Anda di halaman 1dari 45

KASIANNNNNNN DEH LOE KETIPU

PAHAM-PAHAM BESAR DUNIA

Soal:
Buatlah analisis dan penjelasan tentang munculnya paham-paham besar (isme) secara
berurutan dan saling mendasari antara paham satu dengan paham yang lainnya, dilengkapi
dengan skema (bagan)!

Jawab:
Ada beberapa paham yang muncul di dunia. Paham-paham ini tentunya saling berkaitan
satu sama lain. Paham faham yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1)Feodalisme,
2) Liberalisme, 3) Demokrasi, 4) Nasionalisme, 5) Kapitalisme, 6)Imperialisme, 7) Sosialisme,
8) Komunisme, 9) Fasisme.
Awal munculnya paham-paham besar di dunia adalah Feodalisme yang kita pamahi
sebagai pinjaman tanah dari tuan tanah kepada bawahannya, maka dari paham Feodalisme lahirlah
paham yang di sebut Liberalisme, dengan pemahaman kita paham ini adalah paham kebebasan.
Liberalisme terbagi menjadi tiga, yaitu segi politik yang akan melahirkan dua paham Demokrasi
dan Nasionalisme, sedangkan dari segi ekonomi melahirkan paham Kapitalisme yang kita kenal
dengan paham yang berusaha mengumpulkan kekayaan sebanyak mungkin. Adanya paham
Kapitalisme ini juga melahirkan paham Imperialisme yang mendorong bangsa-bangsa barat
melakukan ekspansi ke seluruh penjuru dunia.
Adanya ekspansi yang dilakukan bangsa-bangsa barat juga melahirkan dua paham yang
disebut Fasisme dan Sosialisme, sosialisme pun juga dibagi menjadi dua paham yaitu Sosial
Demokrat dan Komunisme, sehingga Komunisme berkembang menjadi Ero Komunisme. Untuk
lebih mendalam pengetahuan kita tentang paham-paham besar ini akan di bahas satu per satu.
Paham-paham tersebut apabila digambarkan dalam bagan akan tampak seperti gambar dibawah
ini:

Feodalisme berasal dari bahasa latin yaitu beneficum (kemudian berubah menjadi feudum
atau fief) yang berarti pinjaman yaitu pinjaman sebidang tanah dari tuan kepada vazalnya. Dalam
perkembangannya tidak hanya tanah yang dipinjamkan tetapi juga kedudukan yang lama kelamaan
menjadi turun temurun. Ada dua hal besar yang menjadi sebab atau faktor utama yang
mempengaruhi munculnya sistem feodal di eropa. Dua faktor tersebut yaitu:
a. Abad kegelapan yang melanda seluruh kawasan eropa
Runtuhnya Romawi Barat,telah menyebabkan wajah Eropa menjadi masyarakat Agraris
dengan rumah tangga desa tertutup.Disitu tidak terdapat lalu lintas uang.Semua wujud
kemasyarakatan didasarkan atas kepemilikan tanah.Hanya pemilik tanah yang memungkinkan
adanya administrasi dan sistem militer negara, keadaan ini menciptakan kebutuhan akan tanah-
tanah luas.
b. Unsur kebudayaan yang membentuk feodalisme
percampuran antara kedua kebudayaan yang dimaksud adalah kebudayaan militer suku
suku bangsa jerman dengan kebudayaan sistem kepemilikan tanah romawi. sistem kepemilikan
tanah romawi dimana para masyarakat bawah yang tidak kuat membayar pajak tanah terpaksa
menjual tanahnya kepada para tuan tanah yang memiliki modal besar akhirnya bercampur dengan
kebudayaan militer bangssa jerman. kemudian dari percampuran tersebut para tuan tanah yang
memiliki modal besar membentuk pasukan militer sendiri untuk melindungi dirinya masing
masing.
Jika kita pahami lebih jauh, Feodalisme dapat dikatakan sebuah paham yang lahir dari tata
cara dan aturan-aturan negara yang mengatur peminjaman tanah para bangsawan.Sehingga dapat
kita simpulkan bahwa pada masa itu haruslah tunduk pada tuan tanah yaitu seorang raja. Dengan
keadaan seperti ini maka muncullah reaksi dari kalangan masyarakat, terutama kaum tengah atau
borjuis dan para pedagang yang tidak sejalan dengan apa yang diterapkan oleh raja, mereka
menginginkan suatu kebebasan hidup, yang akan mendasari merekan mendapat hidup yang lebih
baik setelah muncul sektor perdagangan, hal ini melatar belakangi munculnya paham liberalisme..

2. LIBERALISME
Dalam sejarah kemunculannya liberalisme sebenarnya muncul akibat adanya pengekangan
dari berbagai aspek kehidupan, yaitu dalam bidang politik kala itu kebebasan berpendapat
sangatlah kurang di eropa. Adanya pembatasan berpendapat dan berpartisipasi berpolitik oleh
pihak pemerintah membuat kehidupan di eropa kala itu timpang. Golongan atas makin berkuasa
sedangkan golongan bawah semakin tertindas lalu kebebasan dalam hal ekonomi juga cukup
terkekang adanya sistem feodalisme yang di praktekkan oleh para kaum peilik tanah membuat
kesenjangan perekonoian semakin meraja lela.
Liberalisme berasal dari kata liberal dan isme. Liberal berarti berpandangan bebas dan
terbuka. Kata isme menunjukkan suatu paham. Jadi dapat disimpulkan secara singkat Liberalisme
adalah suatu paham atau pandangan yang menginginkan adanya kebebasan dan terbuka.
Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh
kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya
dari pemerintah dan agama. Liberalisme menghendaki adanya, pertukaran gagasan yang
bebas, ekonomi pasar yang mendukung usaha pribadi (private enterprise) yang relatif bebas, dan
suatu sistem pemerintahan yang transparan, dan menolak adanya pembatasan terhadap pemilikan
individu. Oleh karena itu paham liberalisme lebih lanjut menjadi dasar bagi
tumbuhnya kapitalisme.
Liberalisme yang berkembang dibidang politik, yaitu suatu kebebasan individu untuk menyampaikan
aspirasi, pendapat dan berpolitik. Dengan kata lain pada saat itu kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat, paham
ini nampak dalam Demokrasi dan Nasionalisme. Dan Liberalisme yang berkembang dibidang ekonomi, yang
menghendaki adanya sistem ekonomi bebas, yang tiap individu harus memiliki kebebasan berusaha, mengumpulkan
harta benda, yang sangat nampak pada paham Kapitalisme. Sedangkan Liberalisme dalam agama disini adalah
liberal dalam masalah ibadah dan agama atau kebebasan dalam beribadah dan beragama. Setiap individu harus
memiliki kebebasan kemerdekaan beragama dan menolak campur tangan negara atau pemerintah tetapi dalam
kebebasan tersebut tentu tidak bebas mutlak, ada peraturan dalam memeluk agama. Kebebasan agama ini muncul saat
terjadinya peristiwa gereja di abad pertengahan yang terlalu mengekang umat.

3. DEMOKRASI
Demokrasi sendiri sebenarnya adalah kelanjutan atau perkembangan dari sistem
liberalisme di bidang politik. Asas yang dianut sebenarnya adlah sama sama asas kebebasan yang
menjaga hak setiap individu dalam dunia politik. Akan tetapi dalam sistem Demokrasi ini faham
kebebasan itu dikembangkan dan dibentuk lebih rinci dengan membuat sistem yang bertujuan
untuk menjaga hak stiap masyarakat baik golongan atas, menengah, maupun bawah sehingga hak
masing masing individu menjadi setara terutama dalam urusan politik tapi tidak menutup
kemungkinan juga dalam bidang bidang yang lain.
Kata demokrasi berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan kratos/cratein yang berarti
pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan
dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu
politik. Hal ini disebabkan karena demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator perkembangan politik suatu
negara.
Bentuk negara demokrasi klasik lahir dari pemikiran aliran yang dikenal berpandangan a tree partite
classification of state yang membedakan bentuk negara atas tiga bentuk ideal yang dikenal sebagai bentuk negara
kalsik-tradisional. Para penganut aliran ini adalah Plato, Aristoteles, Polybius dan Thomas Aquino. Bentuk negara
demokrasi klasik lahir dari pemikiran aliran yang dikenal berpandangan a tree partite classification of state yang
membedakan bentuk negara atas tiga bentuk ideal yang dikenal sebagai bentuk negara kalsik-tradisional. Para
penganut aliran ini adalah Plato, Aristoteles, Polybius dan Thomas Aquino.

4. NASIONALISME
Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan
mempertahankankedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggris "nation") dengan mewujudkan
satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia. Para nasionalis menganggap negara
adalah berdasarkan beberapa "kebenaran politik" (political legitimacy). Bersumber dari teori
romantisme yaitu "identitas budaya", debat liberalisme yang menganggap kebenaran politik adalah
bersumber dari kehendak rakyat, atau gabungan kedua teori itu.
Pada mulanya unsur-unsur pokok nasionalisme itu terdiri atas persamaan-persamaan darah
(keturunan), suku bangsa, daerah tempat tinggal, kepercayaan agama, bahasa dan kebudayaan.
Nasionalisme akan muncul ketika suatu kelompok suku yang hidup di suatu wilayah tertentu dan
masih bersifat primordial berhadapan dengan manusia-manusia yang berasal dari luar wilayah
kehidupan mereka. Lambat laun ada unsur tambahan, yaitu dengan adanya persamaan hak bagi
setiap orang untuk memegang peranan dalam kelompok atau masyarakat (demokrasi politik dan
demokrasi sosial) serta adanya persamaan kepentingan ekonomi. Inilah yang kemudian dikenal
dengan istilah nasionalisme modern.
Nasionalisme dapat menonjolkan dirinya sebagai sebagian paham negara atau gerakan
(bukan negara) yang populer berdasarkan pendapat warganegara, etnis, budaya, keagamaan
dan ideologi. Kategori tersebut lazimnya berkaitan dan kebanyakan teori nasionalisme
mencampuradukkan sebagian atau semua elemen tersebut.

