyai arti penting dalam sejarah kebudayaan Barat.
Renaissance adalah masa kekuasaan, kesadaran, keberanian, kepandaian
yang luar biasa, kebebasan dan seringkali semua itu tidak ada batasnya.
Renaissance - Humanisme 5
Manusia Renaissance ditandai dengan pemilikan ilmu pengetahuan lebih dari
satu, maksudnya menguasai banyak ilmu pengetahuan. Agama menjadi hal
yang hanya mengenai individu, perhatian orang lebih banyak ditujukan
untuk dunia.
Di jaman Renaissance, manusia hidup bebas dalam menentukan corak
hidupnya dan tidak lagi terikat oleh doktrin gereja. Pengaruh Renaissance
makin lama makin meresap di berbagai bidang hidup, sehingga bertambah
banyak orang, teristimewa dari golongan cendekiawan, mulai melepaskan
diri dari kuasa Firman Tuhan. Ilmu pengetahuan dan kebudayaan umum
mulai memisahkan diri dari ajaran dan dogma agama Kristen. Terutama ilmu
alam yang berdasarkan ilmu pasti, mulai bertentangan dengan pandangan
Gereja yang sampai masa itu diajarkan dan dipercaya sebagai kebenaran
ilahi.

RENAISSANCE DI ITALIA
A. Florencia Kota Pelopor

Florencia menjadi pelopor renaissance di Italia, bukan justru kota Roma,


Milano atau Venesia. Menurut John Hele dan Plum Florensia menjadi kota
pelopor Renaissance di Italia karena berbagai faktor antara lain adalah

a) kota Florencia pada zaman Romawi bernama Florentia itu secara geografis
merupakan kota pedalaman Italia Utara yang sangar strategis, subur karena
dibelah oleh Sungai Arno dan menjadi kota pertemuan dari berbagai kota di
Italia Utara antara lain Genoa, Lucca dan Pisa di sebelah barat, Siena dan
Arezzo di sebelah selatan, Urbino, San Marino dan Romagna di sebelah timur
serta Bologna, Modena di bagian Utara. Maka tidak mengherankan jika
Florencia menjadi kota pertemuan dagang yang kaya raya dan besar pada
abad ke-XIII.

b) Florencia sebagai kota industry khususnya wol (terbaik di Italia) dan tekstil
pada umumnya. Menurut John Hele pada abad keXIV sudah ada 21 gilda

Renaissance - Humanisme 6
utama yang dimiliki oleh para hakim, notaries, importir dan pengusaha dan
44 gilda kecil sebagai pendukungnya yang dimiliki oleh pengrajin, pedagang.

c) Florencia sebagai pusat keuangan Italia masa itu. Kota ini mempunyai
penduduk yang besemboyan “per non dormire (agar jangan tidur,
maksudnya tidur tidak mendatangkan rezeki)” dan “Florentinis ingentis nihil
arduit est (tidak ada yang dapat dikerjakan oleh orang Florencia)”.

d) Florencia merupakan ibukota Republik Florentia yang pada prinsipnya


menganut system pemerintahan demokrasi dan memperhatikan kepentingan
rakyat. Maka kreativitas seni dan inteletual dapat bebas berkembang.
Didirikannya pendidikan formal di Accademia Plato yang didirikan oleh
keluarga Medici sehingga melahirkan seniman-seniman besar, para ilmuan
terkenal, sastrawan jenius dan arsitek besar. Maka tidak mengherankan
apabila dapat mempertahankan kemasyuran dan berperan penting dalam
modernisasi Italia selama dua abad. Florencia telah menjadi awal
pembaharuan berbagai bidang kehidupan manusia dari sumber-sumber daya
manusia, keuangan, perdangangan, sosial dan budaya, Benih-benih
humanism yang melahirkan liberalism, individualism serta rasionalisme
mendapat tempat subur untuk berkembang ke seluruh penjuru Eropa.

B. Keluarga Medici

Keluarga Medici merupakan salah satu keluarga yang terkenal di Italia pada
zaman renaissance. Keluarga ini mulai mempunyai nama terhormat dalam
masyarat pada abad keXIV ketika Averardo de Medici yang terkenal dengan
nama Bicci berhasil dalam usahawan swasta ulat sutera, kain lenen dan
akhirnya menjadi bankir. Usaha ini dilanjutkan anaknya yang bernama
Giovanni di Bicci meluas ke luar Italia. Keluaga Medici mulai terlibat dalam
berbagai bidang terutama politik, ketika Giovani terpilih menjadi hakim
agung di Florancia pada 1421.

Giovani mempunyai dua anak yang bernama Casimo dan Lorenzo. Casimo
berhasil menjadikan keluarga Medici mencapai puncak kejayaan pada bidang
politik, ekonomi bahkan agama. Ia juga tokoh utama yang menjadi pelopor
dan pelindung bidang budaya, kesenian dan ilmu pengetahuan. Casimo
adalah pewaris etos kerja orang Florencia yaitu per non dormire sehingga ia
memadukan usaha bidang politik, ekonomi, kebudayaan dan ilmu
pengetahuan dengan semboyan tersebut. Jasanya antara lain menjadi
pendukung utama untuk mendirikan Accademia Plato di Florencia pada
tahun 1642 sehingga ia ikut serta dalam menentukan arah perkembangan
dunia akedemisi. Kemudian mendorong mendirikan Akademia Seni pada
1460 yang dipimpin oleh Michelangelo. Ia juga mendorong seniman untuk
bersemboyan I’art pour I’art bukan I’art pour d’argent (seni untuk uang).

Lorenzo merupakan penerus Casimo, ia tampil sebagai diplomat ulung,


seniman dan akhirnya menjadi penguasa di Florencea. Keturuan lain
keluarga Medici ada yang menjadi pemimpin gereja yang tertinggi seperti
Paus Leo X (1513-1521), Paus Clemens VII (1523-1534), Paus Pius IV (1559-
1565), Paus Leo IX tahun 1605. Sejak Paus Leo X tampil banyak pula paus
yang menjadi peminat dan pelindung karya seni serta mengangkat
keturunan Keluarga Medici menjadi Duke of Urban. Sementara itu pada masa
Paus Clemens VII, keturunan Medici yang bernama Alessandro diangkat
menjadi pendiri dinasti Tuscani yang berkuasa hingga abad XVIII.

Renaissance - Humanisme 7
BAB IV

DAMPAK RENAISSANCE

Sumbangan Renaissance Kepada Eropah :

· Kemunculan aliran pemikiran yang mementingkan kebebasan akal seperti


alirn baru Eropah hingga abad ke 18 seperti Humanisme, rasionalisme,
nasionalisme dan absolutisme berani mempersoalkan kepercayaan dan cara
pemikiran lama yang diamalkan selama ini secara langsung melemhkan
kekuasaan golongan feudal.

· Itali telah menjadi pusat ilmu yang terkenal di Eropah pada abad ke 15. Hal
ini terjadi apabila Kota constntinople dikuasai oleh Islam telah jatuh ke
tangan orang Barat pada tahun 1453. Keadaan ini telah menyebabkan ramai
para ilmuan Islam berhijrah ke pusat-pusat perdagangan di Itali. Ini
menyebabkan Itali menjadi pusat intelektual terkenal di Eropah pada masa
itu.

· Renaissance telah membentuk masyarakat perdagangan yang berdaya


maju.Keadaan ini telah melemahkan kedudukan dn kekuasaan golongan
feudal yang sentiasa berusaha menyekat perkembangan ilmu dan
masyarakat di Eropah.

· Melahirkan tokoh-tokoh pemikir seperti Leonardo de Vinci yang terkenal


sebagi pelukis, pemuzik dan ahli falsafah serta jurutera. Michelangelo
merupakan tokoh seni, arkitek, jurutera, penyair dan ahli anotomi.

· Melahirkan ahli-ahli sains terkenal seperti Copernicus dan Galileo.

· Melahirkan ahli matematik seperti Tartaglia dan Cardan yang berusaha


menghuraikan persamaan ganda tiga. Tartaglia orang pertama yang
menggunakan konsep matematik dalam ketenteraan iaitu mengukur
tembakan peluru mariam. Cardan terlibat dalam penghasilan ilmu algebra.

· Selain itu, Renaissance telah melahirkan tokoh-tokoh perubatan di


Eropah.Antara tokoh perubatan terkenal iaitu William Harvey yang telah
memberi sumbangan dalam kajian peredaran darah.

· Renaissance telah melahirkan masyarakat yang lebih progresif dan wujud


semangat inquiri sehingga membawa kepada aktiviti penjelajahan dan
penerokaan.

KESIMPULAN

Sejarah Renaissance munculnya karena berbagai faktor antara lain adalah


sebagai gerakan kultural, pada awalnya merupakan pembaharuan di bidang
kejiwaan, kemasyarakatan, dan kegerejaan di Italia pada pertengahan abad
XIV, berakar pada cita-cita keksatriaan abad pertengahan yang
menginginkan kemewahan, kemegahan, keperkasaan dan kemasyuran,
mereka mensintesakan gagasan Kristiani dengan pemikiran klasik (Yunani-
Romawi). Tujuan utama gerakan ini adalah mempersatukan kembali gereja
yang terpecah-belah akibat skisma (perang agama). Timbulnya kota-kota
dagang yang makmur akibat perdagangan mengubah perasaan pesimistis
(zaman Abad Pertengahan) menjadi optimistis. Dukungan dari keluarga
Renaissance - Humanisme 8
saudagar kaya semakin menggelorakan semangat Renaissance sehingga
menyebar ke seluruh Italia dan Eropa.

Karakteristik Renaissance adalah pemikiran yang muncul bersifat konkret,


realistis dan nyata, memuja manusia sendiri sebagai pencipta, fokus pada
dunia, kebendaan, nilai-nilai filosofis yang dianut dipengaruhi oleh
kebendaan. Semboyan Carpe Diem sebagai antithesa Momento Morie dan
seni pada zaman Renaissance mendorong kebebasan.

Tokoh-Tokoh Renaissance adalah Dante Alighiere (1265-1321), Lorenzo Valla


(1405-1457), Niccolo Machiavelli (1469-1527) Boccacio (1313-1375),
Francesco Petrarca (1304-1374), Desiderius Erasmus (1466-1536)

Renaissance di Italia adalah tidak bisa terlepas dari kota Florencia dan
keluarga Medici. Keduanya saling mendukung sehingga cita-cita renaissance
dapat terealisasikan. Melalui kemajuan ilmu pengetahuan tujuan dari
renaissance dapat tercapai.

Dampak Renaissance adalah

1. Tumbuhnya kebebasan, kemerdekaan, dan kemandirian individu.


2. Berkembangnya ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya.
3. Runtuhnya dominasi gereja.
4. Menguatnya kedudukan kaum bourgeois sehingga mereka tumbuh
menjadi kelas penguasa.
5. Mendorong pencarian daerah baru sehingga berkobarlah era
penjelajahan samudera.

SEJARAH INTELEKTUAL BARAT ZAMAN RENAISSANCE DAN


HUMANISME

Filsafat Modern lahir melaui proses panjang yang berkesinambungan, dimulai


dengan munculnya abad Renaissance atau zaman pencerahan. Renaissance dalam
berbagai diskusi filsafat tidak pernah hilang dari pembicaraan. Karena memang
keberadaannya telah membangun sebuah peradaban baru dunia filsafat. Dalam banyak
bidang, renaissance telah menumbuhkan benih-benih kesadaran masyarakat Eropa
yang telah lama terkubur dalam bayang-bayang doktrin gereja. Lahirnya gerakan ini

Renaissance - Humanisme 9
bermula dari kondisi waktu itu yang tidak memberi kebebasan bagi manusia untuk
mengaktualisasikan dirinya seperti berfikir. Galilei Galileo misalnya adalah filsuf yang
merasakan betapa kebebasan manusia telah sedemikian dibatasi. Hanya karena
mengajukan pernyataan yang bertentangan dengan keyakinan gereja, Galilei Galileo
meringkuk di penjara seumur hidup.
Zaman pencerahan telah membawa beberapa dampak positif maupun negative.
Dengan zaman pencerahan manusia mulai dapat mengaktualisasikan kembali akalnya,
dan percaya akan nilai-nilai pribadinya. Namun disisi lain, renaissance bagaimanpun
telah pula mengaggungkan manusia secara melebihi keagungan Tuhannya. Sehingga
harus disadari bahwa renaissance telah menyangsikan keberadaan Tuhan dan
menganggap bahwa manusialah pusat dunia.
a) Pengertian Renaisance
Secara etimologi, renaissance berarti “kelahiran kembali” atau “kebangkitan
kembali”. Kata renaissance sebenarnya berasal dari kata dalam bahasa perancis, yaitu
kata “re” (lagi, kembali) dan kata “naissance” (kelahiran), sedangkan dalam bahasa
latin, istilah renaissance berasal dari kata “nascentia”, “nascor”, atau “natus” yang
setara artinya dengan kelahiran, lahir, atau dilahirkan. Zaman kelahiran kembali inilah
yang kemudian disebut juga dengan zaman pencerahan (Auflarung). Begitu juga
pencerahan kembali mengandung arti akan “munculnya kesadaran baru manusia”
terhadap dirinya (yang selama ini dikunkung oleh gereja). Pada zaman pencerahan ini
manusia menyadari bahwa dialah yang menjadi pusat dunianya (vaber mundi) bukan
lagi sebagai obyek dunianya (fitiator mundi). Sedangkan istilah renaissance juga
menunjukkan kepada suatu gerakan yang meliputi suatu zaman dimana orang merasa
dilahirkan kembali dalam keadaban. Di dalam kelahiran kembali itulah, orang – orang
ingin atau merasa kembali pada sumber-sumber yang murni bagi pengetahuan dan
estetika. Zaman renesans juga berarti zaman yang menekankan pada otonomi dan
kedaulatan manusia dalam berfikir, dalam mengadakan eksplorasi, eksperimen, dalam
mengembangkan seni sastra dan ilmu pengetahuan di Eropa. Ideologi yang
berkembang pada jaman Renaisans dinamakan filsafat Humanisme, yang berarti
sebagai bentuk filsafat ‘eksistensialisme kolektif’. Dimana kesadaran akan diri yang
merupakan bagian dari kolektif dan keputusan untuk turut menjadi bagian dari
gerakan kolektif. Filsafat Humanisme dalam bentuk ideologi tersebar secara psikologis
kepada orang-orang di jaman Renaisans. Kesadaran yang muncul bukan ‘aku adalah
manusia’, melainkan ‘kita adalah manusia’. Yang timbul adalah kesadaran bahwa ‘kita’
adalah ‘manusia’, dan ‘kita’ adalah yang ‘utama’. ‘Lupakan organisasi itu (gereja), buat

Renaissance - Humanisme 10
apa kita mengabdi kepadanya’. ‘Ternyata kita pun juga sangat penting’. ‘Cukup sudah
dibatasi oleh gereja lagi’.

b) Pengertian Humanisme
Humanisme dan Renaisans adalah kesatuan yang saling pengaruh
mempengaruhi dalam arah secara bersama-sama. Humanisme merupakan sebuah
ideologi yang menentang dogma-dogma pada Abad Pertengahan yang
melatarbelakangi atau mempengaruhi Renaisans. Karena Renaisans merupakan era
waktu yang dapat dikatakan bahwa Humanisme berada didalam Renaisans.
”Humanisme” dipandang sebagai sebuah gagasan positif oleh kebanyakan orang.
Humanisme mengingatkan kita akan gagasan-gagasan seperti kecintaan akan pri
kemanusiaan, perdamaian, dan persaudaraan.
Humanisme mempunyai arti :
a) menganggap individu rasional sebagai nilai paling tinggi;
b) menganggap individu sebagai sumber nilai akhir;
c) mengabdi pada pemupukan perkembangan kreatif dan perkembangan moral
individu secara rasional, dan berarti tanpa acuan pada konsep-konsep yang
adikodrati.
Humanisme adalah pandangan yang menyatakan bahwa manusia dapat
memahami dunia serta keseluruhan realita dengan menggunakan pengalaman dan
nilai-nilai kemanusiaan bersama. Dalam pandanga humanisme seringkali kita
terkensan dengan konsep bahwa “Kita bisa hidup melalui dan tanpa agama sekalipun”.
Mereka para Humanis berusaha menciptakan yang terbaik bagi kehidupan dengan
menciptakan makna dan tujuan bagi diri sendiri.
Sikap hidup kaum Humanis antara lain :
1. kritis dan tidak mudah percaya tanpa bukti nyata (skeptis)
2. menentang terhadap tradisi lama
3. sekularisme (sikap mengutamakan keduniawian dan hidup di dunia ini). Hal ini
dikenal melalui pandangan hidupnya berbunyai “Carpe Diem” (nikmatilah
hidup) yang bertolak belakang dengan pandangan hidup pada abad
pertengahan yaitu “ momento mori” (ingatlah hari sesudah mati)
4. record breaker, memecahkan rekor menghasil karya-karya yang terkenal

