Anda di halaman 1dari 6

RESUME PERSPEKTIF GLOBAL

Eksantia Kumala Syafen (20129128)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
A. Sejarah dalam Perspektif Global
Banyak sejarawan yang menyebut globalisasi sebagai fenomena di abad ke-20 ini yang
dihubungkan dengan bangkitnya ekonomi internasional. Padahal interaksi dan globalisasi
dalam hubungan antarbangsa di dunia telah ada sejak berabad-abad yang lalu. Bila ditelusuri,
benih-benih globalisasi telah tumbuh ketika manusia mulai mengenal perdagangan
antarnegeri sekitar tahun 1000 dan 1500 M. Saat itu, para pedagang dari Tiongkok dan India
mulai menelusuri negeri lain baik melalui jalan darat (seperti misalnya jalur sutera) maupun
jalan laut untuk berdagang. Fenomena berkembangnya perusahaan McDonald di seluroh
pelosok dunia menunjukkan telah terjadinya globalisasi.

Fase selanjutnya ditandai dengan dominasi perdagangan kaum muslim di Asia dan
Afrika. Kaum muslim membentuk jaringan perdagangan yang antara lain meliputi Jepang,
Tiongkok, Vietnam, Indonesia, Malaka, India, Persia, pantai Afrika Timur, Laut Tengah,
Venesia, dan Genoa. Di samping membentuk jaringan dagang, kaum pedagang muslim juga
menyebarkan nilai-nilai agamanya, nama-nama, abjad, arsitek, nilai sosial dan budaya Arab
ke warga dunia.
Fase selanjutnya ditandai dengan eksplorasi dunia secara besar-besaran oleh bangsa
Eropa. Spanyol, Portugis, Inggris, dan Belanda adalah pelopor-pelopor eksplorasi ini. Hal ini
didukung pula dengan terjadinya revolusi industri yang meningkatkan keterkaitan
antarbangsa dunia. berbagai teknologi mulai ditemukan dan menjadi dasar perkembangan
teknologi saat ini, seperti komputer dan internet.
Pada saat itu, berkembang pula kolonialisasi di dunia yang membawa pengaruh besar
terhadap difusi kebudayaan di dunia.
Semakin berkembangnya industri dan kebutuhan akan bahan baku serta pasar juga
memunculkan berbagai perusahaan multinasional di dunia. Di Indinesia misalnya, sejak
politik pintu terbuka, perusahaan-perusahaan Eropa membuka berbagai cabangnya di
Indonesia. Freeport dan Exxon dari Amerika Serikat, Unilever dari Belanda, British
Petroleum dari Inggris adalah beberapa contohnya. Perusahaan multinasional seperti ini tetap
menjadi ikon globalisasi hingga saat ini.
Fase selanjutnya terus berjalan dan mendapat momentumnya ketika perang dingin
berakhir dan komunisme di dunia runtuh. Runtuhnya komunisme seakan memberi
pembenaran bahwa kapitalisme adalah jalan terbaik dalam mewujudkan kesejahteraan dunia.
Implikasinya, negara negara di dunia mulai menyediakan diri sebagai pasar yang bebas. Hal
ini didukung pula dengan perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi. Alhasil,
sekat-sekat antarnegara pun mulai kabur.

B. Transformasi sejarah lokal menjadi sejarah global


Globalisasi budaya memiliki sejarah panjang. Pembentukan dan perluasan agama-agama
besar dunia adalah salah satu contoh terbaik dari kapasitas gagasan dan keyakinan untuk
menyeberangi jarak yang besar dengan dampak sosial menentukan. Tidak kalah penting
adalah kerajaan pra-modern yang besar, tanpa adanya kontrol militer dan politik langsung,
yang diselenggarakan domain mereka bersama-sama melalui budaya berkuasa bersama dan
luas kelas.
Untuk sebagian besar dari sejarah manusia budaya ini berkuasa luas melewati sebuah
mosaik terfragmentasi budaya lokal dan particularisms - kecil berdiri di antara pengadilan dan
desa.Itu hanya dengan munculnya negara-bangsa dan budaya nasional yang bentuk identitas
budaya bersatu antara dua ekstrem.
Dengan bangkitnya negara-bangsa dan proyek nasionalis, globalisasi budaya dipotong.
Negara-bangsa mengambil alih praktek pendidikan, kebijakan linguistik, sistem pos dan
telepon, dll Namun, sejak abad kedelapan belas sebagai kerajaan Eropa mulai berkubu sendiri
dan sebagai serangkaian inovasi teknologi mulai beroperasi (transportasi mekanis regularized
dan telegraf terutama), bentuk-bentuk baru globalisasi budaya muncul. Ini disertai dengan
baru lembaga internasional swasta seperti rumah-rumah penerbitan dan kantor berita, tetapi
dampaknya terhadap budaya lebih lokal dan nasional masih terbatas.
Ide yang paling penting dan argumen muncul dari Barat dalam era ekspansi adalah ilmu
pengetahuan, liberalisme dan sosialisme. Masing-masing cara pemikiran dan praktek-praktek
yang datang dengan mereka mengubah budaya berkuasa hampir setiap masyarakat di planet
ini.. Mereka tentu memiliki dampak yang lebih besar terhadap budaya nasional dan lokal dari
budaya populer kontemporer.
Pada periode sejak Perang Dunia Kedua, bagaimanapun, extensity, intensitas, kecepatan dan
volume tipis komunikasi budaya di tingkat global tak tertandingi. Difusi global radio, televisi,
internet, satelit dan teknologi digital, dan sebagainya, telah membuat komunikasi instan
mungkin, diberikan banyak pemeriksaan perbatasan dan kontrol atas informasi tidak efektif,
dan terkena suatu konstituen yang sangat besar untuk output beragam budaya dan nilai-nila.
Sementara perbedaan linguistik terus menjadi penghalang untuk proses-proses ini, dominasi
global dari bahasa Inggris menyediakan infrastruktur linguistik yang sejalan dengan teknologi
infrastruktur zaman.. Berbeda dengan masa sebelumnya di mana negara dan theocracies
sangat sentral globalisasi budaya, era saat ini adalah satu di mana perusahaan adalah produsen
pusat dan distributor produk-produk budaya.
Sebagian besar produk-produk budaya yang berasal di Amerika Serikat dan
masyarakat Barat kunci tertentu.. Namun, bukti yang tersedia untuk mendukung tesis kasar
'imperialisme budaya' adalah tipis.. Nasional dan budaya lokal tetap kuat, lembaga nasional
terus di banyak negara memiliki dampak pusat pada kehidupan masyarakat, produk asing
terus-menerus dibaca dan ditafsirkan kembali dengan cara baru oleh khalayak nasional.
Mereka negara yang berusaha untuk mengejar kebijakan pintu tertutup kaku pada
informasi dan budaya tentu dibawah ancaman dari proses-proses komunikasi baru dan
teknologi, dan kemungkinan bahwa perilaku hidup ekonomi di mana-mana akan diubah oleh
mereka juga. Arus budaya sangat mengubah politik identitas nasional dan politik identitas
yang lebih umum.