5. KAPITALISME
Kapitalisme sendiri berasal dari dua suku kata latin yaitu caput yang artinya
kepala,kehidupan dan kesejahteraan. sedangkan kata isme berarti paham atau ajaran. Caput sendiri
kemudian difeneralisasikan menjadi kapital lalu kemudian menjadi sebuah faham
kapitalisme. Kapital sendiri dimaknakan menjadi kesejahteraan dalam artian umum kapitalisme
adalah sebuah sistim atau faham yang mengurusi segala sesuatu di bidang perekonomian.
Kapitalisme sendiri kemudian berkembang menjadi sebuah faham yang sangat mengutamakan
keuntungan sebesar besarnya dalam sebuah transaksi.
Kapitalisme adalah sistem perekonomian yang menekankan peran kapital (modal), yakni
kekayaan dalam segala jenisnya, termasuk barang-barang yang digunakan dalam produksi barang
lainnya, kapitalisme juga merupakan suatu cara mengadakan produksi dengan dasar menghadang
laba. Kapitalisme merupakan sistem ekonomi politik yang cenderung kearah pengumpulan
kekayaan secara individu (pemilik modal). Dengan kata lain kapitalisme adalah suatu paham atau
ajaran mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan modal atau uang.
Sejarah kapitalisme melewati tiga fase sebagai berikut:
1. Kapitalisme Awal ( 1500 – 1750 ). Kapitalisme pada fase ini masih mengacu pada kebutuhan
pokok yang ditandai dengan hadirnya industri sandang di Inggris sejak abad XVI sampai abad
XVIII. Dan berlanjut pada usaha perkapalan, pergudangan, bahan- bahan mentah, barang- barang
jadi dan variasi bentuk kekayaan yang lain. Dan kemudian berubah menjadi perluasan kapasitas
produksi, dan talenta kapitalisme ini yang kemudian hari justru banyak menelan korban. Di
perkotaan, para saudagar kapitalis menjual barang-barang produksi mereka dalam satu perjalanan
dari satu tempat ke tempat lainnya. Mula-mula mereka menjual barang pada teman sesama
saudagar seperjalanan, lalu berkembang menjadi perdagangan public. Sementara di wilayah
pedesaan saat itu masih cenderung feodalistik.
2. Kapitalisme klasik. Berlangsung sekitar tahun 1750 sampai tahun 1914. Awal munculnya tahap
ini diawali dengan munculnya revolusi industri di Inggris. Revolusi industri ini dipicu dengan
ditemukannya mesin uap, sehingga mulai muncul mesin-mesin dengan skala besar untuk
membantu memproduksi barang dalam jumlah banyak. Hal ini
menimbulkan pergeseran dari perdagangan public ke perdagangan industri. Pada fase ini jugalah
muncul "bapak kapitalisme", Adam Smith, yang terkenal
dengan bukunya yang berjudul The Wealth of Nation (1776). Ajaran kapitalisme
Adam Smith yang terkenal dalam buku ini adalah laissez faire dan invisible hand.
Laisez faire mengandung arti bahwa dalam kegiatan perekonomian pemerintah tidak
boleh ikut campur. Sedangkan yang dimaksud dengan invisible hand (tangan gaib)
adalah bahwa setiap individu dibimbing oleh "tangan tak terlihat" dalam
merealisasikan kepentingan dirinya sendiri.
3. Kapitalisme lanjut ( 1914 – sekarang ). Kapitalisme lanjut merupakan fase lanjutan dari
kapitalisme industri. Kapitalisme industri memicu agregasi akumulasi modal bersama yang
dikumpulkan melalui pembaruan perusahaan nasional dan multinasional. Dalam fase ini,
kapitalisme bukan semata lagi hanya mengakumulasi modal tapi lebih dari itu, yaitu investasi.
Dalam arti ini, kapitalisme tidak hanya bermakna konsumsidan produksi belaka, tapi menabung
dan menanam modal sehingga mendapatkan keuntungan berlipat dari sebuah usaha adalah usaha
yang terus ditumbuhkan. Pertumbuhan ekonomi tidak hanya didasarkan pada soal faktor produksi
tapi juga faktor jasa dan kestabilan sistem sosial masyarakat.
Dari Kapitalisme yang merupakan sistem ekonomi politik yang cenderung kearah
pengumpulan kekayaan secara individu (pemilik modal), beralih ke paham yang lain. Bahwa
Kapitalisme melahirkan Imperialisme.

6. IMPERIALISME
Perkataan imperialisme berasal dari kata Latin "imperare" yang artinya "memerintah". Hak
untuk memerintah (imperare) disebut "imperium". Orang yang diberi hak itu (diberi imperium)
disebut "imperator". Yang lazimnya diberi imperium itu ialah raja, dan karena itu lambat-laun raja
disebut imperator dan kerajaannya (ialah daerah dimana imperiumnya berlaku) disebut imperium.
Pada zaman dahulu kebesaran seorang raja diukur menurut luas daerahnya, maka raja suatu negara
ingin selalu memperluas kerajaannya dengan merebut negara-negara lain. Tindakan raja inilah
yang disebut imperialisme oleh orang-orang sekarang, dan kemudian ditambah dengan pengertian-
pengertian lain hingga perkataan imperialisme mendapat arti-kata yang kita kenal sekarang ini.
hingga kata imperealisme ini bisa digunakan untuk dan menetap dimana saja.
Imperialisme kuno suatu bentuk perluasan jajahan yang memiliki berbagai tujuan. Yang
kita ketahui penyebaran agama, mendapatkan kekayaan, dan memperoleh kejayaan (Gold, Glory,
Gospel). Sedangkan Imperialisme modern bermula setelah Revolusi Industri di Inggris tahun
1870-an yang mengakibatkan industri besar-besaran. Hal yang menjadi faktor pendorongnya
adalah adanya kelebihan modal dan barang di negara-negara Barat. Selepas tahun 1870-an,
Negara-negara Eropa berlomba-lomba mencari daerah jajahan di wilayah Asia, Amerika dan
Afrika. Mereka mencari wilayah jajahan sebagai wilayah penyuplai bahan baku dan juga sebagai
daerah pemasaran hasil industri mereka.
Dari tujuan Imperialis yang seperti itu akan lahir paham berikutnya yaitu Fasisme dan
Sosialisme. Fasisme yang merupakan pengorganisasian pemerintah dan masyarakat secara totaliter
oleh kediktatoran partai tunggal yang sangat nasionalis, rasialis, militeris, dan imperialis.

7. FASISME
Fasisme merupakan pengorganisasian pemerintah dan masyarakat secara totaliter oleh
kediktatoran partai tunggal yang sangat nasionalis, rasialis, militeris, dan imperalis. Fasisme
berasal dari kata latin “Fasces” artinya kumpulantangkai yang diikatkan kepada sebuah kapak,
yang melambangkan pemerintahan di Romawi kuno.
Istilah “fasisme” pertama kali digunakan di Italia oleh pemerintah yang berkuasa tahun
1922-1924 pimpinan Benito Mussolini. Dan gambar tangkai-tangkai yang
diikatkan pada kapak menjadi lambang partai fasis pertama. Setelah Italia, pemerintahan
fasis kemudian berkuasa di Jerman dari 1933 hingga 1945, dan di Spanyol dari 1939 hingga
1975. Setelah Perang Dunia II, rezim-rezim diktatoris yang muncul di Amerika
Selatan dan negara-negara belum berkembang lain umumnya digambarkan sebagai fasis.

8. SOSIALISME
Sosialisme (sosialism) secara etimologi berasal dari bahasa Perancis sosial yang berarti kemasyarakatan. Istilah
sosialisme pertama kali muncul di Perancis sekitar 1830. Umumnya sebutan itu dikenakan bagi aliran yang masing-
masing hendak mewujutkan masyarakat yang berdasarkan hak milik bersama terhadap alat-alat produksi, dengan
maksud agar produksi tidak lagi diselenggarakan oleh orang-orang atau lembaga perorangan atau swasta yang hanya
memperoleh laba tetapi semata-mata untuk melayani kebutuhan masyarakat. Dalam arti tersebut ada empat macam
aliran yang dinamakan sosialisme: (1) sosial demokrat, (2) komunisme,(3) anarkhisme, dan (4) sinkalisme (Ali
Mudhofir, 1988). Sosialisme ini muncul kira-kira pada awal abad 19, tetapi gerakan ini belum berarti dalam lapangan
politik. Baru sejak pertengahan abad 19 yaitu sejak terbit bukunya Marx, Manifes Komunis (1848), sosialisme itu
(seakan-akan) sebagai faktor yang sangat menentukan jalannya sejarah umat manusia.
Dalam membahas sosialisme tidak dapat terlepas dengan istilah Marxisme-Leninisme karena sebagai gerakan
yang mempunyai arti politik, baru berkembang setelah lahirnya karya Karl Marx, Manifesto Politik Komunis (1848).
Dalam edisi bahasa Inggris 1888 Marx memakai istilah “sosialisme” dan ”komunisme” secara bergantian dalam
pengertian yang sama. Hal ini dilakuakn sebab Marx ingin membedakan teorinya yang disebut “sosialisme ilmiah” dari
“ sosialisme utopia” untuk menghindari kekaburan istilah dua sosialisme dan juga karena latarbelakang sejarahnya.
Marx memakai istilah “komunisme” sebagai ganti “sosialisme” agar nampak lebih bersifat revolusioner.
Dengan demikian dapat dikemukakan, sosialisme sebagai idiologi politik adalah suatu keyakinan dan
kepercayaan yang dianggap benar mengenai tatanan politik yang mencita-citakan terwujudnya kesejahteraan
masyarakat secara merata melalui jalan evolusi, persuasi, konstitusional-parlementer dan tanpa kekerasan.

9. KOMUNISME
Paham komunis lahir sebagai bentuk reaksi atas perkembangan masyarakat kapitalis.
Dengan adanya paham kapitalis yang secara tidak langsung banyak menindas kaum proletar maka
lahirlah paham yang disebut dengan paham Komunis. Dalam paham ini hak milik pribadi tidak
ada karena akan menimbulkan kapitalisme, yang pada gilirannya akan melakukan penindasan pada
kaum proletar. Oleh karena itu, hak milik individual harus diganti dengan hak milik kolektif dan
individualisme diganti dengan sosialisme komunis.
Dalam hal beragama, komunisme yang dirumuskan Karl Marx menyatakan bahwa manusia
adalah suatu hakikat yang menciptakan dirinya sendiri dengan menghasilkan sarana-sarana
kehidupan sehingga sangat menentukan dalam perubahan sosial, politik, ekonomi, kebudayaan,
dan agama. Dalam hal ini, komunisme berpaham atheis (tidak bertuhan) karena manusia
ditentukan oleh dirinya sendiri dan bukan oleh hal-hal lain di luar dirinya. Komunisme
berpandangan bahwa Agama merupakan Chandu, dan tidak adanya kelas dalam tatanan
masyarakat (sama rata sama rasa) dan komunis juga menginginkan kemenangan diperoleh kaum
proletar.
Konservatisme

Edmund Burke (1729-1797), Pendiri Ideologi Konservatisme


Merupakan suatu paham yang mendukung nilai-nilai tradisional. Istilah ini berasal dari kata dalam
bahasa Latin conservare. Artinya melestarikan, menjaga, memelihara, dan mengamalkan.
Konservatif adalah suatu usaha untuk melestarikan apa yang ada, agar terpelihara keadaan pada
suatu saat tertentu (status quo), dengan sedikit sekali perubahan di masa yang akan datang.

Awal mula kemunculan ideologi konservatisme sebenarnya timbul sebagai reaksi atas
keberadaan paham liberalisme. Bagaimanapun juga, liberalisme telah berusaha meruntuhkan
keberadaan masyarakat feodal (kaum bangsawan, pemilik tanah) yang mapan. Untuk
mempertahankan diri, kaum feodal membuat ideologi tandingan.

Konservatisme memandang liberalisme sebagai paham yang terlalu


individualistis. Liberalisme memandang masyarakat terdiri atas individu atau golongan individu.
Hal ini bertolak belakang dengan cara pandang konservatisme, yang menganggap masyarakat dan
kelompok yang lain tidak sekedar penjumlahan unsur-unsur kebahagiaan yang lebih besar daripada
yang dapat diciptakan anggota masyarakat secara individual. Konservatisme sangat menjunjung
tinggi demokrasi.
2. Komunisme

Palu Arit Merupakan Simbol Ideologi Komunisme


Ideologi komunis atau komunisme merupakan perlawanan besar pertama dalam abad ke-20
terhadap sistem ekomomi yang kapitalalis dan liberal. Komunisme adalah sebuah paham yang
menekankan kepemilikan bersama atas alat-alat priduksi (tanah, tenaga kerja, modal) yang
bertujuan untuk tercapainya masyarakat yang makmur, masyarakat komunis tanpa kelas dan
semua orang sama. Komunisme ditandai dengan prinsip sama rata sama rasa dlam bidang
ekomomi dan sekularisme yang radikal tatkala agama digantikan dengan ideologi komunias yang
berseifat doktriner. Jadi, menurut ideologi komunis, kepentingan-kepentingan individu tunduk
kepada kehendak partai, negara dan bangsa (kolektivisme). Keburukan dari ideologi komunisme
bersifat atheis (tidak mengimani Tuhan dan tidak mengangap Tuhan itu ada), kurang menghargai
manusia sebagai individu, tidak menghormati HAM, dan lain-lain
Karl Marx (1818-1883), dijuluki sebagai Bapak dari Komunisme
Marx sering dijuluki sebagai bapak dari komunisme yang berasal dari kaum terpelajar dan
politikus. Ia memperdebatkan bahwa analisis tentang kapitalisme miliknya membuktikan bahwa
kontradiksi dari kapitalisme akan berakhir dan memberikan jalan untuk komunisme. Di sisi lain,
Marx menulis bahwa kapitalisme akan berakhir karena aksi yang terorganisir dari kelas kerja
internasional.

Negara -negara komunis yang masih ada hingga kini adalah Republik Rakyat Tiongkok,
Transnistia, Kuba, Korea Utara, Laos, dan Vietnam.

