Anda di halaman 1dari 18

Untuk referensi lainnya, kunjungi

https://sgd.academia.edu/lusiagustianti

MAKALAH
HERBERT SPENCER
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Teori Sosiologi Klasik
Dosen Pengampu.
Sri Damayanti M.Si.

Oleh:
Kelompok 4

Lailatur Ramadhan (1168030108)


Lusi Agustianti (1168030111)
Marta Vacalia (1168030115)
Muhammad Banyu Wirakusuma (1168030130)

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2017
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan
Makalah Mata Kuliah Teori Sosiologi Klasik dengan judul “Herbert Spencer”. Tak
lupa serta sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad
Shallallahu’alaihi wa sallam beserta keluarganya, sahabatnya dan sampai kepada kita
selaku umatnya.
Makalah ini telah kami susun dengan bantuan dari berbagai pihak dan berbagai
sumber bacaan. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu,
kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu sangat diperlukan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah-makalah
selanjutnya. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi para pembaca.

Bandung , Maret 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3
A. Biografi Herbert Spencer............................................................................................. 3
B. Asumsi Pemikiran........................................................................................................ 5
C. Karya............................................................................................................................ 10
D. Sumbangan Terhadap Perkembangan Sosiologi.......................................................... 11

BAB III PENUTUP..........................................................................................................14


A. Kesimpulan................................................................................................................. 14
B. Saran........................................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam perkembangan dunia sosial saat ini, banyak hal yang bisa dilihat dan
diamati dari berbagai peristiwa dimasa lalu yang dianggap penting dan berpengaruh
pada kehidupan sosial saat ini. Kehidupan sosial manusia selalu mengalami
perubahan seiring berjalannya waktu dan sampai pada kehidupan sosial yang
kompleks pada saat ini. Bahkan kehidupan sosial manusia selalu mengalami
perubahan yang signifikan, dimana manusia dapat menyebabkan berbagai macam
gejala sosial yang ada. Hal ini menunjukan bahwa, manusia sebagai makhluk sosial
dapat memberikan pengaruh besar bagai keadaan sosial yang berkembang atau
bahkan berputar seperti siklus.
Kehidupan sosial saat ini, adalah sebagai hasil dari kehidupan sosial dimasa lalu,
yang memberikan pengaruh penting dalam pemikiran manusia atau sebuah instansi.
Hal ini ditunjukan oleh adanya banyak tokoh serta teorinya yang menggambarkan
secara jelas bagaimana kehidupan masyarakat dimasa lalu yang menunjukan
praktik-praktik masyarakat dalam beperilaku. Tidak diherankan banyak tokoh dan
teori khsusnya dalam Sosiologi, yang menjadi sebuah tolak ukur dilihatnya kondisi
atau gejala sosial saat ini. Banyak tokoh Sosiologi mulai dari klasik sampai modern
yang menyajikan berbagai teori tentang masyarakat beserta pengaruh-pengaruh besar
yang muncul karena adanya sebuah pemikiran atau asumsi yang berdampak besar.
Dari berbagai teori yang dikemukakan oleh tokoh-tokoh Sosiologi, dilihat dari
sudut pandang masa lalu, berdampak sangat besar terhadap perubahan sosial. Mulai
dari pengaruh terhadap suatu kalangan, pemikiran masyarakat, gerakan dimasyarakat
dan lain sebagainya. Dimana ada beberapa pemikiran tokoh yang berdampak besar
namun setelah itu asumsinya dilupakan begitu saja. Salah satu tokoh tersebut adalah
Herbert Spencer dengan Teori Evolusionernya. Dengan latar belakang tersebut, maka
akan dibahas lebih dalam dalam makalah ini mengenai biografi, asumsi/pemikiran,
karya dan pengaruhnya terhadap Sosiologi.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Biografi seorang Herbert Spencer?
2. Apa dan bagaimana asumsi pemikiran dari Herbert Spencer?
3. Apa saja karya yang sudah Herbert Spencer keluarkan?
4. Bagaimana pengaruh pemikiran Herbert Spencer dalam perkembangan
Sosiologi?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengenal seorang Herbert Spencer dari Biografinya.
2. Mengetahu apa dan bagaimana asumsi pemikiran Herbert Spencer.
3. Mengenal apa saja karya dari Herbert Spencer.
4. Mengetahui dan memahami bagaimana pengaruh pemikiran Herbert Spencer
terhadap Sosiologi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Biografi Herbert Spencer


