Otniel Pontoh
ABSTRACT
The research with aimed to identified and analyzed social capital of fisheries
communities in Gangga dua village, North Minahasa District, has been conducted in
2007. Socio-culture data collected from fisheries community is consist of local value
and local value system, local religious, pattern and system of production and
reproduction and local politics. Data was collected by snowball sampling from
community members who have in deep knowledge about socio-culture of their own
community. After data collected shown the socio-culture character of fisheries
community then it has been analyzed to show the social capital typology. T he research
shows that fisheries community in Gangga Dua village still become closed community
or has a characteristic of social capital bounding. A policy related to social structure
improvement is need because the social capital typology's of fisheries community in
Pasauran village has been greatly influenced by various economic aspect in economic
activity of their life.
alam (sumberdaya perikanan) yang sangat Lebih lanjut, pandangan dari bebera-
tinggi. Sementara itu, di beberapa perairan pa ahli sosiologi dan antropologi di Indone-
laut saat ini diketahui tidak lagi mampu sia menyatakan bahwa modal sosial men-
mendukung peningkatan produktivitas usa- cakup potensi kelompok dan pola-pola hu-
ha perikanan tangkap yang dilakukan oleh bungan antar individu dalam suatu kelom-
nelayan. Oleh karena itu, pemanfaatan pok dan antar kelompok dengan ruang per-
modal sosial di masyarakat nelayan meru- hatian pada jaringan sosial, norma, nilai
pakan alternatif yang sangat krusial dan dan kepercayaan antar sesama yang lahir
mendesak dalam rangka menutupi kecen- dari anggota kelompok dan menjadi norma
derungan menurunnya sumberdaya alam kelompok (Koentjaraningrat, 1990; Soekan-
tersebut. Kendala muncul tatkala diketahui to, 2002; Hasbullah, 2006). Perbedaan pa-
belum banyak data maupun informasi da pola interelasi berikut konsekuensinya
ilmiah mengenai gambaran modal sosial menyebabkan modal sosial terdiri dari
masyarakat nelayan di Indonesia. modal sosial terikat (social capital bonding)
Penelitian ini memaparkan hasil dari dan modal sosial yang menjembatani
suatu penelitian yang bertujuan mendapat- (sosial capital bridging).
kan gambaran tentang identifikasi dan ana- Semakin banyak karakter sosial bu-
lisis modal sosial dalam rangka pemberda- daya masyarakat yang mengarah kepada
yaan masyarakat nelayan. Penggambaran modal sosial yang menjembatani dapat di-
modal sosial dilakukan melalui kajian sosial artikan kondisi sosial budaya masyarakat
budaya masyarakat nelayan di Desa Gang- dimaksud semakin mendukung keberhasil-
ga Dua, Kabupaten Minahasa Utara, yang an suatu pembangunan dan sebaliknya.
merupakan masyarakat nelayan yang Dalam aplikasinya pembangunan sektor
menghadapi ancaman menipisnya sumber- perikanan, indikasi tipologi modal sosial di
daya perikanan di perairan operasionalnya. suatu masyarakat nelayan sangat diperlu-
kan dalam memonitor program pembangun-
METODE PENELITIAN an berbasis masyarakat yang memiliki tu-
juan terbentuknya masyarakat yang partisi-
Penelitian ini dilaksanakan berda- patif dan mandiri didalam pelaksanaan
sarkan metode eksploratif dan deskriptif, di- pembangunan.