3. Liberalisme

Liberalisme atau Liberal adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang
didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan dan persamaan hak adalah nilai politik yang
utama. Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh
kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya
dari pemerintah dan agama. Dalam masyarakat modern, liberalisme akan dapat tumbuh dalam
sistem demokrasi, hal ini dikarenakan keduanya sama-sama didasarkan pada kebebasan
mayoritas. Banyak suatu negara yang tidak mematuhi peraturan tersebut.

Di Benua Amerika adalah Amerika Serikat, Argentina, Bolivia, Brazil, Cili, Cuba, Kolombia,
Ekuador, Honduras, Kanada, Meksiko, Nikaragua, Panama, Paraguay, Peru, Uruguay dan
Venezuela. Sekarang ini, kurang lebih liberalisme juga danut oleh negara aruba, Bahamas,
Republik Dominika, Greenland, Grenada, Kosta Rika, Puerto Rico dan Suriname.

Di Eropa diantaranya adalah Albania, Armenia, Austria, Belgia, Bulgaria, Kroasia, Cyprus,
Republik Cekoslovakia, Denmark, Estonia, Finlandia, Perancis, Jerman, Yunani, Hungaria,
Islandia, Italia, Latvia, Lithuania, Luxembourg, Macedonia, Moldova, Netherlands, Norwegia,
Polandia, Portugal, Romania, Rusia, Serbia Montenegro, Slovakia, Slovenia, Spanyol, Swedia,
Switzerland, Ukraina dan United Kingdom. Negara penganut paham liberal lainnya adalah
Andorra, Belarusia, Bosnia-Herzegovina, Kepulauan Faroe, Georgia, Irlandia dan San Marino.

Di Asia antara lain adalah India, Iran, Israel, Jepang, Korea Selatan, Filipina, Taiwan, Thailand
dan Turki. Saat ini banyak negara-negara di Asia yang mulai berpaham liberal, antara lain adalah
Myanmar, Kamboja, Hong Kong, Malaysia dan Singapura.

Di kepulauan Oceania adalah Australia dan Selandia Baru.

Di Afrika. Pada dasarnya, liberalisme hanya dianut oleh mereka yang tinggal di Mesir, Senegal
dan Afrika Selatan. Sekarang ini, kurang lebih liberalisme sudah dipahami oleh negara Aljazair,
Angola, Benin, Burkina Faso, Mantol Verde, Côte D'Ivoire, Equatorial Guinea, Gambia, Ghana,
Kenya, Malawi, Maroko, Mozambik, Seychelles, Tanzania, Tunisia, Zambia dan Zimbabwe.
4. Kapitalisme

Kapitalisme asalnya dari kata kapital, yang berarti modal. Kapitalisme adalah suatu sistem
ekonomi dimana sektor industri perdagangan, dan alat-alat produksi dikontrol oleh pihak privat
atau sektor swasta dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Walaupun
demikian, kapitalisme sebenarnya tidak memiliki definisi universal yang bisa diterima secara luas.
Beberapa ahli mendefinisikan kapitalisme sebagai sebuah sistem yang mulai berlaku
di Eropa pada abad ke-16 hingga abad ke-19, yaitu pada masa
perkembangan perbankan komersial Eropa di mana sekelompok individu maupun kelompok
dapat bertindak sebagai suatu badan tertentu yang dapat memiliki maupun melakukan perdagangan
benda milik pribadi, terutama barang modal, seperti tanah dan manusia guna proses perubahan
dari barang modal ke barang jadi. Untuk mendapatkan modal-modal tersebut, para kapitalis harus
mendapatkan bahan baku dan mesin dahulu, baru buruh sebagai operator mesin dan juga untuk
mendapatkan nilai lebih dari bahan baku tersebut.

Paham kapitalisme lebih cenderung mengarah ke perekonomian daripada politik. Negara yang
berhasil membangun dengan kapitalismenya dapat terlihat dari negara-negara besar seperti Inggris,
Amerika, Perancis, Belanda, dan Italia. Sementara di Asia ada Jepang dan Cina.

5. Fasisme

Fasisme merupakan sebuah paham politik yang mengangungkan kekuasaan absolut tanpa
demokrasi. Dalam paham ini, nasionalisme yang sangat fanatik dan juga otoriter sangat kentara.
Kata fasisme diambil dari bahasa Italia, fascio, sendirinya dari bahasa Latin, fascis, yang berarti
seikat tangkai-tangkai kayu. Ikatan kayu ini lalu tengahnya ada kapaknya dan pada zaman
Kekaisaran Romawi dibawa di depan pejabat tinggi. Fascis ini merupakan simbol daripada
kekuasaan pejabat pemerintah. Negara yang pernah menganut paham fasisme adalah Jerman,
Italia, dan Jepang.
6. Sosialisme

Sosialisme atau sosialis adalah paham yang bertujuan membentuk negara kemakmuran dengan
usaha kolektif yang produktif dan membatasi milik perseorangan. Sosialisme dapat mengacu ke
beberapa hal yang berhubungan denganideologi atau kelompok ideologi, sistem ekonomi, dan
negara. Secara ringkas, Sosialisme adalah rasa perhatian, simpati dan empati antar individu kepada
individu lainnya tanpa memandang status. Sistem ekonomi sosialisme sebenarnya cukup
sederhana. Semua aspek ekonomi dianggap sebagai milik bersama, tapi bukan berarti harus
dimiliki secara sepanuhnya secara bersama, semua aspek ekonomi boleh dimiliki secara pribadi
masing-masing, dengan syarat boleh digunakan secara Sosialis, mirip dengan gotong-royong
sebenarnya.

Sejak abad ke-19, sosialisme telah berkembang ke banyak aliran yang berbeda, yaitu Anarkisme,
Komunisme, Marhaenisme, Marxisme, dan Sindikalisme. Negara yang menganut paham
sosialisme adalah Kuba dan Venezuela.
7. Anarkisme

Anarkisme yaitu suatu paham yang mempercayai bahwa segala bentuk negara,pemerintahan,
dengan kekuasaannya adalah lembaga-lembaga yang menumbuhsuburkan penindasan terhadap
kehidupan, oleh karena itu negara, pemerintahan, beserta perangkatnya harus
dihilangkan/dihancurkan. Secara spesifik pada sektor ekonomi, politik, dan administratif, Anarki
berarti koordinasi dan pengelolaan, tanpa aturan birokrasi yang didefinisikan secara luas sebagai
pihak yang superior dalam wilayah ekonomi, politik dan administratif (baik pada ranah publik
maupun privat).

Sesuai dengan namanya terkadang para orang yang menganut anarkisme ini menggunakan
kekerasan menjadi penyebab terjadinya penyalahgunaan kewenangan dalam mencapai tujuannya
atau dalam berusaha menyampaikan ide yang dimilikinya. namun, ideology ini menjadikan
berbagai pertentangan di kalangan masyarakat karena tidak adanya aturan yang jelas dan
menjadikan negara kacau karena tidak ada patokan antara baik dan benar. Negara penganut
anarkisme berada di sebagian negara spanyol namun usianya tidak lama.

8. Demokrasi Islam
Demokrasi Islam adalah ideologi politik yang bertujuan untuk menerapkan prinsip-prinsip agama
Islam ke dalam kebijakan publik. Ideologi ini muncul pada awal perjuangan pembebasan atas
daerah di mandat Britania atas Palestina kemudian menyebar akan tetapi di sejumlah negara-
negara dalam pratiknya telah mencair dengan gerakan sekularisasi.

9. DemokrasiKristen
Demokrasi Kristen adalah ideologi politik yang bertujuan untuk menerapkan prinsip-prinsip
agama Kristen ke dalam kebijakan publik. Ideologi ini muncul pada awal abad kesembilan belas
di Eropa, pengaruh di Eropa dan Amerika Latin akan tetapi dalam pratiknya di sejumlah negara-
negara telah mencair dengan gerakan sekularisasi.

10. Demokrasi Sosial


Demokrasi Sosial adalah sebuah paham politik yang sering disebut sebagai kiri atau kiri moderat
yang muncul pada akhir abad ke-19 berasal dari gerakan sosialisme

11. Feminisme

Feminism Symbol
Feminisme (tokohnya disebut Feminis) adalah sebuah gerakan perempuan yang menuntut
emansipasi atau kesamaan dan keadilan hak dengan pria. Kelahirannya pada era Pencerahan di
Eropa yang dipelopori oleh Lady Mary Wortley Montagu dan Marquis de Condorcet. Kata
feminisme dikreasikan pertama kali oleh aktivis sosialis utopis, Charles Fourier pada tahun 1837.
Pergerakan center Eropa ini berpindah ke Amerika dan berkembang pesat sejak publikasi John
Stuart Mill, the Subjection of Women (1869).

12. Gaullisme

Gaullisme
Gaullisme adalah ideologi politik Perancis yang didasari pada pemikiran dan tindakan Charles de
Gaulle.
Tema utama dari kebijakan luar negeri de Gaulle adalah mengenai kemerdekaan nasional dengan
beberapa konsekuensi praktisnya yaitu dalam beberapa hal oposisi terhadap organisasi
internasional seperti NATO atau Komunitas Ekonomi Eropa.
13. Luxemburgisme

Rosa Luxemburg (1871-1919)


Luxemburgisme (juga ditulis Luxembourgisme) adalah paham teori Marxis dan komunisme secara
spesifik revolusioner berdasarkan tulisan-tulisan dari Rosa Luxemburg, Menurut MK
Dziewanowski terjadi penyimpangan dari tradisional Leninisme, keterpengaruhan dari
Trotskyisme Bolshevik yang kemudian diadopsi oleh pengikutnya sendiri. Luxemburgisme
merupakan upaya melakukan tafsir atas ajaran Marxisme yang berpengaruh terhadap revolusi
Rusia, Rosa Luxemburg temasuk pihak yang mengkritik ajaran politik dari Lenin dan Trotsky,
dengan konsep "sentralisme demokratis" sebagai demokrasi.
14. Nazisme

Nazis On Parade
Nazi, atau secara resmi Nasional Sosialisme (Jerman: Nationalsozialismus), merujuk pada
sebuah ideologi totalitarian Partai Nazi (Partai Pekerja Nasional-Sosialis Jerman,
Jerman: Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei atau NSDAP) di bawah
kepemimpinan Adolf Hitler. Kata ini juga merujuk pada kebijakan yang dianut oleh
pemerintahan Jerman pada tahun 1933--1945, sebuah periode yang kemudian dikenal
sebagai Jerman Nazi atau Reich Ketiga. Kata Nazi jadi merupakan singkatan Nasional Sosialisme
atau Nationalsozialismus di bahasa Jerman. Sampai hari ini orang-orang yang berhaluan ekstrem
kanan dan rasisme sering disebut sebagai Neonazi (neo = "baru" dalam bahasa Yunani).

Nazisme bukanlah sebuah ideologi baru, melainkan sebuah kombinasi dari berbagai ideologi dan
kelompok yang memiliki kesamaan pendapat tentang penentangan Perjanjian Versailes dan
kebencian terhadap Yahudi dan Komunis yang dipercaya berada di balik perjanjian tersebut.

15. Islamisme
Islamisme adalah sebuah paham yang pertama kali dicetuskan oleh Jamal-al-Din Afghani atau
Sayyid Muhammad bin Safdar al-Husayn (1838 - 1897), umumnya dikenal sebagai Sayyid Jamal-
Al-Din Al-Afghani, atau Al-Jamal Asadābādī-Din sebagai paham politik alternatif dalam
menyatukan negara-negara termasuk di daerah Mandat Britania atas Palestina yang mempunyai
akar budaya dan tradisi yang berbeda dengan budaya dan tradisi Arab dalam tulisan di majalah al-
'Urwat al-Wuthqa, kemudian dikembangkan dan dikenal pula sebagai Pan Islamisme.

