Anda di halaman 1dari 9

Implementasi Kebebasan Berpendapat dalam Prespektif Hak Asasi

Manusia

Disusun Oleh:

Nama: Stanley Gunawan

NIM: 20.C1.0019
A. Latar Belakang
Menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor. 39 Tahun 1999, Hak
Asasi Manusia Adalah Seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa danmerupakan
anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjunga tinggi dan dilindungi oleh
negara, hukum, pemerintahan, dan setiap orang demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia1. Dalam Halnya Hak Asasi
Manusia, Hak Asasi Manusia terdiri dari:
a. Hak Hidup
b. Hak Berkeluarga dan melanjutkan keturunan
c. Hak mengembangkan diri
d. Hak memperoleh keadilan
e. Hak atas kebebasan pribadi
f. Hak memperoleh rasa aman
g. Hak memeperoleh kesejahteraan
h. Hak turut serta dalam pemerintahan
i. Hak kebebasa berserikat, berkumpul, dan mengemukakan
pendapat

Dalam hal ini salah satu Hak Asasi Manusia adalah kebebasan dalam
mengemukakan pendapat sehingga dengan demikian setiap individu dapat
menyampaikan apa yang menjadi ide, gagasan, atau pendapatnya dengan
bebas tanpa hambatan dari pihak manapun dan mendapatkan perlindungan
hukum sebagaimana diatur dalam Pasal 28 Undang-Undang 1945 tentang
kebebasan berserikat, berkumpul, dan kebebasan berpendapat2. Namun
dalam realitanya kerap kali ditemukan kasus tentang pembatasan bicara di
social media, sebab dengan disebarkan melalui social media membuat apa
yang menjadi pendapat masing-masing individu dapat dengan mudah
diketahui oleh masyarakat umum dan kerap kali diartikan sebagai ujaran

1
Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
2
Pasal 28 Undang-Undang 1945
kebencian terhadap sasaran tertantu. Karena banyak ujaran kebencian yang
dibuat seolah-olah menyerupai pendapat umum atau pribadi yang layak
diketahui oleh masyarakat umum dan membuatnya agar tidak terkesan
sebagai ujaran kebencian yang mampu membuat dampak negative bagi
masyarakat. Sebab masyarakat belum bisa membedakan dan mudah untuk
terprofokasi akan bendapat yang di lontarkan tersebut.

Tindak Pidana mengenai ujaran kebencian diatur dalam KUHP dan di


luar KUHP, ujaran kebenciana itu sendiri dapat dgambarkan dalam beberapa
bentuk diantaranya:

a. Penghinaan
b. Pencemaran Nama Baik
c. Penistaan
d. Perbuatan tidak menyenangkan
e. Memprovokasi
f. Menghasut
g. Menyebarkan berita bohong (HOAX)3

Berdarakan kasus-kasus yang pernah terjadi Indonesia, penulis ingin


meneliti hal tesbut karena hal tersebut layak untuk dibahas dan diteliti agar
tidak terjadi keraguan lagi di dalam masyarakat yang ingin menyampaikan
pendapatnya di media social maupun di depan umum.

B. Rumusan Masalah
1. Bagimana implementasi kebebasan berpendapat dalam prespektif Hak
Asasi manusia?
2. Bagaimana negara menjamin hak kebebasan berpendapat yang dimiliki
oleh masyarakat?
3. Bagaiman negara bertindak terhadap penyebar ujaran kebencian?

3
file:///C:/Users/TheGun's/Downloads/8872-20679-1-SM.pdf
C. Tujuan
1. Mengetahui implementasi kebebasan berpendapat dalam prespektif Hak
Asasi Manusia
2. Mengetahui bagaimana negara menjamin hak kebebasan berpendapat
yang dimiliki oleh masyarakat
3. Mengetahui bagaimana tidakan negara terhadap penyebar ujaran
kebencian
D. Pemahasan
kebebasan berpendapat di Indonesia sejauh ini sudah berjalan
dengan baik sebab di masa sekarang ini masing-masing individu dapat
dengan bebas menyampaikan pendapatnya dan diketahui oleh banyak
orang. Hal ini diatur atau terdapat dalam Pasal 28 dan Pasal 28E Undang-
Undang 1945 yang membuat hak ini sudah dijamin dan diatur dalam hukum
yang berlaku di Indonesia. Sehingga dengan demikian negara juga turut
berpartsipasi dalm melaksanakan dan menerapkan kesepakata internasional
mengenai Hak Asasi Manusia yang merupakan hak kodratti yang telah
dibawa sejak lahir.
negara menjamin hal tentang kebebasan berpendapat tersebut,
negara telah membuat atau menetapkan peraturan yang mengatur tentang
kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum. Kemerdekaan
mengemukakan pendapat dimuka umum sendiri adalah hak setiap warga
negara untuk menyampaikan ide pemikirannya dengan cara lisan, Tulsan dan
sebagainya secara bebas dan bertanggung jawab sesuai dengan peraturan
yang berlaku4. Negara menjamin hal tentang kebebasan berpendapat ini
dengan membuat peraturan perundang-undangnyan yaitu Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 1998. Dengan adanya peraturan ini masyarakat tidak perlu
risau karena mereka takut menyampaikan pendapat di muka umum, tetapi
dalam menyampaikan pendapat tersebut masyarakat juga tidak bisa semena-
mena dan memperhatikan aspek sopan santun agar pendapat yang
disampaikan dapat diterima oleh semua orang dan tidak mengakibatkan
konflik yang berkepanjangan di masyarakat. Apa lagi zaman sekarang banyak
masyarakat yang menyampaikan pendapatnya di media social yang mereka
punya, seperti Instagram, Facebook, Wathsup, dll. Dalam halnya
berpendapat di media social, masyarakat tidak bisa mengutarakan
pendapatnya dengan semena-mena karena hal tersebut sudah diatur dalam

