Anda di halaman 1dari 9

Vol.

VI-3, Desember 2010

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MODAL SOSIAL DALAM RANGKA PEMBERDAYAAN


MASYARAKAT NELAYAN DESA GANGGA DUA KABUPATEN MINAHASA UTARA

Otniel Pontoh

Staf Pengajar pada Program Studi Agrobisnis Perikanan,


Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. UNSRAT. Manado 95115.

ABSTRACT

The research with aimed to identified and analyzed social capital of fisheries
communities in Gangga dua village, North Minahasa District, has been conducted in
2007. Socio-culture data collected from fisheries community is consist of local value
and local value system, local religious, pattern and system of production and
reproduction and local politics. Data was collected by snowball sampling from
community members who have in deep knowledge about socio-culture of their own
community. After data collected shown the socio-culture character of fisheries
community then it has been analyzed to show the social capital typology. T he research
shows that fisheries community in Gangga Dua village still become closed community
or has a characteristic of social capital bounding. A policy related to social structure
improvement is need because the social capital typology's of fisheries community in
Pasauran village has been greatly influenced by various economic aspect in economic
activity of their life.

Keywords: Social Capital, Fisheries Community, Community Empowerment, Gangga


Dua Village

PENDAHULUAN an terkait lainnya; (b) Modal Sumberdaya


Alam (natural capital) seperti perairan laut;
Masyarakat wilayah pesisir yang (c) Modal Ekonomi Produktif (produced
berprofesi sebagai nelayan hingga kini ma- economic capital) berupa aset ekonomi dan
sih merupakan salah satu pelaku usaha pe- finansial serta aset lainnya; dan (d) Modal
rikanan yang berkontribusi besar terhadap Sosial (sosial capital) berupa norma/nilai
masih tingginya tingkat kemiskinan masya- (trust, reciprocity, norma sosial lainnya),
rakat di wilayah pesisir. Dari 8090 desa pe- partisipasi dalam jaringan, pro-activity.
sisir yang sebagian besar dihuni masyara- Beberapa literatur mengemukakan
kat nelayan, tercatat 16,42 juta jiwa hidup bahwa modal manusia, modal sumberdaya
dengan indeks kemiskinan sebesar 0,32. alam dan modal ekonomi produktif sudah
Artinya lebih kurang 32% individu di wila- banyak digarap oleh pemerintah, namun
yah pesisir masih belum mampu memenuhi tidak demikian halnya dengan modal sosial
kebutuhan hidup yang mendasar (Yayasan yang selama ini masih banyak diabaikan
Smeru dan BPS, 2002 dalam Departemen (Cernea, 1988; Hasbullah, 2006; Jamasy,
Kelautan dan Perikanan, 2006). Kondisi ini 2004).
tentunya ironis jika dibandingkan dengan Berdasarkan preposisi tersebut tam-
banyaknya upaya pembangunan yang telah pak bahwa ketidakberhasilan atau masih
dilakukan oleh pemerintah (BBRSE, 2005). rendahnya kinerja pembangunan hingga ki-
Berdasarkan konsep pembangunan ni dikarenakan pemerintah seringkali me-
(berbasis masyarakat) yang dikemukakan ngabaikan sistem sosial masyarakat yang
oleh Hasbullah (2006) diketahui bahwa ke- menjadi obyek pembangunan. Pengabaian
berhasilan pembangunan masyarakat perlu sistem sosial masyarakat lebih lanjut bera-
dilihat dari beberapa modal komunitas kibat pada tidak dipahaminya dan tidak ter-
(community capital) yang terdiri dari: (a) manfaatkannya modal sosial masyarakat
Modal Manusia (human capital) berupa ke- terkait.
mampuan personal seperti pendidikan, pe- Nelayan berdasarkan sifat usahanya
ngetahuan, kesehatan, keahlian dan keada- memiliki ketergantungan pada sumberdaya