16.Komunitarianisme
Komunitarianisme sebagai sebuah kelompok yang terkait, namun berbeda filsafatnya, mulai
muncul pada akhir abad ke-20, menentang aspek-aspek
dari liberalisme, kapitalisme dan sosialisme sementara menganjurkan fenomena
seperti masyarakat sipil. Komunitarianisme tidak dengan sendirinya memushi liberalisme in dalam
pengertian katanya di Amerika saat ini, namun penekanannya berbeda. Paham ini mengalihkan
pusat perhatian kepada komunitas dan masyarakat serta menjauhi individu. Masalah prioritas,
entah pada individu atau komunitas seringkali dampaknya paling terasa dalam masalah-masalah
etis yang paling mendesak, seperti misalnya pemeliharaan kesehatan, aborsi, multikulturalisme,
dan hasutan.

Komunitarianisme tidak dapat digolongkan kiri atau kanan, dan memang banyak yang mengklaim
bahwa paham ini mewakili golongan tengah radikal. Kaum liberal di Amerika atau
kaum demokrat sosial di Eropa pada umumnya menganut posisi komunitarian dalam masalah-
masalah yang berkaitan dengan ekonomi, seperti misalnya kebutuhan akan perlindungan
lingkungan hidup dan pendidikan publik, tetapi tidak untuk masalah-masalah budaya. Kaum
komunitarian dan konservatif pada umumnya sepakat dalam masalah-masalah budaya, seperti
misalnya dukungan untuk pendidikan watak dan program-program yang berbasis keagamaan,
namun kaum komunitarian tidak menganut paham kapitalisme laissez-faire yang umumnya dianut
oleh kaum konservatif.

17. Maoisme
Maoisme atau Pemikiran Mao Zedong adalah varian dari Marxisme-Leninisme berasal dari
ajaran-ajaran pemimpin komunis Cina Mao Zedong (Wade-Giles Romanization: "Mao Tse-tung").
Pemikiran Mao Zedong lebih disukai oleh Partai Komunis Cina (PKT) dan istilah Maoisme tidak
pernah dipergunakan dalam terbitan-terbitan bahasa Inggrisnya kecuali dalam penggunaan
peyoratif. Demikian pula, kelompok-kelompok Maois di luar Cina biasanya menyebut diri mereka
Marxis-Leninis dan bukan Maois. Ini mencerminkan pandangan Mao bahwa ia tidak mengubah,
melainkan hanya mengembangkan Marxisme-Leninisme. Namun demikian, beberapa kelompok
Maois, percaya bahwa teori-teori Mao telah memberikan tambahan berarti kepada dasar-dasar
kanon Marxis, dan karena itu menyebut diri mereka "Marxis-Leninis-Maois" (MLM) atau "Maois"
saja.

18. Nasionalisme

Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah
negara (dalam bahasa Inggris "nation") dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk
sekelompok manusia. Para nasionalis menganggap negara adalah berdasarkan beberapa
"kebenaran politik" (political legitimacy). Bersumber dari teori romantisme yaitu "identitas
budaya", debat liberalisme yang menganggap kebenaran politik adalah bersumber dari kehendak
rakyat, atau gabungan kedua teori itu.

Macam-macamnasionalis:
a. Nasionalisme kewarganegaraan (atau nasionalisme sipil) adalah sejenis
nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari penyertaan aktif
rakyatnya, "kehendak rakyat"; "perwakilan politik". Teori ini mula-mula dibangun
oleh Jean-Jacques Rousseau.
b. Nasionalisme etnis adalah sejenis nasionalisme di mana negara memperoleh
kebenaran politik dari budaya asal atau etnis sebuah masyarakat. Dibangun oleh
Johann Gottfried von Herder, yang memperkenalkan konsep Volk (bahasa Jerman
untuk "rakyat").
c. Nasionalisme romantik (juga disebut nasionalisme organik, nasionalisme
identitas) adalah lanjutan dari nasionalisme etnis dimana negara memperoleh
kebenaran politik secara semulajadi ("organik") hasil dari bangsa atau ras; menurut
semangat romantisme.
d. Nasionalisme Budaya adalah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh
kebenaran politik dari budaya bersama dan bukannya "sifat keturunan" seperti
warna kulit, ras dan sebagainya.
e. Nasionalisme kenegaraan ialah variasi nasionalisme kewarganegaraan, selalu
digabungkan dengan nasionalisme etnis.
f. Nasionalisme agama ialah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh
legitimasi politik dari persamaan agama.
19. Pancasila

Pancasila terdiri dari dua kata dari Sansekerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas.
Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia berisi:
1. KetuhananYang Maha Esa
2. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan /
Perwakilan
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Karena Pancasila adalah Ideologi Negara kita, nanti saya akan membahas lebih dalam
mengenaiPancasila.
20. Stanilisme

Stalinisme adalah sistem ideologi politik dari Uni Soviet di bawah kepemimpinan Joseph Stalin
yang memimpin Uni Soviet pada tahun 1929 sampai dengan 1953 berkaitan erat dengan
pemerintahan pengguna sistem ekstensif spionase, tanpa pengadilan, dan politik penghapusan
lawan-lawan politik melalui pembunuhan langsung atau melalui pembuangan dan penggunaan
propaganda untuk membangun kultus kepribadian berupa diktator mutlak dengan menggunakan
negara kepada masyarakat untuk mempertahankan supermasi individual dengan kontrol politik
melalui partainya yaitu Partai Komunis.

Sumber :
http://ldgn-gilam.blogspot.co.id/2013/06/20-macam-ideologi-di-dunia.html
http://guruppkn.com/macam-macam-ideologi-di-dunia
PAHAM PAHAM DARI EROPA YANG
MASUK KE INDONESIA
By fathiyya rizka 05.52

PAHAM-PAHAM DARI EROPA YANG MASUK KE INDONESIA


Pada masa penjajahan, banyak bermunculan paham-paham atau ideologi baru di dunia Barat, atau
Eropa. Dengan kondisi huungan antar negara pada masa itu, yang memungkinkannya paham-paham
tersebut menyebar ke berbagai wilayah, mengakibatkan Indonesia juga kecipratan pengaruh dari
munculnya paham-paham tersebut. Sehingga, paham-paham tersebut mulai masuk ke Indonesia dan
berkembang. Namun, tidak semua paham sesuai dengan nilai adat istiadat dan kebiasaan masyarakat
Indonesia. Sehingga, ada paham-paham yang diterima dengan baik, namun ada juga yang tidak.
Namun, dengan pemikiran manusia yang begitu beragam, setiap paham tentu saja memiliki
penggemar tersendiri yang tak sedikit jumlahnya. Paham-paham tersebut tentunya tidak muncul
secara tiba-tiba di dunia. Namun, pasti ada orang-orang yang merupakan penggagas awal paham
tersebut. Nah, pada pembahasan kali ini, akan dijelaskan bagaimana paham-paham tersebut masuk
ke Indonesia, siapa saja penggagas paham tersebut, dan siapa yang membawanya ke Indonesia ?
Yuk, simak penjelasan di bawah ini.... semoga bermanfaat....
a. Komunisme
Mendengar kata komunis, pasti telinga kita sudah tak asing lagi. Siapa sih yang tak kenal
dengan PKI ? Partai besar yang pernah berjaya di Indonesia, namun berakhir dengan nasib yang
sangat malang. Apalagi peristiwa G 30 S PKI yang terkenal mengerikan namun hingga saat ini tak
jelas hitam putihnya. Nah, bagaimana sehingga komunis dapat masuk ke Indonesia ?
Jadi, tahun 1920-an adalah kelanjutan fase awal dominasi komunisme di negara Indonesia
yang ditandai dengan lahirnya PKI. Dengan tokoh komunis nasional seperti Tan Malaka.
Lahirnya Komunisme di Indonesia tak lepas dari hadirnya orang-orang buangan politik dari
Belanda dan mahasiswa-mahasiswa lulusannya yang beraliran kiri. Beberapa di antara mereka
adalah Seevliet, Bregsma, dan Tan Malaka yang masuk setelah Sarekat Islam (SI) Semarang
terbentuk.
Gerakan Komunis di Indonesa berawal di Surabaya pada diskusi intern para pekerja buruh
kereta api Surabaya yang dkenal dengan nama VSTP. Pada awalnya VSTP hanya beranggotakan
orang Eropa dan Indo Eropa saja. Namun, seiring dengan berkembangnya waktu, kaum pribumi mulai
anyak yang bergabung. Salah satunya adalah Semaoen yang kemudian menjadi ketua SI Semarang.
Komunisme juga aktif di Semarang yang sering disebut “Kota Merah” setelah PKI menjadi
basis di daerah tersebut pada era itu. Hadirnya ISDV dan masuknya pribumi berhaluan kiri ke dalam
Sarekat Islam membuat komunis menjadi bagian cabangnya, yang nantinya disebut “SI Merah”.
Kemudian ISDV menadi salah satu organisasi yang bertanggung jawab atas banyaknya pemogokan
buruh di Jawa.
Konflik antara SI Semarang (SI Merah) dengan SI pusat di Yogyakarta (SI Putih) mendorong
diselenggarakannya kongres. Atas usulan Haji Agus Salim, yang disahkan oleh pusat SI, baik SI
Merah maupun SI Putih menyepakati bahwa personel SI Merah keluar dari SI. Mantan personel SI
Merah kemudian bersama ISDV berganti nama menjadi PKI.
Kehancuran PKI fase awal bermula dengan adanya Persetujuan Prambanan yang
memutuskan akan ada pemberontakan besar-besaran di seluruh Hindia-Belanda. Tan Malaka yang
tidak setuju karena Komunisme di Indonesia kurang kuat mencoba menghentikan, namun para tokoh
PKI lainnya tidak menggubris usulan tersebut, kecuali mereka yang ada di pihak Tan Malaka.
Pemberontakan terjadi pada tahun 1926-1927 yang berakhir dengan kekalahan PKI. Para tokoh PKI
menyalahkan Tan Malaka atas kegagalan tersebut, karena telah mencoba menghentikan
pemberontakan dan memengaruhi cabang-cabang PKI.
Era Perang Kemerdekaan, PKI bangkit kembali dengan kedatangan misterius Muso dari Uni
Soviet ke Indonesia yang saat itu masih beribu kota di Yogyakarta. Muso berpidato di Yogyakarta
dengan pandangan yang murni Komunisme. DI Yogyakarta, ia juga mendidik calon-calon pemimpin
PKI seperti D.N Aidit.
Lalu, Muso bergerak ke Madiun, dan dikabarkan mendirikan negara berhaluan komunis yang
didukung salas satu menteri Soekarno, Amir Syarifuddin. Pemberontakan ini diakhiri dengan
penumpasan oleh Divisi Siliwangi.
Begitulah awal masuknya PKI ke Indonesia. Lalu, ada masa-masa saat mereka didukung oleh
Soekarno sehingga menjadi kekuatan baru di politik Indonesia dan menimbulkan ketegangan-
ketegangan di kalangan masyarakat. Sejak Dekrit Presiden pda 5 Juli 1959, politik Indonesia lebih
condong ke Blok Timur dan banyak melakukan kerjasama dengan negara-negara komunis.
Di sisi lain, konflik dalam negeri semakin memanas dikarenakan krisis moneter, selain itu juga
terdengar desas-desus bahwa PKI dan militer yang bermusuhan akan melakukan kudeta. Militer
mencurigai PKI karena mengusulkan Angkatan Kelima (setelah AURI, ALRI, ADRI dan Kepolisian),
sementara PKI mencurigai TNI hendak melakukan kudeta atas Presiden Soekarno yang sedang sakit,
tepat saat ulang tahun TNI. Kecurigaan satu dengan yang lain tersebut kemudian dipercaya menjadi
sebab insiden yang dikenal sebagai Gerakan 30 September, namun beberapa ilmuwan menduga,
bahwa ini sebenarnya hanyalah konflik intern militer waktu itu.
Pasca Gerakan 30 September, terjadi pengambinghitaman kepada orang-orang komunis oleh
pemerintah Orde Baru. Terjadi "pembersihan" besar-besaran atas warga dan anggota keluarga yang
dituduh komunis meskipun belum tentu kebenarannya. Diperkirakan antara limaratus ribu sampai
duajuta jiwa meninggal di Jawa dan Bali setelah peristiwa Gerakan 30 September, para "tertuduh
komunis" ini yang ditangkap kebanyakan dieksekusi tanpa proses pengadilan. Sementara bagi "para
tertuduh komunis" yang tetap hidup, setelah selesai masa hukuman, baik di Pulau Buru atau di
penjara, tetap diawasi dan dibatasi ruang geraknya dengan penamaan Eks Tapol.
Sejak presiden Soeharto jatuh, aktivitas kelompok-kelompok komunis, marxis, dan haluan kriri
lainnya, aktif kembali di lapangan politik Indonesia walaupun secara hukum masih dilarag oleh
pemerintahan Indonesia.
Tokoh-tokoh Komunisme :
a) Vladimir Lenin
Nama aslinya adalah Vladimir Ilyich Ulyanov. Nama Lenin diambil dari nama
sungai, yaitu Sungai Lena. Merupakan tokoh revolusioner komunis di Rusia dan
pemimpin partai Bolshevik

b) Mao Zedong

Lahir di Shaoshan, Hunan, 26 Desember 1893 dan meninggal di Beijing, 9


September 1976. Pada umur 82 tahun, Mao Zedong adalah seorang tokoh filsuf dan
pendiri Negara Republik Rakyat China.