A. Sejarah Renaissance

Renaissance - Humanisme 11
Berkembangnya filsafat pada abad pertengahan di Eropa yang ditandai dengan
munculnya filsafat baru bernama filsafat skolastik pada abad 14, dan berlangsung
hingga abad ke-15. Sehingga pada abad ke-16 dan ke-17, Eropa dikuasai oleh suatu
gerakan yang disebut renaissance. Secara hierarki, awal gerakan pembaharuan ini
berlangsung dibidang kerohanian, kemasyarakatan dan kegerejaan yang telah
diterapkan pada periode yang merentang pada abad ke-15 dan abad ke-16, istilah
gerakan pembaharuan atau yang lebih dikenal dengan nama renaissance ini kemudian
muncul kembali setelah Michelet pada tahun 1855 dan Buckhardt pada tahun 1860
menggunakan istilah ini dalam judul karya-karya sejarah tentang perancis dan Italia.
Periode ini kemudian dipandang sebagai priode kelahiran kembali semangat Yunani
dan Romawi, dan kebangkitan kembali untuk belajar ilmiah. Gerakan pembaharuan ini
pada awalnya hanya dilakukan oleh orang –orang humanis di Italia.
Gerakan para humanis Italia ini memiliki tujuan utama yaitu untuk merealisasikan
kesempurnaan pandangan hidup Kristiani, yang dilaksanakan dengan mengaitkan
hikmat kuna (klasik) dengan wahyu, dan dengan memberi kepastian kepada gereja
bahwa pikiran-pikiran klasik (pemikiran dari sumber-sumber yunani dan romawi) itu
tidak bisa binasa. Dengan memanfaatkan kebudayaan dan bahasa klasik itu mereka
bermaksud mempersatukan gereja yang telah dipecah-pecah oleh banyak madzhab dan
mempertigggi keadaan yang telah diberikan oleh agama Kristen. Sehingga dari sini,
mereka dapat meningkatkan perkembangan yang harmonis dari sifat-sifat dan
kecakapan-kecakapan alamiah manusia dengan mengusahakan adanya kepustakaan
yang baik, dengan mengikuti jejak kebudayaan klasik yang telah mereka pelajari pada
abad pertengahan. Pada umumnya mereka tidak menyangkal tentang adanya Kuasa
yang Lebih Tinggi. Hanya mereka berpendapat, bahwa hal-hal yang alamiah pada
dirinya sendiri telah memiliki nilai yang cukup untuk dijadikan sasaran pengenalan
dan pengusahaan manusia. Baru pada zaman kemudian di Jerman timbul orang-orang
humanis yang melepaskan segala tujuan yang diarahkan kepada akhirat dan menerima
hidup di dalam batas-batas dunia seperti apa adanya.
Pada masa Renaisans muncul karya-karya besar dibidang kesenian seperti seni
lukis, arsitektur dan seni pahat. Manusia diutamakan dan sangat dijunjung tinggi
sebagai pusat disini. Detil-detil yang ditampilkan sangat baik dan indah. Alirannya
lebih bersifat realisme. Pada masa ini juga muncul gerakan untuk mengeksplorasi
bumi, seperti diadakannya pelayaran dan pencarian tempat-tempat diluar bumi.
Tokoh-tokoh besar yang kita ketahui adalah Da Vinci, Giovani dari Medici,
Michaelangelo, Copernicus, Galileo, Colombus, dan lainnya.

Renaissance - Humanisme 12
B. Faktor Munculnya Renaissance
Middle Age merupakan zaman sebelum munculnya reissance, dimana Eropa
ketika itu sedang mengalami masa suram. Berbagai kreativitas sangat diatur oleh
gereja. Dominasai gereja sangat kuat dalam berbagai aspek kehidupan. Agama Kristen
sangat mempengaruhi berbagai kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. Seolah raja
tidak mempunyai kekuasaan, justru malah gereja lah yang mengatur pemerintahan.
Berbagai hal diberlakukan demi kepentingan gereja, tetapi sebaliknya hal-hal yang
merugikan gereka akan mendapat balasan yang sangat kejam. Contohnya,
pembunuhan Copernicus, ketika ia memproklamsikan teori tata surya yang
menyebutkan bahwa matahari adalah pusat dari tata surya, tetapi hal ini bertolak
belakang dengan pendapat dari gereja, sehingga Copernicus harus dibunuh.
Pemikiran manusia pada Abad Pertengahan, mendapat doktrinasi dari gereja.
Hidup seseorang selalu dikaitkan dengan tujuan akhir (ekstologi). Kehidupan manusia
ketika itu dipandang sebagai hakekat yang sudah ditentukan oleh Tuhan. Maka tujuan
hidup manusia adalah mencari keselamatan. Pemikiran tentang ilmu pengetahuan
banyak diarahkan kepada theology. Pemikiran filsafat memang berkembang juga ketika
itu, namun haruslah yang sejalan dengan pemikiran-pemikiran gereja, sehingga lahir
filsafat scholastik yaitu suatu pemikiran filsafat yang dilandasi pada agama dan untuk
alat pembenaran agama. Oleh karena itu disebut Dark Age atau Zaman Kegelapan.
Dengan adanya berbagai pembatasan yang dilakukan pihak pemerintah atas
saran dari gereja maka timbulah sebuah gerakan kultural, pada awalnya merupakan
pembaharuan di bidang kejiwaan, kemasyarakatan, dan kegerejaan di Italia pada
pertengahan abad XIV. Sebelumnya gereja mempunyai peran penting dalam
pemerintahan, golongan ksatria hidup dalam kemewahan, kemegahan, keperkasaan
dan kemasyuran. Namun, ketika dominasi gereja mulai berpengaruh maka hal seperti
itu tidak mereka peroleh sehingga timbullah semangat renaissance.
Menurut Ernst Gombrich munculnya renaissance sebagai suatu gerakan untuk
kembali di dalam seni, artinya bahwa renaissance tidak dipengaruhi oleh ide-ide baru.
Misalnya, gerakan Pra-Raphaelite atau Fauvist merupakan gerakan kesederhanaan
primitif setelah kekayaan gaya Gotik Internasional yang penuh hiasan. Menurut Prancis
Michel De Certeau, renaissance muncul karena bubarnya jaringan-jaringan sosial lama
dan pertumbuhan elite baru yang terspesialisasi sehingga gereja berusaha untuk
kembali mendesak kendali dan manyatukan kembali masyarakat lewat pemakaian
berbagai teknik visual-dengan cara-cara mengadakan pameran untuk mengilhami
kepercayaan, khotbah-khotbah bertarget dengan menggunakan citra-citra dan teladan-
teladan dan lain sebagainya yang diambil dari pemikiran budaya klasik, sehingga
Renaissance - Humanisme 13
dapat mempersatukan kembali gereja yang terpecah-belah akibat skisma (perang
agama).
Renaissance muncul dari timbulnya kota-kota dagang yang makmur akibat
perdagangan, yang kemudian mengubah perasaan pesimistis (zaman Abad
Pertengahan) menjadi optimistis. Hal ini juga menyebabkan dihapuskannya system
stratifikasi sosial masyarakat agraris yang feodalistik. Maka muncullah kebebasan
untuk melepaskan diri dari ikatan feodal menjadi masyarakat yang bebas. Termasuk
kebebasan untuk melepaskan diri dari ikatan agama sehingga menemukan dirinya
sendiri dan menjadi focus kemajuan. Antroposentrisme kemudian menjadi pandangan
hidup, dan dengan konsep humanisme yang menjadi pegangan sehari-hari. Selain itu
adanya dukungan dari keluarga saudagar kaya yang semakin menggelorakan
semangat Renaissance sehingga menyebar ke seluruh Italia dan Eropa.

C. Karakteristik Renaissance
Renaissance merupakan titik awal dari sebuah peradaban modern di Eropa.
Essensi dari semangat Renaissance salah satunya adalah pandangan bahwa manusia
bukan hanya memikirkan nasib di akhirat seperti semangat Abad Tengah, tetapi
mereka harus memikirkan hidupnya di dunia ini. Renaissance menjadikan manusia
lahir ke dunia untuk mengolah, menyempurnakan dan menikmati dunia ini, baru
setelah itu menengadah ke surga. Nasib manusia di tangan manusia, penderitaan,
kesengsaraan dan kenistaan di dunia bukanlah takdir Tuhan melainkan suatu keadaan
yang dapat diperbaiki dan diatasi oleh kekuatan manusia dengan akal budi, otonomi
dan bakat-baktnya. Manusia bukan budak melainkan majikan atas dirinya. Inilah
semangat humanis, semangat manusia baru yang oleh Cicero dikatakan dapat
dipelajari melalui bidang sastra, filsafat, retorika, sejarah dan hukum.
Dengan semakin kuatnya Renaissance, pada kenyataannya sekularisasipun
berjalan semakin kuat. Hal ini menyebabkan agama semakin diremehkan bahkan
kadang digunakan untuk kepentingan sekulerisasi itu sendiri. Semboyan mereka
“religion was not highest expression of human values”. Bahkan salah seorang yang
dilukiskan sebagai manusia ideal renaissance oleh Leon Batista Alberti (1404-1472),
secara tegas berani mengatakan “Man can do all things if they will”. Renaissance
mengajarkan kepada manusia untuk memanfaatkan kemampuan dan pengetahuannya
bagi pelayanan kepada sesama. Manusia hendaknya menjalani kehidupan secara aktif
dan memikirkan kepentingan umum bukan hidup bersenang-senang dalam belenggu
moral dan ilmu pengetahuan di menara gading. Manusia harus berperan aktif dalam
kehidupan, bukan sifat pasif seraya pasrah pada takdir. Namun, manusia menjadi
Renaissance - Humanisme 14
pusat segala hal dalam kehidupan atau inilah yang disebut dengan Antoposentrisme.
Manusia dalam konsep renaissance, harus berani memuji dirinya sendiri,
mengutamakan kemampuannya dalam berfikir dan bertindak secara bertanggung
jawab, menghasilkan karya seni dan mengarahkan nasibnya kepada sesama. Keinginan
manusia haruslah untuk menonjolkan diri baik dari keindahan jasmani maupun
kemampuan intelektual-intelektualnya. Keinginannya itu dituangkan dalam berbagai
karya seni sastra, seni lukis, seni pahat, seni music dan lain-lain. Ekspresi daya
kemampuan manusia harus terus berkembang sampai saat ini, sehingga di zaman
modern ini pun tidak ada lagi segi kehidupan manusia yang tidak ditonjolkan.

D. Tokoh-Tokoh Renaissance dan humanisme


Diantara tokoh-tokoh renaissance yang mempunyai peran yang penting dalam
renaissance, adalah tokoh-tokoh antara lain, seperti :
a) Dante Alighiere (1265-1321).
Dante lahir pada tanggal 21 Mei 1265 di Firenze, ia berasal dari keluarga kaya raya.
Dia pernah menjadi prajurit Firenze, yang menginginkan negaranya dapat merdeka
dari pengaruh tiga kerajaan yang lebih besar yaitu Kepausan, Spanyol dan Perancis.
Dante mulai menjadi pengkritik dan penentang otoritas moral Kepausan yang
dinilainya tidak adil dan tidak bermoral. Puncaknya ia tuangkan dalam sebuah buku
berjudul De Monarchia (On Monarchy) yang menggabarkan tentang kedudukan dan
keabsahan Sri Paus sebagai pemimpin spiritual tertinggi Gereja Katolik, mengapa
sekaligus menjadi raja dunia (Kerajaan Kepausan) yang otoriter. Hasil karya Dante
antaral lain adalah La Vita Nuova (The New Life) juga berisi tentang gambaran
pertumbuhan cinta manusia. Comedia yang ditulis ketika dia berada dalam
pengasingan panjang di Revenna. Buku ini berisi tentang perjalanan jiwa manusia yang
penuh kepedihan dalam perjalanan dari dunia ke alam gaib. Tokoh utamanya adalah
Virgilius (nama sastrawan dari zaman Romawi kuno) yang setelah kematiannya harus
melewati tiga fase yaitu inferno (neraka), purgatoria (pembersih jiwa), dan paradiso
(surga).
b) Lorenzo Valla (1405-1457)
Lahir di Roma pada tahun 1405 dari keluarga ahli hukum. Salah satu
ungkapannya yang sangat terkenal adalah “Mengorbankan hidup demi kebenaran dan
keadilan, adalah jalan menuju kebajikan tertinggi, kehormatan tertinggi dan pada hal
tertinggi”. Hasil karyanya antara lain adalah De volupte (kesenangan) yang terbit pada
tahun 1440, yang berisi kekagumannya pada etika Stoisisme yang mengajarkan
pentingnya manusia itu mati raga (askese) dalam rangka mendapatkan keselamatan
Renaissance - Humanisme 15
jiwa. Buku yang berjudul De Libero erbitrio (keinginan bebas) yang mengatakan
individualitas manusia berakar pada kebesaran dan keunikan manusia, khususnya
kebebasan sehingga kehendak awal Sang Pencipta tidak membatasi perbuatan bebas
manusia dan tidak meniadakan peran kreatif manusia dalam sejarahnya, dan buku
berjudul De falso credita et ementita Constantini donation declamation, yang
mengisahkan tentang donasi hadiah kepada Sri Paus oleh Kaisar Constantinus
sebenarnya adalah palsu, sebab dari sudut bahasa donasi itu jelas bukan gaya bahasa
abad ke4 melainkan abd ke-8.

c) Niccolo Machiavelli (1469-1527)


Nicolo Machiavelli adalah filosof politik Italia, Niccolo Machiavelli lahir pada
tahun 1469 di Florence, Italia. Ayahnya, seorang ahli hukum. Pada usia 29 tahun
Machiavelli memperoleh kedudukan tinggi di pemerintahan sipil Florence. Selama
empat belas tahun sesudah itu dia mengabdi kepada Republik Florentine dan terlibat
dalam berbagai missi diplomatik atas namanya, melakukan perjalanan ke Perancis,
Jerman, dan di dalam negeri Italia.
Hasil karyanya yang paling masyhur adalah The Prince, (Sang Pangeran) ditulis
tahun 1513, dan The Discourses upon the First Ten Books of Titus Livius (Pembicaraan
terhadap sepuluh buku pertama Titus Livius). Diantara karya-karya termashur lainnya
adalah The art of war (seni berperang), A History of Florence (sejarah Florence) dan La
Mandragola (suatu drama yang bagus, kadang-kadang masih dipanggungkan orang).
Tetapi, karya pokoknya yang terkenal adalah The Prince (Sang Pangeran), mungkin
yang paling brilian yang pernah ditulisnya dan memang paling mudah dibaca dari
semua tulisan filosofis. Machiavelli kawin dan punya enam anak. Dia meninggal dunia
tahun 1527 pada umur lima puluh delapan.

d) Boccacio (1313-1375)
Giovani Boccacio lahir di Certaldo, Italia tahun 1313 dari seorang pedagang yang
berasal dari Firenze. Hasil karyanya antara lain cerita epos seperti Thebaid atau Aenid,
prosa seperti Ameto, puisi seperti Amoroso Visione dan Ninfale Fiesolan. Puncak
karyanya Decamerome, adalah karya sastra berjudul De genealogis deorum gentilium
(On The Genealogy of God) yang tersusun dalam 15 jilid.

e) Francesco Petrarca (1304-1374)


Adalah seorang yang lahir pada 20 Juli 130 di Tuscan. Ia belajar hukum di
Montpellier dan melanjutkan ke Universitas Bologna. Namun, ia lebih tertarik pada
Renaissance - Humanisme 16
seni sastra dan seni lukis. Dia seorang humanis yang mengagumi hal-hal yang serba
naturalis, polos dan apa adanya. Salah satu ungkapan terkenalnya pada alam
dituangkan dalam karya lukis yang diberi nama Ikaros.

f) Desiderius Erasmus (1466-1536)


Eramus lahir pada 27 Oktober 1466 di Gouda. Ibundaya bernama Margaret.
Setelah lulus dari Sekolah Atas ia melanjutkan ke biara Agustin di Styn hingga menjadi
pastor kemudian melanjutkan ke Universitas Paris. Hasil karya Eramus dapat
dikelompokan menjadi tiga kelompok yaitu :
1. Kelompok karya-karya satiris dengan tujuan ingin mengungkap segala kelemahan
penyakit korup, dan munafik yang melanda warga masyarakat, seperti Praise of Folly
(1509).
2. Kelompok karya bernada satiris berupa pesan moral yang diharapkan dapat
memperbaiki atau mempengaruhi mentalitas kaum Katolik, seperti buku yang berjudul
Hand Book of the Christian Knight (1501), The Complaint of peace (1517).
3. Kelompok dalam bentuk terjemahan kitab suci Perjanjian Baru berdasrakan naskah asli
Yunani, seperti Annotations on the New Testament (1505), The Prince of the Christian
Humanists.

D. Pengaruh dan Signifikansi Renaissance


Renaissance sebagai gerakan yang identik dengan gerakan humanisme dan
bertitik tolak pada upaya melepaskan manusia dari keterkaitan agama, memiliki
manifestasi utama dalam gerakannya, yaitu :
a) Gerakan Humanisme, yang berusaha tidak hanya untuk menerjemahkan sumber-
sumber Yunani dan Romawi, tetapi juga mencari nilai atau gaya hidup manusia yang
terkandung di dalamnya.
b) Penolakan tradisi Aristotelian Abad Pertengahan. Kebangkitan Platonisme, yang
sangat bergaung dalam Akademi Florentina merupakan suatu konsekuensi penolakan
ini. Selain itu, perhatian kepada mistisisme seperti merebak kembali, termasuk minat
kepada Cabala, tulisan hermetik dan alkimia.
c) Pemikiran Renaissance juga terbuka pada ilmu-ilmu baru yang mulai terbentuk.
d) Dalam lapisan agama periode ini ditandai oleh ketidakpuasan dengan kemapanan
yang mengarah para reformasi protestan.