mana upaya dilakukan untuk menampilkan Karakter sosial budaya yang men-
gambaran pola kehidupan sosial ekonomi jadi ciri atau karakter modal sosial di mas-
masyarakat pesisir (Supardi, 2005). yarakat nelayan diketahui melalui pende-
Pendekatan studi kasus dipilih guna katan terhadap faktor-faktor internal dan
mempelajari organisasi sosial ekonomi dan eksternal yang mempengaruhi kebudayaan
variabel atau aspek terkait lainnya lebih masyarakat (Jamasy, 2006). Faktor internal
mendalam. Studi kasus yaitu penelitian mencakup: (a) Pola organisasi sosial dalam
yang dilakukan dengan cara mempelajari suatu komunitas yang mencakup keperca-
suatu kasus tertentu pada objek yang ter- yaan lokal, pola dan sistem produksi dan
batas (Mantjoro, 1990). reproduksi serta politik lokal; dan (b) Norma
dan nilai-nilai yang melekat dalam komuni-
Kerangka Pemikiran Penelitian tas. Sedangkan faktor eksternal dapat di-
Cox (1995) dalam Hasbullah (2006) rangkum dalam pengaruh agama, pendidik-
mendefinisikan modal sosial sebagai suatu an serta sistem dan hubungan politik dan
rangkaian proses hubungan antar manusia pemerintahan dengan luar komunitas.
yang ditopang oleh jaringan, norma-norma Faktor-faktor internal dan eksternal
dan kepercayaan sosial yang memungkin- akan membentuk karakter dari modal sosial
kan efisien dan efektifnya koordinasi dan suatu masyarakat nelayan. Adapun karak-
kerjasama untuk keuntungan dan kebajikan ter yang dibentuk terdiri dari kelompok-ke-
bersama. Hasbullah (2006) sendiri mendefi- lompok masyarakat yang ada, identitas
nisikan modal sosial sebagai sumberdaya kolektif suatu kelompok dan antar kelompok
yang dapat dipandang sebagai investasi dalam suatu komunitas, tingkat partisipasi
untuk mendapatkan sumberdaya baru. dan proaktif anggota dalam suatu kelompok
127
Vol. VI-3, Desember 2010
relatif sedikit dan pendek akibat pemanfa- laan sumberdaya perikanan. Persepsi yang
atan yang intensif oleh masyarakat desa dikaji terdiri dari persepsi tentang: (a) hak
Gangga Dua. Vegetasi di belakang desa re- kepemilikan sumberdaya laut; (b) batas
latif sedikit, umumnya ditumbuhi alang- wilayah penangkapan; dan (c) Perlunya
alang dan pohon jambu mente yang tidak konservasi sumberdaya perikanan. Konsis-
banyak. tensi persepsi diuji berdasarkan perilaku
Desa Gangga Dua, jumlah penduduk dan tindakan masyarakat mengenai ketiga
877 jiwa yang terdiri dari laki-laki 443 jiwa persepsi dimaksud.
dan perempuan 434 orang dengan jumlah Terkait dengan persepsi tentang hak
kepala keluarga 220 KK. Secara lengkap kepemilikan sumberdaya laut diketahui
jumlah penduduk Gangga Dua, menurut bahwa masyarakat nelayan di desa ini ber-
umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada anggapan bahwa laut tidak ada yang memi-
Tabel 1. liki. Laut hanya dimiliki oleh Sang Pencipta
Tabel 1. Jumlah Penduduk Gangga Dua Menurut (Allah). Persepsi tentang hak kepemilikan
Umur, dan Jenis Kelamin. sumberdaya laut ini tampak konsisten
No
Kelompok
Pria Wanita ∑ %
dengan persepsi masyarakat nelayan me-
Umur ngenai batas wilayah penangkapan. Masya-
1 0-5 53 52 105 11.97 rakat nelayan tidak mengenal adanya pem-
2 6-10 54 53 107 12.20
3 11-15 51 50 101 11.52 batasan atau batas wilayah operasional.