c) Kim Il Sung

Seorang tokoh politikus komunis dari Korea Utara. Menurut konstitusi Korea Utara,
Kim Il Sung adalah presiden abadi Korea Utara. Hari ulang tahunnya dijadikan hari libur
di Korea Utara.
b. Demokrasi
Yeeeyy..., demokrasi ! Siapa yang tak kenal demokrasi ? Demokrasi merupakan ideologi yang
dianut oleh NKRI. Yang dimodifikasi menjadi demokrasi pancasila. Hmm..., kenapa ya negara kita
bisa menjadi negara demokrasi ?
Jadi, demokrasi telah menjadi ideologi Indonesia sejak tahun 1945, dengan Demokrasi
Parlementer (1945-1959) walaupun dengan kondisi politik yang tidak stabil. Lalu dilanjutkan dengan
Demokrasi Terpimpin yang dipimpi oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
Walaupun pelaksanaannya lebih terpusat pada otoriter seorang presiden. Ditandai dengan
pembetukan kepemimpinan yang inkonstitusional dengan keluarnya TAP MPR No. III/MPR/1963
tentang pengangkatan Ir. Soekarno sebagai presiden seumur hidup dan membatalkan masa jabatan
Presiden 5 tahun dalam UUD 1945. Sementara untuk pers yang dianggap menyimpang dari “rel
revolusi” ditiadakan dan dibredel. Saat itu, demokrasi tertpimpin dapat mengatasi permasalahan yang
dihadapi oleh masyarakat. Terihat dari ungkapan Bung Karno ketuka memberikan amanat kepada
konstituante pada 22 April 1959 tentang pokok-pokok Demokrasi Terpimpin. Kemudian, Demokrasi
Terpimpin diganti dengan Demokrasi masa Orde Baru yang dipimpin oleh Soeharto. Namun, pada
saat itu stabilitas keamanan sangat dijaga sehingga terjadi pemasungan kebebasan berbicara yang
bertolak belakang dengan ideologi Demokrasi itu sendiri. Setelah itu, muncullah Demokrasi pada
masa Reformasi.
Tokoh-tokoh Demokrasi :
c. Nasionalisme
Mendengar Nasionalisme, identik dengan rasa cinta terhadap negerinya sendiri. Jadi,
Nasionalisme adalah suatu paham rasa cinta terhadap bangsa dan tanah air yang berasal dari
persamaan tradisi yang berkaitan dengan sejarah, agama, bahasa, kebudayaan, pemerintahan, dan
tempat tinggal dan keinginan untuk mempertahankan dan mengembangkan tradisinya sebagai milik
bersama dari anggota bangsa itu sebagai kesatuan bangsa. Lalu, bagaimana Nasionalisme dapat
muncul ?
a. Magna Charta (1215) di Inggris yang kemudian menjadi akar demokrasi.
b. Adanya Piagam Bill of Right (1689) di Inggris.
c. Revolusi Prancis yang menumbuhkan demokrasi dan nasionalisme yang tercermin dalam semboyan
revolusi liberte, egalite, fraternite yang berkembang ke seluruh Eropa.
d. Pengaruh pemikiran dari Renaissance.
Kemudian, Nasionalisme pun masuk ke Indonesia dan menjadi ideologi yang berkembang di
Indonesia.
Tokoh-tokoh Nasionalisme :
Siapakah pencetus Nasionalisme ? Mereka adalah Joseph Ernest Renan, Otto
Bouer, Hans Kohn, dan Louis Sneyder. Hans Kohn berpendapat bahwa nasionalisme adalah
kesetiaan tertinggi individu yang diserahkan kepada bangsa dan negaranya. Kemudian Herts dalam
bukunya yang berjudul Nationality in History and Policy mengatakan bahwa prinsip-prinsip
nasionalisme adalah hasrat untuk mencapai kesatuan, kemerdekaan, keaslian, dan kehormatan.
d. Liberalisme
Kebanyakan orang cinta akan kebebasan. Kadang, kebebasan mendatangkan kebahagiaan.
Namun, ternyata kebebasan tidak hanya sekedar masalah kebahagiaan atau kepuasan individu
semata yang tidak memiliki pengaruh dalam kehidupan bernegara. Ternyata, dengan dasar
kebebasan, hal tersebut dapat menjadi sebuah dasar ide sebuah paham atau ideologi besar yang
banyak digunakan oleh negara-negara di dunia. Walaupun Indonesia adalah negara Demokrasi,
bukan hal yang aneh jika Liberalisme pun masuk dan berpengaaruh di Indonesia karena dunia
sangatlah terbuka.
Sekularisme yang merupakan akar liberalisme masuk secara paksa ke Indonesia melalui
proses penjajahan, khususnya oleh pemerintah Hindia Belanda. Prinsip negara sekular telah
termaktub dalam Undang Undang Dasar Negara Belanda tahun 1855 ayat 119 yang menyatakan
bahwa pemerintah bersikap netral terhadap agama, artinya tidak memihak salah satu agama atau
mencampuri urusan agama.
Prinsip sekular dapat kita telusuri melalui rekomendasi Snouck Hurgonje kepada pemerintah
kolonial untuk melakukan Islam Politik yaitu kebijakan pemerintah kolonial dalam menangani masalah
Islam di Indonesia. Kebijakan ini menindas Islam dalam hal politik. Inti Islam Politiek adalah :
a. Dalam bidang ibadah murni, pemerintah hendaknya emberi kebebasan, sepanjang tidak
mengganggu kekuasaan pemerintah Belanda
b. Dalam bidang kemasyarakatan, pemerintah hendaknya memanfaatkan adat kebiasaan masyarakat
agar rakyat mendekati Belanda
c. Dalam bidang politik atau kenegaraan, pemerintah harus mencegah setiap upaya yang akan
membawa rakyat pada fanatisme dan ide Pan Islam
Hal yang semakin memperkuat pengaruh Liberalisme di Indonesia adalah Politik Etis yang
dijlankan oleh pemerintah Belanda di awal abad XX. Salah satu kebijakannya disebut dengan
unifikasi, upaya mengikat negeri jajahan dengan penjajahnya dengan menyampaikan kebudayaan
Barat kepada orang Indonesia. Pendidikan seperti yang disarankan Snouck Hurgronje ternyata
menjadi cara yang manjur dalam proses unifikasi agar orang Indonesia dan penjajah memiliki
kesamaan persepsi dala aspek sosial dan politik meskipun berbeda agama.
Proklamasi kemerdekaan Indonesia seharusnya dapat menghapus cengkraman Liberalisme.
Namun, hal tersebut tidak terjadi. Revolusi kemerdekaan Indonesia hanya mengganti rezim penguasa
bukan mengganti siste atau ideologi penjajah. Pemerintahannya memang berganti, namun ideologi
tetap sekular. Revolusi tersebut mirip dengan Revolusi Amerika di tahun 1776. Ketika Amerika
memproklamirkan kemerdekaannya dari kolonialisasi Inggris, lantas merdeka secara politik dari
Inggris walaupun mereka sama-sama sekular.
Indonesia mulai salah arah ketika saat-saat menjelng prokamasi, dimana kelompok sekular
Soekarno, Hatta, Ahmad Soebarjo, dan M. Yamin telah memenangan kompetisi melawan kelompok
Islam dengan tokoh Abdul Kahar Muzakkir, H Agus Salim, Abd. Wahid Hasyim, dan Abikusno
Cokrosuyoso.
Sekularisme tumbuh subur di Indonesia dalam hal politik, ekonomi, maupun agama. Dalam
bidang ekonomi, liberaisme terwujud dalam bentuk kapitalisme dalam organisasi ekonomi dilihat dari
adanya kepemilikan pribadi, perekonomian pasar, peraingan, dan motif mencari keuntungan. Dalam
hal politik, liberalisme terlihat dala sistem demokrasi liberal yang mengagungkan kebebasan individu
dalam beragama. Dan dalam kehidupan yang lain, budaya barat yang condong ke arah liberal telah
mulai merasuki bangsa. Sebagai contohnya, kini kita sudah sering mendengar istilah Islam Liberal.
Tokoh-tokoh Liberalisme :
a) John Locke

Menurut John Locke , negara adalah sesuatu yang terbentuk dari perjanjiann sosial antara
individu yang hidup bebas dengan para penguasa.

b) Montesquieu

Tokoh ini terkenal dengan pembagian 3 kekuasaan pemerintahan, legislatif, yudikatif, dan
eksekutif.