Herbert Spencer lahir di Derby, Inggris, pada 27 April 1820 atau pada masa
Victorian. Dia tidak dididik dibidang seni dan humaniora, tetapi lebih dididik
dibidang teknis dan praktis. Pada 1837, dia mulai bekerja sebagai insinyur sipil untuk
kereta api di London dan Birmingham Railway, jabatannya yang terus diembannya
hingga 1846. Selama periode tersebut, Spencer mulai melanjutkan studinya sendiri
dan mulai menerbitkan karya-karya ilmiah dan politis.1
Pada 1848, Spencer diangkat sebagai seorang penyunting The Economic, yaitu
sebuah mingguan keuangan penting pada saat itu yang ditunjukan untuk kelas
menengah-atas. Ia pun berinteraksi dengan orang-orang terkenal seperti Thomas
Huxley dan John Tyndall, diantara banyak intelektual terkemuka lainnya dari Victoria
Inggris.2 Pada 1850, dia telah menyelesaikan karya utamanya yang pertama yaitu
Social Statics. Buku ini banyak membahas mengenai filsafat politik, meski juga
menyinggung persoalan evolusi. Selama penulisan kaya itu, Spencer mulai
mengalami insomnia pertama kali, dimana dia hanya bisa bekerja beberapa jam
sehari dan selama bertahun-tahun masalah mental dan fisiknya terus meningkat. Dia
menderita serangkaian kemacetan saraf sepanjang sisah hidupnya. Bahkan semua
saudaranya meninggal dalam usia yang masih muda.
Pada 1853, Spencer menerima warisan yang memungkinkan dia meninggalkan
pekerjaan dan menjalani sisa hidupnya sebagai seorang sarjana gentleman (sarjana
dengan penghasilan yang independen). Dia tidak pernah mendapat gelar Universitas
atau memegang suatu posisi akdemik. Ketika dia menyendiri, sakit fisik dan
mentalnya semakin parah, produktifitas Spencer pun sebagai seorang sarjana
meningkat. Pada akhirnya Spencer mulai mencapai bukan hanya ketenaran diInggris,
tetapi juga sebuah reputasi internasional. Ia juga merupakan tokoh fundamental
dimana ia memiliki pemikiran-pemikiran yang tajam dan detail.

1
George Ritzer, Teori Sosiologi Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2012), h. 62.
2
Victorian Web, Philosophy Spencer. Victorian Web Online;
http://www.victorianweb.org/philosophy/spencer/spencer.html (diakses 6 Maret 2017)

3
Seperti dinyatakan oleh Richard Hofstadter: “Dalam tiga dasawarsa setelah
Perang Sipil mustahil untuk aktif dalam setiap bidang karya intelektual tanpa
menguasai Spencer”. Diantara pendukungnya, terdapat seorang industrialis yang
penting, Andrew Cornagi, yang menulis kepada Spencer surat berikut ini selama
masa sakitnya yang fatal pada 1903:

“Kepada Maha Guru yang terhormat, setiap hari anda mendatangi pikiranku, dan
muncul pertanyaan”mengapa” yang tidak habis-habisnya menggangguku
mengapa dia terbaring? Mengapa dia harus pergi? Dunia bergerak lambat
tanpa menyadari pikiran terbesarnya. Tetapi, suatu hari nanti dunia akan
menyadari ajaran-ajarannya dan memaklumatkan tempat tertinggi untuk
Spencer”.

Salah satu sifat Spencer yang paling menarik adalah, sifat yang akhirnya
menyebabkan berakhir karir intelektualnya, adalah ketidaksediaannya membaca
karya orang lain. Dan hal tersebut, membuat ia dikatakan mirip dengan raksasa
Sosiologi awal lainnya, Auguste Comte, yang memperaktikan “kebersihan otak”.
Megenai kebutuhan membaca karya-karya orang lain, Spencer berkata: “sepanjang
hidupku, aku adalah seorang pemikir dan bukan seorang pembaca, sehingga dapat
berkata bersama Hobbes bahwa’seandainya aku membaca sebanyak orang lain aku
akan mengetahui sedikit saja’”. Seorang teman juga menyatakan pendapat Spencer
mengenai sebuah buku, dan “jawabannya ialah setelah memeriksa buku itu, dia
melihat bahwa asumsi fundamentalnya keliru, sehingga dia tidak ingin
membacanya.”3
Seorang pengarang menulis mengenai “cara Spencer yang tidak terpahami
menyerap pengetahuan melalui kekuatan kulitnya, dia tidak pernah terlihat membaca
buku-buku”.4 Menurut Spencer, ide-ide dan wawasan itu datang tanpa sengaja dan
intuitif dari pikirannya. Dia mengatakan bahwa ide-ide itu muncul “sedikit demi
sedikit dengan cara-cara yang tidak mencolok, tanpa maksud yang disengaja atau
usaha yang cukup besar”. Intuisi demikian dianggap Spencer jauh lebih efektif dari
pada studi dan pemikiran yang cermat: “suatu solusi yang dicapai dengan cara yang
dilukiskan itu lebih mungkin benar daripada solusi yang dicapai dengan melakukan
usaha yang gigih, yang menyebabkan pemutar balikan pemikiran.”

