Anda di halaman 1dari 23

Hakikat Mengemukakan Pendapat

1. Hakikat Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat


Kemerdekaan mengemukakan atau menyampaikan pendapat merupakan hak
setiap warga Negara baik secara lisan maupun tulisan, namun harus
bertanggung jawab dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang
undangan berlaku. Kemerdekaan mengemukakan pendapat merupakan
sebagian dari hak asasi manusia. Oleh sebab itu, dijamin oleh Deklarasi
Universal Hak Hak Asasi Manusia PBB, tegasnya dalam pasal 19 dan 20
seperti tertulis berikut ini.

1. Pasal-19
Setiap orang berhak atas kebebasan mempunyai dan mengeluarkan pendapat,
dalam hal ini termasuk kebebasan mempunyai pendapat pendapat dengan
tidak mendapat gangguan dan untuk mencari, menerima, dan menyampaikan
keterangan keterangan dan pendapat pendapat dengan cara apapun juga
dan tidak memandang batas batas.

2. Pasal-20
Ayat 1: Setiap orang mempunyai hak atas kebebasan berkumpul dan
berpendapat.
Ayat 2: Tidak ada seorang juga pun dapat dipaksa memasuki salah satu
perkumpulan.

Di Indonesia, ketentuan yang mengatur dan menjamin kebebasan


mengeluarkan pendapat dapat dilihat pada berbagai ketentuan berikut.
1.Pasal 28 UUD 1945

Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan


atau tulisan, dan sebagainya ditetapkan dengan undang undang.

2. Pasal 28E UUD 1945 Ayat 3


Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan
pendapat.
3. Undang undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang kemerdekaan
menyampaikan pandapat di muka umum.

Dalam Pasal 2 Undang Undang ini disebutkan sebagai berikut.


a. Setiap warga Negara, secara perorangan atau kelompok bebas
menyampaikan pendapat sebagai perwujudan hak dan tanggung jawab
berdemokrasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
b. Penyampaian pendapat di muka umum dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan undang undang ini.

Dengan jaminan berbagai ketentuan di atas maka seharusnya tidak ada


pengekangan terhadap seseorang untuk mengeluarkan pendapatnya, sehingga
setiap warga Negara dapat mengeluarkan segala pikiran, dan pendapatnya
dengan bebas.

Apabila kebebasan tersebut dikekang, maka akan timbul gejolak gejolak


ataupun ganjalan ganjalan dalam hati banyak orang, yang suatu ketika dapat
meledak dalam bentuk sikap sikap dan perbuatan yang tidak baik. Dan jika
pendapat orang lain benar dan baik, sudah sepantasnya kita mendukungnya.
Namun, jika yakin pendapat kita benar, kita dapat mempertahankannya dengan
cara yang baik dan sopan, tanpa menyinggung perasaan orang lain. Kita juga
harus mampu memberikan argumentasi atau alasan alasan yang masuk akal.
Oleh karena itu,pendapat yang kita sampaikan sebaiknya bersifat seperti :
a. Bukan semata untuk kepentingan pribadi ataupun golongan,

b. Dapat diterima akal dan mutu,

c. Tidak menimbulkan perpecahan,

d. Sesuai dengan norma yang berlaku

e. Tidak menyinggung perasaan orang lain.

2. Mengkaji Akibat Pembatasan Mengemukakan Pendapat


Dalam pemerintahan yang otoriter, kebebasan mengemukakan pendapat,
apalagi di muka umum, sangat dibatasi oleh pemerintah. Hal demikian
sesungguhnya merupakan pelanggaran terhadap hak asasi manusia. Memang,
hak kemerdekaan mengemukakan pendapat tidak boleh digunakan sekehendak
hati karena di dalam hak tersebut juga melekat kewajiban untuk menghargai
dan menghormati hak yang sama yang dimiliki orang lain. Akan tetapi, apabila
pembatasan atau pengekangan dilakukan pemerintah terhadap rakyat demi
kepentingan kekuasaan pemerintah semata, hal ini sungguh merupakan sebuah
kesalahan yang amat fatal. Semakin banyak pemerintah di berbagai Negara
yang menghormati dan menghargai hak kemerdekaan mengemukakan
pendapat. Meskipun demikian, masih ada juga pemerintah yang melakukan
pembatasan pembatasan. Pengekangan terhadap kebebasan mengemukakan
pendapat oleh pemerintah yang berkuasa sebenarnya dapat menimbulkan
akibat yang kurang baik bagi rakyat, pemerintah, ataupun bangsa.