C. INTRERDEPENDENSI GLOBAL
Ketergantungan pada global tingkat .. Satu negara tergantung pada negara lain untuk
sesuatu dan negara yang mungkin tergantung pada negara lain, yang akhirnya
menciptakan saling ketergantungan global.
Mengimpor dan mengekspor barang dan jasasangat memberikan kontribusi untuk
saling ketergantungan global. Beberapa komoditasseperti minyak telah menciptakan saling
ketergantungan global antara negara-negara yangmenghasilkan komoditi berharga dan
mereka yang menginginkan hal itu.
Sebagai sebuah perspektif analitik yang eksplisit, interdependensi kompleks
(complex interdependence) muncul pada tahun 1970-an untuk menantang asumsi-asumsi
kunci kerangka teoritis saingannya, khususnya realisme klasik.
Pertama, menantang asumsi yang ada bahwa negara bangsa hanya satu-satunya aktor
penting dalam politik dunia. Lalu mereka memperlakukan aktor lain seperti
perusahaan multinasional dan bank-bank transnasional sebagai “penting bukan karena
hanya kegiatannya dalam mengejar kepentingan mereka, namun juga karena mereka
bertindak sabuk transmisi sehingga membuat kebijakan pemerintah di sejumlah negara
lebih sensitif terhadap negara lain (Keohane dan Nye, 1988).
Dalam pengertian ini, interdependensi kompleks sebagai sebuah “holistik”,
konsepsi sistem yang melukiskan politik dunia sebagai jumlah interaksi banyak bagian
dalam “masyarakat global” (Holsti, 1988).
Kedua, intedependen kompleks mempertanyakan apakah isu keamanan nasional
mendominasi agenda keputusan negara bangsa. Berdasarkan kondisiinterdependensi,
agenda politik luar negeri menjadi “semakin luas dan beragam” karena jangkauan luas
kebijakan “pemerintah”, meskipun sebelumnya dipandang sebagai kebijakan domestik.
Ketiga, perspektif yang dipertikaikan dalam konsep populer bahwa kekuatan militer satu-
satunya alat dominan dalam menggunakan pengaruh di politik internasioal, khsusnya
diantara negara industri dan masyarakat demokratis di Eropa dan Amerika Utara.

D. SEJARAH BERSAMA YANG MEMBENTUK ARUS SEJARAH SUB GLOBAL


Globalisasi memengaruhi hampir semua aspek yang ada di masyarakat, termasuk
diantaranya aspek budaya. Kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai(values) yang dianut
oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap berbagai hal.
Baik nilai-nilai maupun persepsi berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan/psikologis, yaitu apa
yang terdapat dalam alam pikiran. Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila
disadari, bahwa tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran
orang yang bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang
adalahkesenian, yang merupakan subsistem dari kebudayaan.
Globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu keseluruh
dunia (sehingga menjadi budaya dunia atau world culture) telah terlihat semenjak lama. Cikal
bakal dari persebaran budaya dunia ini dapat ditelusuri dari perjalanan para penjelajah Eropa
Barat ke berbagai tempat di dunia ini ( Lucian W. Pye, 1966 ).
Namun, perkembangan globalisasi kebudayaan secara intensif terjadi pada awal ke-20 dengan
berkembangnya teknologi komunikasi. Kontak melalui media menggantikan kontak fisik sebagai
sarana utama komunikasi antarbangsa. Perubahan tersebut menjadikan komunikasi antar bangsa
lebih mudah dilakukan, hal ini menyebabkan semakin cepatnya perkembangan globalisasi
kebudayaan.

Ciri berkembangnya arus sejarah global


1. Berkembangnya pertukaran kebudayaan internasional.
2. Penyebaran prinsip multikebudayaan (multiculturalism), dan kemudahan akses suatu
individu terhadap kebudayaan lain di luar kebudayaannya.
3. Berkembangnya turisme dan pariwisata.
4. Semakin banyaknya imigrasi dari suatu negara ke negara lain.
5. Berkembangnya mode yang berskala global, seperti pakaian, film dan lain lain.
6. Bertambah banyaknya event-event berskala global, seperti Piala Dunia FIFA.
7. Persaingan bebas dalam bidang ekonomi
8. Meningkakan interaksi budaya antarnegara melalui perkembangan media massa.

Anda mungkin juga menyukai