3
George Raitzer, op. cit, h. 63.
4
Ibid., h. 64.

4
Spencer menderita karena ketidaksediannya membaca dengan serius karya-karya
orang lain, jika dia sering membaca karya-karya lain, maka akan sering ditemukan
pengukuhan ide-idenya sendiri, yang tercipta secara independen. Dia mengabaikan
ide-ide yang tidak sesuai dengan ide-idenya. Oleh karena itu, rekan sezamannya
mengatakan : “Seandainya ia melatih dirinya mengamati lebih banyak, meskipun
dengan resiko kehilangan sedikit kekuatan berpikir, dia akan menjadi seorang pria
yang luar bisanya. Pengabaian Spencer atas aturan-aturan ilmiah membuat ia
menghasilkan ide-ide yang kasar dengan penegasan-penegasan yang belum
dibuktikan kebenarannya tentang evolusi dunia. Karena alasan-alasan itu, para
Sosiolog pada abad- 20 akhirnya menolak Spencer dan menggantikan dengan
keilmiahan yang cermat dan riset empiris.
Dia meninggal pada tahun 1903, dan dimakamkan di Highgate Cemetery di
dekat George Eliot (asistennya) dan Karl Marx.

B. Asumsi Pemikiran
Pada perkembangan pemikiran Herber Spencer, ide-idenya sering dibandingkan
dan mengkontraskannya dengan Teori Comtain.5

Spencer dan Comte


Spencer sering dikategorikan dengan Comte, dilihat dari pengaruh mereka dalam
perkembangan teori sosiologi, namun diantara keduanya terdapat
perbedaan-perbedaan penting. Pada awalnya, Spencer bukalah orang yang mudah
untuk dikategorikan sebagai seorang konservatif, karena pada tahun-tahun awal,
Spencer lebih dilihat sebagai seorang liberal politis dimana dia mempertahankan
liberalisme sepanjang usianya. Akan tetapi, sepanjang perjalanan hidupnya, Spencer
juga dikatakan semakin konservatif dengan pengaruh yang mendasar seperti, Comte
yang juga termasuk kedalam tokoh yang konservatif. Salah satu dari pandangan
Liberalnya, melalui teori evolusi dan pandangan liberalnya itu, Spencer sangat
populer di kalangan para penguasa yang menentang reformasi. Dimana dia menerima
doktrin laissez-faire, yaitu dia merasa bahwa negara tidak boleh mencampuri
urusan-urusan individu, kecuali dalam fungsi perlindungan rakyat yang agak pasif. Ia
ingin kehidupan sosial berkembang bebas tanpa kontrol eksternal dan tidak berminat

5
Ibid., h. 58.

5
pada pembaruan-pembaruan sosial. Dengan ini menunjukan bahawa Spencer tidak
seperti Comte yang berminat pada dinamika sosial dan pembaruan sosial, khsusnya
pembaruan atas penyakit yang dimunculkan oleh Revolusi Prancis dan Pencerahan.
Perbedaannya dengan Comte, menunjukan bahwa Spencer adalah seorang Social
Darwinist atau Darwinisme Sosial. Dia menganut pandangan Evolusioner bahwa
dunia terus bertumbuh semakin baik. Oleh karena itu dunia harus dibiarkan berjalan
dengan sendirinya. Ia mengasumsikan bahwa evolusi adalah sebuah proses yang
universal, yaitu berarti hukum alam dapat dipakai secara universal, yang mendasari
kerangka kerjanya adalah prinsisp universal, evolusi naturalistik.6 Campur tangan
pihak luar hanya akan memperburuk situasi. Ia juga berpandangan bahwa
lembaga-lembaga sosial, harus seperti tumbuhan dan hewan, menyesuaikan diri
secara progresif dan secara positif kepada lingkungan sosialnya.
Dia juga menerima pandangan Darwinian, yaitu ungkapan ini sering dikaitkan
dengan model evolusi dari rekan sejamannya yaitu Charles Darwin bahwa suatu
proses seleksi alamiah yaitu “kelangsungan hidup bagi yang paling kuat,” terjadi
didunia sosial.7 Konsep ini diistilahkan dengan kata survival of the fittest, yaitu
“Yang layak akan bertahan hidup, sedangkan yang tak layak akhirnya punah”.
Darwin mengatakan bahwa, nenek moyang manusia seperti binatang, yang kemudian
meningkat melebihi substansinya, sehingga mereka berjuang untuk eksis. Hal ini
merupakan akibat dari hukum seleksi alam yang ketat. Bagaimanapun Darwin
berpandangan bahwa primitif, keberanian dan moral adalah rasa yang ada secara
individual.8
Pandangan Spencer terhadap hukum-hukum yang lemah adalah pendekatan yang
khas terhadap seluruh perundang-undangan. Spencer ditentang secara praktis dalam
menyatukan negara dengan urusan pribadi yang merupakan justifikasi terhadap dasar
dari Sosial-Darwinisme. Keluhan-keluhan tersebut diantaranya ialah; dorongan
negara terhadap peningkatan mutu pendidikan, pengawasan yang sehat, perlindungan
negara dari kebodohan, pajak, perbankan negara, dan sistem pemerintahan. Spencer
menganggap bahwa masyarakat itu alamiah, dan ketidakadilan serta kemiskinan itu
juga alamiah, karena itu kesejahteraan sosial dianggap percuma.9 Teori Spencer ini,