125 Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis


Vol. VI-3, Desember 2010

alam (sumberdaya perikanan) yang sangat Lebih lanjut, pandangan dari bebera-
tinggi. Sementara itu, di beberapa perairan pa ahli sosiologi dan antropologi di Indone-
laut saat ini diketahui tidak lagi mampu sia menyatakan bahwa modal sosial men-
mendukung peningkatan produktivitas usa- cakup potensi kelompok dan pola-pola hu-
ha perikanan tangkap yang dilakukan oleh bungan antar individu dalam suatu kelom-
nelayan. Oleh karena itu, pemanfaatan pok dan antar kelompok dengan ruang per-
modal sosial di masyarakat nelayan meru- hatian pada jaringan sosial, norma, nilai
pakan alternatif yang sangat krusial dan dan kepercayaan antar sesama yang lahir
mendesak dalam rangka menutupi kecen- dari anggota kelompok dan menjadi norma
derungan menurunnya sumberdaya alam kelompok (Koentjaraningrat, 1990; Soekan-
tersebut. Kendala muncul tatkala diketahui to, 2002; Hasbullah, 2006). Perbedaan pa-
belum banyak data maupun informasi da pola interelasi berikut konsekuensinya
ilmiah mengenai gambaran modal sosial menyebabkan modal sosial terdiri dari
masyarakat nelayan di Indonesia. modal sosial terikat (social capital bonding)
Penelitian ini memaparkan hasil dari dan modal sosial yang menjembatani
suatu penelitian yang bertujuan mendapat- (sosial capital bridging).
kan gambaran tentang identifikasi dan ana- Semakin banyak karakter sosial bu-
lisis modal sosial dalam rangka pemberda- daya masyarakat yang mengarah kepada
yaan masyarakat nelayan. Penggambaran modal sosial yang menjembatani dapat di-
modal sosial dilakukan melalui kajian sosial artikan kondisi sosial budaya masyarakat
budaya masyarakat nelayan di Desa Gang- dimaksud semakin mendukung keberhasil-
ga Dua, Kabupaten Minahasa Utara, yang an suatu pembangunan dan sebaliknya.
merupakan masyarakat nelayan yang Dalam aplikasinya pembangunan sektor
menghadapi ancaman menipisnya sumber- perikanan, indikasi tipologi modal sosial di
daya perikanan di perairan operasionalnya. suatu masyarakat nelayan sangat diperlu-
kan dalam memonitor program pembangun-
METODE PENELITIAN an berbasis masyarakat yang memiliki tu-
juan terbentuknya masyarakat yang partisi-
Penelitian ini dilaksanakan berda- patif dan mandiri didalam pelaksanaan
sarkan metode eksploratif dan deskriptif, di- pembangunan.
mana upaya dilakukan untuk menampilkan Karakter sosial budaya yang men-
gambaran pola kehidupan sosial ekonomi jadi ciri atau karakter modal sosial di mas-
masyarakat pesisir (Supardi, 2005). yarakat nelayan diketahui melalui pende-
Pendekatan studi kasus dipilih guna katan terhadap faktor-faktor internal dan
mempelajari organisasi sosial ekonomi dan eksternal yang mempengaruhi kebudayaan
variabel atau aspek terkait lainnya lebih masyarakat (Jamasy, 2006). Faktor internal
mendalam. Studi kasus yaitu penelitian mencakup: (a) Pola organisasi sosial dalam
yang dilakukan dengan cara mempelajari suatu komunitas yang mencakup keperca-
suatu kasus tertentu pada objek yang ter- yaan lokal, pola dan sistem produksi dan
batas (Mantjoro, 1990). reproduksi serta politik lokal; dan (b) Norma
dan nilai-nilai yang melekat dalam komuni-
Kerangka Pemikiran Penelitian tas. Sedangkan faktor eksternal dapat di-
Cox (1995) dalam Hasbullah (2006) rangkum dalam pengaruh agama, pendidik-
mendefinisikan modal sosial sebagai suatu an serta sistem dan hubungan politik dan
rangkaian proses hubungan antar manusia pemerintahan dengan luar komunitas.
yang ditopang oleh jaringan, norma-norma Faktor-faktor internal dan eksternal
dan kepercayaan sosial yang memungkin- akan membentuk karakter dari modal sosial
kan efisien dan efektifnya koordinasi dan suatu masyarakat nelayan. Adapun karak-
kerjasama untuk keuntungan dan kebajikan ter yang dibentuk terdiri dari kelompok-ke-
bersama. Hasbullah (2006) sendiri mendefi- lompok masyarakat yang ada, identitas
nisikan modal sosial sebagai sumberdaya kolektif suatu kelompok dan antar kelompok
yang dapat dipandang sebagai investasi dalam suatu komunitas, tingkat partisipasi
untuk mendapatkan sumberdaya baru. dan proaktif anggota dalam suatu kelompok