Renaissance - Humanisme 17
Disisi lain, filsafat abad pertengahan memiliki perbedaan yang jelas bila
dibandingkan dengan filsafat renaissance. Yang pertama lebih mencurahkan
perhatiannya kepada hal-hal yang abstrak, sedangkan kepada pengertian-pengertian,
hal-hal yang konkrit, yang nampak, terlalu diabaikan. Sedangkan filsafat renaissance
lebih tertuju kepada hal-hal yang konkrit seperti kepada alam semesta dan kepada
manusia, juga kepada kehidupan bermasyarakat serta sejarah. Dapat juga dikatakan
bahwa manusia pada saat itu menemukan dua hal yaitu, dunia dan dirinya sendiri.
Dimana pengenalan akan dirinya sendiri terbentuk atas kesadaran manusia akan nilai
pribadinya dan akan kekuatan pribadinya itu.
Namun dalam banyak hal, manusia justru mengaggungkan dirinya dan
menganggap bahwa akal mempunyai wibawa terhadap kebenaran-kebenaran
keagamaan, bahwa kebenaran harus dicapai dengan kekuatan sendiri. Hingga lambat
laun intelektualitas terasing daripada agama yang positif. Intelektualitas bersifat
individualis dan titik tolaknya adalah kebebasan mutlak bagi pemikiran dan penelitian,
bebas daripada tiap wibawa dan tradisi -dalam hal ini tradisi kristen- yang mana
disebutkan bahwa pengetahuan yang pasti bukan didapat dari pewarisan, melainkan
apa yang diperoleh manusia sendiri karena kekuatannya sendiri dengan penelitian dan
penemuan-penemuannya.

D. Kesimpulan
Secara etimologi, renaissance berarti “kelahiran kembali” atau “kebangkitan
kembali”. Dari bahasa perancis re (lagi, kembali) naissance (kelahiran), sedangkan
dalam bahasa latin nascentia, nascor, natus (kelahiran, lahir, dilahirkan), kelahiran
kembali ini disebut juga dengan zaman pencerahan (Auflarung). Begitu juga
pencerahan kembali mengandung arti “munculnya kesadaran baru manusia” terhadap
dirinya (yang selama ini dikunkung oleh gereja). Manusia menyadari bahwa dialah
yang menjadi pusat dunianya (vaber mundi) bukan lagi sebagai obyek dunianya
(fitiator mundi) Sedangkan istilah ini menunjukkan suatu gerakan yang meliputi suatu
zaman dimana orang merasa dilahirkan kembali dalam keadaban.
Sedangkan humanisme adalah pandangan yang menyatakan bahwa manusia
dapat memahami dunia serta keseluruhan realita dengan menggunakan pengalaman
dan nilai-nilai kemanusiaan bersama. Kita bisa hidup baik tanpa agama sekalipun. Para
Humanis berusaha menciptakan yang terbaik bagi kehidupan dengan menciptakan
makna dan tujuan bagi diri sendiri. Tokoh besar dari Humanisme adalah Erasmus dari
Rotterdam, yang pernah bersahabat dengan Martin Luther. Jadi Humanisme dan
Renaisans adalah kesatuan yang saling pengaruh mempengaruhi secara bersama-sama.
Renaissance - Humanisme 18
Humanisme merupakan sebuah ideologi yang menentang dogma-dogma pada Abad
Pertengahan yang melatarbelakangi dan memengaruhi Renaisans. Karena Renaisans
merupakan era waktu, maka dapatlah dikatakan bahwa Humanisme berada didalam
Renaisans.

Abad Renaisans
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

David, oleh Michelangelo (The Accademia Gallery, Florence) adalah contoh


seni Renaissance tinggi

Zaman Renaisans (bahasa Inggris: Renaissance) adalah sebuah gerakan


budaya yang berkembang pada periode kira-kira dari abad ke-14 sampai
abad ke-17, dimulai di Italia pada Abad Pertengahan Akhir dan kemudian
menyebar ke seluruh Eropa. Meskipun pemakaian kertas dan penemuan
barang metal mempercepat penyebaran ide-idenya dari abad ke-15 dan
seterusnya, perubahan Renaissance tidak terjadi secara bersama maupun
dapat dirasakan di seluruh Eropa.

Sesudah mengalami masa kebudayaan tradisional yang sepenuhnya


diwarnai oleh ajaran Kristiani,[1][2] orang-orang kini mencari orientasi dan
inspirasi baru sebagai alternatif dari kebudayaan Yunani-Romawi sebagai
satu-satunya kebudayaan lain yang mereka kenal dengan baik.[1]
Kebudayaan klasik ini dipuja dan dijadikan model serta dasar bagi seluruh
peradaban manusia.[1][3]

Renaissance - Humanisme 19
Dalam dunia politik, budaya Renaissance berkontribusi dalam
pengembangan konvensi diplomasi, dan dalam ilmu peningkatan
ketergantungan pada sebuah observasi. Sejarawan sering berargumen
bahwa transformasi intelektual ini adalah jembatan antara Abad
Pertengahan dan sejarah modern. Meskipun Renaissance dipenuhi revolusi
terjadi di banyak kegiatan intelektual, serta pergolakan sosial dan politik,
Renasaince mungkin paling dikenal karena perkembangan artistik dan
kontribusi dari polimatik seperti Leonardo da Vinci dan Michelangelo, yang
terinspirasi dengan istilah "manusia Renaissance".[4][5]

Ada konsensus bahwa Renaissance dimulai di Florence, Italia, pada abad ke-
14.[6] Berbagai teori telah diajukan untuk menjelaskan asal-usulnya dan
karakteristik, berfokus pada berbagai faktor termasuk kekhasan sosial dan
kemasyarakatan dari Florence pada beberapa waktu; struktur politik;
perlindungan keluarga dominan, Wangsa Medici;.[7][8] dan migrasi sarjana
Yunani dan terjemahan teks ke bahasa Italia setelah Kejatuhan
Konstantinopel di tangan Turki Utsmani.[9][10][11]

Kata Renaissance, yang terjemahan literal dari bahasa Perancis ke dalam


bahasa Inggris adalah "Rebirth" (atau dalam bahasa Indonesia "Kelahiran
kembali"), pertama kali digunakan dan didefinisikan[12] oleh sejarawan
Perancis Jules Michelet pada tahun 1855 dalam karyanya, Histoire de France.
Kata Renaissance juga telah diperluas untuk gerakan sejarah dan budaya
lainnya, seperti Carolingian Renaissance dan Renaissance dari abad ke-12.

Daftar isi
 1 Tinjauan luas
 2 Latar belakang
 3 Humanisme Klasik
 4 Daftar tokoh besar pada masa Renaisans
 5 Referensi

Tinjauan luas

Leonardo da Vinci's Vitruvian Man menunjukkan dengan jelas pengaruh


penulis Antiquity dalam pemikir Renaissance. Berdasarkan spesifikasi di
Vitruvius 'De architectura (abad ke-1 SM), Leonardo mencoba untuk
menggambar pria sempurna secara proporsional.

Renaissance - Humanisme 20
Renaissance adalah sebuah gerakan budaya yang sangat mempengaruhi
kehidupan intelektual Eropa pada periode modern awal. Mulai di Italia, dan
menyebar ke seluruh Eropa pada abad ke-16, pengaruhnya dirasakan dalam
sastra, filsafat, seni, musik, politik, ilmu pengetahuan, agama, dan aspek lain
dari penyelidikan intelektual. Sarjana Renaissance menggunakan metode
humanis dalam penelitian, dan mencari realisme dan emosi manusia dalam
seni.[13]

Humanis Renaissance seperti Poggio Bracciolini mencari di perpustakaan


biara Eropa sastra, sejarah, dan berpidato teks Latin dari Antiquity,
sedangkan Kejatuhan Konstantinopel (1453) menghasilkan gelombang
imigran sarjana Yunani membawa naskah berharga di Yunani kuno, banyak
dari naskah tersebut yang jatuh ke dalam ketidakjelasan ketika di Barat. Hal
ini dalam fokus baru mereka pada teks-teks sastra dan sejarah dari sarjana
Renaissance yang perbedaanya begitu nyata dari para sarjana abad
pertengahan Renaissance dari abad ke-12, yang difokuskan pada
mempelajari karya-karya Yunani dan ilmu alam Arab, filsafat dan
matematika, bukan pada seperti teks kultural.

Dalam kebangkitan neo-Platonisme Renaissance humanis tidak menolak


Kristen; justru sebaliknya, banyak karya terbesar Renaissance yang
dikhususkan untuk itu, dan Gereja dilindungi banyak karya seni Renaissance.
Namun, pergeseran halus berlangsung dengan cara yang intelektual
mendekati agama yang tercermin dalam banyak bidang kehidupan budaya.
[14]
Selain itu, banyak karya-karya Yunani Kristen, termasuk Yunani Perjanjian
Baru, dibawa kembali dari Byzantium ke Eropa Barat dan melibatkan sarjana
Barat untuk pertama kalinya sejak akhir jaman. Keterlibatan baru ini dengan
karya-karya Yunani Kristen, dan terutama kembali ke Yunani asli dari
Perjanjian Baru dipromosikan oleh humanis Lorenzo Valla dan Erasmus, akan
membantu membuka jalan bagi Reformasi Protestan.

Setelah kembali pada artistik pertama yang klasisisme, telah dicontohkan


dalam patung Nicola Pisano, pelukis Florentine dipimpin oleh Masaccio
berusaha untuk menggambarkan bentuk manusia secara realistis,
mengembangkan teknik untuk membuat perspektif dan cahaya lebih alami.
Filsuf politik, yang paling terkenal adalah Niccolò Machiavelli, berusaha
menggambarkan kehidupan politik seperti yang benar adanya, itu adalah
untuk memahami secara rasional. Sebuah kontribusi penting untuk
Renaissance Italia humanisme Pico della Mirandola yang menulis teks
terkenal "De hominis Dignitate" (Orasi pada Martabat Manusia, 1486), yang
terdiri dari serangkaian tesis tentang filsafat, alam pikir, iman dan sihir
dipertahankan terhadap setiap lawan atas dasar alasan. Selain mempelajari
bahasa Latin klasik dan Yunani, penulis Renaissance juga mulai semakin
menggunakan bahasa daerah; dikombinasikan dengan pengenalan pada
pencetakan, hal ini akan memungkinkan lebih banyak orang yang
mengakses buku, terutama Alkitab.[15]

Dalam semua, Renaissance dapat dipandang sebagai upaya secara


intelektual untuk belajar dan meningkatkan bentuk sekuler dan duniawi, baik
melalui kebangkitan ide dari jaman dahulu, dan melalui pendekatan baru
untuk berpikir. Beberapa ahli, seperti Rodney Stark, [16] mengurangi
Renaissance dalam mendukung inovasi sebelumnya di negara kota Italia di
Abad Pertengahan Tinggi, yang berkombinasi dengan pemerintah yang
responsif, Kristen dan kelahiran kapitalisme. Analisis ini berpendapat bahwa,
sedangkan negara-negara besar Eropa (Perancis dan Spanyol) adalah
Renaissance - Humanisme 21
pemerintahan yang monarki absolut, dan lain-lain berada di bawah kontrol
langsung Gereja, republik-republik kota mandiri Italia mengambil alih prinsip-
prinsip kapitalisme yang bisa ditemukan di perkebunan monastik dan
memicu revolusi komersial yang luas belum pernah terjadi sebelumnya yang
mendahului dan membiayai Renaissance.

Latar belakang

Kebudayaan Yunanni-Romawi adalah kebudayaan yang menempatkan


manusia sebagai subjek utama.[1][17] Filsafat Yunani, misalnya menampilkan
manusia sebagai makhluk yang berpikir terus-menerus memahami
lingkungan alamnya dan juga menentukan prinsip-prinsip bagi tindakannya
sendiri demi mencapai kebahagiaan hidup (eudaimonia).[1][18] Kesustraan
Yunani, misalnya kisah tentang Odisei karya penyair Yunani Kuno, Homerus,
menceritakan tentang keberanian manusia menjelajahi suatu dunia yang
penuh dengan tantangan dan pengalaman baru.[1] Arsitektur ala Yunani-
Romawi mencerminkan kemampuan manusia dalam menciptakan harmoni
dari aturan hukum, kekuatan, dan keindahan.[1][19]

Selain itu, kemampuan bangsa Romawi dalam bidang teknik dan


kemampuan berorganisasi pantas mendapatkan acungan jempol. [1] Semua
ini jelas menunjukkan bahwa kebudayaan Yunani-Romawi memberikan
tempat utama bagi manusia dalam kosmos.[1] Suatu pandangan yang biasa
disebut dengan ''Humanisme Klasik''.[1]

Humanisme Klasik

Kebudayaan Renaisans ditujukan untuk menghidupkan kembali Humanisme


Klasik yang sempat terhambat oleh gaya berpikir sejumlah tokoh Abad
Pertengahan.[1] Hal ini memiliki kaitan dengan hal yang tadi dijelaskan.[1]
Apabila dibandingkan dengan zaman Klasik yang lebih menekankan manusia
sebagai bagian dari alam atau polis (negara-negara kota atau masyarakat
Yunani Kuno).[1] Humanisme Renaissans jauh lebih dikenal karena
penekanannya pada individualisme.[1] Individualisme yang menganggap
bahwa manusia sebagai pribadi perlu diperhatikan.[1] Kita bukan hanya umat
manusia, tetapi kita juga adalah individu-individu unik yang bebas untuk
berbuat sesuatu dan menganut keyakinan tertentu.[1]

Kemuliaan manusia sendiri terletak dalam kebebasannya untuk menentukan


pilihan sendiri dan dalam posisinya sebagai penguasa atas alam (Pico Della
Mirandola).[1] Gagasan ini mendorong munculnya sikap pemujaan tindakan
terbatas pada kecerdasan dan kemampuan individu dalam segala hal.[1]
Gambaran manusia di sini adalah manusia yang dicita-citakan Humanisme
Renaissans yaitu manusia universal (Homo Universale).[1]

Daftar tokoh besar pada masa Renaisans

Berikut adalah daftar tokoh besar Renaisans:[20][21]

Bidang seni dan budaya


 Albrecht Dührer (1471-1528)
 Desiserius Eramus (1466-1536)
 Donatello
 Ghirlandaio
 Hans Holbein (1465-1506)

Renaissance - Humanisme 22
 Hans Memling (1430-1495)
 Hieronymus Bosch (1450-1516)
 Josquin de Pres (1445-1521)
 Leonardo da Vinci (1452-1519)
 Lucas Cranach (1472-1553)
 Michaelangelo (1475-1564)
 Perugino (1446-1526)
 Raphael (1483-1520)
 Sandro Botticelli (1444-1510)
 Tiziano Vecelli (1477-1526)

Penjelajahan
 Christopher Columbus (1451-1506)
 Ferdinand Magellan (1480?-1521)

Ilmu pengetahuan
 Johann Gutenberg (1400-1468)
 Nicolaus Copernicus (1478-1543)
 Andreas Vesalius (1514-1564)
 William Gilbert (1540-1603)
 Galileo Galilei (1546-1642)
 Johannes Kepler (1571-1642)