6
Mudor Effendi, Teori Sosiologi Paradigman Utama dan Pengembangannya (Gunung Djati Press. 2005), h. 74.
7
Ibid., h.59.
8
Wardi Bachtiar, Sosiologi Klasik (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), h.129.
9
Encyclopedia Britannica, Survival of The Fittest. Encyclopedia Britannica Online;
https://www.britannica.com/science/survival-of-the-fittest (diakses 5 Maret 2017).

6
didukung oleh kelompok pengusaha, seperti halnya teori Marx yang didukung oleh
kalangan buruh.10
Perbedaan lain dari Spencer adalah bahwa ia menekankan pada individu,
sementara Comte berfokus pada satuan-satuan yang lebih besar seperti keluarga.
Comte, Spencer dan bersama Durkheim dan tokoh lainnya memiliki komitmen yang
sama untuk satu ilmu sosiologi, yang merupakan persfektif menarik bagi para teoritis
awal. Pengaruh lain dari karya Spencer yang juga dimiliki Comte dan Durkheim
adalah kecenderungannya untuk melihat manusia sebagai suatu organisme. Spencer
tertarik dengan struktur masyarakat secara keseluruhan. Namun, Spencer juga pernah
dikritik oleh tokoh lainnya yaitu Emile Durkheim, yang menyatakan bahwa Spencer
bukan menjadikan kenyataan hidup sebagai obyek studi sosiologinya, melainkan
idenya sendiri tentang hidup bermasyarakat yang dijadikan sebagai obyek studinya.
Spencer lebih menekankan pada idenya daripada riset empiris. Bahkan Spencer
dikatakan membelokan soiologi sebagai pengaruh filsafat bukan mengarahkan
menjadi ilmu pengetahuan empiris yang berdiri sendiri.11
Yang cukup penting adalah, bahwa Spencer seperti Comte, memiliki konsep
evolusioner atas perkembangan historis. Akan tetapi Spencer bersikap kritis terhadap
teori evolusioner karena beberapa alasan. Khususnya Spencer menolak Hukum Tiga
Tahap yang diajukan Comte. Spencer mengatakan bahwa, Comte sudah puas dengan
membahas evolusi diranah ide-ide, terkait dengan perkembangan intelektual. Akan
tetapi, Spencer berusaha mengembangkan suatu teori evolusioner yang berada
didalam dunia material yang nyata.

Teori Evolusioner
Ada dua persfektif untuk mengenali evolusioner dalam karya Spencer.12
Yang pertama dari teori-teori tersebut berkenaan dengan ukuran masyarakat
yang semakin bertambah yang diiringi dengan struktur-struktur sosial yang lebih
besar dan terdiferensiasi, serta diferensiasi fungsi yang dilaksanakannya. Masyarakat
bertumbuh baik melalui pelipatgandaan individu maupun penyatuan
kelompok-kelompok (yang bercampur). Kedua, masyarakat berevolusi melalui
percampuran, yakni dengan menyatukan kelompok-kelompok yang saling berdekatan.

10
Wardi Bachtiar, op. cit.
11
George Ritzer, Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda (Jakarta: Rajawali Press, 2013), h. 14.
12
George Ritzer, op. cit., h. 60.