126 Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis


dan antar kelompok, tujuan bersama dan hami sosial budaya masyarakat disamping
kerjasama kelompok. sebagai upaya verifikasi hasil wawancara.
Data sekunder diperoleh melalui penelusur-
Identifikasi Modal Sosial Masyarakat Nelayan
an literatur, baik di lokasi (Dinas Perikanan
Lokasi dan Waktu Penelitian dan Kelautan setempat) maupun beberapa
Penelitian ini dilakukan di Desa institusi akademis.
Gangga Dua, Kabupaten Minahasa Utara.
Penelitian dan pengambilan data dilakukan Teknik Analisis Data
selama bulan Juli-Agustus 2007. Desa Analisis data dilakukan dengan
Pasauran dipilih sebagai lokasi penelitian menggunakan pendekatan kualitatif
dengan pertimbangan memenuhi kriteria- (Bungin, 2003). Data dan informasi yang
kriteria: 1) Mata pencaharian utama anggo- terkumpul dikelompokkan berdasarkan
ta masyarakat adalah nelayan dan 2) Wila- pengertian-pengertian yang dikembangkan
yah perairan dengan sumberdaya perikan- untuk setiap faktor yang dikaji, yaitu: (a) Ni-
an yang sangat potensial. lai dan norma masyarakat lokal; (b) Keper-
cayaan lokal; (c) Pola dan sistem produksi
Jenis dan Sumber Data dan reproduksi; dan (d) Politik lokal. Peng-
Data primer berupa deskripsi sosial kajian setiap faktor dibatasi ruang ling-
budaya masyarakat nelayan setempat di- kupnya pada isu pengelolaan sumberdaya
peroleh dari informan yang merupakan apa- perikanan. Hal ini didasari pada permasa-
rat pemerintah setempat dan anggota mas- lahan menurunnya sumberdaya perikanan
yarakat nelayan yang telah memiliki pema- sebagai modal komunitas yang pada ak-
haman cukup tentang kondisi sosial budaya hirnya memerlukan bangkitan modal komu-
masyarakat setempat. Data primer yang di- nitas lainnya yaitu modal sosial. Hasil ka-
kumpulkan mencakup (a) Nilai dan norma jian keempat faktor selanjutnya menjadi
masyarakat lokal, didalamnya mencakup ni- gambaran karakter sosial budaya masyara-
lai dan norma lokal serta kandungan kebu- kat nelayan yang merupakan indikator-indi-
dayaan secara universal; (b) Kepercayaan kator untuk menentukan tipologi modal so-
lokal, mencakup pengaruh agama dari luar sial masyarakat. Data yang terkumpul akan
komunitas; (c) Pola dan sistem produksi dianalisis dengan menggunakan metode
dan reproduksi; dan (d) Politik lokal, men- analisis deskriptif.
cakup hubungannya dengan sistem politik
dan pemerintahan diluar komunitas. HASIL DAN PEMBAHASAN
Data sekunder adalah kondisi sosial
budaya masyarakat setempat dan kondisi Keadaan Umum
sumberdaya perikanan di perairan setem- Desa Gangga Dua memiliki luas 135
pat. Data sekunder dikumpulkan dari lapo- hektar, terletak di ujung pantai Utara pulau
ran-laporan Dinas Perikanan dan Kelautan Gangga, berbatasan langsung dengan De-
setempat serta hasil-hasil penelitian dari sa Gangga Satu. Di sebelah Utara lang-
berbagai institusi akademis. sung berbatasan dengan pulau Tindila (se-
buah pulau seluas kurang lebih 10 hektar
Teknik Pengumpulan Data dan tidak berpenghuni, yang ditumbuhi ta-
Data primer diperoleh melalui wa- naman kelapa). Diantara pulau Gangga dan
wancara mendalam dengan informan yang Tindila terdapat selat kecil yang memiliki
dipilih secara snowball sampling. Informan arus yang sangat kuat pada saat air pasang
dipilih menggunakan kriteria merupakan dan surut. Di sebelah Timur perairan relatif
anggota masyarakat yang telah dianggap curam namun kedalamannya hanya 50
telah terlibat penuh dengan kehidupan meter pada titik disebelah Timur Laut. Profil
sosial budaya masyarakat yang diteliti. Hu- kedalaman mengindikasikan seperti kawah
bungan masyarakat yang diteliti dengan gunung berapi di bawah laut. Pemukiman
masyarakat luar diperoleh dari informan penduduk terkonsentrasi di pantai dan
yang berasal dari Dinas Perikanan dan Ke- relatif terlindung oleh hamparan terumbu
lautan setempat. Observasi atau pengamat- karang di depan pemukiman. Di sebelah
an dilakukan secara langsung untuk mema- Selatan pemukiman terdapat hutan bakau