Renaisans / Renaissance
Renaisans berasal dari istilah bahasa Prancis
renaissance yang berarti kelahiran kembali (rebirth).
Istilah ini biasanya digunakan oleh para ahli sejarah
untuk menunjuk berbagai periode kebangkitan
intelektual yang terjadi di Eropa, khususnya di Italia
sepanjang abad ke 15 dan ke 16.
Istilah ini mula-mula di gunakan oleh seorang ahli
sejarah terkenal yang bernama Jules Michelet,
kemudian di kembangkan oleh J. Burckhardt (1860)
untuk konsep sejarah yang menunjuk kepada periode
yang bersifat individualisme, kebangkitan kebudayaan
antik, penemuan dunia dan manusia sebagai periode
yang di lawankan dengan periode Abad Pertengahan.
Renaissance atau kelahiran kembali di Eropa ini
merupakan suatu gelombang kebudayaan dan
pemikiran yang di mulai di Italia, kemudian di Francis,
Spanyol, dan selanjutnya hingga menyebar ke seluruh
Eropa.
Namun tidak mudah menentukan batas yang jelas
mengenai akhir zaman pertengahan dan awal yang
pasti dari zaman modern. Hal ini disebabkan perbedaan
pandangan para ahli sejarah tentang peralihan zaman
Renaissance - Humanisme 23
pertengahan ke zaman modern. Sebagian ahli sejarah
berpendapat bahwa zaman pertengahan berakhir ketika
Konstantinopel di taklukkan oleh Turki Usmani pada
tahun 1453 M. Peristiwa tersebut di anggap sebagai
akhir zaman pertengahan dan titik awal zaman modern.
Ada juga yang berpendapat bahwa penemuan benua
Amerika oleh Columbus pada tahun 1492 M. Menandai
awal zaman modern. Para ahli yang lain cenderung
menganggap era gerakan reformasi keagamaan yang di
motori oleh Martin Luther pada tahun 1517 M. sebagai
akhir zaman pertengahan. Namun mayoritas ahli
sejarah mengatakan bahwa akhir abad ke 14 sekaligus
menjadi akhir zaman pertengahan yang di tandai oleh
suatu gerakan yang di sebut renaissance pada abad ke
15 dan 16. Dengan demikian abad ke 17 menjadi bagian
awal dari zaman filsafat modern.
Abad Pertengahan adalah abad ketika alam pikiran di
kungkung oleh Gereja. Dalam keadaan seperti itu
kebebasan pemikiran amat di batasi, sehingga
perkembangan sains sulit terjadi, demikian pula filsafat
tidak berkembang, bahkan dapat di katakan bahwa
manusia tidak mampu menemukan dirinya sendiri. Oleh
karena itu, orang mulai mencari alternatif dalam
perenungan mencari alternatif itulah orang teringat
pada suatu zaman ketika peradaban begitu bebas dan
maju, pemikiran tidak di kungkung sehingga sains
berkembang yaitu zaman Yunani kuno. Pada zaman
Yunani kuno tersebut orang melihat kemajuan
kemanusiaan telah terjadi. Kondisi seperti itulah yang
hendak di hidupkan kembali.
Pada pertengahan abad ke-14, di Italia muncul gerakan
pembaruan di bidang keagamaan dan kemasyarakatan
yang dipelopori oleh kaum humanis Italia. Tujuan utama
gerakan ini adalah merealisasikan kesempurnaan
pandangan hidup Kristiani dengan mengaitkan filsafat
Yunani dengan ajaran agama Kristen. Gerakan ini
berusaha meyakinkan Gereja bahwa sifat pikiran-
pikiran klasik itu tidak dapat binasa. Dengan
memanfaatkan kebudayaan dan bahasa klasik itu
mereka berupaya menyatukan kembali Gereja yang
terpecah-pecah dalam banyak sekte.
Tidak dapat di nafikan bahwa pada abad pertengahan
orang telah mempelajari karya-karya para filosof Yunani
dan Latin, namun apa yang telah di lakukan oleh orang
pada masa itu berbeda dengan apa yang di inginkan
dan di lakukan oleh kaum humanis. Para humanis
bermaksud meningkatkan perkembangan yang
harmonis dari kecakapan serta berbagai keahlian dan
sifat-sifat alamiah manusia dengan mengupayakan
Renaissance - Humanisme 24
adanya kepustakaan yang baik dan mengikuti kultur
klasik Yunani.
Para humanis pada umumnya berpendapat bahwa hal-
hal yang alamiah pada diri manusia adalah modal yang
cukup untuk meraih pengetahuan dan menciptakan
peradaban manusia. Tanpa wahyu manusia dapat
menghasilkan karya budaya yang sebenarnya. Dengan
demikian dapat di katakan bahwa humanisme telah
memberi sumbangannya kepada renaisans untuk
menjadikan kebudayaan bersifat alamiah.
Pada zaman ini berbagai gerakan bersatu untuk
menentang pola pemikiran abad pertengahan yang
dogmatis, sehingga melahirkan suatu perubahan
revolusioner dalam pemikiran manusia dan membentuk
suatu pola pemikiran baru dalam filsafat. Zaman
Renaisans terkenal dengan era kelahiran kembali
kebebasan manusia dalam berpikir seperti pada zaman
Yunani kuno.
Manusia di kenal sebagai animal rationale, karena pada
masa ini pemikiran manusia mulai bebas dan
berkembang. Manusia ingin mencapai kemajuan atas
hasil usaha sendiri, tidak di dasarkan atas campur
tangan ilahi. Saat itu manusia Barat mulia berpikir
secara baru dan berangsur-angsur melepaskan diri dari
otoritas kekuasaan Gereja yang selama ini telah
mengungkung kebebasan dalam mengemukakan
kebenaran filsafat dan ilmu pengetahuan.
Zaman ini juga sering disebut sebagai Zaman
Humanisme. Maksud ungkapan tersebut adalah
manusia diangkat dari Abad pertengahan. Pada abad
tersebut manusia kurang di hargai kemanusiaannya.
Kebenaran di ukur berdasarkan ukuran gereja, bukan
menurut ukuran yang di buat oleh manusia sendiri.
Humanisme menghendaki ukurannya haruslah manusia,
karena manusia mempunyai kemampuan berpikir.
Bertolak dari sini, maka humanisme menganggap
manusia mampu mengatur dirinya sendiri dan mengatur
dunia. Karena semangat humanisme tersebut akhirnya
agama Kristen semakin di tinggalkan, sementara
pengetahuan rasional dan sains berkembang pesat
terpisah dari agama dan nilai-nilai spiritual.
Ciri utama Renaissance adalah humanisme,
Individualisme, lepas dari agama (tidak mau di atur
oleh agama), Empirisme, dan Rasionalisme. Hasil yang
di peroleh dari watak itu adalah pengetahuan rasional
berkembang. Filsafat berkembang bukan pada Zaman
Renaissance itu, melainkan pada zaman sesudahnya
(Zaman Modern)

Renaissance - Humanisme 25
C. Humanisme
Humanisme pada mulanya di pakai sebagai suatu
pendirian di kalangan ahli pikir Renaissance yang
mencurahkan perhatiannya terhadap pengajaran
kesusastraan Yunani dan Romawi serta prikemanusiaan.
Kemudian Humanisme merubah pungsinya menjadi
gerakan untuk kembali melepaskan ikatan dari gereja,
dan berusaha menemukan kembali sastra Yunani atau
Romawi.
Sejarah Perkembangan Filsafat Humanisme
Sejarah perkembangan aliran filsafat pendidikan
humanisme di telusuri pada masa klasik barat dan masa
klasik timur. Dasar pemikiran filsafat aliran filsafat
pendidikan ditemukan dalam pemikiran filsafat klasik
cina Konfusius dan pemikiran filsafat klasik yunani.
Aliran psikologi humanis itu muncul sebagai gerakan
besar psikologi dalam tahun 1950-an dan 1960-an.
Dimana perkembangan peradapan baru itu dikenal
dengan nama renaisans yang terjadi pada abad 16.
zaman renaisans dikenal dengan sebutan jaman
kebangkitan kembali. Selain itu juga dikenal dengan
nama jaman pemikiran (age of reason), perkembangan
filsafat, ilmu, dan kemanusiaan mengalami kebangkitan
setelah lama di kungkung oleh kekerasan dogma-dogma
agama.
Humanisme sebagai suatu gerakan filsafat dan gerakan
kebudayaan berkembang sebagai suatu reaksi terhadap
dehumanis yang telah terjadi berabad-abad. Terjadi
dalam dunia Eropa sebagai akibat langsung dari
kekuasaan para pemimpin agama yang merasa menjadi
satu-satunya otoritas dalam memberikan intepretasi
terhadap dogma-dogma agama yang kemudian di
terjemahkan kedalam segenap bidang kehidupan di
Eropa.
Dalam kontek reaksi ini, pelopor humanisme
menjelaskan bahwa manusia dengan segenap
kebebasan memiliki potensi yang sangat besar dalam
menjalankan kehidupan ini secara mandiri untuk
mencapai keberhasilan hidup di dunia.

Humanisme Renaissance dan Dampaknya dalam Kehidupan Kristen


Dewasa ini banyak sekali yang menganggap suatu ajaran sesat atau
salah, tanpa berkecimpung di dalamnya. Contoh kecilnya adalah filsafat.
Renaissance - Humanisme 26
Filsafat sering atau bahkan selalu mendapatkan cap sesat dari aliran tertentu.
Aliran tertentu itu mencap ranah filsafat sebagai ranah yang sesat karena
menurut mereka, filsafat hanya bisa bertanya dan mengkritik sesuatu yang
sudah dipegang sebagai kepercayaan dan kebenaran. Teringat akan sebuah
film yang dalam alur ceritanya ada sebuah dialog yang mengesankan dan
(mungkin) menegur mereka yang berpandangan seperti yang di atas. Dalam
film ini, ada dialog antara si perempuan kepada si laki-laki demikian, “Kenapa
suka filsafat, nanti kamu jadi sesat loh”, dan si laki-laki menjawab, “Yang
sesat itu kan orang yang belajar filsafatnya setengah-setengah, tidak secara
utuh”. Ini adalah gambaran bagaimana banyak orang yang terjerembab kepada
kemiskinan pengetahuan, dimana mereka hanya berbicara tanpa pernah
mempelajarinya, mereka hanya melihat dari fenomena-fenomena yang terjadi.
Begitu halnya dengan humanisme. Humanisme acap kali dicap sebagai
ranah yang menyesatkan, alasannya karena humanisme mengajarkan segala
sesuatunya yang akhirnya berpusat pada kekuatan manusia atau manusia itu
sendiri. Dalam makalah ini, humanis akan diterangkan karena dampak
renaissance yang terjadi di daratan Eropa pada abad pertengahan. Namun,
yang jadi pusat pembahasan dalam makalah ini bukanlah humanisme,
melainkan renaissance.
Apa itu Renaissance? Kapan itu terjadi dan kenapa bisa terjadi? Lalu,
apa hubungan antara Renaissance dengan Humanisme? Dan apa dampaknya
bagi kekristenan?
Dalam makalah ini, penulis akan menjelaskan secara jelas tentang
pengertian dan cikal bakal dari Renaissance. Dan juga tentang humanisme
yang sebagai dampak dari Renaissance, juga menjelaskan kehadiran
humanisme yang tidak seburuk apa yang orang lain perbincangkan.
Pengertian Renaissance

Bertentangan dengan cita-cita askese, bangkitlah


perasaan kesukaan akan dunia ini, yang mengandung banyak kemungkinan
bagi manusia, dan akan alam yang indah dan permai itu. Kesadaran baru
akan keindahan dunia dan manusia ini, biasanya disebut dengan kata
Perancis “renaissance”, yang memiliki arti “kelahiran kembali” dari
kebudayaan dan kesenian kuno. Renaissance menekankan otonomi dan
kedaulatan manusia dalam berpikir, dalam mengadakan eksplorasi,
eksperimen, dalam mengembangkan seni, sastra, dan ilmu pengetahuan di
Eropa.

Cikal-bakal Terjadinya Renaissance


Renaissance lahir di Italia pada abad 14. Terutama di Italia Utara,
kota-kota bertambah kaya oleh perniagaan, perusahaan, dan kerajinan
penduduk. Golongan orang kota itu makin lama makin makmur, makin sadar
akan kepentingan dirinya dan makin berkuasa. Dengan demikian,
berkembanglah suatu pandangan hidup yang baru, yang antara lain ternyata
dalam syair-syair pujangga Petrarca (1304-1374), yang berbunyi demikian:
“Sebenarnya manusia tak usah mengikuti kuasa apa pun di atasnya; kaidah
Renaissance - Humanisme 27
dan pusat hidup manusia ialah pribadinya sendiri. Sikap ini berhubungan
rapat dengan pandangan penyair-penyair Romawi dan Yunani zaman purba,
yang telah lama dikenal, tetapi baru sekarang disadari dan diulangi. Pusat-
pusat pergerakan renaissance ialah Florensa dan Roma.
Sebelum perang salib usai, Kristen dan gereja sering kali membuat
keputusan-keputusan sepihak. Di antaranya mereka memutuskan untuk
semua warga atau masyarakat untuk ikut terlibat dalam perang salib, siapa
yang tidak ikut, maka dia telah melanggar perintah gereja dan dianggap
sebagai bidat. Sehingga pada akhirnya semua orang Kristen terlibat di dalam
perang salib.
Namun, banyak dari mereka yang mengundurkan diri, alasannya
adalah karena mereka tidak pernah menang dalam perang tersebut. Bahkan,
mereka jadi dikuasai oleh Islam dan hidup mereka seperti dijajah oleh mereka.
Ini alasan mengapa mereka memutuskan untuk mengundurkan diri dari
perang. Tetapi, mereka tidak tinggal diam setelah kekalahan itu. Mereka
menjadi berpikir untuk menciptakan sesuatu alat atau bisa dikatakan, kalau
mereka mulai berpikir tentang tekonologi, dan ingin untuk lepas dari
mistisisme. Gerakan dari Adfontes mulai mempelejari sumber iman Kristen.
Lalu, mucullah tokoh-tokoh yang berani menentang ajaran gereja
ketika itu. Contohnya adalah Galileo-Galilei (dihukum mati), Copernicus
(dihukum mati), serta sampai John Hus (mati dibakar hidup-hidup). Mereka
menemukan “kesesatan-kesesatan” yang diajarkan gereja kepada kaum awam,
dan dengan berani menentang ajaran gereja. Gereja ketika itu mempunyai
otoritas yang tinggi, sehingga barang siapa tidak mematuhi perintah gereja,
orang itu dianggap melawan perintah Allah dan menentang perintah raja.
Renaaissance sering dikaitkan dengan humanisme, tetapi seperti
diketahui bahwa kedua kata ini tidak sama, humanisme adalah akibat dari
renaissance. Renaissance dan humanisme memiliki latar belakang yang sama,
tujuan yang searah, namun penekanannya sedikit berbeda.

Manifestasi Utama Renaissance


1. Gerakan humanisme yang berusaha tidak saja untuk menterjemahkan
sumber-sumber Yunani dan Romawi.
Petrarch dan Erasmus adalah wakil dari gerakan ini.
2. Penolakan tradisi Aristotelian Abad Pertengahan. Kebangkitan Platonisme,
yang sangat bergaung dalam Akademi Florentina, merupakan satu
konsekuensi penolakan ini.
3. Pemikiran Renaissance juga terbuka kepada ilmu-ilmu yang bari mulai
terbentuk.
Giordano Bruno dan Francis Bacon adalah contoh keterbukaan ini.
4. Dalam lapisan agama periode ini ditandai oleh ketidakpuasan dengan
kemapanan, yang mengarah kepada Reformasi Protestan.
Dari empat manifestasi Renaissance yang telah dicantumkan di atas,
penulis hanya akan fokus kepada poin pertama, yaitu humanisme.

Renaissance - Humanisme 28
Pengertian Humanisme
Humanisme adalah istilah dalam sejarah intelektual yang acap kali
digunakan dalam bidang filsafat, pendidikan, dan literatur. Kenyataan ini
menunjukkan beragam makna yang terkandung dalam dan diberikan istilah
ini. Meskipun demikian, secara umum kata humanisme ini berkenaan dengan
pergumulan manusia dalam memahami dan memaknai eksistensi dirinya
dalam hubungan dengan kemanusiaan orang lain di dalam komunitas.
Perbedaan interpretasi atas kata humanisme sebetulnya lebih merupakan
persoalan perspektif dalam menelaah bidang yang dikaji.
Pada masa Yunani klasik, humanisme ini mewujud dalam paideia,
suatu sistem pendidikan Yunani klasik yang dimaksudkan untuk
menerjemahkan visi tentang manusia ideal. Hanya saja, perspektif Yunani
klasik ini bertolak dari pandangan yang semata kodrati tentang manusia. Pada
Abad Pertengahan, perspektif Yunani klasik atas manusia ini mendapat
pembaruan dari paham Kristiani, terutama sejak St. Agustinus, yang
memandang manusia tidak sekadar makhluk kodrati, tetapi juga adikodrati,
imanen, dan transeden. Dengan demikian, gagasan humanisme Yunani klasik
tidak ditinggalkan, tapi diusung ke tataran yang transeden. Manusia pun
dipandang tidak sekadar faber mundi, tetapi lebih merupakan imago dei.
Humanisme sebagai gerakan kemanusiaan telah mengalami proses
penafsiran dan penutunan kata yang panjang. Oleh karena itu, makna kata
tersebut perlu ditelusuri dalam perspektif etimologis dan historis. Secara
etimologis, istilah humanisme erat kaitannya dengan kata Latin klasik, yakni
humus, yang berarti tanah atau bumi. Dari istilah tersebut muncul kata homo
yang berarti manusia dan humanus yang lebih menunjukkan sifat “membumi”
dan “manusiawi”. Istilah yang senada dengannya adalah kata Latin “humilis”,
yang berarti kesederhanaan dan kerendahan hati.
Pada Abad Pertengahan, kaum terpelajar dan klerikus, yang mendapat
pengaruh dari pandangan filosofis dan teologis Agustinus dan Thomas
Aquinas, memandang manusia tidak sekadar makhluk kodrati saja tapi juga
makhluk Ilahi, dengan mengembangkan pembedaan antara divinitas dan
humanitas dipahami sebagai suatu praktuk kehidupan manusia dengan
dunianya yang khas.
Perspektif humanisme pada masa Yunani klasik berangkat dari
pertimbangan-pertimbangan yang kodrati tentang manusia. Sedangkan
perspektif humanisme pada Abad Pertengahan berangkat dari keyakinan dasar
tentang manusia sebagai makhluk kodrati dan adikodrati. Namun, gerakan
humanisme yang dipahami secara spesifik dan murni sebagai gerakan
kemanusiaan sebetulnya baru berkembang pada zaman Renaissance,
terutama berkaitan dengan bangkutnya munat kaum terpelajar (umanisti)
untuk mempelajari tulisan-tulisan klasik (Yunani-Romawi) dan bahkan karya-
karya klasik itu dijadikan dengan gerakan kesadaran intelektual untuk
menghidupkan kembali literatur-literatur Yunani-Romawi.