7
Oleh karena itu Spencer, berbicara mengenai pergerakan evolusioner dari masyarakat
yang rumit, rumit rangkap dua dan rumit rangkap tiga.
Spencer juga menawarkan teori evolusi masyarakat yang militan menuju
industrial. Masyarakat militan awal digambarkan disusun untuk melakukan
peperangan yang ofensif dan defensif. Sementara Spencer bersikap kritis terhadap
peperangan, dia merasa bahwa pada tahap yang lebih awal, peperangan bermanfaat
dalam penyatuan masyarakat (contoh, penaklukan militer), dimana masyarakat
dibangun atas tekanan pada individu, kekerasan yang tinggi, cara hidup yang dibatasi,
peraturan dan perlakuan hukum yang sewenang-wenang. Dimana latar belakang
tersebut, bisa menciptaan himpunan-himpunan manusia yang lebih besar dan
dibutuhkan untuk pengembangan masyarakat industri. Akan tetapi dengan
munculnya masyarakat industri, peperangan tidak bermanfaat lagi, bahkan dianggap
merintangi proses evolusi selanjutnya. Masyarakat industri lebih didasarkan pada
persahabatan, altruisme, spesialisasi yang rumit, pengakuan atas prestasi-prestasi
daripada sifat-sifat bawaan, kerjasama sukarela dan moralitas yang kuat diantara para
individu yang sangat berdisiplin. Meskipun Spencer melihat evolusi umum menuju
masyarakat industri, namun ia juga mengakui bahwa mungkin akan ada
kemunduran-kemunduran periodik menuju peperangan dan masyarakat-masyarakat
yang lebih militan.
Didalam tulisan etis dan politisnya, Spencer menawarkan ide-ide lain mengenai
evolusi masyarakat. Disatu sisi dia melihat masyarakat sedang bergerak menuju satu
keadaan moral yang ideal atau sempurna. Disisi lain, dia berargumen bahwa
masyarakat yang paling kuat akan bertahan dan yang tidak kuat akan harus diizinkan
mati satu demi satu. Dalam dunia sosial, perjuangan kompetitif itu mungkin antara
individu-individu atau antara kelompok-kelompok yang ada disuatu masyarakat atau
antara penduduk yang berbeda ras dan etnisnya masing-masing dengan pola
budayanya sendiri untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.13 Perbedaan
diantara mereka yang menguntungkan dan yang tidak menguntungkan adalah hasil
dari perbedaan alamiah yang diwariskan lewat keturunan. Jadi proses evolusi
meliputi suatu seleksi bertahap atas banyak generasi manusia atau kelompok. Selain
dari pada itu, ada bagian atau elemen penting dari Darwinisme-Sosial adalah
tekanan-tekanan atas dasar perbedaan ini merupakan dasar bagi sejumlah gagasan

13
Doyle, Paul Johnson, Teori Sosiologi Klasik dan Modern (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, 1990), h. 234.

8
kaum rasis, seperti perkembangan program Eugenics, untuk menjamin ras-ras
superior. Kepercayaan akan adanya ras-ras yang unggul dan ras rendahan juga
memberikan pembenaran untuk mendominasi masyarakat-masyarakat jajahan.14

Reaksi terhadap Spencer di Inggris


Meskipun fokus utama dari Spencer adalah pada individu, Spencer juga di kenal
dengan teori evolusinya yang berskala besar. Dalam hal ini, dia bersikap berbeda
dengan sosiologi pendahulunya di Inggris. Akan tetapi, reaksi melawan Spencer
didasarkan pada ancaman idenya tentang kelangsungan hidup bagi yang paling kuat
terhadap ameliorisme yang sangat disayangkan oleh sebagaian besar sosiologi awal
Inggris. Spencer dengan gigih menganjurkan filsafat kelangsungan hidup bagi yang
terkuat dan menentang intervensi pemerintah dan pembaharuan sosial. Sentimen ini
demikian aneh bagi orientasi amelioratif para sosiolog pembaru Britania:
“Mengembangkan orang yang tidak berguna dengan mengorbankan orang yang
bagus, sangatlah kejam. Hal itu secara sengaja akan memicu berbagai
kesengasaraan bagi generasi masa depan. Tidak ada kutukan yang lebih besar
bagi anak cucu selain mewariskan kepada mereka populasi orang-orang pandir
dan pengangguran serta pada penjahat yang semakin banyak jumlahnya. Seluruh
usaha alam adalah membebaskan, membersihkan dunia dari mereka, dan
menyediakan ruang yang lebih baik. Jika mereka tidak cukup tangguh untuk
hidup, maka mati, dan kematianlah yang terbaik bagi mereka.”15

Reaksi terhadap Spencer di Amerika Serikat


Pemikiran Spencer yang dipengaruhi oleh Darwinisme Sosial, juga berpengaruh
bagi Amerika Serikat. Antara akhir Perang Saudara dan pecahnya Perang Dunia I, ide
atau pemikirannya digunakan untuk memberi dukungan ideologi pada kebijaksanaan-
kebijaksanaan yang menggalakkan pertumbuhan perusahaan-perusahaan raksasa.16
Keberhasilan perusahaan-perusahaan tersebut dilihat sebagai suatu hasil alamiah dari
proses evolusi yang normal dan sebagai bukti keunggulan mereka yang luar biasa.
Dalam pemikiran Spencer ini menunjukan bahwa, evolusi tidak boleh disertai campur
tangan yang disengaja terhadap proses evolusi tersebut. Bahkan usaha untuk
memberikan bantuan kesejahteraan amal dapat dicurigai, karena akibat dari
usaha-usaha seperti itu dalam memungkinkan mereka yang kurang kuat untuk tetap
hidup dan berkembang biak.