127
Vol. VI-3, Desember 2010

relatif sedikit dan pendek akibat pemanfa- laan sumberdaya perikanan. Persepsi yang
atan yang intensif oleh masyarakat desa dikaji terdiri dari persepsi tentang: (a) hak
Gangga Dua. Vegetasi di belakang desa re- kepemilikan sumberdaya laut; (b) batas
latif sedikit, umumnya ditumbuhi alang- wilayah penangkapan; dan (c) Perlunya
alang dan pohon jambu mente yang tidak konservasi sumberdaya perikanan. Konsis-
banyak. tensi persepsi diuji berdasarkan perilaku
Desa Gangga Dua, jumlah penduduk dan tindakan masyarakat mengenai ketiga
877 jiwa yang terdiri dari laki-laki 443 jiwa persepsi dimaksud.
dan perempuan 434 orang dengan jumlah Terkait dengan persepsi tentang hak
kepala keluarga 220 KK. Secara lengkap kepemilikan sumberdaya laut diketahui
jumlah penduduk Gangga Dua, menurut bahwa masyarakat nelayan di desa ini ber-
umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada anggapan bahwa laut tidak ada yang memi-
Tabel 1. liki. Laut hanya dimiliki oleh Sang Pencipta
Tabel 1. Jumlah Penduduk Gangga Dua Menurut (Allah). Persepsi tentang hak kepemilikan
Umur, dan Jenis Kelamin. sumberdaya laut ini tampak konsisten
No
Kelompok
Pria Wanita ∑ %
dengan persepsi masyarakat nelayan me-
Umur ngenai batas wilayah penangkapan. Masya-
1 0-5 53 52 105 11.97 rakat nelayan tidak mengenal adanya pem-
2 6-10 54 53 107 12.20
3 11-15 51 50 101 11.52 batasan atau batas wilayah operasional.
4 16-20 49 50 99 11.29 Persepsi masyarakat nelayan me-
5 21-25 48 47 95 10.83 ngenai perlunya konservasi sumberdaya
6 26-30 45 41 86 9.81 perikanan di sekitar mereka menunjukkan
7 31-35 39 39 78 8.89
8 36-40 31 29 60 6.84
bahwa mereka tidak perlu melaksanakan
9 41-45 27 27 54 6.16 upaya konservasi. Upaya konservasi meru-
10 46-50 26 25 51 5.82 pakan urusan pemerintah. Persepsi terse-
11 > 51 20 21 41 4.67 but tampak sangat dipengaruhi oleh aspek
Jumlah 443 434 877 100.00 ekonomi. Bagi nelayan, upaya mencari naf-
Sumber: Profil Desa Gangga Dua, 2007 kah lebih penting daripada upaya melaksa-
nakan konservasi sumberdaya laut di se-
Dari Tabel di atas diperoleh gambar- kitar mereka.
an bahwa penduduk Desa Gangga Dua,
laki-laki berjumlah 50,51% dan perempuan 2. Faktor Kepercayaan dan organisasi
49,49%. Hal ini menunjukkan tingkat kepa- lokal
datan adalah 250 jiwa km 2. Kepercayaan lokal dikaji melalui ni-
Penduduk terkonsentrasi di pesisir lai-nilai dan norma agama atau kepercaya-
memanjang dari Selatan ke Utara kurang an yang dianut dan tercermin dalam kehi-
lebih sepanjang 500 meter, yang terbagi dupan sosial masyarakat nelayan desa
dalam 3 dusun. Diperkirakan luas perkam- Gangga Dua. Sama halnya dengan masya-
pungan adalah 10 hektar. Tercatat 40% rakat umumnya di daerah sekitarnya.
penduduk berasal dari suku Tidore, 40% Saat kesulitan di musim paceklik, ti-
Ternate, 10% Sangihe, 5% Minahasa dan dak ada dalam kelompok ritual keagamaan
5% lagi terbagi atas suku Gorontalo dan seperti pengajian yang mampu menggalang
Bolaang Mongondow. Penduduk desa ini dana atau modal dan membantu antar ang-
memeluk agama Islam 90% dan yang gotanya. Para nelayan anggota perkumpul-
memeluk agama Kristen Protestan 10%. an ritual keagamaan tersebut masih terjerat
dalam pola permodalan melalui peminjam-
Karakter Sosial Budaya Masyarakat an uang kepada para tengkulak bunga ting-
Nelayan gi atau dalam terminologi syariat Islam di-
1. Faktor Nilai dan Norma Masyarakat sebut dengan riba.
Nilai dan norma masyarakat dikaji Secara komunitas, masyarakat juga
berdasarkan pendekatan terhadap persepsi tidak lagi melaksanakan suatu kegiatan ko-
dan perilaku dan tindakan (Danim, 2003). lektif yang terkait dengan agama ataupun
Persepsi ini yang dikaji pada masyarakat kepercayaan yang mereka anut. Syukuran
yaitu persepsi yang terkait dengan pengelo- laut sebagai simbol budaya bahwa masya-