4
http://repository.uinjambi.ac.id/2371/1/SPI152197%20Arif%20PRASETYO%20UTOMO%20-
%20Arif%20Prasetyo%20%23021.pdf
Undang-Undang RI No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik5. Undang-undang ini tidak berniat untuk membatasi masyarakat
dalam menyampaikan pendapatnya di media social. Namun undang-undang
ini digunakan sebagai pengingat agar masyarakat tidak mealmpaui Batasan
di dalam menyampaikan pendapat di media social agar tidak menimbulkan
konflik yang berkepanjangan di masyarakat.
Dalam kasus yang saya ambil ini, kasus yang saya ambil tentang ujaran
kebencian yang di lontarkan artis Ahmad Dhani kepada Basuki Cahaya
Punama di dalam menanggapi kasus penistaan agama yang menjerat
Gubernur DKI Jakarta tersebut. Ujaran kebencian tersebut terlhat dalam
postingan twwiter pribadi artis berinisial AD yang dimana ujaran tersebut
diposting di twiter pribadinya secara berulang, ujaran kebencian yang
disampaikan sebagai berikut:
a. 5 Maret 2017, Dhani menulis, ''Siapa saja yang dukung penista
agama adalah bajingan yang perlu diludahi mukanya
b. 7 Maret 2017, akun ini pun mengunggah, ''Sila Pertama
KETUHANAN YME, PENISTA Agama jadi Gubernur...kalian
WARAS??6

Dari cuitan yang di lontarkan AD di media sosialnya ini merujuk


kepada penistaan terhadap agama sang walikota tersebut. AD juga terbukti
menyuruh orang lain menyebarkan informasi yang bertujuan menimbulkan
rasa kebencian. Informasi yang disebarkan tersebut bertujuan untuk
memojokkan masyarakat dengan ras, agama, suku, dan golongan tertentu.
Dalam kasus ini AD dituntut 2 tahun penjara oleh jaksa penuntut umum.

Dalam kasus ini negara muncul sebagai eksekutor terhadap pelanggar


tindak pidana ujaran kebencian yang dilakukan di media social tersangka. Di
dalam penerapan hukum ini dilakukan berdasarkan peraturan yang berlaku

5
Undang-Undang RI Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi elektronik
6
https://www.matamata.com/seleb/2019/01/28/191500/kronologi-kasus-ujaran-kebencian-ahmad-
dhani-yang-berujung-penjara
merujuk kepada bukti yang diberikan berupa cuita dalam twiter pribadi
tersangka dan tidak ada tendensi keberpihakan politik karena seperti yang
diketahui bapak Ahok memliki kedekatan dengan bapak Presiden. Sehingga
kasus ini murni ditangani oleh sebab ujaran kebencian yang dapat
menimbulkan perpecahan diantara masyarakat yang kala tu terbelah akbat
adanya kontestasi pemilu kada DKI.
E. Kesimpulan
Dari kasus diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa penegakan hukum
tentang ujaran kebencian di Indonesia sudah berjalan dengan baik
dan tidak adanya pengaruh atau ikut campur dari pemerintah. Semua
masyarakat boleh dan diperkenankan untuk menyampaikan
pendapatnya d media social sebab hal tersebut sudah diatur dalam
HAM dan peraturan Undang-Undang. Sehngga tidak perlu takut
untuk menyampaikan pendapatnya. Asalkan pendapat yang
disampakan tersebut tidak semena-mena dan tetap memperhatikan
sopan santun dan tidak menyinggung sara.
Daftar Pustaka
Undang-Undang
Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia
Pasal 28 Undang-Undang 1945
Undang-Undang RI Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
elektronik
Jurnal/ Kajian Hukum
http://repository.uinjambi.ac.id/2371/1/SPI152197%20Arif%20PRASETYO%20
UTOMO%20-%20Arif%20Prasetyo%20%23021.pdf
file:///C:/Users/TheGun's/Downloads/8872-20679-1-SM.pdf
http://jurnal.fh.unpad.ac.id/index.php/plr/article/view/474/334
http://jurnal.ukdc.ac.id/index.php/SEV/article/view/363/264
https://berkas.dpr.go.id/sipinter/files/sipinter-2475-180-20210722101553.pdf
file:///C:/Users/TheGun's/Downloads/admin,+Ujaran+Kebencian+Di+Kalangan
+Pengguna+Media+Sosial+Di+Indonesia_+Agama+Dan+Pandangan+Politik.pdf
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44062/1/YUSRI%
20WAHYUNI-FSH.pdf
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/41790
Berita Tentang Kasus
https://metro.tempo.co/read/1147619/ujaran-kebencian-untuk-ahok-
jaksa-tuntut-ahmad-dhani-hari-ini
https://www.matamata.com/seleb/2019/01/28/191500/kronologi-kasus-
ujaran-kebencian-ahmad-dhani-yang-berujung-penjara

Anda mungkin juga menyukai