4 16-20 49 50 99 11.29 Persepsi masyarakat nelayan me-
5 21-25 48 47 95 10.83 ngenai perlunya konservasi sumberdaya
6 26-30 45 41 86 9.81 perikanan di sekitar mereka menunjukkan
7 31-35 39 39 78 8.89
8 36-40 31 29 60 6.84
bahwa mereka tidak perlu melaksanakan
9 41-45 27 27 54 6.16 upaya konservasi. Upaya konservasi meru-
10 46-50 26 25 51 5.82 pakan urusan pemerintah. Persepsi terse-
11 > 51 20 21 41 4.67 but tampak sangat dipengaruhi oleh aspek
Jumlah 443 434 877 100.00 ekonomi. Bagi nelayan, upaya mencari naf-
Sumber: Profil Desa Gangga Dua, 2007 kah lebih penting daripada upaya melaksa-
nakan konservasi sumberdaya laut di se-
Dari Tabel di atas diperoleh gambar- kitar mereka.
an bahwa penduduk Desa Gangga Dua,
laki-laki berjumlah 50,51% dan perempuan 2. Faktor Kepercayaan dan organisasi
49,49%. Hal ini menunjukkan tingkat kepa- lokal
datan adalah 250 jiwa km 2. Kepercayaan lokal dikaji melalui ni-
Penduduk terkonsentrasi di pesisir lai-nilai dan norma agama atau kepercaya-
memanjang dari Selatan ke Utara kurang an yang dianut dan tercermin dalam kehi-
lebih sepanjang 500 meter, yang terbagi dupan sosial masyarakat nelayan desa
dalam 3 dusun. Diperkirakan luas perkam- Gangga Dua. Sama halnya dengan masya-
pungan adalah 10 hektar. Tercatat 40% rakat umumnya di daerah sekitarnya.
penduduk berasal dari suku Tidore, 40% Saat kesulitan di musim paceklik, ti-
Ternate, 10% Sangihe, 5% Minahasa dan dak ada dalam kelompok ritual keagamaan
5% lagi terbagi atas suku Gorontalo dan seperti pengajian yang mampu menggalang
Bolaang Mongondow. Penduduk desa ini dana atau modal dan membantu antar ang-
memeluk agama Islam 90% dan yang gotanya. Para nelayan anggota perkumpul-
memeluk agama Kristen Protestan 10%. an ritual keagamaan tersebut masih terjerat
dalam pola permodalan melalui peminjam-
Karakter Sosial Budaya Masyarakat an uang kepada para tengkulak bunga ting-
Nelayan gi atau dalam terminologi syariat Islam di-
1. Faktor Nilai dan Norma Masyarakat sebut dengan riba.
Nilai dan norma masyarakat dikaji Secara komunitas, masyarakat juga
berdasarkan pendekatan terhadap persepsi tidak lagi melaksanakan suatu kegiatan ko-
dan perilaku dan tindakan (Danim, 2003). lektif yang terkait dengan agama ataupun
Persepsi ini yang dikaji pada masyarakat kepercayaan yang mereka anut. Syukuran
yaitu persepsi yang terkait dengan pengelo- laut sebagai simbol budaya bahwa masya-
129
Vol. VI-3, Desember 2010
maju dan membangun dari masyarakat de- alat tangkap nelayan daerah lain. Jika diru-
sa ini cukup besar. Struktur organisasi ini nut, ketidaktertarikan untuk mengganti alat
sama dengan organisasi-organisasi lain- tangkap lebih dikarenakan aspek ekonomi,
nya, yaitu terdiri dari ketua, sekretaris, ben- yaitu terbatasnya akses permodalan untuk
dahara dan anggota. meningkatkan teknologi dalam usaha
Lapisan sosial atau stratifikasi sosial penangkapan mereka.
tetap ada di desa ini namun secara kese- Minimnya mata pencaharian alterna-
luruhan tidak terlalu menyolok atau nam- tif juga lebih dikarenakan faktor keterbatas-
pak. Ini juga tidak mempengaruhi hubungan an internal yaitu rendahnya tingkat pendi-
sosial diantara mereka. Tingkat kekerabat- dikan dan keterampilan. Keterbatasan ter-
an mereka masih cukup kuat dan merupa- sebut menyebabkan pekerjaan yang dilaku-
kan ciri dari desa yang masih mengutama- kan oleh masyarakat nelayan di luar sektor
kan unsur-unsur sosial kemasyarakatan se- perikanan lebih kepada pekerjaan yang
perti saling membantu ketika mereka mem- mengandalkan fisik dan dengan modal kecil
butuh bantuan ketika kena musibah kemati- atau tidak memerlukan modal, seperti ber-
an walaupun hal ini dilakukan dengan tidak tani, buruh tani dan buruh bangunan.