128 Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis


Identifikasi Modal Sosial Masyarakat Nelayan
rakat nelayan mensyukuri segala hasil salah satu anggota yang meninggal dunia
tangkapan sebagai pemberian dari Sang dan yang paling istimewa ternyata semua
Pencipta tidak lagi dilakukan. Kepercayaan warga Desa Kinabuhutan yang sudah me-
lokal yang dahulu dilakukan setahun sekali nikah menjadi anggota organisasi sosial
tidak lagi dilaksanakan karena dua faktor. Rukun Duka ini. Hasil wawancara dengan
Faktor pertama adalah adanya larangan seorang anggota mengatakan bahwa
dari kelompok ulama. Menurut penuturan organisasi seperti ini sangat membantu
informan disebutkan bahwa larangan mereka ketika menghadapi musibah yang
tersebut muncul dari pandangan bahwa tidak bisa diduga seperti kematian.
kegiatan syukuran laut merupakan suatu Selain organisasi sosial Rukun Du-
kegiatan yang bertentangan dengan ajaran ka, ternyata terdapat juga organisasi sosial
agama. Faktor kedua adalah muncul dari dibidang lain yaitu ketika menghadapi pesta
pertimbangan ekonomi, yaitu masyarakat perkawinan, perkumpulan muda mudi serta
tidak mampu lagi untuk mengumpulkan perkumpulan ibu-ibu Majelis Tahlim. Biasa-
uang sebagai dana pelaksanaan kegiatan nya anggota organisasi ini terbatas dan ti-
tersebut. Hasil tangkapan yang seringkali dak semua warga desa menjadi anggota-
sudah tidak lagi menguntungkan sedang- nya. Struktur organisasi dari perkumpulan
kan kebutuhan ekonomi semakin meningkat ibu-ibu Majelis Tahlim terdiri dari ketua, wa-
membuat mereka tidak mampu untuk me- kil ketua, sekretaris, bendahara dan anggo-
nyisihkan uang bagi pelaksanaan kegiatan ta (ibu-ibu yang aktif dalam pengajian).
pesta laut. Bagi masyarakat setempat, ber- Organisasi di bidang pendidikan De-
dasarkan penuturan informan alasan yang sa Gangga Dua, yaitu Komite Sekolah. Ko-
terakhir ini merupakan masalah utama tidak mite Sekolah adalah organisasi pendidikan
lagi diselenggarakannya kegiatan pesta la- yang ada di setiap sekolah. Organisasi ini
ut, sedangkan alasan pertama sebenarnya melaksanakan kegiatan berupa pencarian
bukan alasan utama, jika secara keuangan dana guna pembangunan fisik sekolah.
mereka mampu maka mereka akan tetap Struktur organisasi Komite Sekolah terdiri
melaksanakannya. Sebagian masyarakat dari ketua, wakil ketua, sekretaris, benda-
menganggap golongan ulama tidak memiliki hara dan anggota (orang tua murid dari
kekuatan dalam aktifitas keseharian. Mere- sekolah bersangkutan).
ka hanya ditempatkan sebagai pemimpin Tingkat pendidikan masyarakat De-
dalam urusan ibadah keagamaan saja oleh sa Gangga Dua secara umum masih ren-
masyarakat. dah. Ini terlihat dari data bahwa sebagian
Hasil penelitian di Desa Gangga dua besar penduduknya hanya tamatan Seko-
menunjukkan bahwa hubungan sosial lah Dasar kemudian Sekolah Menengah
kemasyarakat masih sangat kuat dimana Pertama. Hal ini disebabkan karena sarana
kehidupan sosial mereka begitu sangat pendidikan Yang tersedia di desa ini hanya-
erat. Hal ini muncul ketika ada salah seo- lah satu buah SD Impres dan SMP terbuka
rang warga mengalami suatu musibah mi- yang mulai menerima siswanya pada Ta-
salnya kematian maka tanpa dikomando hun 1995. Ketika akan melanjutkan studi ke
masyarakat akan datang secara sukarela tingkat SMU, mereka harus ke Likupang se-
memberi bantuan baik dalam bentuk materi bagai Ibukota Kecamatan dan tentu harus
maupun dalam bentuk lainnya. mengeluarkan biaya yang cukup besar se-
Di desa ini telah terbentuk suatu bagai biaya transportasi dan ini sangat
organisasi sosial kemasyarakatan khusus membebani para orangtua mereka.
mengatur jika ada anggotanya yang me- Selain organisasi-organisasi terse-
ninggal dunia dan disebut dengan Rukun but di atas, ada juga terbentuk organisasi
Duka. Rukun Duka ini telah lama terbentuk dalam bentuk arisan yaitu dalam bentuk
dan tetap terus dipertahankan secara turun bahan bagunan yang membantu anggota-
temurun dan sampai saat ini masih berjalan nya ketika akan membangun rumah. Arisan
dengan baik. Organisasi ini diatur secara ini dirasa sangat unik, karena jarang ada di
resmi oleh pemerintah desa. Setiap anggo- suatu desa dan ternyata ada di desa yang
ta diwajibkan membayar uang Rp. 3000,- letaknya cukup jauh dari pusat perekonomi-
serta membawa beras 1 liter ketika ada an. Ini menunjukkan bahwa keinginan untuk