1. Akibat bagi Rakyat


Bagi rakyat, adanya pembatasan oleh pemerintah akan berakibat terjadinya hal
berikut, yakni:
a. Berkurang atau hilangnya hak kemerdekaan mengemukakan pendapat,
b. Munculnya sikap apatis (tidak peduli) dari rakyat atau masyarakat terhadap
kehidupan berbangsa dan bernegara,
c. Kekecewaan yang dalam terhadap pemerintah,
d. Hilangnya kepercayaan rakyat terhadap pemerintah, dan
e. Pembangkangan terhadap pemerintah.

2. Akibat bagi Pemerintah


Bagi pemerintah, adanya pembatasan oleh pemerintah akan berakibat
terjadinya hal berikut:
a. Berkurang atau hilangnya kepercayaan rakyat,
b. Berkurang atau hilangnya kesempatan untuk mendapatkan masukan atau
aspirasi dari rakyat untuk kemajuan masyarakat, bangsa dan bernegara,
c. Berkurang atau hilangnya dukungan rakyat, dan
c. Perlawanan rakyat.

2. Akibat bagi Bangsa dan Negara


Bagi bangsa dan negara, adanya pembatasan oleh pemerintahterhadap hak
warganya akan berakibat terjadinya hal berikut:
a. Dengan sedikitnya masukan dan dukungan dari rakyat, maka
pembangunan bangsa dan Negara dapat terhambat,
b. Stabilitas nasional dapat terganggu, dan
c. Negara kehilangan pikiran pikiran dan ide-ide kreatif dari rakyat.

3. Konsekuensi Mengemukakan Pendapat Tanpa Batas


Di muka telah dikatakan bahwa meskipun kita memiliki hak kemerdekaan
mengemukakan pendapat, tetapi dalam penggunaannya tidak dapat
dilakukan dengan sekehendak hati atau sebebas-bebasnya. Hak
kemerdekaan yang kita miliki tetap dibatasi oleh hak kemerdekaan yang
sama yang juga dimiliki oleh orang lain. Dengan kata lain, kebebasan
mengemukakan pendapat tersebut harus dilaksanakan secara bertanggung
jawab. Maknanya, dalam mengemukakan pendapat harus dilandasi akal
sehat, niat baik, dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Dengan
demikian, pendapat yang dikemukakan tersebut bukan saja bermanfaat bagi
dirinya, melainkan juga bermanfaat bagi orang lain, masyarakat atau
bahkan bagi bangsa dan negara.
Apabila hak kebebasan mengemukakan pendapat tersebut digunakan tanpa
batas atau tidak bertanggung jawab, maka dapat mengakibatkan orang atau
pihak lain tersinggung perasaannya, bahkan dapat menimbulkan keresahan
dalam masyarakat. Jika situasinya sudah meresahkan masyarakat, maka
pemerintah dengan segala kewenangannya dapat mengambil tindakan
pembatasan pembatasan yang diperlukan demi terhentinya keresahan
yang ada dalam masyarakat. Jadi jelas sekarang, bahwa penggunaan hak
kemerdekaan mengemukakan pendapat yang tanpa batas atau tidak
bertanggung jawab dapat merusak sendi sendi kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
Penyampaian pendapat yang tanpa batas dan tidak bertanggung jawab akan
menyebabkan hal-hal sebagai berikut :
- melahirkan suasana tidak tertib, kekacauan dan tidak aman
- merusak rasa kebersamaan
- menimbulkan ancaman keselamatan umum
- memunculkan rasa permusuhan, penghinaan, dendam
- memunculkan hasutan, provokasi dan saling memfitnah antar warga
- melanggar hak dan kewajiban orang lain