ada keterikatan. Organisasi duka di desa Replikasi sistem produksi tampak-
Gangga Dua secara tersirat sebenarnya nya memerlukan bantuan dari pihak luar.
ada, tetapi organisasi ini tidak secara resmi Masyarakat nelayan, baik secara individu
ada, karena tidak ada struktur organisasi maupun kolektif, belum mampu untuk men-
yang terdiri dari ketua, sekretaris, bendaha- coba melakukan suatu sistem produksi dari
ra dan anggota-anggota. Sehingga ketika daerah lain yang mampu meningkatkan
terjadi kejadian duka, secara spontan selu- kesejahteraan mereka.
ruh warga desa akan melakukan aktifitas Modal yang digunakan dalam satu
membantu warga yang kena duka cita. kali operasi dengan menggunakan alat
Tabel 2. Mata Pencaharian Penduduk Gangga Dua. tangkap ini cukup besar, sebab alat tang-
No Mata Pencaharian ∑ % kap ini menyerap tenaga kerja 15 – 20
1 Pegawai negeri/guru 5 2,27 orang per unit penangkapan. Oleh sebab
2 Petani 5 2,27 itu untuk satu kali operasi penangkapan
3 Nelayan 190 86,36 ikan, diharapkan setelah kembali ke desa
4 Pedagang/Tibo-tibo 5 2,27
5 Tukang/buruh 5 2,27 membawah hasil yang cukup menguntung-
6 Lain-lain 10 4,55 kan bagi rumah tangga nelayan. Sedang-
Jumlah 220 100,00 kan untuk Desa Talise Tambun umumnya
Sumber: Data Primer (2007). kegiatan penangkapan ikan dilakukan de-
ngan menggunakan perahu dan jenis alat
3. Faktor Pola dan Sistem Produksi tangkap yang sederhana. Selain itu ada ju-
dan Reproduksi ga penduduk yang bekerja di perusahaan
Masyarakat di daerah ini memiliki budidaya kerang mutiara. Gerak perekono-
profesi sebagai nelayan dan mengerjakan mian di desa ini lebih dinamis. Setiap waktu
pertanian. Alat tangkap yang mereka miliki untuk transportasi laut dari desa ke ibukota
dan operasikan menggunakan soma giop kecamatan lancar setiap hari. Nelayan me-
(pukat cincin kecil). soma pajeko (pukat masarkan hasil tangkapannya ataupun ha-
cincin), funae, pancing dan rompon. Jenis sil pertanian mereka seperti pisang, ubi dan
alat tangkap ini hanya memiliki daerah ope- kelapa dalam jumlah yang cukup banyak ke
rasi kurang dari 3 mil laut dari pantai pasar Likupang.
dengan trip yang bersifat harian, namun Dari hasil penelitian diperoleh data
ada beberapa yang menangkap ikan lebih pendapatan nelayan berasal dari usaha
dari 3 mil jauhnya dengan menggunakan perikanan dan kegiatan di luar perikanan.
motor tempel. Pendapatan dari luar usaha perikanan juga
Meskipun mereka melakukan kegiat- terbagi dua yaitu pendapatan dari sektor
an penangkapan dengan nelayan dari luar pertanian dan pendapatan dari kegiatan di
daerah yang menggunakan alat tangkap luar. Namun sebagian besar pendapatan
yang lebih modern, namun belum tampak nelayan berasal dari usaha perikanan. Data
ada upaya nelayan setempat mengadopsi pendapatan nelayan dari sektor perikanan
131
Vol. VI-3, Desember 2010
133