129
Vol. VI-3, Desember 2010

maju dan membangun dari masyarakat de- alat tangkap nelayan daerah lain. Jika diru-
sa ini cukup besar. Struktur organisasi ini nut, ketidaktertarikan untuk mengganti alat
sama dengan organisasi-organisasi lain- tangkap lebih dikarenakan aspek ekonomi,
nya, yaitu terdiri dari ketua, sekretaris, ben- yaitu terbatasnya akses permodalan untuk
dahara dan anggota. meningkatkan teknologi dalam usaha
Lapisan sosial atau stratifikasi sosial penangkapan mereka.
tetap ada di desa ini namun secara kese- Minimnya mata pencaharian alterna-
luruhan tidak terlalu menyolok atau nam- tif juga lebih dikarenakan faktor keterbatas-
pak. Ini juga tidak mempengaruhi hubungan an internal yaitu rendahnya tingkat pendi-
sosial diantara mereka. Tingkat kekerabat- dikan dan keterampilan. Keterbatasan ter-
an mereka masih cukup kuat dan merupa- sebut menyebabkan pekerjaan yang dilaku-
kan ciri dari desa yang masih mengutama- kan oleh masyarakat nelayan di luar sektor
kan unsur-unsur sosial kemasyarakatan se- perikanan lebih kepada pekerjaan yang
perti saling membantu ketika mereka mem- mengandalkan fisik dan dengan modal kecil
butuh bantuan ketika kena musibah kemati- atau tidak memerlukan modal, seperti ber-
an walaupun hal ini dilakukan dengan tidak tani, buruh tani dan buruh bangunan.
ada keterikatan. Organisasi duka di desa Replikasi sistem produksi tampak-
Gangga Dua secara tersirat sebenarnya nya memerlukan bantuan dari pihak luar.
ada, tetapi organisasi ini tidak secara resmi Masyarakat nelayan, baik secara individu
ada, karena tidak ada struktur organisasi maupun kolektif, belum mampu untuk men-
yang terdiri dari ketua, sekretaris, bendaha- coba melakukan suatu sistem produksi dari
ra dan anggota-anggota. Sehingga ketika daerah lain yang mampu meningkatkan
terjadi kejadian duka, secara spontan selu- kesejahteraan mereka.
ruh warga desa akan melakukan aktifitas Modal yang digunakan dalam satu
membantu warga yang kena duka cita. kali operasi dengan menggunakan alat
Tabel 2. Mata Pencaharian Penduduk Gangga Dua. tangkap ini cukup besar, sebab alat tang-
No Mata Pencaharian ∑ % kap ini menyerap tenaga kerja 15 – 20
1 Pegawai negeri/guru 5 2,27 orang per unit penangkapan. Oleh sebab
2 Petani 5 2,27 itu untuk satu kali operasi penangkapan
3 Nelayan 190 86,36 ikan, diharapkan setelah kembali ke desa
4 Pedagang/Tibo-tibo 5 2,27
5 Tukang/buruh 5 2,27 membawah hasil yang cukup menguntung-
6 Lain-lain 10 4,55 kan bagi rumah tangga nelayan. Sedang-
Jumlah 220 100,00 kan untuk Desa Talise Tambun umumnya
Sumber: Data Primer (2007). kegiatan penangkapan ikan dilakukan de-
ngan menggunakan perahu dan jenis alat
3. Faktor Pola dan Sistem Produksi tangkap yang sederhana. Selain itu ada ju-
dan Reproduksi ga penduduk yang bekerja di perusahaan
Masyarakat di daerah ini memiliki budidaya kerang mutiara. Gerak perekono-
profesi sebagai nelayan dan mengerjakan mian di desa ini lebih dinamis. Setiap waktu
pertanian. Alat tangkap yang mereka miliki untuk transportasi laut dari desa ke ibukota
dan operasikan menggunakan soma giop kecamatan lancar setiap hari. Nelayan me-
(pukat cincin kecil). soma pajeko (pukat masarkan hasil tangkapannya ataupun ha-
cincin), funae, pancing dan rompon. Jenis sil pertanian mereka seperti pisang, ubi dan
alat tangkap ini hanya memiliki daerah ope- kelapa dalam jumlah yang cukup banyak ke
rasi kurang dari 3 mil laut dari pantai pasar Likupang.
dengan trip yang bersifat harian, namun Dari hasil penelitian diperoleh data
ada beberapa yang menangkap ikan lebih pendapatan nelayan berasal dari usaha
dari 3 mil jauhnya dengan menggunakan perikanan dan kegiatan di luar perikanan.
motor tempel. Pendapatan dari luar usaha perikanan juga
Meskipun mereka melakukan kegiat- terbagi dua yaitu pendapatan dari sektor
an penangkapan dengan nelayan dari luar pertanian dan pendapatan dari kegiatan di
daerah yang menggunakan alat tangkap luar. Namun sebagian besar pendapatan
yang lebih modern, namun belum tampak nelayan berasal dari usaha perikanan. Data
ada upaya nelayan setempat mengadopsi pendapatan nelayan dari sektor perikanan

130 Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis


oleh seluruh anggota keluarga yang bekerja Dari aspek kepemimpinan, masyara-
Identifikasi Modal Sosial Masyarakat Nelayan
secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 3. kat nelayan menilai kepemimpinan berda-
Tabel 3. Pendapatan Responden Setiap Bulan dari sarkan wibawa dan kemampuan yang dimi-
Sektor Perikanan. liki oleh seseorang (Siagian, 2003). Bagi
No
Kisaran Pendapatan
∑ %
masyarakat nelayan, kewibawaan adalah
(Rp.000,-) kemampuan seseorang untuk mempenga-
1 200 - 400 7 5,83 ruhi opini masyarakat terhadap fenomena
2 410 - 600 20 16,67
3 610 - 800 61 50,83 sosial yang ada, sedangkan kemampuan
4 810 - 1.000 11 9,17 adalah kemampuan seseorang dari aspek
5 1.100 - 1.200 2 1,67 ekonomi yang diindikasikan oleh semakin
6 1.210 - 1.400 2 1,67 banyaknya orang (nelayan) yang bergan-
7 1.410 - 1.600 6 5,00
8 1.610 - 1.800 3 2,50
tung kepadanya.
9 1.810 - 2.000 4 3,33 Pada masyarakat nelayan, karakte-
10 > 2.100 4 3,33 ristik kepemimpinan yang dimaksud meng-
Jumlah 120 100,00 giring kepada figur-figur atau tokoh-tokoh
Sumber : Data Primer (2007). yang berlandaskan pada kemampuan dari
aspek ekonomi. Tokoh-tokoh ini yang se-
Hasil penelitian terhadap tingkat sungguhnya memiliki status pekerjaan se-
pengeluaran per bulan dari nelayan desa bagai juragan-juragan pembeli hasil tang-
Gangga Dua, yaitu sebagai berikut. kapan, sangat berperan dalam hal penyele-
Pengeluaran bulanan untuk nelayan saian konflik yang terkait dengan kegiatan
di desa Kinabuhutan bervariasi mulai dari ekonomi (penangkapan di laut) dan pelak-
terendah sampai yang tertinggi. Pengeluar- sanaan kegiatan pesta syukuran laut. Ke-
an untuk makanan bervariasi dari Rp. wenangan tokoh-tokoh ini tidak menyentuh
150.000,- sampai Rp. 300.000,-. Rata-rata hingga kegiatan atau aktifitas keseharian.
pengeluaran untuk bahan makanan per ke- Sistem politik lokal ini tidak berhu-
pala keluarga Rp. 225.000,-; pengeluaran bungan dengan sistem politik dan pemerin-
untuk pakaian rata-rata Rp. 500.000,-, pe- tahan yang ada di negara. Pengaruh pem-
rumahan Rp. 5.000,-, pendidikan Rp berdayaan masyarakat melalui program
20.000,-, pengeluaran untuk kesehatan Rp. pembangunan yang diharapkan muncul dari
20.000,- dan pengeluaran lainnya Rp. adanya kolektifitas antara masyarakat de-
20.000,-. Pengeluaran bulanan nelayan De- ngan pemerintah sulit terbangun. Pemimpin
sa Talise Tambun bervariasi, untuk bahan formal (pemerintah) di tingkat desa atau
makanan mulai yang terendah Rp. yang bertugas di komunitas atau masyara-
100.000,- sampai Rp. 500.000,-, jadi rata- kat nelayan seringkali tidak dapat berpe-
rata pengeluaran untuk bahan makanan ngaruh terhadap pengaturan kehidupan so-
Rp. 250.000,-, pakaian Rp 35.000,-, pendi- sial maupun ekonomi masyarakat nelayan.
dikan Rp. 40.000,-, perumahan Rp.
10.000,-, kesehatan Rp. 30.000,- dan lain- Tipologi Modal Sosial Masyarakat
lainya Rp. 50.000,-. Di desa Gangga Dua Nelayan
tingkat pengeluaran bulanan untuk bahan Menurut Hasbullah (2006) modal so-
makanan rata-rata per kepala keluarga Rp sial berdasarkan karakter sosial budaya
250.000,-, pendidikan Rp. 50.000,-, peru- masyarakat terdiri dari dua jenis, yaitu
mahan Rp. 15.000,-, kesehatan Rp. modal sosial terikat dan modal sosial yang
30.000,- dan lain-lain Rp. 50.000,-. menjembatani. Perbedaan keduanya dapat
ditemui melalui penggambaran karakter-
4. Faktor Politik lokal karakter sosial budaya di masyarakat yang
Faktor politik di suatu masyarakat terkait dengan karakter setiap modal sosial.
terkait dengan aspek kepemimpinan dan Modal sosial terikat dicirikan oleh
proses pengambilan keputusan yang terja- (Soekanto, 2002; Hasbullah, 2006): (a) Ke-
di, dalam hal ini kepemimpinan dan proses lompok, dalam konteks ide, relasi dan per-
pengambilan keputusan yang terjadi dikait- hatian, lebih berorientasi ke dalam diban-
kan dengan potensinya untuk meningkat- dingkan ke luar. Ragam masyarakat atau
kan kesejahteraan masyarakat nelayan. individu yang menjadi anggota kelompok ini