Humanisme Renaissance
Renaissance - Humanisme 29
Salah satu gerakan perumusan ulang esensi dan eksistensi manusia
dulakukan para cendikiawa-penulis dan pendidik sepanjang masa
Renaissance. Gerakan yang sudah bertunas sekitar abad ke-9 dan ke-10,
dalam masa Dinasti Carolingian dan Ottonian berupaya menghidupkan
kembali pembelajaran karya sastra, ilmu pengethuan serta filsafat Yunani
Kuno dan Romawi. Perumusan ulang ini bertujuan untuk pengembangan
kemanusiaan melawan kemerosotan peradaban dan kebodohan.
Renaissance yang sudah dimulai sejak Abad Pertengahan mencapai
puncaknya pada abad ke-14. Era tersebut berawal dari daratan Italia, sebagai
pewaris kebudayaan Romawi. Pada masa itu, para bangsawan dan intelektual
benar-benar menggali kemabli kebudayaan Yunani Kuno dan Latin, terutama
melalui karya sastra ilmu pengetahuan, dan filsafat.
Sejarah peradaban di Eropa menunjukkan dinamika yang selalu
menggeliat guna membebaskan diri dari bayang-bayang kemerosotan dan
kebodohan. Sejak migrasi bangsa Barbar di abad kelima, yang meruntuhkan
kekaisaran Romawi, dan menempatkan bangsa-bangsa Eropa pada sistem
desa-pertanian, kemerosotan peradaban pun terjadi.
Kegiatan intelektual yang menjadi motor kemajuan peradaban menjadi
terbatas dan terpusat di biara-biara. Dalam biara-biara tersebut, kebudayaan
Yunani Kuno dan Romawi dipelajari secara terbatas melalui pengajaran tata
bahasa dan sastra Yunani dan Latin. Penyebaran agam Kristen dan
tumbuhnya kaum radikal Kristen telah menempatkan warisan kebudayaan
Yunani Kuno dan Romawi sebagai unsur kafir (pagan). Maka, warisan
kebudayaan tersebut harus diseleksi sedemikian rupa sehingga tidak
bertentangan dengan iman Kristiani.
Di sekitar Abad Pertengahan, dikenal era Renaissance abad ke-12 yang
diawali sekitar tahun seribu, dan berpusat di sekitar Mahzab Katedral Rheims.
Para guru Mahzab ini sudah mulai mengutip karya Horace, Virgil, dan Cicero
dalam pengajaran mereka. Mereka mencoba menggunakan gaya penulisan
para sastrawan ini dalam karya tulis mereka.
Gerakan Renaissance pada Abad Pertengahan belum sepenuhnya
melepaskan diri dari paradigma teologi Mahzab Skolastik. Teologi Skolastik
menempatkan manusia sebagai ciptaan yang bergantung pada Tuhan sebagai
pusat kehidupan dalam Semesta Alam. Dengan demikian orientasi seperti itu,
para humanis dalam era Abad Pertengahan mempelajari tata bahasa dan
sastra Yunani Kuno dan Latin dalam perspektif teologi. Walaupun John of
Salisbury misalnya, menyebutkan tata bahasa Yunani Kuno dan Latin sebagai
“fondasi yang menopang seluruh tatanan suprastruktural”, para humanis di
awal masa gerakan Renaissance hanya mempelajari mekanisme dan teknik
berbahasa lisan dan tulisan. Barulah pada abad ke-14, minat pada penggalian
kembali dan pembelajaran aspek-aspek kebudayaan Yunani Kuno dan Latin
secara mendalam dimulai, dan minat itu muncul pertama-tama dalam diri
humanis di Italia.

Puncak Humanisme Renaissance


Gerakan Humanisme Renaissance berhutang besar pada munculnya
beberapa perpustakaan besar dan aktivitas para kolektor naskah-naskah
sastra Yunani Kuno dan Latin pada paro kedua abad ke-15. Beberapa
perpustakaan ternama seperti Perpustakaan Vatikan, Perpustakaan Venesia,
Perpustakaan de Medici di Florence, merupakan tempat koleksi naskah-
naskah kuno tersebut. Selain mengumpulkan naskah kuno, para kolektor pun
menyalin, dan beberapa di antara mereka menerjemahkan ke dalam bahasa
Latin, naskah-naskah Yunani Kuno dan Latin Kuno.
Venesia misalnya, adalah pusat berkumpulnya para pecinta naskah
literatur Yunani Kuno dan Latin. Mereka tidak hanya membaca, tetapi
Renaissance - Humanisme 30
beberapa di antaranyadalam mengedit naskah-naskah tersebut untuk
diterbitkan ulang. Tempat-tempat seperti Venesia merupakan sumber inspirasi
bagi para humanis untuk mengembangkan pendidikan kemanusiaan di era
Renaissance.
Humanisme Renaissance abad ke-16 di Italia memiliki corak
neoplatonis. Corak ini dipakai dan dikembangkan para pemikir pendidik
Humanis di Akademi Plato Florance. Akademi tersebut menggali kembali
filsafat Plato, Aristoteles, dan Plotinus. Karena itu, corak neoplatonik ini
dipadukan dengan inspirasi keyakinan religius dalam tradisi Kristiani.
Perpaduan filsafat pagan dengan keyakinan religius itu menghasilkan
sosok manusia yang optimis dan mistik kedua ciri ini mempunyai akar pada
Filsafat Skolastik dan Filsafat Neoplatonik. Filsafat Skolastik memberi
inspirasi bahwa manusia merupakan manifestasi dari kemahatahuan dan
kemahakuasaan Allah.
Ketertiban manusia dan keteraturan manusia dan semesta tampil
dalam tingkatan-tingkatan hierarkis. Manusia berada di antara malaikat dan
lebih tinggi dari ciptaan lain. Tatanan hierarkis ini bersifat sakral. Karena itu
lah, Humanisme Neoplatonik Renaissance menganggap perlu
mempertahankan struktur sosial yang hierarkis.
Sama seperti Copernicus yang menentang gereja dengan
penemuannya. Dimana dia berhasil membuktikan kalau bumi bulat, yang
ketika itu gereja mengeluarkan ajaran bahwa bumi tidak berbentuk bulat.
Lalu, Galileo Galilei yang dipenjara karena menentang ajaran gerejea ketika
itu. Gereja mengajarkan masyarakat ketika itu bahwa pusat dari alam semesta
ini adalah bumi, tetapi Galileo membuat teropong dan mengklasifikasi ajaran
gereja tersebut, dan terbukti bahwa ajaran gereja adalah salah. Dia diancam
jika tidak menarik penemuannya itu, dia akan dipenjara, tapi ancaman itu
tidak diindahkan oleh Galileo, sehingga gereja menangkap dan memenjarakan
beliau dengan tuduhan bahwa beliau sesat. Gereja dapat memperlakukan
seperti itu karena ketika itu gereja memegang otoritas yang tinggi, dan ketika
itu siapa pun yang tidak mematuhi aturan gereja, dia dianggap seorang bidat,
dan dihukum mati. Inilah yang membuat Copernicus mati dan Galileo
dipenjarakan.

Sikap Gereja Terhadap Humanisme Renaissance


Gereja adalah sebuah organisasi atau sebuah lembaga yang
konservatif, sehingga gereja tidak menerima sesuatu yang baru, apa pun itu
bentuknya. Pada zaman Renaissance, gereja sangat antipati terhadap ilmu
atau pengetahuan yang di luar gereja, atau dapat dikatakan bahwa gereja
tidak menerima ajaran dalam bentuk apa pun selain ajaran yang mereka
(orang-orang/pejabat-pejabat gereja) buat bersama, dan yang dicap sebagai
kebenaran atau lebih ekstrimnya lagi, sebagai suara Tuhan. Sehingga yang
melawan atau membantah ajaran gereja, orang tersebut dianggap sebagai
orang kafir atau orang bidat.
Kekakuan gereja pada saat itu mengakibatkan masyarakat menjadi
sekumpulan orang yang haus akan pengetahuan, sehingga mereka memiliki
inisiatif untuk memberontak atau melawan dari ajaran gereja, yang dianggap
hanya merugikan mereka. Karena jika melihat kondisi ketika itu, dimana
gereja memegang semua situasi, tidak ada lagi yang menjadi hak masyarakat
atau orang yang berkarir di luar gereja. Dengan melakukan pemerasan,
korupsi, dan banyak hal lagi yang (sebenarnya) membuat posisi gereja menjadi
sulit, karena masyarakat malah mencari cara untuk “berontak”.

Renaissance - Humanisme 31
Relevansinya dengan Zaman Ini

Gereja yang ditemukan zaman dulu


(Zaman Renaissance) juga ditemukan pada dewasa ini. Semua ajaran-ajaran
yang telah dibuat oleh gereja sudah dipercayai atau kata yang lebih pas,
sudah diimani sebagai suatu kebenaran. Dimana siapa pun yang
melanggarnya atau tidak mematuhinya akan dicap sebagai orang yang tidak
patuh kepada gereja dan pasti dihukum, bahkan hukumannya bisa sampai
pada hukuman mati.
Namun, gereja pada dewasa ini tidak sekejam masa Renaissance.
Perbedaannya hanya dalam penghukuman. Jika dalam masa Renaissance
jenis hukumannya bisa sampai pada kematian, kalau sekarang hanya sampai
pada pengucilan atau paling parahnya dicap sebagai sesat dan “dipecat” dari
keanggotaan gereja.
Gereja melakukan hal seperti ini karena dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Dimana gereja takut jika otoritasnya hilang atau berkurang, dan gereja
takut pendapatan mereka berkurang setiap minggunya. Gereja juga
memikirkan jika mereka menerima kritik atau pun sesuatu yang baru ke
dalam gereja, posisi mereka di depan masyarakat atau jemaat akan menjadi
burukm karena mengetahui bahwa mereka (mereka) tidak sempurna. Maka
dari itu, gereja tidak menerima ajaran atau pengetahuan yang baru dari luar.

Renaissance - Humanisme 32
Renaissance - Humanisme 33
Renaissance Islam dan Kontribusinya Terhadap Renaissance Eropa

Selama ini banyak diantara muslimin yang melupakan sejarahnya sendiri,


sehungga mereka hanya mengenal barat sebagai penggagas mutlak
terjadinya revolusi ilmu pengetahuan di abad ke-17 M, padahal sepuluh abad
sebelumnya umat Islam sudah mulai mempelajari ilmu pengetahuan.
Terbukti, pada akhir abad ke-7 M Khalid bin Yazid (cucu pertama dari khalifah
Bani Umayyah) merupakan yang pertama dalam sejarah kekhalifahan umat
Islam yang belajar Ilmu kesehatan kepada John (seorang ahli bahasa dari
Alexandria) dan beliau juga belajar kimia kepada Marrinos dari Yunani.
Setelah itu di mulailah penerjemahan besar-besaran yang dilakukan pada
zaman Bani Abassiyah. Perpustakaan Bait al-Hikmah yang didirikan oleh
khalifah al-Ma’mun berisi para penerjemah yang terdiri dari orang Yahudi,
Kristen dan para penyembah Bintang. Di antara para penerjemah yang
cukup terkenal dengan produk terjemahannya itu adalah Yahya ibn al-Bitriq
(wafat 200 H/ 815 M) yang banyak menerjemahkan buku-buku kedokteran
pemikir Yunani, seperti Kitab al-hayawan (buku tentang makhluk hidup) dan
Timaeus karya Plato. Al-Hajjaj ibn Mathar yang hidup pada masa
pemerintahan al-Ma’mun dan telah menerjemahkan buku Euklids ke dalam
bahasaArab serta menafsirkan buku al-Majisti karya Ptolemaeus. Abd al-
Masih ibn Na’imah al-Himsi (wafat 220 H/ 835 M) yang menerjemahkan buku
Sophistica karya Aristoteles. Yuhana ibn Masawaih seorang dokter pandai
dari Jundisapur (Wafat 242 H/ 857 M) yang kemudian diangkat oleh khalifah
al-Ma’mun sebagai kepala perpustakaan bait al-hikmah, banyak
menerjemahkan buku-buku kedokteran klasik. Seorang penerjemah yang
sangat terkenal karena banyak terjemahan yang dilahirkannya adalah
Hunain ibn Ishaq al-Abadi yang merupakan seorang Kristen Nestorian (194-
260 H/ 810-873 M).
Selain Bait al-Hikmah, pada Awal 750 M Harun Ar-Rsyid mendirikan
Observatorium di Damaskus didalamnya banyak ahli astronom Islam yang
mengadakan penelitian dibidang Astronomi sehingga lahirlah para Astronom
Islam seperti al-Farghani (850M), Ibnu Yunis (1009 M) dari Kairo, Al-Zarkali
(1029-1087 M) dari Kordoba. Kemudian diatara ilmuan Muslim yang ahli
dalam bidang Matematik adalah Al-Khawarizmi (835 M) Ibnu Abi Ubaidah
(1007 M) dari Valencia dan lain-lain. Dalam bidang Kimia kita mengenal
Muawiyyah, Ja`far Muhammad al-Shadiq (765 M), Jabir bin Hayyan (765 M)
al-Razi dan lain-lain. Dalam bidang Fisika ada, Qutb al-Run al-Shirazi, Ibn al-
Renaissance - Humanisme 34
haitham dan al-Biruni. Dalam Ilmu Filsafat peripatetik dapat kita lihat pada
gejala Aristotelianisme. Para filsuf Islam yang masuk dalam kategori filsuf
peripatetik diantaranya adalah Ibnu Bajjah (wafat 533 H/ 1138 M), Ibnu Tufail
(wafat 581 H/ 1185 M) dan Ibnu Rushd (520-595 H/1126-1198 M). Dalam
Filsafat iluminasi yang dalam bahasa Arab disebut dengan Hikmat al-Isyraq
dapat kita ikuti jejaknya mulai dari al-Maqtul Syihab al-Din al-Suhrawardi. Ia
lahir di Aleppo, Suriah pada 1154 dan dihukum mati oleh Shaladin pada 1191
atas tuduhan kafir seperti yang diklaim oleh para teolog dan fuqaha. Dan
terakhir tokoh Ilmu kalam Al-Ghazali dengan karya controversialnya Tahafut
al-Falsafah.
Abad 13 M merupakan akhir dari pengembangan ilmu pengetahuan dalam
Islam, setelah itu kekacauan demi kekacauan terjadi dalam Islam, antara lain
penjajahan bangsa Mongolia terhadap Islam pada tahun 1218-1268 dan
meletusnya perang salib Konstatinopel Bizantium pada tahun 1204. Disusul
Imprelialisme Perancis atas Timur tengah pada tanggal 19 Mei 1798 yang
dipimpin oleh Napoleon Bonaparte dengan membawa 38.000 perajurit dan
400 kapal. Napoleon mendaratkan 4300 perajurit di Alexandria untuk
merebut kota tersebut. Napoleon membangun kerajaan di Mesir kemudian ia
membawa kaum intelektual dan bersamanya sebuah perpustakaan yang
penuh dengan literature Eropa modern, Sebuah laboratrium ilmiah dan
sebuah mesin cetak berhuruf Arab. Kaum muslimin harus rela kehilangan
kesejahtraan dalam hidupnya dan kehilangan berbagai cabang keilmuan
akibat penjajahan yang menyedihkan. Sehingga mereka tidak bisa
mengenbangkan kembali Ilmu Pengtahuan yang diwariskan para leluhurnya.