14
Ibid., h.235.
15
George Ritzer, op. cit., h. 61
16
Doyle, Paul Johnson , op. cit., h. 235.

9
C. Karya
Terdapat beberapa karya atau buku yang telah Herbert Spencer buat, yaitu
sebagai berikut.17
1. Pada tahun 1850 buku pertama Spencer yaitu Statika Sosial (Social Statics),
dimana sebagaian besar dalam buku ini membahas mengenai filsafat politik,
meski juga menyinggung persoalan evolusi.
2. Tahun 1852, ia menerbitkan sebuah artikel The Development of Hypothesis,
Essays: Scientific, Political, and Speculative. Volume pertama terdiri dari
esai di mana gagasan evolusi, umum atau khusus, adalah dominan. Dalam
esai jilid kedua berurusan dengan pertanyaan filosofis, dengan ilmu
pengetahuan abstrak dan konkret, dan dengan estetika, dibawa
bersama-sama, meskipun semuanya diam-diam evolusi, evolusionisme
mereka adalah insidental daripada sifat yang diperlukan. Esai etika, politik,
dan sosial menyusun volume ketiga, meskipun sebagian besar ditulis dari
sudut evolusi pandang, memiliki tujuan yang lebih langsung mereka lafal
dari doktrin yang langsung praktis dalam bantalan mereka. Sementara itu,
dalam setiap volume esai disusun dalam urutan waktu.18
3. Tahun 1854-1859, Education: Intellectual, Moral, and Physical.
4. Tahun 1855, ia bergerak di bidang psikologi dan evolusi, kemudian
pikiran-pikirannya tertuang dalam The Principle of Psychology edisi pertama,
digunakan oleh William James sebagai buku untuk dua mata kuliah.
5. Tahun 1860, Herbert Spencer’s Sociology: A Study in the History of Social
Theory.
6. Kemudian di tahun 1862 dia menulis bagian pertama dari Synthetic
Philosophy atau disebut dengan filsafat sintetik yaitu First Principles,
membahas banyak tentang prinsip evolusi. Dimana Spencer menggagas dan
memperkenalkan pendekatan baru mengenai sosiologi yaitu merekonsiliasi
antara ilmu pengetahuan dengan agama.
7. Tahun 1864-1867 The Principles of Biology, yang telah diadopsi sebagai

17
Encyclopedia.com, People, Philosophy Religion and Biographies Herbert Spencer, Encyclopedia Online;
http://www.encyclopedia.com/people/philosophy-and-religion/philosophy-biographies/herbert-spencer (diakses 6
Maret 2017).
18
Library of Liberty, The Development of Hypothesis, Essays: Scientific, Political, and Speculative Vol 1, 2 and 3.
Library of Liberty Online;
http://oll.libertyfund.org/titles/spencer-essays-scientific-political-and-speculative-vol-1--5. (diakses 14 Maret
2017).

10
buku panduan biologi di Oxford.
8. Tahun 1873 dan 1881 The Descriptive Sociology. Edisi selanjutnya tidak
diterbitkan karena alasan finansial, dan diterbitkan setelah kematian Spencer.
9. Tahun 1873 Spencer menulis The Study of Sociology. Dalam karya ini, dia
menjelaskan mengenai tatanan sosial. Selanjutnya buku ini disajikan sebagai
buku rujukan (text book) di Yale. Buku ini pun memiliki dampak yang kuat
di Amerika. Sebelum penerbitan jilid terrakhir The Study of Sociology, pada
1896, Spencer telah dinobatkan sebagai seorang filsuf dan ilmuan yang
terhormat.
10. Tahun 1876-1896 The Principles of Sociology.
11. Tahun 1884, buku The Man Versus The State.

D. Sumbangan terhadap Sosiologi


Ide-ide Herbert Spencer begitu berpengaruh pada tahun-tahun awal sosiologi
Amerika dibanding dengan ide-ide Comte, Durkheim, Marx dan Waber. Penjelasan
mudah yang pertama adalah karena Spencer menulis dengan bahasa Inggris,
sedangkan yang lainnya tidak. Selain itu, karya-karya Spencer dijelaskan dalam
bahasa nonteknis, sehingga mudah dipahami siapa dan kalangan apa saja19. Meskipun
dalam penggunaan bahasa nonteknis ini, Herbert dianggap sebagai orang yang
kurang sifat teknisnya, dimana diiringi fakta bahwa Spencer bukanlah seorang
sarjana yang begitu canggih.
Akan tetapi pada 1930-an, Spencer sedang mengalami kemunduran umum
didunia intelektualnya, begitu pula dibidang sosiologi. Darwinis Sosial, ide-ide
laissez-faire-nya tampak menggelikan ditengah-tengah masalah sosial yang
menggunug, perang dunia dan depresi ekonomi yang besar. Pada 1937, Talcot Parson
mengumumkan kematian intelektual Spencer untuk sosiologi ketika dia
menggemakan kata-kata sejarawan Crane Brinton beberapa tahun sebelumnya,
“sekarang siapa yang membaca Spencer?”. Saat ini Spencer tidak lebih dari minat
historis, tetapi ide-idenya penting dalam membentuk teori sosiologi Amerika awal.
Hal inipun sama dialami oleh muridnya William Graham Sumner.
Juga implikasi politik laissez-faire dari Darwinisme Sosial tidak sepenuhnya
diterima oleh para ahli sosiologi masa kini. Banyak dari mereka yang mengakui

