Anda di halaman 1dari 6

ESAI

“KEBEBASAN BERPENDAPAT DALAM KONSEPSI HUKUM INDONESIA


SEBAGAI NEGARA DEMOKRASI”

Oleh :

Ahmad Barkah
30302200434
Universitas Islam Sultan Agung

Setiap negara diseluruh dunia memiliki sistem negaranya sendiri untuk menciptakan
kehidupan yang ideal, salah satu daiantaranya adalah sistem demokrasi. Sistem ini banyak
diterapkan diberbagai negara, hingga kini dan dianggap sebagai suatu sistem yang ideal
dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat disuatu negara salah satunya di Indonesia.
Indonesia sebagai negara demokrasi diperkuat dengan penerapan hukum hal itu didasarkan
pada UUD 1945 pasal 1 ayat (3) yang menjelaskan Indonesia adalah negara hukum (UUD
1945), dan dalam konsep demokrasi tentunya juga didasarkan pada UUD 1945 pada pasal 1
ayat (2) berbunyi kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut undang-
undang dasar (UUD 1945). Dalam konsep ini tentunya memberikan ruang yang sangat luas
bagi masyarakat Indonesia menggunakan kedaulatannya dalam berpartisipasi terhadap
perkembangan negara. Mengenai kedaulatan dalam konsep demokrasi ini salahsatunya
terkait kebebasan berpendapat bagi masyarakat.

Kebebasan pendapat merupakan satu langkah atau cara dalam mengemukakan


sumbangsih pemikiran dalam menganalisa, menggali dan menelaah apa yang menjadi
aspirasi dan keluhan dimasyarakat dalam pelaksanaan sistem demokrasi di Indonesia.
Dalam kebebasan berpendapat ini, negara memberi kesempatan dan menjamin hak kepada
masyarakat dalam mengaspirasikan pemikirannya yang dalam pelaksanaannya dijamin
didalam hukum. Melalui momentum kemerdekaan, kebebasan berpendapat merupakan
hadiah indah dari kemerdekaan Indonesia sejak 1945 kepada masyarakat dan dirasakan
hingga kini dimasa milenial. Oleh sebab itu kebebasan berpendapat yang diberikan kepada
setiap orang sangat penting untuk dikaji dalam konsep negara demokrasi terkait seperti apa
kebebasan berpendapat dan bagaimana konsep hukum dalam kebebasan berpendapat
tersebut dalam konsep negara demokrasi di Indonesia ini.

Dalam memahami sesuatu tentunya harus diketahui seperti apa hal yang dibahas
tersebut. Kebebasan berpendapat dalam KBBI terbagi dalam 2 kata yaitu kata kebebasan
dan berpendapat. Kata kebebasan berakar dari kata bebas artinya lepas sama sekali (tidak
terhalang, terganggu, dan sebagainya sehingga dapat bergerak, berbicara, berbuat, dan
sebagainya dengan leluasa).. Sedangkan berpendapat berkar dari kata pendapat artinya
adalah pikiran, anggapan, buah pemikiran atau perkiraan tentang suatu hal
(http://kbbi.web.id). Dari kata-kata diatas dapat ditarik pengertian bahwa kebebasan
berpendapat merupakan kemerdekaan dalam mengemukakan pikiran tentang suatu hal yang
dilakukan oleh seseorang.

Selanjutnya kata demokrasi secara etimologis demokrasi terdiri dari dua kata yang
berasal dari bahas Yunani yaitu “demos” yang artinya rakyat atau penduduk suatu tempat
dan cratein atau cratos yang berarti kekuasaan atau kedaulatan rakyat, kekuasaan tertinggi
berada dalam putusan rakyat, rakyat berkuasa, pemerintahan rakyat dan kekuasaa oleh
rakyat. Sedangkan secara terminologis demokrasi menurut Josefh A. Schmeter, demokrasi
merupakan suatu perencanaan institusional untuk mencapai keputusan politik dimana
individu-individu memperoleh kekuasaan untuk memutuskan dengan cara perjuangan
kompetitif atas suara rakyat (A. Ubaidillah dkk, 2000: 162).

Dalam konsep negara demokrasi, didalam masyarakat baru dapat disebut berada
dibawah rule of law, bila ia memiliki syarat-syarat esensil tertentu, antara lain harus
terdapat kondisi minimum dari suatu sistem hukum dimana hak-hak asasi manausia dan
human dignity dihormati. Telah diputuskan oleh Kongres Athena, 1955 dari The
International Cammission of Jursist, kondisi-kondisi minimum menjadi 10 bagian, namun
dalam hal ini ada 3 penjabaran pokok tentang penguatan kebebasan berpendapat.
Pada penjabaran poin ke 3, setiap orang harus dijamin kebebasan menyatakan
pendapatnya melalui semua media komunikasi, terutama pers, poin ke 9. Pengakuan
terhadap hak menentukan diri sendiri merupakan suatu “achievement” yang besar dari
zaman kita dan merupakan salah satu prinsip-prinsip fundamental dari hukum
Internasional. Selanjutnya Poin 10a. Keadilan menghendaki bahwa seorang atau suatu
golongan atau partai minoritas tidak akan ditiadakan dari hak-haknya yang alamiah dan
teristimewa dari hak-hak fundamental manusia dan warga negara atau dari pelayanan yang
sama sebab ras, warna, golongan, kepercayaan politik, kasta ataupun ataupun turunan dan
10b. Adalah kewajiban penguasa untuk menghormati prinsip-prinsip itu (Ismail Suny,
1987:11-13)

Setelah mengetahui konsep demokrasi dan kondisi esensial diatas, maka telah jelas
dan dapat dipastikan setiap orang yang menjadi rakyat dari suatu negara memegang
kedaulatannya serta diberi kesempatan dalam berpartisipasi mengemukakan pendapatnya
dan dilindungi oleh hukum di negara Indonesia yang menganut sistem demokrasi. Selain itu
kebebasan berpendapat sebenarnya telah ada dalam nilai-nilai kemerdekaan dan diatur
dalam penjabaran hukum yang ada di Indonesia.