Kehancuran Otoritas Gereja dan Lahirnya


Renaissance Eropa
Kristen yang mulai tersebar secara resmi tahun 328 M merupakan agama
terbesar di dunia dengan jumlah penganut mencapai 1.965.993.000 pada
tahun 1998 dan di perkirakan pada tahun 2025 akan naik menjadi 2.25
milyar . Dibalik angka kuantitas yang menakjubkan, penganut agama yang di
bawa oleh nabi Isa a.s. ini terdapat berbagai keracuan yang menjadikan para
penganutnya hanya sebatas mengakui beragama Kristen akan tetapi tidak
menjadikannya sebagai way of life.
Kerancuan yang ada dalam Kristen hampir terdapat disetiap batang tubuh
Agama, Pertama, masalah ketuhanan Trinitas terpengaruhi oleh Filsafat Neo

Renaissance - Humanisme 35
Platonis, Paganisme Mesir Kuno (Hores, Isis, Seroyes) dan Paganisme
Rumania Kuno (Yupiter, Mars, Korneos). Kedua, Masalah syariat yang banyak
dirubah dari ajaran aslinya, seperti khitan menjadi tidak ada, babi menjadi
halal dan lain sebagainya, Ketiga, Kerahiban yang bertentangan dengan
Fitrah manusia seperti tidak boleh nikah dan lain-lain. Keempat, Kapitalisme
Pendeta yang banyak mempunyai hektaran tanah dan ratusan budak-budak.
Kelima, Masalah Paulus. Dan yang paling inti dari terjadinya renaissance
barat adalah Ketujuh, Pertentangan gereja dengan Ilmu Pengetahuan.
Dari kerancuan-kerancuan tersebut timbul kritikan dari para pengikutnya
diataranya, Nicolaus Copernicus (1543 M)-seorang pendeta- mencetuskan
teori Helio Centris. Teori tersebut menentang kebijakan gereja yang selama
ini mempunyai faham filsafat Ptolemaeus yang mengatakan bahwa bumi
sebagai pusat tata surya, Faham Copernicus lansung di bungkam oleh pihak
gerja akan tetapi pihak gereja tidak memberikan hukuman terhadap
Copernicus dikarenakan dia adalah seorang pendeta. Pihak gereja hanya
melarang bukunya yang berjudul “De Revolutionibus“, tersebar dan
memasukannya terhadap buku-buku Terlarang. Faham Helio Centris tidak
padam begitu saja, pada tahun 1594 Gardano Bruno melakukan hal yang
sama seperti perndahulunya Copernicus, akan teatapi dia bernasib lain,
akibat teorinya dia harus mendekam di penjara selama enam tahun dan
pada tahun 1600 M dihukum mati dengan dibakar hidup-hidup. Faham Helio
Centris kemudian dikumandangkan kembali oleh fisikiawan Jerman Johannes
Kapler (1571-1630) dan Galileo Galilei (1564-1642) dengan penemuan
teleskop sederhana yang menjadikan dia (Galileo) harus di penjara hingga
umur 70 tahun, kemudian dia bertobat dikarenakan ketakutan nasibnya akan
sama dengan Bruno.
Pada Tahun 1642 bertepatan dengan meninggalnya Galileo lahirlah ilmuan
baru Ishac Newton, seorang penemu teori Gravitasi Bumi, sehingga dengan
penemuanya dia berhasil mendobrak kebodohan Gereja dan mengubah
worldview baru bagi eropa dalam memahami agama. New ton bukan saja
menkritik gereja dalam masalah sains akan tetapi dia juga mengkritik teori
Trinitas, seperti yang dikatakan dalam bukunya The Philosophical Origins of
Gentile Theology, bahwa sebenarnya nabi Nuh telah membuat agama bebas
tahayul dimana tidak ada kitab suci yang berisi wahyu-wahyu dan tidak ada
lagi misteri , tapi Tuhan yang bisa dikenal melalui perenungan Rasional
terhadap alam semesta. Pada Tahun 1670 M dia mengumumkan bahwa
ajaran trinitas dibawa oleh Athanasius untuk mencari muka orang-orang
Renaissance - Humanisme 36
pagan yang baru masuk agama Kristen sekaligus Athanius sendiri yang
memberikan tambahan-tanbahan terhadap Injil. Sehingga Newton berakhir
pada kesimpulan bahwa Tuhan bisa di capai oleh akal melalui perenungan
alam semesta -seperti tokoh pendahulunya Rene Decrates- bukan melalui al-
kitab.
Keruntuhan otoritas Gereja menjadikan bangsa Eropa terbagi menjadi dua
aliran dalam memahami Agama, Pertama, Aliran Deisme, dimana aliran ini
masih mempercayai akan adanya Tuhan tapi tidak mempercayai akan ayat-
ayat tuhan. Tokoh-tokohnya antara lain: Rene Decrates (1596-1650 M),
Martin Luther(1483-1556 M), Huldrych Zwingli (1483-1556 M), John Calvin
(1509-1564 M), Ishac Newton (1642-1724 M), John Lock (1632-1704),
Immanuel Khan (1724-1804 M) dan para pengikut-pengikut mereka seperti
Calvinis (Pengikut John Calvin), Lutheran ( Pengikut Martin Luher). Diantara
ajaran-ajarannya yang paling mendasar adalah: Pertama, Beriman kepada
satu Tuhan yang disebut “Deus” melalui kotemplasi akal baik melalui
Mekanika (seperti Newton) atau Matematika (seperti Decrates). Kedua, Tidak
mempercayai mitos wahyu, Ketiga, Tidak mempercayai mukjizat yang
bersifat misterius dan bertentangan dengan akal sehat. Keempat,
mempercayai Tuhan sebegai pencipta alam dari ketiadaan (Cratio ex nihilo).
Kelima, membagi kehidupan kepada: Alam, Tuhan dan Akal.
Aliran Kedua, adalah Atheisme atau Materialisme, yang pertama
meluncurkan gagasan ini adalah George Wilhelm Friedrich Hegel (1770-1831
M) dengan menyatakan dalam bukunya Phenomenology of Mind (1807 M)
bahwa Roh Universal hanya bisa mencapai kesempurnaan jika ia
menenggelamkan dirinya kedalam kondisi-kondis batas ruang dan waktu;
Roh universal paling mungkin di wujudkan dalam pikiran manusia. Jadi,
manusai juga harus mencampakan konsep lama tentang Tuhan transenden,
supaya ia dapat memahami bahwa dirinya memiliki sifat Tuhan juga .
Selanjutnya gagasan secular Hegel dilanjutkan muridnya Ludwig Feuerbach
(1804-1872 M) yang menyatakan bahwa agama dapat memisahkan manusia
dari Tuhan, Tuhan itu sempurna sedangkan manusia tidak, Tuhan itu abadi
sedangkan manusia fana, Tuhan itu maha kuasa sedangkan manusia lemah.
Karl Marx (1818-1883 M), menulis dalam buku Economic and Philosophical
Manuscript, bahwa agama merupakan gejala masyarakat yang sakit, agama
adalah candu masyarakat yang bisa menerima system social yang ruksak.
Agama menghilangkan keinginan untuk menemukan obat dengan
mengalihkan perhatian dari dunia ini kepada akhirat. Ketidak percayaan atas
Renaissance - Humanisme 37
Tuhan dibuktikan pula secara `Ilmiah` oleh Charles Darwin (1809-1882 M),
dalam buku kontrofersinya The Origin of Species by Means Natural Selection
(1859) dengan teori evolusinya, ia menolak teori yang telah lama dipercayai
Gereja yaitu teori cratio ex nihilo. Dengan teorinya tersebut, Darwin
mencoba memisahkan interfensi Tuhan dalam penciptaan alam dan
kehidupan mahluk hidup di dunia ini. Atheisme berpuncak pada deklarasi
kematian Tuhan pada tahun 1882 oleh Friedrich Nietzsche (1844-1900 M)
melalui bukunya The Gay Science.
Kedua faham inilah yang merasuki masyarakat Eropa dari mulai akhir abad
ke 17 masehi sampai sekarang, sebagai konsekwensi sekaligus rival atas
kebobrokan otoritas gereja yang selama beratus-ratus tahun bangsa Eropa
merasa di bodohi dan di kekang olehnya. Sehingga mereka menamakan
jaman sebelum revolusi dan reformasi sebagai The Dark Age dan
menamakan jaman setelahnya sebagai Renaissance.
Kita sebagai umat Islam mempunyai sejarah masa silam yang berbeda
dengan Eropa, dimana kita mempunnyai kemajuan baik dibidang moral dan
ilmu pengetahuan diamasa lalu. Islam memberikan ajaran yang bisa
dipahami oleh akal manusia, dari mulai masalah ketuhanan sampai masalah
kitab suci dan kenabian, tidak pernah ada pertentangan yang serius
didalamnya. Lalu setelah peradaban kita terpuruk pada abad ke 18 M,
haruskah kita menyalahkan dan mengkritik ajaran Agama Islam di masa lalu
(Turats) yang sudah terbukti berjaya beratus-ratus tahun?, haruskah kita
ikut-ikutan mengkritik -sebagaimana orang Eropa terhadap agama kristen-
ajaran agama kita dari mulai masalah ketuhanan, kitab suci, kenabian, hadits
nabi dan lain sebagainya, padahal masalah-masalah tersebut sudah diakui
dan tidak ada perselesihan serius selama berabad-abad sebelum masa
keterpurukan?, apakah keterpurukan peradaban kita sekarang disebabkan
masa lalu kita atau disebabkan kesalahan kita dalam memahami Islam?, lalu
haruskan kita mengadopsi seluruh peradaban barat sebagai upaya
memajukan kembali peradaban kita? Ataukah kita kembalikan pemahaman
kita sebagaimana yang difahami orang-orang Islam dimasa keemasan
peradaban Islam?.

Liberalisme Sebagai Ideologi Baru


Liberalisme mempunyai makna yang berubah-ubah dari mulai
kemunculannya sampai sekarang, disebabkan penggunaan kata ini yang
berubah dari masa ke masa. Sehingga para ilmuan sekarang sangat sulit
Renaissance - Humanisme 38
memberi batasan dan pengertian yang Jami`an mani`an. Namun ilmuan
sepakat bahwa liberalisme berasal dari kata liberal yang berarti kebebasan.
Kata ini pertama kali digunakan oleh suatu partai di Spanyol pada tahun
1810 masehi, sedangkan faham liberalisme pertama adalah liberalisme
dalam politik yang di usung oleh John Lock (1704 M), dimana dia membentuk
ideology baru yang memberikan kebebasan masyarakat dari kekangan
pemerintahan gereja pada masa itu. Disusul Adam Smith (1790 M)
mengusung liberalisme dalam Ekonomi, yang memberikan kebebasan
kepada masyarakat untuk menjalankan perekonomiannya tanpa intervensi
dari pemerintah gereja.
John Stuart Mal (1806-1873 M) dalam bukunya On Liberty ( buku ini menjadi
sandaran kaum liberalis muslim seperti Toha Husain, Husain Haikal dan lain-
lain), memberi pengertian yang lebih luas tentang liberalisme, berbeda
dengan filsafat Lock dan Smith yang terbatas hanya dalam masalah politik
dan ekonomi. Dia mengatakan bahwa “buku ini tidak membahsa masalah
kebebasan kemauan (huriyyah iradah) seperti yang di jelasankan filusuf
terdahulu, akan tetapi buku ini membahas kebebasan komunitas suatu
Negara.” Dia memberi pengertian kebebasan dengan apa yang menjadi
masalah individu maka itu hak individu dan apa yang menjadi masalah
masyarakat maka itu hak masyarakat. Selanjutnya dia mengomentari
masalah agama, bahwa komunitas beragama tidak termasuk liberal sebab
mereka dikekang oleh oleh kesewenangan agama itu sendiri. Dia mengkritik
kepada seluruh agama dan kepada masyarakat yang fundamental dalam
menjalan ajarannya. Dia juga mengkritik atas pelarangan penjualan
munuman keras dan haramnya daging babi oleh agama Islam.
Liberalisme yang pada awalnya sebuah kesadaran akan diri manusia yang
mempunyai kebebasan untuk memilih dan kesadaran akan kepemilikian
akan dirinya dan akal pikirannya, menjadi suatu world view dan ideology
baru yang mengkritik atas kekangan gereja dari masalah pemerintahan dan
ekonomi sampai masalah keberagamaan. Dari faham ini, -yang menjadikan
akal sebagai Tuhan mereka- telah melahirkan beberapa faham baru dalam
alam Barat baru, setelah keruntuhan otoritas gereja. Seperti: Sekulerisme,
Demokratisme, Humanisme, Komunisme, Darwinisme, Sosialisme,
Kapitalisme dan lain sebagainya.
Produk ini tidak saja mempengaruhi world view bangsa Barat,- yang
sebelumnya memegang teguh ajaran Kristen- akan tetapi telah
mempengaruhi agama-agama yang lain. Karena agama-agama lain
Renaissance - Humanisme 39
memandang keberhasilan perdaban yang diciptakan mereka. Agama Yahudi,
yang sejak tahun 1492, 80000 bangsa Yahudi harus menerima pengusiran
dari Negara Spanyol atas penguasa Ferdinand dan Isabella, menjadikan
mereka sebagai bangsa pengungsi sekaligus menjadi bangsa yang terpuruk.
Walaupun mereka merupakan bangsa yang taat terhadap agamanya, namun
banyak diantara mereka yang terpengaruhi arus Liberalisasi Barat. Spinoza
merupakan salah satu tokoh sekuler Yahudi sekaligus dia merupakan tokoh
penting pengusung Demokratisme.
Abad 13 M merupakan akhir dari pengembangan ilmu pengetahuan dalam
Islam, setelah itu kekacauan demi kekacauan terjadi dalam Islam, antara lain
penjajahan bangsa Mongolia terhadap Islam pada tahun 1218-1268 dan
meletusnya perang salib Konstatinopel Bizantium pada tahun 1204. Disusul
Imprelialisme Perancis atas Timur tengah pada tanggal 19 Mei 1798 yang
dipimpin oleh Napoleon Bonaparte dengan membawa 38.000 perajurit dan
400 kapal. Napoleon mendaratkan 4300 perajurit di Alexandria untuk
merebut kota tersebut. Napoleon membangun kerajaan di Mesir kemudian ia
membawa kaum intelektual dan bersamanya sebuah perpustakaan yang
penuh dengan literature Eropa modern, Sebuah laboratrium ilmiah dan
sebuah mesin cetak berhuruf Arab. Kaum muslimin harus rela kehilangan
kesejahtraan dalam hidupnya dan kehilangan berbagai cabang keilmuan
akibat penjajahan yang menyedihkan. Sehingga mereka tidak bisa
mengenbangkan kembali Ilmu Pengtahuan yang diwariskan para leluhurnya.
Penjajahan terhadap Negara-negara Islam oleh kolonialis Barat, merupakan
dampak dari teori-teori yang di buat oleh kaum liberalis. Mereka bukan saja
menjajah untuk mengeruk sumber daya alam yang ada, akan tetapi mereka
juga memaksakan ajaran-ajaran liberalnya diterapkan dinegara-negara
jajahannya. Lord Cromer merupakan tokoh tipikal kolonialis, dia menganggap
masyarakat Mesir merupakan masyarakat bodoh sehingga perlu
dikolonialisasi demi kepentingan mereka. Dia juga mengubah pengadilan
syariat dengan pengadilan sipil. Di Indonesia kita mengenal Snouck
Hurgronje sebagai oreintalis Belanda, dia melemahkan Islam, dalam bidang
politik, pemerintah kolonial harus mencegah setiap usaha yang akan
membawa rakyat kepada fanatisme dan Pan-Islam.
Masuknya paham liberal dalam Islam bukan saja melalui penjajahan saja.
Orang-orang Islam sendiri merasa perlu mempelajari peradaban Barat
sebagai bangsa yang memegang peradaban dunia sekarang. Muhammad Ali
Pasha pada tahun 1826 mengirimkan Rifaat at-Thathawi- sebagai pengagum
Renaissance - Humanisme 40
Ali Pasha sekaligus putra Mesir pertama- untuk belajar ke Paris. Di Prancis dia
belajar bahasa Prancis, sejarah klasik, mitologi Yunani, geografi, aritmetik
dan logika. Rifaat sangat mengagumi kota Paris sebagai kota yang teratur,
masyarakat berpendidikan tinggi, suka bekerja keras dan membenci
kemalasan. Sepulang dari Paris dia bekerja di biro penerjemah yang baru di
bentuk, yang bertujuan supaya karya-karya barat bisa di baca oleh
masyarakat Mesir pada waktu itu. Rifaat menginginkan Mesir mencontoh
barat dan membuka kejumudan mereka. Orang Islam yang belajar ke Barat-
yang kemudian pemikirannya menjadi Liberal- bukan saja datang dari Mesir,
dari Afrika Selatan kita kenal Farid Esack (1959 M), Fazlur Rahman (1919 M)
dari Pakistan, Thaha Husein (1889-1973) dari Mesir, Frithjof Schuon (1907 M )
dari Swiss, Nurchalis Majid dari Indonesia dan lain-lain.

Fundamentalisme Sebagai Rival Atas


Liberalisme
Dunia akhir-akhir ini bayak dibanjiri kata-kata baru, terutama kata-kata yang
mencoba menyudutkan Islam, seperti Terorisme, Fundamentalisme, Radikal,
Militan, dan lain sebagainya. Supaya kita tidak terjebak dengan kata-kata itu,
lebih baik kita telurusuri makna asli dari kata tersebut.
Fundamentalisme secara Terminologi berasal dari kata Fundamental yang
mempunyai makna basic and important ( mendasar dan penting) seperti
pada kalimat There is a fundamental difference between your opinion and
mine. Dan Ism yang berarti faham. Kata ini pada mulanya, muncul ketika
agama Kristen banyak dikritik oleh kaum liberalis, kemudian banyak muncul
kaum Kristen fundamental yang mengadakan perlawanan atas ajaran
mereka. Pada sebuah rapat Nothern Baptist Convention tahun 1920, Curtis
Lee Laws mendefinisikan “Fundamentalis” sebagai seorang yang siap untuk
merebut kembali wilayah yang jatuh ke Antikristus dan melakukan
pertempuran agung untuk membela dasar-dasar agama. Bulan Agustus
1917, William Bell Riley berunding dengan A.C. Dixon (1854-1925 M) salah
seorang editor buku The Fundamentals, dan revivalis Reuben Torrey (1856-
1928 M), memutuskan untuk membuat World Christian Fundamentals
Association (WCFA) yang bertujuan untuk menyebarluaskan intrerpretasi injil.
Kemudian pada tahun 1920, William Jennings Bryan (1860-1952 M), seorang
politisi dari kubu Democrat yang juga seorang Presbiterian, dia melancarkan
kampanye menentang diajarkannya teori evolusi disekolah-sekolah dan
Renaissance - Humanisme 41
perguruan tinggi. Menurut pandangannya, bahwa darwinismelah yang
bertanggung jawab terhadap kekejaman Perang Dunia I.
Dalam bahasa Arab kata Fundamentalisme diartikan Ushuliyyah yang berasal
dari kata Ushul dan mempunyai arti tidak jauh berbeda dengan kata
Inggrisnya, yaitu dasar, pokok, pondasi seperti dalam ushul fikh, kita
mengenal pengertian Ushul sebagai ma bunia alaihi ghairuhu. Islam
mempunyai ushul sebagai landasan ajarannya, seperti Al-Qur`an, as-Sunnah,
ilmu Tafsir dan Ushul-nya, Ilmu hadits dan Ushul-nya, Fikih dan Ushul Fikh-
nya. Jadi Ushuliyyah adalah orang-orang yang memegang teguh pokok-
pokok ajaran suatu agama.
Sehingga penulis berkesimpulan bahwa kata Fundamentalisme ataupun
Ushuliyyah tidak mempunyai konotasi negative dan penulis tidak setuju jika
orang-orang yang menjalankan agama Islam secara berlebihan- seperti
mengadakan pembunuhan atas nama agama, jumud, gerakan takfir,-
dinamakan fundamentalisme atau Ushuliyyah, karena mereka bertentangan
dengan ushul Islam. Kalaulah mereka mau dikatakan sebagai fundamentalis
hanya karena mempunyai rujukan dalil, orang liberalis-pun menggunakan
dalil al-Qur`an dan as-Sunnah dalam menguatkan fahamnya. Bagi penulis
kata Ushuliyyah lebih tepat ditempatkan bagi orang-orang yang benar-benar
memegang teguh ajaran Islam yang sesuai dengan Al-Qur`an, Sunnah, atsar
sahabat dan mashadir Islam lainnya.