19
George Ritzer, op. cit., h. 327.

11
perlunya keterlibatan pemerintah dalam mengatur suatu sistem ekonomi yang
kompleks dan banyak juga yang memiliki komitmen terhadap suatu kebijaksanaan
negara yang mementingkan kesejahteraan sosial. Perubahan-perubahan nilai dan
orientasi intelektual yang mendasar dari para ahli sosiologi ini menghasilkan suatu
keretakan yang tajam antara teori sosial di Amerika masa kini dan periode
Darwinisme Sosial pada mulanya. Para ahli teori masa kini cenderung untuk
menerima model Darwinisme Sosial sebagai suatu kekeliruan yang menyedihkan dan
memalukan dan mereka sangat curiga akan model teori apa saja yang sangat percaya
akan sifat-sifat biologis yang diwariskan. Hal ini sejalan dengan etos persamaan
dalam masyarakat modern.

William Graham Sumner (1840-1910)


Herbert Spencer juga memiliki seorang murid atau siswa Amerika yang cukup
terkenal, yaitu William Graham Sumner, yang menerima dan memperluas ide-ide
Darwinis Sosial yang dikemukakan Spencer. Spencer juga memengaruhi para
Sosiolog Amerika awal lainnya, antara lain Lester Ward, Charles Horton Cooley, E.A
Ross, dan Robert Park. William Graham Sumner, juga merupakan orang pertama
yang mengajarkan mata kuliah pertama di Amerika Serikat yang dapat disebut
Sosiologi.
Sumner merupakan pendukung utama Darwinisme Sosial di Amerika Serikat,
meskipun dia tampak merubah pandangan hidupnya dikemudia hari. Seperti Spencer
dia melihat manusia berjuang melwan lingkungannya, dan yang terkuatlah yang akan
berhasil. Dengan demikian Sumner adalah pendukung keagresifan dan persaingan
manusia. Orang yang berhasil pantas mendapatkannya dan orang yang tidak
mendapatkannya, panta untuk gagal. Sumner juga menentang usaha-usaha
pemerintah, dan membantu orang-orang yang telah gagal. Sistem tersebut cocok
sekali dengan perkembangan kapitalisme, karena memberikan legitimasi teoritis
untuk keberaadaan perbedaan besar dibidang kekayaan dan kekuasaan.
Sama seperti Herbert, Sumnerpun hanya dianggap sebagai minat historis,
meskipun ia sukses di zamannya, hanya sedikit saat ini yang mengingat Sumner,
karena dia gagal dalam membangun suatu dasar yang cukup kuat di Yele untuk
membangun suatu aliran sosiologis dengan banyak siswa.20

20
Ibid., 329.

12
Lester F. Ward (1841-1913)
Lester F.Ward seperti Sumner, menerima ide bahwa manusia telah berevolusi
dari bentuk-bentuk yang lebih rendah (kesederhanannya dan kemiskinan moralnya)
hingg status mereka yang sekarang (modern), dimana mereka lebih rumit, bahagia
dan memberikan kebebaskan yang lebih besar. Suatu tugas sosiologi, sosiologi murni,
ialah mempelajari hukum-hukum dasar perubahan dan struktur sosial. Akan tetapi,
Ward tidak puas apabila sosiologi hanya memeplajari kehidupan sosial, dia percaya
bahwa sosiologi harus mempelajari sisi praktis dan harus ada juga suatu sosiologi
terapan, dimana meliputi penggunaan ilmu pengetahuan ilmiah secara sadar untuk
mencapai masyarakat yang lebih baik. Oleh karena itu Ward bukanlah seorang
Darwinisme Sosial yang ekstrem, dia percaya bahwa perlu dan pentingnya
pembaharuan sosial. Meskipu mempunyai arti historis, Sumner dan Ward tidak
memiliki signifikansi berjangka panjang bagi teori sosiologis.
Begitu banyak kontribusi yang diberikan oleh Spencer kepada perkembangan
ilmu kemasyarakatan/sosiologi. Spencer telah banyak menawarkan rangkaian
gagasan yang begitu kaya dan rumit tentang evolusi masyarakat. Semula memang
gagasan-gagasannya menuai sukses, tapi setelah itu diabaikan selama bertahun-tahun,
dan di era akhir-akhir ini gagasan-gagasannya kembali bangkit seiring dengan
lahirnya teori-teori sosiologi neoevolusioner. 21

21
E-book Sociology Literature, Sumbangan Pemikiran Herbert Spencer, E-book Sociology Literature Online;
http://ebooksociologyliterature.blogspot.co.id/2014/08/sumbangan-pemikiran-herbert-spencer.html (dikases 6
Maret 2017).