Peratama kebebasan berpendapat ini dapat diketahui dalam makna teks proklamasi
sebagai nilai kemerdekaan yang dijabarkan “Kami bangsa Indonesia menyatakan dengan
Ini kemerdekaan Indonesia….” (Proklamasi). Bila dianalisa dari penjabaran makna
proklamasi dalam kata “Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan
Indonesia” memiliki arti bahwa setiap warga negara Indonesia diberikan kemerdekaan,
dalam hal ini kemerdekaan yang dimaksud memiliki konsep yang sangat luas dalam
berbagai aspek salah satunya dalam kemerdekaan mengemukakan pendapat bagi setiap
orang.

Kedua dalam konsepsi pembukaan UUD 1945 nampak sangat jelas disebutkan
“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka
penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan
peri keadilan….maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya”
(Pembukaan UUD 1945) dalam konsepsi ini, kemerdekaan dijabarkan sebagai hak setiap
bangsa dan pengukuhan bahwa negara Indonesia mendaulatkan kemerdekaannya dimata
dunia. Hal ini kembali menegaskan bahwa dalam kemerdekaan memiliki konsep luas yang
mencakup kemerdekaan berpendapat didalamnya dan segala bentuk penjajahan harus
dihapuskan dan termasuk didalamnya adalah pengekangan dari kebebasan masyarakat
dalam berpendapat yang sejatinya merupakan hak yang dimiliki setiap orang.

Selain itu dalam UUD 1945 telah dijelaskan diantaranya pasal 28D ayat (1)
dijelaskan yaitu “Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan
kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum” dan pasal 28E
ayat (1) “Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan
pendapat” (UUD 1945). Dalam pasal-pasal tersebut menendakan negara akan melindungi
hak-hak setiap orang dan memberi kedudukan yang sama dimata hukum atau dikenal
dengan asas “equality before the law”.

Ketiga, kebebasan berpendapat selanjutnya juga diatur sebagai bagian dari Hak
asasi manusia dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM pada Pasal 2
dijelaskan “Negara Republik Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi hak asasi manusia
dan kebebasan dasar manusia sebagai hak yang secara kodrati melekat pada dan tidak
terpisahkan dari manusia, yang harus dilindungi, dihormati, dan ditegakkan demi
peningkatan martabat kemanusiaan, kesejahteraan, kebahagiaan, dan kecerdasan serta
keadilan” (UU No. 39 Tahun 1999). Dari pasal tersebut kebebasan berpendapat menjadi
hak asasi manusia yang telah melekat padanya dan tidak terpisahkan, wajib dihormati dan
diakui oleh negara.

Keempat, kebebasan berpendapat lebih spesifik dijelaskan dalam Undang-Undang


Nomor 9 Tahun 1998 yang mengatur tentang kebebasan berpendapat diantaranya pada
Pasal 1 ayat (1) “Kemerdekaan menyampaikan pendapat adalah hak setiap warga negara
untuk menyampaikan pikiran dengan lisan. tulisan. dan sebagainya secara bebas
danbertanggung jawab sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku”. Pasal 2 ayat (1) “Setiap warga negara, secara perorangan atau kelompok, bebas
menyampaikan pendapat sebagai perwujudan hak dan tanggung jawab berdemokrasi dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara”(UU No. 9 Tahun 1998). Dalam
penjabarannya kebebasan berpendapat memiliki kedudukan hukum yang kuat namun harus
dipahami bahwa dalam menyampaikan pendapat juga harus bertanggunggjawab terhadap
pendapatnya.

Kelima, kebebasan berpendapat dalam aturan hukum di Indonesia dalam ranah yang
lebih khusus terkait Pers sebagai wadah dalam menyampaikan pendapat dan penyebaran
informasi yang selanjutnya diatur dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang
Pers sehingga memperkuat ketentuan hukum terkait kebebasan berpendapat bagi
masyarakat di Indonesia dan menjadi bagian yang tak terpisahkan darinya dalam kehidupan
bernegara.

Dari penjabaran diatas telah diketahui dan dapat disimpulkan bahwa kedudukan
hukum dalam kebebasan berpendapat bagi setiap orang di negara demokrasi Indonesia
sangat dijunjung tinggi yang merupakan kemerdekaan bagi setiap masyarakat sesuai yang
tertuang dalam teks Proklamasi, UUD 1945, Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999
tentang Hak Asasi Manusia, dan lebih spesifik dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 9
Tahun 1998 tentang kebebsan berpendapat serta Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999
tentang wadah mengemukakan pendapat yaitu pers. Hal ini menegaskan bahwa setiap
manusia terkhususnya masyarakat Indonesia memiliki hak dan kedudukan yang sama
dimata hukum dalam sistem demokrasi yang memberi kedaulatan kepada rakyat yang
dalam penerapannya bertujuan mewujudkan kehidupan yang ideal yang dicita-citakan
setiap negara yang ada diseluruh dunia.
DAFTAR PUSTAKA

Suny, Ismail. 1987. Mekanisme Demokrasi Pancasila. Cet-6. Jakarta: Aksara Baru.

Ubaidillah, A dkk. 2000. Pendidikan Kewarga Negaraan : Demokrasi, HAM &


Masyarakat Madani. Cet-1. Jakarta: IAIN Jakarta Press.

Proklamasi

Undang-Undang Dasar 1945

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998

http://kbbi.web.id

Anda mungkin juga menyukai