c) David Hume
Mengatakan bahwa semua pengetahuan dimulai dari pengalaman indera sebagai dasar
kesan berbasis pengetahuan.
e. Sosialisme
Mengapa Sosialisme dapat masuk ke Indonesia ? Tak lain karena sebuah
organisasi kaum sosialis yang dibentuk pada tahun 1914, ISDV (Indische Sociaal Democratische
Vereeniging atau Persatuan Sosial Deokrat Hindia Belanda). Organisasi ini pada awalnya
merupakan kumpulan dari kaum sosialis Belanda yang bekerja di Hindia-Belanda, dan dibentuk
atas kegelisahan seorang sosialis Belanda yang berhadapan dengan kondisi-kondisi sosial-politik
Hindia Belanda saat itu. Sneevliet namanya. Atau lengkapnya Hendricus Josephus
Franciscus Marie Sneevliet. Kedatangannya ke Hindia Belanda tahun 1913 dan berkerja
di Soerjabajaasch Handelsblad (sebuah surat kabar di Surabaya) telah membawanya menjadi
tonggak awal dari kemunculan ide-ide Sosialisme di Indonesia. Namun sebelum memulainya,
Sneevliet harus bertemu terlebih dahulu dengan sebuah perdebatan awal didalam ISDV tentang
tugas kaum sosialis Belanda di Hindia-Belanda (Indonesia).
Ketika itu, ISDV sangat mengetahui bahwa penjajahan Belanda di Indonesia
dalam bentuk kolonialisme merupakan bagian langsung cara mempertahankan Kaitalisme di
Eropa dan Amerika. Namun, mereka masih berbeda pandangan tentang apakah sudah saatnya
untuk mempropagandakan ide-ide sosialisme dan mendorong kemerdekaan pada masyarakat
Hindia Belanda. Pihak yang lebih moderat (yang di kemudian hari berpecah dengan ISDV) lebih
menekankan pada tugas-tugas kajian bagi kepentingan fraksi SDAP (Partai Sosial Demokrat
Belanda) di parlemen Belanda. Sneevliet akhirnya harus berkompromi, dimana selain
mempropagandakan ide-ide sosialisme dan kajian-kajian bagi kepentingan SDAP, ISDV
disepakati hanya berurusan dengan politik sebatas apa yang tidak dilarang oleh peraturan
kolonial.
Namun demikian, dalam deklarasi prinsip nya ISDV telah memasukkan prinsip
“perjuangan kelas” dan makna kemerdekaan dalam tujuan organisasinya, berbeda dari
organisasi-organisasi pergerakan sebelumnya yang lebih menekankan segi kebangsaan (seperti
Boedi Oetomo atau Indische Partij) atau keagamaan (seperti Serikat Islam):
“persatuan sosial demokrat Hindia Belanda memiliki tujuan bagi pengorganisasian
pendudukan Hindia, terutamakaum proletar dan kaum petani tanpa memandang ras dan
agama, untuk membentuk suatu partai politik independen yang akan memimpin perjuangan
kelas melawan penguasa kelas kapitalis asing di tanah air, dengan demikian melakukan satu-
satunya perjuangan yang mungkin mencapai pembebasan nasional. Gerakan ini memberikan
segala dukungan yang mungkin pada setiap gerakan ekonomi dan politik rakyat sejauh gerakan
itu memperkuat kedudukan pendudukan melawan kelas penguasa” [huruf tebal dari penulis]
ISDV kemudian mulai mengeluarkan pandangan-pandangan sosialisnya dalam terbitan
“Het Vrije Woord“ (Suara Kemerdekaan) pada tahun 1915. Walau masih menggunakan bahasa
Belanda, tulisan-tulisan dalam terbitan ini ternyata ikut mempopulerkan ISDV dan gagasan
Sosialisme di kalangan pemimpin pergerakan rakyat Hindia Belanda ketika itu. Pada 1917 ISDV
meluaskan pandangannya dengan penerbitan berbahasa Melayu/Indonesia, “Soeara Merdeka”.
Namun terbitan yang cukup menuai popularitas itu ternyata terasa masih kurang disaat
ISDV belum berhasil melahirkan sebuah gerakan berbasis massa yang menjadi syarat dari
kemerdekaan rakyat. Saat itu faksi Snevliet yang lebih menekankan sisi agitasi-propaganda dan
aksi di ISDV memulai propagandanya menentang pemerintah (salah satunya dalam menentang
kriminalisasi terhadap jurnalis Indonesia – Marco Kartodikromo – dan menolak rencana milisi
bumi putera menghadapi Perang Dunia I). Faksi Sneevliet juga mulai mempengaruhi organisasi-
organisasi massa besar seperti insulinde dan Serikat Islam. Usaha ini dilakukan karena ISDV
membutuhkan pengikut sosialis dari kalangan pribumi untuk tampil memimpin dan
mengorganisasikan perjuangan rakyat, sebagai suatu hal yang sulit dilakukan oleh kaum sosialis
berkebangsaan Belanda. Hingga akhirnya Serikat Islam terbukti menjadi tempat yang subur bagi
pertumbuhan pemikiran sosialis di kalangan pribumi, dan menjadikan gerakan berbasis massa
yang diharapkan Sneevliet mendapatkan sejarahnya di Indonesia.
Serikat Islam sendiri pada awalnya merupakan organisasi para pedagang pribumi yang
ingin menghempang dominasi pedagang-pedagang dari timur asing dan eropa. Tidak ada niat
apapun untuk menghentikan pemerintahan kolonial Belanda selain hanya meminta sedikit ruang
hidup dalam perdagangan. Namun kepopulerannya lewat simbol islam (yang menjadi salah satu
identitas pribumi saat itu) membuat penduduk pribumi yang berasal dari ‘kelas bawah’ sering
menjadikannya simbol perlawanan dan (karena pembukaan keanggotaan SI secara luas)
akhirnya membuat rakyat berkumpul didalamnya. Semaun, Darsono maupun Alimin (yang
kemudian menjadi kaum sosialis) pertama kali dilahirkan dari organisasi ini.
Sedangkan, disaat pandangan-pandangan sosialis telah mengalir deras dan meraih
kepopuleran dalam tubuh SI khususnya cabang Semarang, dan setelah peristiwa revolusi Rusia
1917 yang tersiar ke pelosok dunia, tokoh-tokoh pergerakan Indonesia dari yang berpandangan
nasionalis sampai islam, dari Tjokroaminoto sampai Soekarno, mulai ikut gandrung untuk
mempelajari karya-karya Marx dan Engels, khususnya yang berjudul DasCapital (Modal). Dan
saat itu dapat dikatakan, tidak ada pemimpin pergerakan yang menolak tujuan-tujuan sosialisme
secara umum (yang dianggap sebagai tujuan persamaan antara sesama manusia tanpa
penindasan).

Tokoh-tokoh Sosialisme :
1. Robert Owen (1881 – 1858)
Pemikirannya tentang sosialisme dituangkan dalam buku berjudul “A View of Society, an Essay on
the Formation of human Character”. Dalam bukunya tersebut, ia menyatakan bahwa lingkungan sosial
berpengaruh pada pembentukan karakter manusia. Ia berusaha mencari caranya dengan
meningkatkan kesejahteraan pekerjanya.

2. Karl Heinrich Marx (1818 – 1883)


Ia menciptakan sosialisme yang didasarkan atas ilmu pengetahuan. Ia mengembangkan sosialisme
secara radikal. Karya Karl Marx yang terkenal adalah “Das Kapital” yang menyatakan bahwa sejarah
manusia adalah sejarah perjuangan kelas dan pemenang dari peperangan itu adalah kaum proletar
(kaum buruh). Sosialisme pada masa penjajahan banyak mendapat simpati dari bangsa pribumi.
Paham sosialisme semakin banyak berpengaruh setelah konsep ini dijadikan sebagai salah satu
senjata menghadapi kolonialisme dan imperialisme. Di negaranegara Asia – Afrika, banyak pemimpin
yang tertarik dengan ajaran sosialisme.

3. St. Simon (1760-1858)


Dia merupakan bapak sosialisme. Dia adalah orang pertama yang menyerukan perlunya sarana-
sarana produksi agar dimiliki sepebuhnya oleh pemerintah.

4. Thomas Moore
Dia adalah seorang sosialis Utopis. Menurutnya sosialisme merupakan reaksi dari kapitalisme.
Sosialisme hanya dapat mengambangkan dirinya di negara dengan tradisi liberal yang sudah
berkembang, sedangkan di negara yang tidak memiliki tradisi ini, maka sosialisme akan berubah
menjadi faisme.
f. Marxisme

Paham Marxisme datang ke indonesia sebelum meletusnya Perang Dunia I.


Paham Marxisme masuk ke Indonesia dibawa oleh Sneevliet. Pada tahun 1931, H.J.F.F Sneevliet
yang merupakan bekas anggota Partai Buruh Sosial Demokrat tiba di Jawa sebagai sekretaris serikat
dagang perusahaan Belanda. Sneevliet adalah anggota Sociaal Democraatische Arbeider Partij
(SDAP) yang moderat, bukan Sociaal Democratische Partij (SDP) yang lebih mengambil posisi Marxis
yang datang ke Hindia Belanda pada pertengahan Februaru 1913 hanya untuk mencari pekerjaan.

Kemudian, ia mendirikan ISDV. Ia mendirikan ISDV bersama dengan Bergsma, Brandstander,


dan H.W Dekker. Tujuan ISDV adalah menyebarkan Marxisme. Untuk mencapai tujuannya tersebut,
Sneevliet melakukan pendekatan terhadap Sarekat Islam cabang Semarang yang pada waktu itu
dipimpin oleh Semaun dan Darsono.

Pada tanggal 24 Desember 1920, ISDV secara resmi menjadi anggota Komunis Internasional
dan pada tanggal 23 Mei 1923 berubah menjadi Partai Komunis (PKH) (Muljana, 2008: 169). Akhirnya
Sneevliet ditangkap dan diusir dari Indonesia pada tahun 1920 karena telah mengadakan propaganda
Marxisme dikalangan angkatan Darat Kerajaan Belanda.
Perpecahan Sarekat Islam dan cikal bakal terbentuknya PKI Dalam perkembangnnya,
Semaun dan Darsono dapat dipengaruhi sehingga mereka masuk menjadi anggota ISDV. Semaun
dan Darsono merangkap menjadi tiga keanggotaan, yaitu Sarekat Islam, ISDV, dan Insulinde.
Menurut Muljana (2008: 167) maksud pendekatan Sneevliet adalah untuk membuat Sarekat Islam
cabang Semarang khususnya sebagai peresmian paham Marxisme di lingkungan terpelajar Islam.
Perpecahan Sarekat Islam sudah terlihat ketika Sarekat Islam menyelenggarakan kongresnya
yang kedua. Menurut Cahyono (2003: 5) menyebutkan sebagai berikut.
Pasca Kongres, SI Semarang mulai mengadakan aksi-aksi untuk memperjuangkan cita-
citanya. Desember tahun itu juga SI Semarang mengadakan rapat anggota dan menyerang
ketidakberesan di tanah-tanah partikulir. Juga kaum buruh diorganisasi supaya lebih militant dan
mengadakan pemogokan terhadap perusahaan-perusahaan yang sewenang-wenang. Korban
pertama pemogokan ini adalah sebuah perusahaan mebel yang memecat 15 orang buruhnya. Atas
nama SI, Semaoen dan Kadarisman memproklamasikan pemogokan dan menuntut 3 hal. Pertama,
pengurangan jam kerja dari 8,5 jam menjadi 8 jam. Kedua, selama mogok, gaji dibayar penuh dan
ketiga, setiap yang dipecat, diberi uang pesangon 3 bulan gaji.
Selanjutnya pada kongres Sarekat Islam ke tiga pengaruh Semaoen semakin kuat.
Dikatakannya bahwa pertentangan yang terjadi bukan antara penjajah dan terjajah tetapi juga antara
kapitalisme dengan buruh (Suhartono, 2001: 36). Selanjutnya Sosrokardono mendirikan Sarekat
Kerja.
Pada kongresnya kelima, menurut Muljana (2008: 128) Semaun mengecam kebijaksanaan
ketua Sentral Sarekat Islam, yang bersikap sangat lunak terhadap pembentukan kapital nasional.
Dalam kongres kelimanya juga disepakati bahwa tidak boleh menjadi keanggotaan ganda. Mengenai
hal tersebut, Semaoen memilih untuk menjadi anggota ISDV. Pada kongres kelima inilah terjadi
perpecahan di dalam Sarekat Islam. “… Tahun 1921 golongan kiri dalam tubuh SI dapat disingkirkan,
yang kemudian menanamkan dirinya Sarekat Rakyat (SR)” (Poesponegoro, 2010: 345).
Selanjutnya pada kongresnya yang ketujuh Sarekat Islam diperoleh dua keputusan. Kongres
mengambil keputusan (Muljana, 2008: 130): 1) mengubah nama Sarekat Islam menjadi Partai Sarekat
Islam; 2) memertahankan disiplin kepartaian. Sarekat Rakyat ini menjadi landasan berdirinya Partai
Komunis Indonesia. Menurut Suhartono (2001: 37) “… Sentral Sarekat Islam diganti menjadi Partai
Sarekat Islam (PSI) . . . Sarekat Rakyat yang merupakan bangunan bawah Partai Komunis Indonesia
(PKI)”.

Tokoh-tokoh Marxisme :

1. Karl Heinrich Marx


(Trier, Jerman, 5 Mei 1818 – London, 14 Maret 1883)

Pemikiran Marx tentang ide-ide sosialis, perjuangan masyarakat kelas bawah, terutama
disebabkan karena ia lahir di tengah pertumbuhan industri yang berbasis kapitalis. Perusahaan-
perusahaan yang mempekerjakan buruh dengan jam kerja yang sangat panjang setiap hari , yang
sifatnya paten dan dengan upah yang sangat minim. Upah yang sangat minim yang diperoleh para
buruh, bahkan hanya cukup membiayai makan sehari. Marx melihat kelas sosial yang tercipta
berdasarkan hubungan kerja yang terbangun antara para pemilik modal dan buruh sangat
bertentangan dengan prinsip keadilan. Kelas sosial paling bawah yang terdiri atas kelompok buruh
dan budak, sering diistilahkan dengan kaum ploretar. Adanya kelas sosial yang menciptakan
hubungan yang tidak seimbang tersebut, membawanya pada pemikiran ekstrem, penghapusan kelas
sosial.
2. MAO ZEDONG
(……-1976)

Mao banyak berpikir tentang materialisme dialektik yang menjadi dasar sosialisme dan penerapan
gagasan-gagasan ini dalam praktek. Konsep falsafi Mao yang terpenting adalah konflik. Menurutnya:
“Konflik bersifat semesta dan absolut, hal ini ada dalam proses perkembangan semua barang dan
merasuki semua proses dari mula sampai akhir”. Mao jadi berpendapat bahwa semua konflik bersifat
semesta dan absolut, jadi dengan kata lain bersifat abadi. Konsep konflik Mao ini ada kemiripannya
dengan konsep falsafi yin-yang. Semuanya terdengar seperti sebuah dogma kepercayaan. Di bawah
ini disajikan sebuah cuplikan tentang pemikirannya tentang konflik.