Modernisme Islam Sebagai Konsekwensi Logis Atas


Keterbelakangan Peradaban Islam
Sebagaimana telah disebutkan di mukaddimah, bahwa ketika suatu
perdaban terpuruk maka dengan secara otomatis akan meniru perdaban
yang lebih unggul. Jepang, setelah pengeboman Nagasaki dan Hirosima
mereka mengadopsi kemajuan barat dalam teknologi dan pendidikan,
sehingga hanya dengan waktu kurang dari 50 tahun, Negara mereka sudah
bisa bersaing dengan barat. Malah sekarang mereka tidak membutuhkan lagi
bahasa Inggris sebagai bahasa International untuk mempelajari kemajuan
barat dalam ilmu pengetahuan dikarenakan mereka sudah mempunyai
segalanya tentang Ilmu pengetahuan dan teknologi.
Islam lebih awal daripada Jepang dalam keterpengaruahnnya oleh kemajuan
barat, terbukti Muhammad Ali Pasha pada tahun 1826 mengirimkan Rifaat at-
Thathawi, pengagum Ali Pasha sekaligus putra Mesir pertama, untuk belajar
ke Paris. Di Prancis dia belajar bahasa Prancis, sejarah klasik, mitologi
Renaissance - Humanisme 42
Yunani, geografi, aritmetik dan logika. Rifaat sangat mengagumi kota Paris
sebagai kota yang teratur, masyarakat berpendidikan tinggi, suka bekerja
keras dan membenci kemalasan. Sepulang dari Paris dia bekerja di biro
penerjemah yang baru di bentuk, yang bertujuan supaya karya-karya barat
bisa di baca oleh masyarakat Mesir pada waktu itu. Rifaat menginginkan
Mesir mencontoh barat dan membuka kejumudan mereka. Modernisasi Islam
juga di Usung oleh Jamaluddin Al-Afghani (1839-1897 M), pada tahun 1871
al-Afghani datang ke Mesir membawa misi yang mirip dengan Rifaat, namun
dia tidak tunduk terhadap barat, malah banyak juga gagasan Rifaat yang ia
tolak, dia menginginkan reformasi dalam Islam bukan revolusi ala barat. Ide
modernisasi ini di sambut baik oleh Muhammad Abduh (1849-1905 M)
sebagai sohib dekat al-Afgani, dan Rasyid Ridha (1865-1935 M) selaku
pengagum berat al-Afgani, mereka mempunyai misi-misi reformasi
diantaranya, pertama, mengembalikan faham umat Islam kepada salaf ash-
shalih sebelum terjadi ikhtilaf, Kedua, Mengusung faham Washatiyya
sebagai faham kebangkitan Islam, antara menolak jumud (taklid) kepada
salaf dan taklid terhadap westrnisasi dengan tetap mempelajari ilmu
pengetahuan dari mereka, Ketiga, Mengusung kebebasan berpikir, Keempat,
Membersihkan akidah dari khurafat, bida`ah dan ke-musyrik-an, kelima,
menjaga keagungan syariat Islam dan bahasa Arab beserta ilmu-ilmu ushul-
nya, keenam, memberikan penjelasan kepada umat Islam, tentang
perbedaan ajaran Islam dengan adat istiadat bangsa Arab, ketujuh, menjaga
kesatuan umat Islam, kedelapan, Menyebarluaskan faham ihya ad-Din dan
Tajdil al-Islami keseluruh dunia Islam. Kesembilan, mengadakan perbaikan
dalam masalah politik dan ekonomi. Walaupun al-Afgani dan Abduh
mempunyai manhaj yang berbeda dengan para modernis lainya, namun
pemikiran mereka tidak terlepas dari pengalaman mereka dalam
perjalanannya ke Barat. Di Barat mereka banyak bertemu dengan tokoh-
tokoh seperti Muhammad Abduh bersahabat dekat dengan Comte, Tolsoy
dan Herbert Spencer. Begitu juga al-Afgani banyak berdebat dengan tokoh
pilologi, Ernest Renan (1823-1892 M), dimana Renan banyak mengkritik
Islam sebagai agama yang terbelakang dan bahsa arab sebagai bahasa yang
miskin dan tak akan mampu beradaptasi dengan jaman modern. Sehingga
mereka kadang menyalahi misi mereka mengembalikan pemahaman Islam
kepada salaf ash-Shalih sebelum terjadi Ikhtilaf. Terbukti mereka mempunyai
faham berbeda dengan salaf ash-Shalih, diantaranya, Pertama, Tidak
mempercayai hal-hal yang bersifat mistik (Ghaib) yang bertentangan dengan
Renaissance - Humanisme 43
akal sehat, seperti, menafsirkan Jin dengan Bakteri, dan kurang
mempercayai tentang mukzijat. Rashid Ridha pernah mengatakan “kalaulah
bukan al-qur`an yang menceritakan tanda-tanda kekuasaan yang
dipergunakan untuk memperkuat kenabian Isa dan Musa, tentu akan lebih
banyak orang barat yang menrima kebenaran dan petunjuk dikarenakan
kebebasan berpikir mereka. Karena kebenaran itu betul-betul dibangun atas
logika dan epistemologi yang sesuai dengan fitrah manusia.” Kedua,
menolak hadits non aplikatif dan hanya menerima hadis fi`liyah (aflikatif),
Ketiga menolak hadis Ahad seperti tentang turunnya nabi Isa dan lain-lain,
Keempat, meragukan dalam penulisan hadis di masa nabi dan sahabat,
meragukan kredibelitas Sahabat, dan mempunyai anggapan bahwa terdapat
beberapa hadits Dhaif dalam shahih bukhari dan Muslim
Sehingga penulis mempunyai kesimpulan bahwa misi modernisme yang
dibawa mereka merupakan hasil gesekan pemikiran mereka dengan tokoh-
tokoh renaissance Eropa terutama kaum Deisme
Islam merupakan agama penyempurna dari ajaran-ajaran ketauhidan yang di
bawa para Nabi sebelumnya sekaligus rival atas kebudayaan Jahiliyyah Arab
pada masa tersebut. Sehingga Islam yang diturunkan melalui Rasulullah Saw.
merupakan agama terakhir yang sempurna untuk menjadi world view bagi
seluruh umat manusia.
Islam dengan Kesempurnaan ajarannnya, telah membawa manusia
mempunyai keteraturan dalam hidupnya . Dan kesemuanya ini telah
dibuktikan selama berabad-abad. Sehingga kita tidak perlu mengkritiknya
kembali, seperti kritikannnya para resainessancer Barat terhadap agama
Kristen. Adapun keterbelakangan umat Islam di masa sekarang terhadap
ilmu pengetahuan dan teknologi bukan disebabkan ajaran Islam itu sendiri,
akan tetapi dikarenakan umatnya tidak mengamalkan ajarannya secara
komprehensif. Terbukti Islam di abad ke-8 sampai abad ke-12 masehi,
mempunyai segudang ilmuan yang jago dalam Ilmu pengetahuan dan
Teknologi. Mereka tidak mengkritik dulu ajaran Islam untuk mencapai itu
semua karena Islam tidak pernah melarang umatnya untuk sukses di dunia,
malah Islam menganjurkan kepada umat Islam untuk menuntut Ilmu dari
mulai dilahirkan sampai akhir hayat tiba.

Renaissance - Humanisme 44
RENAISSANCE
Keadaan Eropa Menjelang Renaissance
Latar belakang timbulnya Renaissance jika dilihat dari beberapa aspek adalah kondisi
sosial, budaya, politik, dan ekonomi Abad Pertengahan.

Kondisi sosial
Saat itu kehidupan masyarakat Eropa sangat terikat pada doktrin gereja.
Segala kegiatan kehidupan ditujukan untuk akhirat. Masyarakat kehilangan
kebebasan untuk menentukan pribadinya, dan kehilangan harga dirinya.
Kehidupan manusia tidak tenteram karena senantiasa diintip oleh intelijen
gereja, sehingga menimbulkan sikap saling mencurigai dalam masyarakat.

Kondisi budaya
Saat itu kehidupan masyarakat Eropa sangat terikat pada doktrin gereja.
Segala kegiatan kehidupan ditujukan untuk akhirat. Masyarakat kehilangan
kebebasan untuk menentukan pribadinya, dan kehilangan harga dirinya.
Kehidupan manusia tidak tenteram karena senantiasa diintip oleh intelijen
gereja, sehingga menimbulkan sikap saling mencurigai dalam masyarakat.

Kondisi budaya
Terjadi pembatasan kebebasan seni dalam arti bahwa seni hanya tentang
tokoh-tokoh Injil dan kehebatan gereja. Semua kreasi seni ditujukan kepada
kehidupan akhirat sehingga budaya tidak berkembang. Demikian pula dalam
bidang ilmu pengetahuan karena segala kebenaran hanya kebenaran gereja.

kebenaran gereja.
Kondisi politik

Raja yang secara teoritis merupakan pusat kekuasaan politik dalam negara,
kenyataannya hanya menjadi juru damai. Kekuasaan politik ada pada
kelompok bangsawan dan kelompok gereja. Keduanya memiliki pasukan
militer yang sewaktu-waktu dapat digunakan untuk melancarkan ambisinya.
Adakalanya kekuatan militer kaum bangsawan dan kaum gereja lebih kuat
dari kekuatan militer milik raja.

Kondisi ekonomi
Renaissance - Humanisme 45
Berlaku sistem ekonomi tertutup, yang menguasai perekonomian hanya
golongan penguasa.
Kondisi-kondisi di atas menyebabkan masyarakat Eropa terkungkung dan
tidak memiliki harga diri yang layak sebagai manusia. Oleh karena itu
timbullah upaya-upaya untuk keluar dari keadaan tersebut.
Perubahan-perubahan yang terjadi akibat upaya untuk keluar dari kondisi
Abad Pertengahan menjadi latar belakang langsung munculnya Renaissance,
sebagai berikut:
 Kehidupan sosial masyarakat Eropa yang tidak lagi mau
terbelenggu oleh ikatan gereja. Mereka memalingkan diri dari
kehidupan akhirat kepada keduniaan sehingga pengaruh gereja
merosot. Kehidupan materialistis semakin berkembang mendesak
kehidupan keagamaan.
 Masyarakat berlomba-lomba memasuki kawasan kota dagang dan kota
industri, menjadi buruh dengan tujuan berusaha merubah kehidupan
ekonomi ke arah yang lebih baik. Petani-petani yang pada Abad
Pertengahan setia mengerjakan tanah para bangswan feodal, kini
hilang berganti dengan golongan masyarakat baru yang disebut buruh
pabrik.
 Seiring dengan laju urbanisasi, berubah pula fungsi kota dari fungsi
politis menjadi juga pusat perdagangan dan industri.
 Munculnya kaum borjuis sebagai kelompok baru yang kaya dan
mampu menyaingi kaum bangsawan. Kelompok borjuis yang
menguasai perdagangan tidak suka pada kelompok bangsawan dan
gereja, sehingga hanya mau membayar pajak kepada raja. Akhirnya
raja kembali memegang kekuasaan politik tertinggi yang ditaati
perintahnya oleh seluruh lapisan masyarakat.
 Naskah-naskah ilmu pengetahuan Yunani dan Romawi Kuno dijumpai
kembali oleh masyarakat Barat, dibawa oleh ilmuwan yang lari dari
Konstantinopel ke Italia setelah Konstantinopel jatuh ke tangan Turki.
 Timbulnya kota-kota dagang yang makmur akibat perdagangan
mengubah perasaan pesimistis (zaman Abad Pertengahan) menjadi
optimistis. Hal ini juga menyebabkan dihapuskannya sistem stratifikasi
sosial masyarakat agraris yang feodalistik. Maka kebebasan untuk
melepaskan diri dari ikatan feodal menjadi masyarakat yang bebas.
Termasuk kebebasan untuk melepaskan diri dari ikatan agama
sehingga menemukan dirinya sendiri dan menjadi fokus pada
kemajuan diri sendiri. Antroposentrisme menjadi pandangan hidup
dengan humanisme menjadi pegangan sehari-hari. Selain itu adanya
dukungan dari keluarga saudagar kaya semakin menggelorakan
semangat Renaissance sehingga menyebar ke seluruh Italia dan Eropa.

Renaissance - Humanisme 46
Apa itu Renaisancce ??
Renaisancce adalah suatu periode sejarah yang mencapai titik
puncaknya kurang lebih pada tahun 1500 atau sekitar abad 15 dan 16 M.
Perkataan "renaisans" berasal dari bahasa Perancis renaissance yang artinya
adalah "Lahir Kembali" atau "Kelahiran Kembali". Yang dimaksudkan
biasanya adalah kelahiran kembali budaya klasik terutama budaya Yunani
kuno dan budaya Romawi kuno. Namun zaman sekarang hal ini bisa
menyangkut segala hal.

Masa ini ditandai oleh kehidupan yang cemerlang di bidang seni,


pemikiran maupun kesusastraan yang mengeluarkan Eropa dari kegelapan
intelektual abad pertengahan. Masa Renaissance bukan suatu perpanjangan
yang berkembang secara alami dari abad pertengahan, melainkan sebuah
revolusi budaya, suatu reaksi terhadap kakunya pemikiran serta tradisi Abad
pertengahan.

Dilihat dari definisinya, kata "renaissance" menyiratkan sebuah


pembangunan kembali atau kebangkitan. Periode yang dikenal sebagai
renaissance dipandang sebagai sebagai penemuan kembali cerahnya
peradaban Yunani dan Romawi (yang dianggap sebagai "klasik") ketika
keduanya mengalami masa keemasan. Faktanya, sekalipun semasa
Renaissance banyak orang membaca kesusasteraan klasik dan
mempertimbangkan kembali pemikiran klasik, esensi yang sebenarnya dari
renaissance adalah lahirnya banyak pembaharuan maupun penciptaan.
Universitas tumbuh menjamur di seantro Eropa, dan penyebaran gagasan
tiba-tiba muncul serempak.

Zaman renaissance ini sering juga di sebut sebagai zaman


humanisme. Maksud ungkapan ini adalah manusia diangkat dari abad
pertengahan. Pada abad pertengahan itu manusia dianggap kurang dihargai
sebagai manusia. Kebenaran diukur berdasarkan ukuran dari gereja (kristen),
bukan menurut ukuran yang dibuat oleh manusia. Humanisme menghendaki
ukuran haruslah dari manusia. Karena manusia mempunyai kemampuan
berfikir, maka humanisme menganggap manusia mampu mengatur dirinya
dan dunia. Jadi ciri utama renaissance adalah humanisme, individualisme
lepas dari Agama (tidak mau di atur oleh agama), empirisme (zaman

Renaissance - Humanisme 47
kebebasan dalam pengembangan ilmu pengetahuan) dan rasionalisme
(kebebasan dalam mengembangkan fikiran).

Tokoh-tokoh Renaisancce

 Dante Alighiere (1265-1321)

Dante lahir pada tanggal 21 Mei 1265 di Firenze, berasala dari keluarga kaya
raya. Dia pernah menjadi prajurit Firenze, ingin negaranya dapat merdeka
dari pengaruh tiga kerajaan yang lebih besar yaitu Kepausan, Spanyol dan
Perancis. Dante mulai menjadi pengkritik dan penentang atoritas moral
Kepausan yang dinilai tidak adil dan tidak bermoral. Puncaknya dia tuangkan
dalam sebuah buku yang berjudul De Monarchia (On Monarchy) yang berisi
tentang kedudukan dan keabsahan Sri Paus sebagai pemimpin spiritual
tertinggi Gereja Katolik, mengapa sekaligus menjadi raja dunia (Kerajaan
Kepausan) yang otoriter. Hasil karya Dante antaral lain adalah La Vita Nuova
(The New Life) berisi tentang gambaran pertumbuhan cinta manusia.
Comedia yang ditulis ketika dia berada dalam pengasingan panjang di
Revenna. Buku ini berisi tentang perjalanan jiwa manusia yang penuh
kepedihan dalam perjalanan dari dunia ke alam gaib. Tokoh utamanya adalah
Virgilius (nama sastrawan dari zaman Romawi kuno) yang setelah
kematiannya harus melewati tiga fase yaitu inferno (neraka), purgatoria
(pembersih jiwa), dan paradiso (surga).

