menyebarkan informasi dan gagasan dalam bentuk apapun, dengan cara apapun.
Ini termasuk ekspresi lisan, tercetak maupun melalui materi audiovisual, serta ekspresi
Istilah kebebasan berekspresi ada sejak jaman Polis Athena di Yunani sekitar
2400 tahun lalu. Orang Yunani kuno mempelopori kata “parrhesia” yang berarti
berekspresi saat itu sebenarnya masih amat terbatas dan hanya berlaku bagi sekelompok
semua warga. Para pemimpin, filsuf, cendekiawan, seniman, pekerja, dan berbagai
kritikan atas rencana pemerintah Belanda pada 1913 yang ingin merayakan
kemerdekaan yang ke-100 dari jajahan Prancis, dan penduduk Hindia dipungut biaya
Kebebasan akademik merupakan salah satu bagian dari HAM Yaitu kebebasan
UNESCO, adalah kebebasan dalam mengajar dan berdiskusi serta kebebasan dalam
akademika yang disebutkan dalam Pasal 9 ayat 1 juga termasuk mahasiswa. Mahasiswa
konsep modern kebebasan berekspresi yang kita kenal saat ini diatur dalam:
Pasal 19 ayat 2 Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik, yang
mencari, menerima dan menyebarkan informasi dan gagasan dalam bentuk apa pun,
tanpa memandang batas negara, baik secara lisan, tertulis atau di media cetak, dalam
pendapat.”
kegiatan yang terkait dengan pendidikan dan pengembangan ilmu penge-tahuan dan
Kedua pasal dalam konstitusi, Undang-Undang Dasar 1945 ini menegaskan cita-
cita Indonesia menjadi negara hukum yang berkedaulatan rakyat dan menjunjung tinggi
Dilihat dari hukumnya, negara sebenarnya sudah menjamin akan adanya diskusi
perguruan tinggi. Pada Pasal 31 ayat (5) Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 tentang
pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan
bangsa untuk memajukan peradaban. Usaha untuk memajukan ilmu pengetahuan dan
teknologi ini tidaklah mungkin untuk terealisasi tanpa memberikan otonomi bagi
lembaga yang diberikan tugas, dalam hal ini adalah lembaga riset serta perguruan tinggi.
Tinggi, tertera bahwa kebebasan akademik dan mimbar akademik merupakan hak yang
dimiliki oleh perguruan tinggi. Lebih spesifiknya, Pasal 8 ayat 1 menyebutkan bahwa
akademik merupakan tanggung jawab tiap Sivitas Akademika dan wajib dilindungi oleh
pimpinan perguruan tinggi. Perlu digarisbawahi bahwa dalam ayat tersebut, telah
disebutkan bahwa kebebasan akademik merupakan sesuatu yang perlu dilindungi oleh
pimpinan perguruan tinggi, dalam artian bahwa jika terdapat pelanggaran terhadap
tersendiri. Pasal tersebut adalah Pasal 13 ayat (3), secara tegas disebutkan bahwa
Ketika ada Pembatasan secara struktural, drastis, dan masif terhadap kebebasan
transparan dan hilangnya kepercayaan. Hubungan antarmanusia juga bisa saja menjadi
dangkal dan rapuh. Keharmonisan dalam masyarakat akan dirusak oleh banyak hal
https://www.amnesty.id/kebebasan-berekspresi/
https://mahkamahnews.org/2020/06/09/kebebasan-akademik-kebebasan-yang-mudah-
dicederai/
https://repository.unpar.ac.id/bitstream/handle/123456789/6085/Cover%20-
%20Bab1%20-%202012124sc-p.pdf?sequence=5&isAllowed=y
https://ketik.unpad.ac.id/posts/335/mengapa-mahasiswa-harus-berani-beropini