131
Vol. VI-3, Desember 2010

umumnya homogen, misalnya seluruh ang- menggerakkan perekonomian dan kehi-


gota kelompok berasal dari suku atau dupan sosial masyarakat menunjukkan
pemeluk agama yang sama; (b) Perhatian karakter masyarakat tertutup.
terfokus pada upaya menjaga nilai-nilai KESIMPULAN
yang turun-temurun telah diakui dan dija-
lankan sebagian dari tata perilaku dan peri- Kesimpulan:
laku moral dari suku atau entitas sosial ter-  Kajian sosial budaya terhadap nilai dan
sebut. Mereka cenderung konservatif dan norma, kepercayaan lokal, sistem pro-
lebih mengutamakan solidarity making dari- duksi dan reproduksi serta politik lokal
pada hal-hal yang lebih nyata untuk mem- diketahui bahwa masyarakat nelayan di
bangun diri dan kelompok sesuai dengan Desa Gangga Dua, Kabupaten Minahasa
tuntutan nilai-nilai dan norma masyarakat Utara masih merupakan masyarakat
yang lebih terbuka. dengan karakter modal sosial terikat
Kajian terhadap deskripsi faktor-fak- (social capital bonding). Tipologi modal
tor sosial budaya yang terkait dengan indi- sosial ini sangat dipengaruhi oleh nilai-
kator modal sosial dapat dijelaskan sebagai nilai dan norma dari aspek ekonomi yang
berikut: dimiliki dan dilakukan oleh masyarakat
a. Nilai dan norma yang sesungguhnya dalam kehidupan sehari-harinya. Hal ini
dapat mendukung sisi kelestarian sum- berdampak pada struktur sosial yang ter-
berdaya perikanan sebagai modal ke- bentuk dalam kehidupan ekonomi mas-
berlanjutan usaha mereka di usaha pe- yarakat nelayan yang ada pada saat ini
nangkapan ternyata tidak dapat menja- menjadi lebih berorientasi pada hubung-
di suatu modal hubungan antara mere- an antar anggota dalam satu kelompok
ka dengan pihak luar, dalam hal ini, da- lebih banyak terfokus pada hal-hal yang
pat dikatakan mereka masih tergolong terkait dengan aspek ekonomi. Hubung-
sebagai masyarakat yang tertutup. an antar kelompok di sisi lain sangat le-
b. Berdasarkan inkonsistensi antar agama mah, baik di dalam masyarakat maupun
yang dianut beserta ajaran-ajarannya dengan pihak luar.
dengan perilaku masyarakat dalam  Berdasarkan hasil analisis terhadap
usaha mereka (kuatnya ikatan patron- masyarakat nelayan tersebut dapat di-
klien dan kuatnya peran bank keliling) simpulkan bahwa mereka memiliki tipo-
menunjukkan rendahnya hubungan logi modal sosial terikat beserta pe-
antara kelompok masyarakat berdasar- nyebabnya menyiratkan perlunya kebi-
kan kepercayaan atau religi dengan ke- jakan dalam rangka meningkat modal so-
lompok masyarakat berdasarkan kegi- sial di masyarakat nelayan tersebut. Ke-
atan ekonomi. Hal ini menyiratkan ka- bijakan dimaksud adalah perbaikan
rakter suatu masyarakat yang tergolong struktur sosial yang terkait dengan kehi-
tertutup. dupan ekonomi masyarakat nelayan.
c. Homogenitas mereka yang tinggi, yaitu Melalui kebijakan ini, diharapkan hu-
sebagian besar berprofesi nelayan bungan antar anggota dalam satu kelom-
maupun pekerjaan lain yang terkait, ju- pok tidak hanya terfokus pada masalah
ga membuat mereka dan sistem pro- ekonomis dan hubungan antar kelompok
duksinya (kegiatan perikanan) masih akan lebih terjalin kuat.
cenderung tertutup.  Organisasi sosial yang ada di Desa
d. Ketertutupan mereka pada perubahan- Gangga Dua adalah Rukun Duka, Mus-
perubahan yang diharapkan dan bera- yawarah Kekeluargaan Masyarakat De-
sal dari pihak luar (pemerintah) bahkan sa, Pesta Perkawinan, Perkumpulan Mu-
dari kelompok-kelompok lain di dalam da-Mudi, Perkumpulan Ibu-Ibu Majelis
masyarakat tersebut. Hal ini menyirat- Tahlim, Arisan Bahan Bangunan, Usaha
kan karakter masyarakat yang tertutup. Simpan Pinjam dan Rukun Remaja.
e. Kuatnya pengaruh tokoh informal yang
tidak disertai dengan kuatnya hubung- Saran
an tokoh-tokoh tersebut dengan pihak  Perlu adanya penguatan modal dan pen-
luar yang sangat berpotensi untuk dampingan manajemen usaha penang-