 Lorenzo Valla (1405-1457)

Renaissance - Humanisme 48
Lahir di Roma pada tahun 1405 dari keluarga ahli hukum. Salah satu
ungkapannya yang sangat terkenal adalah “Mengorbankan hidup demi
kebenaran dan keadilan adalah jalan menuju kebajikan tertinggi,
kehormatan tertinggi dan pahal tertinggi”. Hasil karyanya antara lain
adalah De volupte (kesenangan) yang terbit pada tahun 1440, yang
berisi kekagumannya pada etika Stoisisme yang mengajarkan
pentingnya manusia itu mati raga (askese) dalam rangka
mendapatkan keselamatan jiwa. Buku yang berjudul De Libero erbitrio
(keinginan bebas) yang mengatakan individualitas manusia berakar
pada kebesaran dan keunikan manusia, khususnya kebebasan
sehingga kehendak awal Sang Pencipta tidak membatasi perbuatan
bebas manusia dan tidak meniadakan peran kreatif manusia dalam
sejarahnya. Judul buku De falso credita et ementita Constantini
donation declamation berisi tentang donasi hadiah kepada Sri Paus
oleh Kaisar Constantinus sebenarnya palsu sebab dari sudut bahasa
donasi itu jelas bukan gaya bahasa abad ke4 melainkan abd ke-8.

 Nicollo Machiavelly (1469-1527)

Renaissance - Humanisme 49
Machiavelly lahir pada tahun 1469 di Florence, meninggal dunia tahun 1527
pada umur 58 tahun, ayahnya adalah seorang ahli hukum, tergolong
anggota keluarga terkemuka tetapi tidak begitu berada. Machiavelly hidup
pada saat puncak kejayaan renaisaans di Italia, dan pada saat itu italia
masih terbagi-bagi dalam negara-negara kecil, berbeda dengan negara yang
bersatu seperti Prancis, Spanyol atau Inggris. Karena itu tidak mengherankan
jika pada masa ini Italia lemah secara militer meskipun briliant dalam segi
kultur.

Di kala Michiavelly muda, Florence diperintah oleh penguasa Medicine yang


mashur, Lorenzo. Setelah Lorenzo meninggal dunia tahiun 1492, beberapa
tahun kemudian penguasa Medicini diusir dari Florence. Florence menjadi
Republik (Republic Forentine). Pada tahun 1498, Machiavelli yang berumur
dua puluh sembilan tahun, memperoleh kedudukan tinggi di pemerintahan
sipil Florence. Selama empat belas tahun setelah itu dia mengabdi kepada
Republik Florentine dan terlibat dalam berbagai misi diplomasi atas
namanya, melakukan perjalanan ke prancis, jerman, dan di dalam negeri
italia.

Tahun 1512, Repuplik Forentine digulingkan dan penguasa Medicine kembali


memegang tampuk kekuasaan, Machiavelly di pecat dari posisinya, dan di
tahun berikutnya dia ditahan atas tuduhan terlibat dalam komplotan
melawan penguasa Medicine. Meski disiksa ia tetap bertahan menyatakan
tidak bersalah dan akhirnya di bebaskan pada tahun itu juga. Sesudah itu ia
pensiun dan berdiam di sebuah perkebunan kecil di San Casiano, tidak jauh
dari Florence.
Semasa hidupnya, Machiavelly menulis beberapa buku, yaitu;

1. The prince(sang pangeran), karya paling monumental di tulis pada


tahun 1513
2. The discources upon the first ten books of titus livius (pembicaraan
terhadap sepuluh buku pertama tius livius).
3. The art of war (seni berperang) dan lain lain

Boccacio (1313-1375)

Giovani Boccacio lahir di Certaldo, Italia tahun 1313 dari seorang pedangang
yang berasal dari Firenze. Hasil karyanya antara lain cerita epos seperti
Thebaid atau Aenid, prosa seperti Ameto, puisi seperti Amoroso Visione dan
Ninfale Fiesolan. Puncak karyanya Decamerome, karya sastra lainnya De
genealogis deorum gentilium (On The Genealogy of God) yang tersusun
dalam 15 jilid.

 Francesco Petrarca (1304-1374)

Renaissance - Humanisme 50
Lahir pada 20 Juli 130 di Tuscan. Ia belajar hukum di Montpellier dan
melanjutkan ke Universitas Bologna. Namun, ia lebih tertarik pada seni
sastra dan seni lukis. Dia seorang humanis yang mengagumi hal-hal yang
serba naturalis, polos dan apa adanya. Salah satu ungkapannya pada alam
dituangkan dalam karya lukis yang diberi nama Ikaros.

 Desiderius Erasmus (1466-1536)

Eramus lahir pada 27 Oktober 1466 di Gouda. Ibunya bernama Margaret.


Setelah lulus dari Sekolah Atas ia melanjutkan ke biara Agustin di Styn
hingga menjadi pastor kemudian melanjutkan ke Universitas Paris. Hasil
karya Eramus dikelompokan menjadi tiga yaitu:
a) Kelompok karya-karya satiris dengan tujuan ingin mengungkap segala
kelemahan penyakit korup, munafik yang melanda warga masyarakat,
seperti Praise of Folly (1509).
b) Kelompok karya bernada satiris berupa pesan moral yang diharapkan
dapat memperbaiki atau mempengaruhi mentalitas kaum Katolik, seperti

Renaissance - Humanisme 51
buku yang berjudul Hand Book of the Christian Knight (1501), The Complaint
of peace (1517).
c) Kelompok dalam bentuk terjemahan kitab suci Perjanjian Baru
berdasrakan naskah asli Yunani, seperti Annotations on the New Testament
(1505), The Prince of the Christian Humanists.

Pada masa renaissance ini juga berkembang bentuk pemikiran manusia


yang baru, yang sama sekali terlepas dengan gereja. Diantara pemahaman
itu adalah humanisme, rasionalisme, empirisme, dan materialisme.

1. Humanisme
Zaman renaissance ini sering juga di sebut sebagai zaman humanisme.
Maksud ungkapan ini adalah manusia diangkat dari abad pertengahan. Pada
abad pertengahan itu manusia di anggap kurang di hargai sebagai manusia.
Kebenaran diukur berdasarkan ukuran dari gereja (kristen), bukan menurut
ukuran yang dibuat oleh manusia. Humanisme menghendaki ukuran
haruslah dari manusia. Karena manusia mempunyai kemampuan berfikir,
maka humanisme menganggap manusia mampu mengatur dirinya dan
dunia,

2. Rasionalisme
Rasionalisme adalah faham filsafat yang mengatakan bahwa akal (reason)
adalah alat terpenting dalam memperoleh pengetahuan dan mengetes
pengetahuan. Jika empirisme mengatakan bahwa pengetahuan di peroleh
dengan alam mengalami objek empiris, maka rasionalisme mengajarkan
bahwa pengetahuan diperoleh dengan cara berfikir. Alat dalam berfikir itu
adalah kaidah kaidah logis atau kaidah kaidah logika.
Rasonalisme ada dua macam, dalam bidang agama dan filsafat. Dalam
bidang agama rasionalisme adalah lawan autoritas, dalam bidang filsafat
rasionalisme adalah lawan empirisme

Rasionalisme dalam bidang agama adalah kemampuannya untuk mengkritik


ajaran agama, rasionalisme dalam bidang filsafat terutama berguna sebagai
teori pengetahuan. Sebagai lawan empirisme, rasionalisme berpendapat
bahwa sebagian dan bagian penting pengetahuan datang atau bersumber
dari penemuan akal.

3. Empirisme
Empirisme adalah suatu doktrin filsafat yang menekankan peranan
pengalaman dalam memperoleh pengetahuan serta pengetahuan itu sendiri
dan mengecilkan peranan akal, istilah empirisme diambil dari bahasa yunani
empeiria yang berarti coba-coba atau pengalaman.
Empirisme sebagaai lawan rasionalisme berpendapat bahwa pengetaahuan
diperoleh dari pengalaman dengaan cara observasi/penginderaan baik
pengalamaan lahiriyah yang menyangkut dunia maupun pengalaman
batiniyah yang menyangkut pribadi manusia. Pengalaman merupakan faktor
fundamental, dan ia merupakan sumber dari pengetahuan manusia.

4. Materialisme
Paham ini di pelopori oleh LAMETTRIE (1709-1751). Bagi dia manusia tak lain
dari mesin begitu pula halnya dengan binatang, sehingga tak ada bedanya
antara manusia dengan binatang. Ia mengingkari prinsip hidup pada
umumnya. Ia mencoba membuktikan, bahwa bahan (badan) tanpa jiwa
mungkin hidup (bergerak), sedangkan jiwa tanpa bahan (badan) tak mungkin
Renaissance - Humanisme 52
ada, jantung katak yang dikeluarkaan dari tubuh katak masih berdenyut
beberapa detik (hidup kata Lamettrie), sedangkan tak mungkin ada katak,
jika tak ada badannya! Demikianlah nyata benar, menurut Lamettrie bahwa
prinsip hidup itu tak ada dan tentu tak ada prinsip hidup yang rohani.

RENAISSANCE DI ITALIA

A. Florencia Kota Pelopor

Florencia menjadi pelopor renaissance di Italia, bukan justru kota Roma,


Milano atau Venesia. Menurut John Hele dan Plum Florensia menjadi kota
pelopor Renaissance di Italia karena berbagai faktor antara lain adalah :

a) kota Florencia pada zaman Romawi bernama Florentia itu secara geografis
merupakan kota pedalaman Italia Utara yang sangar strategis, subur karena
dibelah oleh Sungai Arno dan menjadi kota pertemuan dari berbagai kota di
Italia Utara antara lain Genoa, Lucca dan Pisa di sebelah barat, Siena dan
Arezzo di sebelah selatan, Urbino, San Marino dan Romagna di sebelah timur
serta Bologna, Modena di bagian Utara. Maka tidak mengherankan jika
Florencia menjadi kota pertemuan dagang yang kaya raya dan besar pada
abad ke-XIII.

b) Florencia sebagai kota industry khususnya wol (terbaik di Italia) dan tekstil
pada umumnya. Menurut John Hele pada abad keXIV sudah ada 21 gilda
utama yang dimiliki oleh para hakim, notaries, importir dan pengusaha dan
44 gilda kecil sebagai pendukungnya yang dimiliki oleh pengrajin, pedagang.

c) Florencia sebagai pusat keuangan Italia masa itu. Kota ini mempunyai
penduduk yang besemboyan “per non dormire (agar jangan tidur,
maksudnya tidur tidak mendatangkan rezeki)” dan “Florentinis ingentis nihil
arduit est (tidak ada yang dapat dikerjakan oleh orang Florencia)”.

d) Florencia merupakan ibukota Republik Florentia yang pada prinsipnya


menganut system pemerintahan demokrasi dan memperhatikan kepentingan
rakyat. Maka kreativitas seni dan inteletual dapat bebas berkembang.
Didirikannya pendidikan formal di Accademia Plato yang didirikan oleh
keluarga Medici sehingga melahirkan seniman-seniman besar, para ilmuan
terkenal, sastrawan jenius dan arsitek besar. Maka tidak mengherankan
apabila dapat mempertahankan kemasyuran dan berperan penting dalam
modernisasi Italia selama dua abad. Florencia telah menjadi awal
pembaharuan berbagai bidang kehidupan manusia dari sumber-sumber daya
manusia, keuangan, perdangangan, sosial dan budaya, Benih-benih
humanism yang melahirkan liberalism, individualism serta rasionalisme
mendapat tempat subur untuk berkembang ke seluruh penjuru Eropa.

B. Keluarga Medici

Keluarga Medici merupakan salah satu keluarga yang terkenal di Italia pada
zaman renaissance. Keluarga ini mulai mempunyai nama terhormat dalam
masyarat pada abad keXIV ketika Averardo de Medici yang terkenal dengan
nama Bicci berhasil dalam usahawan swasta ulat sutera, kain lenen dan
akhirnya menjadi bankir. Usaha ini dilanjutkan anaknya yang bernama
Renaissance - Humanisme 53
Giovanni di Bicci meluas ke luar Italia. Keluaga Medici mulai terlibat dalam
berbagai bidang terutama politik, ketika Giovani terpilih menjadi hakim
agung di Florancia pada 1421.

Giovani mempunyai dua anak yang bernama Casimo dan Lorenzo. Casimo
berhasil menjadikan keluarga Medici mencapai puncak kejayaan pada bidang
politik, ekonomi bahkan agama. Ia juga tokoh utama yang menjadi pelopor
dan pelindung bidang budaya, kesenian dan ilmu pengetahuan. Casimo
adalah pewaris etos kerja orang Florencia yaitu per non dormire sehingga ia
memadukan usaha bidang politik, ekonomi, kebudayaan dan ilmu
pengetahuan dengan semboyan tersebut. Jasanya antara lain menjadi
pendukung utama untuk mendirikan Accademia Plato di Florencia pada
tahun 1642 sehingga ia ikut serta dalam menentukan arah perkembangan
dunia akedemisi. Kemudian mendorong mendirikan Akademia Seni pada
1460 yang dipimpin oleh Michelangelo. Ia juga mendorong seniman untuk
bersemboyan I’art pour I’art bukan I’art pour d’argent (seni untuk uang).

Lorenzo merupakan penerus Casimo, ia tampil sebagai diplomat ulung,


seniman dan akhirnya menjadi penguasa di Florencea. Keturuan lain
keluarga Medici ada yang menjadi pemimpin gereja yang tertinggi seperti
Paus Leo X (1513-1521), Paus Clemens VII (1523-1534), Paus Pius IV (1559-
1565), Paus Leo IX tahun 1605. Sejak Paus Leo X tampil banyak pula paus
yang menjadi peminat dan pelindung karya seni serta mengangkat
keturunan Keluarga Medici menjadi Duke of Urban. Sementara itu pada masa
Paus Clemens VII, keturunan Medici yang bernama Alessandro diangkat
menjadi pendiri dinasti Tuscani yang berkuasa hingga abad XVIII.

-
Dampak renaisance

Dampak positif :

Ø Adanya perubahan dalam bidang agama dan ilmu pengetahuan. Di mana


terjadi pembagian dalam ilmu pengetahuan seperti ilmu lain mulai lepas dari
ilmu agama dan falsafahnya, misalnya ilmu sosial : ilmu bumi, ilmu sejarah
dll. Begitu juga dengan ilmu eksak seperti ilmu alam.
Ø Kebangunan kembali dari peradaban. Zaman ini membongkar hasil
peradaban Yunani-Romawi.
Ø Renaissance telah membentuk masyarakat perdagangan yang berdaya maju.
Keadaan ini telah melemahkan kedudukan dan kekuasaan golongan gereja
yang senantiasa berusaha menyekat perkembangan ilmu dan masyarakat di
Eropa.
Ø Tumbuhnya kebebasan, kemerdekaan, dan kemandirian individu.
Ø Renaissance telah melahirkan tokoh-tokoh perubahan di Eropa. Antara lain
tokoh perubahan terkenal itu adalah William Harvey yang telah memberi
sumbangan dalam kajian peredaran darah. Renaissance telah melahirkan
masyarakat yang lebih progresif dan wujud semangat mandiri sehingga
membawa kepada aktivitis penjelajahan dan kemajuan
Renaissance - Humanisme 54
Ø Mendorong pencarian daerah baru sehingga berkobarlah era penjelajahan
samudera.

Dampak negatif :

Ø Eropa pada priode ini bener-bener mendapat ancaman dari orang-orang


arab. Pada khalifah Umamyah telah meluaskan wilayah taklukannya hingga
daerah-daerah seputar pintu-pintu gerbang konstantinopel walaupun pada
akhirnya pengepungan yang di lakukan Arab gagal total.
Ø Munculnya suatu isu yang di sebut Kontroversi Ikonoklastik yang berisi
bahwa apakah imaji-imaji tentang Tuhan,Kristus, dan sang perawan Maria
serta orang-orang suci baik dalam bentuk gambar maupun patung boleh
dipergunakan di dalam misa atau tidak.kontroversi ini mengundang
persoalan lama yaitu tentang kebebasan agama yang terpisah dan bebas
dari organisasi politik.
Ø Pada masa ini selain terjadi kebangunan kembali juga terjadi kebobrokan
moral. Hal ini dikarenakan tidak adanya suatu norma yang bisa mengatur
kehidupan masyarakat. Sehingga bisa dikatakan bahwa manusia renaissance
merupakan manusia yang tidak mempunyai pegangan (liar). Keliaran ini
mengakibatkan terjadinya pelanggaran terhadap norma sehingga manusia
mengalami krisis aklak seperti mabuk-mabukan dll. Hal ini tidak hanya
terjadi di kalangan borjuis tetapi juga dikalangan pendeta.

Renaissance - Humanisme 55

Anda mungkin juga menyukai