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Herbert Spencer lahir di Derby, Inggris, pada 27 April 1820. Awal karinya
dimulai sebagai insinyur sipil untuk kereta api di London dan Birmingham Railway.
Selama hidupnya, Spencer mulai mengalami insomnia & masalah mental serta
fisiknya. Ia merupakan tokoh fundamental dimana ia memiliki pemikiran-pemikiran
yang tajam dan detail, meskipun ia tidak pernah mendapat gelar Universitas atau
memegang suatu posisi akdemik.
Sifat atau pemikiran Spencer yang paling menarik adalah ketidaksediaannya
membaca karya orang lain. Dia mengabaikan ide-ide yang tidak sesuai dengan
ide-idenya. Dimana dia menerima doktrin laissez-faire (negara tidak boleh
mencampuri urusan-urusan individu). Dia juga menerima pandangan Darwinian,
yaitu survival of the fittest, yaitu “Yang layak akan bertahan hidup, sedangkan yang
tak layak akhirnya punah”.
Pada 1850, dia telah menyelesaikan karya utamanya yang pertama yaitu Social
Statics. Ide-ide Herbert Spencer begitu berpengaruh pada tahun-tahun awal sosiologi
Amerika. Dimana sistem tersebut cocok sekali dengan perkembangan kapitalisme
untuk keberaadaan perbedaan besar dibidang kekayaan dan kekuasaan. Akan tetapi
pada 1930-an, Spencer sedang mengalami kemunduran umum didunia intelektualnya,
begitu banyak kontribusi yang diberikan oleh Spencer kepada perkembangan ilmu
kemasyarakatan/sosiologi. Semula memang gagasan-gagasannya menuai sukses, tapi
setelah itu diabaikan selama bertahun-tahun, gagasan-gagasannya kembali bangkit
seiring dengan lahirnya teori-teori sosiologi neoevolusioner.

B. Saran
Asumsi, pemikiran, pendapat, karya dan pengaruhnya bagi perkembangan suatu
ilmu yang digagas oleh tokoh-tokoh berpengaruh dimasa lalu, hendaknya dicerna
dengan bijksana oleh siapapun yang sedang belajar memahaminya. Karena
munculnya berbagai pemikiran baik yang selaras ataupun mendobrak pandangan
umum, adalah bagian dari usaha memperluas ilmu pengetahuan dan sejarah.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ritzer, Geroge. 2012. Teori Sosiologi Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan
Terakhir Postmodern. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

. 2013. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda Jakarta: Rajawali


Press.

Bachtiar, Wardi. 2012. Sosiologi Klasik. Bandung: PT. REMAJA ROSDAKARYA.

Paul Johnson, Doyle. 1990. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Jakarta:
PT.Gramedia Pustaka Utama.

Mudor, Effendi. 2005. Teori Sosiologi Paradigma Utaama dan Pengembangannya.


Bandung: Gunung Djati Press.

Encyclopedia Britannica. Survival of The Fittest, Encyclopedia Britannica Online.


https://www.britannica.com/science/survival-of-the-fittest (diakses 5 Maret
2017).

Victorian Web. Philosophy Spencer, Victorian Web Online.


http://www.victorianweb.org/philosophy/spencer/spencer.html (diakses 6
Maret 2017).

Encyclopedia.com. People, Philosophy Religion and Biographies Herbert Spencer,


Encyclopedia Online.
http://www.encyclopedia.com/people/philosophy-and-religion/philosophy-bi
ographies/herbert-spencer (diakses 6 Maret 2017).

E-book Sociology Literature. Sumbangan Pemikiran Herbert Spencer, E-book


Sociology Literature Online.
http://ebooksociologyliterature.blogspot.co.id/2014/08/sumbangan-pemikira
n-herbert-spencer.html (dikases 6 Maret 2017).

Library of Liberty. The Development of Hypothesis, Essays: Scientific, Political, and


Speculative Vol 1, 2 and 3. Library of Liberty Online.
http://oll.libertyfund.org/titles/spencer-essays-scientific-political-and-specula
tive-vol-1--5. (diakses 14 Maret 2017).

15

Anda mungkin juga menyukai