132 Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis


kapan ikan tradisional untuk dapat me- Danim, S. 2003. Metode Penelitian Untuk
manfaatkan maksimal potensi sumber- Ilmu-Ilmu Perilaku. Penerbit Bum Aksara.
Identifikasi Modal Sosial Masyarakat Nelayan
daya perairan yang ada. Jakarta. 235 hal.
 Perlu dipikirkan lembaga keuangan yang Departemen Kelautan dan Perikanan 2006.
ada di desa Gangga Dua, untuk memu- Bahan Rapat Kerja Menteri Kelautan dan
dahkan masyarakat untuk mengakses Perikanan dengan Komisi IV DPR RI
modal. tanggal 27 Februari 2006. Departemen
 Organisasi sosial masyarakat yang ada Kelautan dan Perikanan. Jakarta.
di desa Gangga Dua perlu dipertahan-
kan karena hubungan sosial kemasyara- Hasbullah, J. 2006. Social Capital (Menuju
kat masih sangat kuat dimana kehidupan Keunggulan Budaya Manusia Indonesia),
sosial mereka begitu sangat erat. Penerbit MR-United Press Jakarta.
Jamasy, O., 2004. Keadilan. Pemberdayaan
DAFTAR PUSTAKA dan Penanggulangan Kemiskinan. Penerbit
Belantika. Jakarta. 171 hal.
Balai Besar Riset Sosial Ekonomi. 2005.
Indikator Kinerja Pembangunan Sektor Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu An-
Kelautan dan Perikanan: Executive tropologi. Rineka Cipta. Bandung. 391 hal.
Summary. BBRSE. Jakarta. 43 hal. Mantjoro, E. 1990. Metodologi Penelitian.
Bungin, B. 2003. Analisis Data Penelitian Diktat Fakultas Perikanan Unsrat. Manado.
Kualitatif. Pemahaman Filosofis dan Mantjoro, E. 1997. Sejarah Penduduk dan
Metodologis ke Arah Penguasaan Model Lingkungan Hidup Desa Talise. Konsultan
Aplikasi. PT. Raja Grafindo Persada. Sosio-Ekonomi, Proyek Pengelolaan
Jakarta. 254 hal. Sumberdaya Wilayah Pesisir. UNSRAT
Cernea, M.M. 1988. Sosiologi Untuk Proyek- Manado.
Proyek Pembangunan, dalam M.M. Cernea Siagian, S.P. 2003. Teori dan Praktek Kepe-
(Ed). Mengutamakan Manusia Dalam mimpinan. PT Rineka Cipta. Jakarta. 192
Pembangunan; Variabel-Variabel Sosiologi hal.
di dalam Pembangunan Pedesaan.
Publikasi Bank Dunia. Penerjemah; Soekanto, S. 2003. Sosiologi: Suatu Pengan-
B.B.Teku. Universitas Indonesia Press. tar. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Jakarta. Hal: 3-26 466 hal.
Supardi. 2001. Metodologi Penelitian Ekonomi
dan Bisnis. PT . Press Jogjakarta.

133

Anda mungkin juga menyukai