3. JURGEN HABERMAS
(1929 - Sekarang )

Jürgen Habermas memberikan kontribusi besar untuk pengembangan konsep dan teori
komunikatif alasan atau rasionalitas komunikatif, yang membedakan diri dari tradisi rasionalis dengan
menempatkan rasionalitas dalam struktur linguistik interpersonal komunikasi bukan dalam struktur
baik kosmos atau mengetahui subyek.. Ini teori sosial memajukan tujuan emansipasi manusia, sambil
menjaga inklusif universal moral kerangka. Kerangka ini didasarkan pada argumen yang disebut
pragmatik universal - bahwa semua tindak wicara memiliki melekat telos (dalam bahasa Yunani kata
untuk "end") - tujuan dari saling pengertian, dan bahwa manusia memiliki kompetensi komunikasi
untuk membawa pemahaman seperti itu.

4. KARL KORSCH
( 1886 - 1961)

Korsch lebing condong kepada sesuatu yang humanis atau pemikiran bagaimana
memperjuangkan martabat manusia. Karena itu banyak berbicara mengenai hak-hak manusia yang
dalam sistem kapitalisme dieksploitir. Marx dalam hal ini memperjuangkan sistem yang mengeksploitir
kaum buruh oleh kaum kapitalis. Munculnya alienasi ekonomi, sosial, dan agama merupakan bentuk
dari eksploitasi tersebut.
Tetapi, untuk kedua tokoh terakhir, mereka lebih kepada paham neomarxisme.

g. Pan Islamisme
Hmmm.., kita telah membahas cukup banyak ideologi-ideologi yang masuk ke
Indonesia. Pada sesi ini ideologi terakhir yang akan dibahas adalah Pan Islamisme. Apa itu Pan
Islamisme ? Menurut Jamaluddin, Pan Islamisme adalah suatu pembaharuan dan kebangkita dari
dunia islam sendiri. Istilah Pan Islamisme berawal dari dunia barat. Jadi, Pan Islamisme adalah suat
gagasan untuk menyatukan dunia Arab dan dunia Islam untuk melawan kolonialisme Barat yang telah
menduduki Dunia Islam dan negara-negara berkembang.
Di Indonesia, hampir berbarengan dengan Gerakan Pan Islam berdiri perkumpulan Jamiatul
Kheir di Pekojan, Batavia, pada 1901 sebagai organiasi sosial yang membawa semangat tolong
menolong. Jamiatul Kheir dibentuk dengan tujuan utama mendirikan satu model sekolah modern yang
terbuka luas untuk umat Islam. Perkumpulan ini lebih menitikberatkan pada semangat pembaruan
melalui lembaga pendidikan modern.
Pramudya Ananta Toer dalam bukunya, Rumah Kaca, menyebut Jamiatul Kheir yang didirikan
sejak 1901 merupakan organisasi politik yang bergerak di bidang sosial kemasyarakatan yang telah
menginspirasi lahirnya Boedi Oetomo.Jamiat Kheir membangun sekolah bukan semata-mata bersifat
agama, tapi sekolah dasar biasa dengan kurikulum agama, berhitung,sejarah, ilmu bumi dan bahasa
pengantar Melayu. Bahasa Inggris merupakan pelajaran wajib, pengganti bahasa
Belanda.Sedangkan pelajaran bahsa Arab sangat ditekankan sebagai alat untuk memahami sumber-
sumber Islam.(Rahmat.M.I, 2005:24). Keberadaan Jamiatul Kheir yang kemudian
disusul dengan Al-Irsyad, setidak-tidaknya sebagai penggerak dunia Islam baru yang pertama kali di
Indonesia. Deliar Noer menulis, pentingnya Jamiat Kheir terletak pada kenyataan bahwa ialah yang
memulai organiasi dalam bentuk modern dalam masyarakat Islam (dengan anggaran dasar, daftar
anggota tercatat,rapat-rapat berkala), dan yang mendirikan sekolah dengan cara-cara yang banyak
sedikitnya telah modern (kurikulum,kelas-kelas, dan pemakaian bangku-bangku,papan tulis dan
sebagainya).Menurut H.Agus Salim banyak anggota Budi Utomo dan Sarikat Islam sebelumnya
adalah anggota Jamiatul Khair.
Dalam kaitan dengan gerakan kemerdekaan,pada 4 Oktober 1934, pemuda keturunan Arab
se Nusantara berkongres di Semarang, dipelopori oleh AR Baswedan, mengumandangkan Sumpah
Pemuda Keturunan Arab: Indonesia adalah tanah airnya, bersumpah untuk turun kelas dari bangsa
Timur asing menjadi pribumi. Kongres itu juga membentuk Persatuan Arab Indonesia (PAI), yang
bertujuan meraih kemerdekaan Indonesia. Ketika Indonesia merdeka, PAI membubarkan diri karena
tujuannya telah tercapai. Seperti anak-anak bangsa lainnya mereka lalu menyebar dan aktif dalam
berbagai bidang di masyarakat.
Organisasi Islam yang bergerak dengan semangat pembaruan adalah Muhammadyah yang
berdiri pada tanggal 18 November 1912 dengan Pemimpinnya Kyai Ahmad Dahlan. Gerakan
pembaharuan Muhammadyah memang seringkali dihubungkan dengan Gerakan islam di timur
tengah, baik Muhammad Ibn Abdul Wahab yang kemudian dikenal dengan isltilah Wahabi. Tetapi
ahmad dahlan tidak berhenti disitu, tetapi juga mempelajari karya Jamaluddin Al Afghani, Muhammad
Abdu dan Rasyid Ridha malah pengaruh terbesar yang dirasakan ahmad Dahlan adalah dari
Muhammad Abdu dan Rasyid Ridha. Sehingga gerakannya lebih bersifat apolitis dan sufisme yang
mendasarkan reformasi Islam abad ke-20.(Qodir, 2010:48)
Hal yang paling berkesan dalam diri Ahmad Dahlan adalah ketika beliau bertemu secara
langsung dengan Rasyid Ridha ketika pergi ke Mekkah untuk mendalami ilmu agama pada tahun
1902. Tafsir Al-Manar adalah tulisan Rasyid Ridha yang pernah dipelajari oleh Ahmad Dahlan.
Pengaruh Jamaluddin al-Afghani terhadap Ahmad Dahlan adalah langkah-langkah kembali
pada pemahaman Islam yang benar dan menghilangkan taqlid, bid’ah, dan khurafat, mensucikan hati
dengan mengembangkan akhlak al-karimah, dan mengembangkan musyawarah dengan berbagai
kelompok dalam masyarakat. Begitupun dengan persatuan umat islam yang digagas Jamaluddin al-
Afghani dengan Pan Islamismenya, karena menurut Jamaluddin sumber kelemahan dunia Islam
adalah lemahnya solidaritas umat islam itu sendiri.oleh karena itu ia menekankan pentingnya dunia
Islam bersatu padu melawan kekuatan asing dalam wadah Pan Islamisme.(Karimi, 2012:62)
Gerakan Islam radikal juga pernah terjadi di Indonesia paska kemerdekaan yakni gerakan
Darul Islam(DI) yang dipimpin RM Kartosoewirjo. Gerakan ini tidak hanya menggagas dan
menyebarakan Pan Islamisme, Persaudaraan muslim namun mendirikan Negara Islam. Akibat
kurangnya dukungan dari mayoritas muslim di Indonesia, gerakan DI ini dicap sebagai pemberotak
dan dapat ditumpas pada tahun 1962(INSEP, 2011)

Tokoh-tokoh Pan Islamisme :


Tokoh utama Pan Islamisme adalah Al-Afghani yang memiliki murid yang kemudian
menggerakkan semangan Pan Islamismenya adalah Muhammad Abduh, sedang Muhammad Abduh
adalah guru Ridha. Pemikiran ketiganya yaitu berupaya menempatkan Islam sebagai respons alamiah
terhadap kemajuan barat yang mau tak mau kelak harus dicontoh Dunia Arab. Mereka secara sadar
menempatkan bahwa prinsip-prinsip dalam Islam sendiri, tidak bertentangan dengan prinsip kemajuan
peradaban barat.
Gagasan-gagasan al-Afghani tentang islam membuat dirinya dikenal sebagai tokoh
pembaharu. Ia melihat kemunduran umat Islam bukan karena Islam tidak sesuai dengan perubahan
zaman, melainkan disebabkan umat islam telah dipengaruhi oleh sifat statis,fatalis,meninggalkan
akhlak yang tinggi, dan melupakan ilmu pengetahuan. Intinya, umat Islam menurut beliau telah
meninggalkan ajaran Islam yang sebenarnya. Islam menghendaki umatnya yang dinamis, mencintai
ilmu pengetahuan, dan tidak fatalis. Sifat statis membuat umat Islam tidak berkembang dan hanya
mengikuti apa yang telah menjadi ijtihad ulama sebelum mereka. Mereka tidak berbuat dan
menggantungkan harapan kepada nasib.
Kesalahan umat Islam dalam memahami qadha dan qadar menurut al-Afghani, menjadi factor
yang ikut memundurkan umat Islam. Kesalahpahaman tersebut membuat umat Islam tidak berusaha
dengan sungguh-sungguh. Jamaluddin menyebutkan, qadha dan qadar mengandung pengertian
bahwa segala sesuatu terjadi menurut sebab musabab(kausalitas). Lemahnya pendidikan dan
kekurangan pengetahuan uman tentang dasar-dasar ajaran agama, lemahnya persaudaraan,
perpecahan umat Islam yang diikuti pemerintahan yang absolute, mempercayakan kepemimpinan
kepada yang tidak dipercaya, dan kuarangnya pertahanan militer, merupakan factor-faktor yang
membuat kemunduran umat Islam. Faktor-faktor ini menjdikan umat islam statis, fatalis, dan
Mundur.(Muhammad. 2006:215)
Muhammad Abduh juga memiliki tujuan yang serupa yaitu menunjukkan mengandung pada
dirinya kualitas agama rasional. Akan tetapi berbedan dengan gurunya yang revolusioner dan
menempuh pendekatan politik, Abduh yang seorang moderat dan lebih banyak memusatkan
perhatian pada bidang pendidikan daripada kegiatan politis. Ia mencoba menanggapi tantangan-
tantangan dunia modern dengan menunjukkan kesesuaian Islam untuk melakuakan intepretasi baru
terhadap Al-quran dan As-Sunnah khususnya tentang persoalan kemasyarakatan yang digariskan
oleh Allah pada prinsip-pronsip umum tanpa perincian (Romli. 33-34). Bahkan
Muhammad Rasyid Ridha berpendapat bahwa penyebab kemunduran muslim adalah karena
mereka telah kehilangan kebenaran sejati agamanya. Menurutnya, ajaran Islam yang murni itulah
yang akan membawa kemajuan bagi umat Islam. Ia juga memandang bahwa salah satu penyebab
kemunduran umat adalah adanya sikap atau paham, fatalisme (‘aqidatul-jabbar) di kalangan umat.
Pengembaraan politiknya yang sangat padat dan beragam, sejak di Afganistan, India hingga
Mesir yang berada dalam cengkraman penjajahan Inggris, sebagaiman diuraikan di atas, telah
mengantarkan Al Afghani memfokuskan ide-ide pembaharuannya pada ide Pan Islamisme (Kesatuan
Islam/Jama’ah Islamiyah). Ia berpendapat bahwa Barat adalah musuh umat Islam, oleh karena itu,
salah satu jalan agar umat Islam bangkit dari keterpurukannya adalah dengan bersatu padu
melawannya.

Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Komunisme
http://www.marxist.com/periode-pertama-partai-komunis-indonesia.html

http://www.rangkumanmakalah.com/perkembangan-demokrasi-di-indonesia/

https://rakyatdemokrasi.wordpress.com/2013/01/01/sejarah-dan-perkembangan-
demokrasi-di-indonesia/

http://www.cpuik.com/2012/06/munculnya-paham-baru-pergerakan.html

http://iwaka91.blogspot.co.id/2011/05/liberalisme-arti-isi-dan-masuk-ke.html

http://pendidikansejaraha2012.blogspot.co.id/2014/03/marxisme.html
http://www.dw.com/id/mencari-marxisme/a-17022262
http://pendidikansejaraha2012.blogspot.co.id/2014/03/pan-islamisme.html
Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan oleh Destutt de
Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan “sains tentang ide“. Ideologi dapat dianggap
sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara memandang segala sesuatu. Secara umum bisa
diartikan sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang dominan pada seluruh anggota masyarakat.
Tujuan utama dibalik ideologi adalah untuk menawarkan perubahan melalui proses pemikiran
normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang
diterapkan pada masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit
setiap pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir
yang eksplisit.(definisi ideologi Marxisme).

Macam-macam Ideologi di Dunia dan Negara Penganutnya.

1 . Komunisme bukan kumis yeee


Komunisme adalah paham yang mendahulukan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi dan
golongan, paham komunis juga menyatakan semua hal dan sesuatu yang ada di suatu negara
dikuasai secara mutlak oleh negara tersebutPenganut faham ini berasal dari Manifest der
Kommunistischen yang ditulis oleh Karl Marx dan Friedrich Engels, sebuah manifes politik yang
pertama kali diterbitkan pada 21 Februari 1848 teori mengenai komunis sebuah analisis pendekatan
kepada perjuangan kelas (sejarah dan masa kini) dan ekonomi kesejahteraan yang kemudian
pernah menjadi salah satu gerakan yang paling berpengaruh dalam dunia politik.
Negara yang masih menganut komunisme adalah Tiongkok, Vietnam, Korea Utara, Kuba dan Laos.

2. Liberalisme
Liberalisme atau Liberal adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang
didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang utama.
Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan
berpikir bagi para individu. Liberalisme menghendaki adanya, pertukaran gagasan yang bebas,
ekonomi pasar yang mendukung usaha pribadi (private enterprise) yang relatif bebas, dan suatu
sistem pemerintahan yang transparan, dan menolak adanya pembatasan terhadap pemilikan
individu
Negara penganut Liberalisme yaitu:
Amerika Serikat, Argentina, YUnani, Rusia, Zimbawe, Australia, Jerman, Spanyol, Swedia dll.

3. Kapitalisme
Kapitalisme atau Kapital adalah suatu paham yang meyakini bahwa pemilik modal bisa melakukan
usahanya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Kapitalisme memiliki sejarah yang panjang,
yaitu sejak ditemukannya sistem perniagaan yang dilakukan oleh pihak swasta. Di Eropa, hal ini
dikenal dengan sebutan guild sebagai cikal bakal kapitalisme. Adam Smith adalah tokoh ekonomi
kapitalis klasik yang menyerang merkantilisme yang dianggapnya kurang mendukung ekonomi
masyarakat. Ia menyerang para psiokrat yang menganggap tanah adalah sesuatu yang paling
penting dalam pola produksi. Gerakan produksi haruslah bergerak sesuai konsep MCM (Modal-
Comodity-Money, modal-komoditas-uang), yang menjadi suatu hal yang tidak akan berhenti karena
uang akan beralih menjadi modal lagi dan akan berputar lagi bila diinvestasikan. Adam Smith
memandang bahwa ada sebuah kekuatan tersembunyi yang akan mengatur pasar (invisible hand),
maka pasar harus memiliki laissez-faire atau kebebasan dari intervensi pemerintah. Pemerintah
hanya bertugas sebagai pengawas dari semua pekerjaan yang dilakukan oleh rakyatnya.
Negara yang menganut paham kapitalisme adalah Inggris, Belada, Spanyol, Australia, Portugis, dan
Perancis.

4. Fasisme
Fasisme merupakan sebuah paham politik yang mengangungkan kekuasaan absolut tanpa
demokrasi. Dalam paham ini, nasionalisme yang sangat fanatik dan juga otoriter sangat kentara.
Kata fasisme diambil dari bahasa Italia, fascio, sendirinya dari bahasa Latin, fascis, yang berarti
seikat tangkai-tangkai kayu. Ikatan kayu ini lalu tengahnya ada kapaknya dan pada zaman
Kekaisaran Romawi dibawa di depan pejabat tinggi. Fascis ini merupakan simbol daripada
kekuasaan pejabat pemerintah.
Negara yang menganut paham faiisme adalah Italia, Jerman .
.

5. Sosialisme
Sosialisme atau sosialis adalah paham yang bertujuan membentuk negara kemakmuran dengan
usaha kolektif yang produktif dan membatasi milik perseorangan. Sosialisme dapat mengacu ke
beberapa hal yang berhubungan dengan ideologi atau kelompok ideologi, sistem ekonomi, dan
negara. Istilah ini mulai digunakan sejak awal abad ke-19. Dalam bahasa Inggris, istilah ini
digunakan pertama kali untuk menyebut pengikut Robert Owen pada tahun 1827. Di Perancis, istilah
ini mengacu pada para pengikut doktrin Saint-Simon pada tahun 1832 yang dipopulerkan oleh
Pierre Leroux dan J. Regnaud dalam l'Encyclopédie Nouvelle[1]. Penggunaan istilah sosialisme
sering digunakan dalam berbagai konteks yang berbeda-beda oleh berbagai kelompok, tetapi
hampir semua sepakat bahwa istilah ini berawal dari pergolakan kaum buruh industri dan buruh tani
pada abad ke-19 hingga awal abad ke-20 berdasarkan prinsip solidaritas dan memperjuangkan
masyarakat egalitarian yang dengan sistem ekonomi menurut mereka dapat melayani masyarakat
banyak daripada hanya segelintir elite. Negara yang menganut paham sosialisme adalah Kuba dan
Venezuela.

6. Anarkisme
Anarkisme yaitu suatu paham yang mempercayai bahwa segala bentuk negara, pemerintahan,
dengan kekuasaannya adalah lembaga-lembaga yang menumbuhsuburkan penindasan terhadap
kehidupan, oleh karena itu negara, pemerintahan, beserta perangkatnya harus
dihilangkan/dihancurkan.
Secara spesifik pada sektor ekonomi, politik, dan administratif, Anarki berarti koordinasi dan
pengelolaan, tanpa aturan birokrasi yang didefinisikan secara luas sebagai pihak yang superior
dalam wilayah ekonomi, politik dan administratif (baik pada ranah publik maupun privat).

7. Konservatisme
Hal atau unsure yang terkandung di dalamnya, antara lain:
1. inti pemikiran : memelihara kondisi yang ada, mempertahankan kestabilan, baik berupa kestabilan
yang dinamis maupun kestabilan yang statis. Tidak jarang pula bahwa pola pemikiran ini dilandasi
oleh kenangan manis mengenai kondisi kini dan masa lampau
2. filsafatnya adalah bahwa perubahan tidak selalu berarti kemajuan. Oleh karena itu, sebaiknya
perubahan berlangsung tahap demi tahap, tanpa menggoncang struktur social politik dalam negara
atau masyarakat yang bersangkutan.
3. landasan pemikirannya adalah bahwa pada dasarnya manusia lemah dan terdapat “evil instinct
and desires” dalam dirinya. oleh karena itu perlu pola-pola pengendalian melalui peraturan yang
ketat
4. system pemerintahan (boleh): demokrasi, otoriter.
8. Pancasila
Pancasila terdiri dari dua kata dari Sansekerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas.
Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia berisi:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Pancasila adalah IDEOLOGI Negara Indonesia.

9. Demokrasi
Demokrasi artinya hukum untuk rakyat oleh rakyat. kata ini merupakan himpunan dari dua kata :
demos yang berarti rakyat, dan kratos berarti kekuasaan. Jadi artinya kekuasaan ditangan
rakyat.Sebenarnya pemikiran untuk melibatkan rakyat dalam kekuasaan sudah muncul sejak zaman
dahulu. Di beberapa kota Yunani didapatkan bukti nyata yang menguatkan hal ini, seperti di Athena
dan Sparta. Hal ini pernah diungkapkan Plato, bahwa sumber kepemimpinan ialah kehendak yang
bersatu milik rakyat. dalam suatu kesempatan Aristoteles menjelaskan macam-macam
pemerintahan, dengan berkata,“ada tiga mcam pemerintahan: kerajaan, aristokrasi, republik, atau
rakyat memagang sendiri kendali urusannya.”
1. inti pemikiran: kedaulatan ditangan rakyat
2. filsafat : menurut Dr. M. Kamil Lailah menetapkan tiga macam justifikasi ilmiah dari prinsip
demokrasi, yaitu: a. ditilik dari pangkal tolak dan perimabngan yang benar, bahwa system ini
dimaksudkan untuk kepentingan social dan bukan untuk kepentingan individu, b. unjustifikasi
berbagai macam teori yang bersebrangan dengan prinsip demokrasi, c. opini umum dan
pengaruhnya
3. landasan pemikiran. Rakyat membuat ketetapan hukum bagi dirinya sendiri lewat dewan
perwakilan, yang kemudian dilaksanakan oleh pihak pemerintah atau eksekutif.
4. system pemerintahan (harus) : domokrasi. Negara Penganutnya adalah Inggris, Norwegia,
Denmark, Swedia, Belanda, Belgia, Australia, Selandia Baru, Israel, dan Venezuela.

10. Marxisme
Marxisme, dalam batas-batas tertentu bisa dipandang sebagai jembatan antara revolusi Prancis dan
revolusi Proletar Rusia tahun 1917. Untuk memahami Marxisme sebagai satu ajaran filsafat dan
doktrin revolusioner, serta kaitannya dengan gerakan komunisme di Uni Soviet maupun di bagian
dunia lainnya, barangkali perlu mengetahui terlebih dahulu kerangka histories Marxisme itu sendiri.
Berbicara masalah Marxisme, memang tidak bisa lepas dari nama-nama tokoh seperti Karl Marx
(1818-1883) dan Friedrich Engels (1820-1895). Kedua tokoh inilah yang mulai mengembangkan
akar-akar komunisme dalam pengertiannya yang sekarang ini. Transisi dari kondisi masyarakat
agraris ke arah industrialisasi menjadi landasan kedua tokoh diatas dalam mengembangkan
pemikirannya. Dimana eropa barat telah menjdai pusat ekonomi dunia, dan adanya kenyataan di
mana Inggris Raya berhasil menciptakan model perkembangan ekonomi dan demokrasi politik.Tiga
hal yang merupakan komponen dasar dari Marxisme adalah :
1. filsafat dialectical and historical materialism
2. sikap terhadap masyarakat kapitalis yang bertumpu pada teori nilai tenaga kerja dari David
Ricardo (1772) dan Adam Smith (1723-1790)
3. menyangkut teori negara dan teori revolusi yang dikembangkan atas dasar konsep perjuangan
kelas. Konsep ini dipandang mampu membawa masyarakat ke arah komunitas kelas.
Dalam teori yang dikembangkannya, Marx memang meminjam metode dialektika Hegel. Menurut
metode tersebut, perubahan-perubahan dalam pemikiran, sifat dan bahkan perubahan masyarakat
itu sendiri berlangsung melalui tiga tahap, yaitu tesis (affirmation), antitesis (negation), dan sintesisI
(unification). Dalam hubungan ini Marx cendrung mendasarkan pemikiran kepada argumentasi
Hegel yang menandaskan bahwa kontradiksi dan konflik dari berbagai hal yang saling berlawanan
satu sama lain sebenarnya bisa membawa pergeseran kehidupan social-politik dari tingkat yang
sebelumnya ke tingkat yang lebih tinggi. Selain dari itu, suatu tingkat kemajuan akan bisa dicapai
dengan jalan menghancurkan hal-hal yang lama dan sekaligus memunculkan hal-hal yang baru.

Anda mungkin juga menyukai