4. Dasar/landasan Hukum Tentang Kemerdekaan Mengeluarkan


Pendapat Secara Bebas dan Bertanggung Jawab
Landasan-landasan hukum tersebut antara lain :
1. Piagam PBB Pasal 19 dan 20
Pasal 19
Setiap orang berhak atas kebebasan mempunyai dan mengeluarkan pendapat,
dalam hal ini termasuk kebebasan mempunyai pendapat pendapat dengan
tidak mendapat gangguan dan untuk mencari, menerima, dan menyampaikan
keterangan keterangan dan pendapat pendapat dengan cara apapun juga
dan tidak memandang batas batas.
Pasal 20
Ayat 1: Setiap orang mempunyai hak atas kebebasan berkumpul dan
berpendapat.
Ayat 2: Tidak ada seorang juga pun dapat dipaksa memasuki salah satu
perkumpulan.
2. Pasal 28 UUD 1945 yang berbunyi :Kemerdekaan berserikat, dan
berkumpul mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya
ditetapkan dengan undang-undang.
3. Pasal 28 E ayat 3 yang berbunyi :Setiap orang berhak atas kebebasan
berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.
4. Piagam Hak Asasi Manusia Indonesia dalam Tap. MPR No.
XVIII/MPR/1998, pasal 19 yaitu Setiap orang berhak atas kemerdekaan
berserikat berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.
5. Undang-undang No. 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan
Pendapat di Muka Umum
6. Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, pasal 3
ayat 2 sebagai berikut nuraninya, secara lisan dan atau tulisan melalui
media cetak maupun elektronik dengan memperhatikan nilai-nilai agama,
kesusilaan, ketertiban, kepentingan umum dan keutuhan bangsa
7. Undang-undang No. 40 Tahun 1999 tentang Pers
8. Undang-undang No 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran.

5. Hakikat Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat Secara Bebas dan


Bertanggung Jawab
Pentingnya kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebas dan
bertanggung jawab dapat dilihat dalam tujuan pengaturan tentang
kemerdekaan mengemukakan pendapat di muka umum sebagai berikut (Pasal
4 UU No. 9 Tahun1998):
1. Kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung
jawab dimaksudkan untuk mewujudkan kebebasan yang bertanggung jawab
sebagai salah satu pelaksanaan hak asasi manusia sesuai dengan Pancasila dan
UUD 1945;
2. Kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung
jawab dimaksudkan untuk mewujudkan perlindungan hukum yang konsisten
dan berkesinambungan dalam menjamin kemerdekaan menyampaikan
pendapat;
3. Kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung
jawab dimaksudkan untuk mewujudkan iklim yang kondusif bagi
berkembangnya partisipasi dan kreativitas setiap warga negara
sebagaiperwujudan hak dan tanggung jawab dalam kehidupan berdemokrasi;
4. Kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung
jawab dimaksudkan untuk menempatkan tanggung jawab sosial
kehidupanbermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, tanpa mengabaikan
kepentingan perorangan atau kelompok. Oleh karena itu, ada beberapa asas
yang harus ditaati dalam kemerdekaan mengemukakan pendapat di muka
umum (Pasal 3 UU No. 9 Tahun 1998), yaitu:
1. asas keseimbangan antara hak dan kewajiban,
2. asas musyawarah dan mufakat, 3. asas kepastian hukum dan keadilan,
4. asas proporsionalitas, dan
5. asas manfaat.
Kewajiban dan tanggung jawab warga negara dalam melaksanakan
kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab
di muka umum (Pasal 6 UU No. 9 Tahun 1998) terdiri atas:
1. menghormati hak-hak dan kebebasan orang lain,
2. menghormati aturan-aturan moral yang diakui umum,
3. menaati hukum dan ketentuan peraturan perundangundangan yangberlaku,
4. menjaga dan menghormati keamanan dan ketertiban umum, dan
5. menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan bangsa.
Pada sisi lain aparatur pemerintah memiliki kewajiban dan tanggung ja-wab
dalam melaksanakan kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebasdan
bertanggung jawab di muka umum (Pasal 7 UU No. 9 Tahun 1998), yaitu:
1. melindungi hak asasi manusia,
2. menghargai asas legalitas,
3. menghargai prinsip praduga tidak bersalah, dan
4. menyelenggarakan pengamanan.
Sedang masyarakat berhak berperan serta secara bertanggung jawab agar
penyampaian pendapat di mukaumum dapat berlangsung secara aman, tertib,
dan damai (Pasal 8 UU No. 9 Tahun 1998).
6. Tata Cara Mengemukakan Pendapat Secara Bebas Bertanggung
Jawab
1. Tata Cara Penyampaian Pendapat di Muka Umum
Tata cara penyampaian pendapat di muka umum ada 3 antara lain :
secara lisan antara lain : dengan pidato, dialog, diskusi
secara tulisan antara lain dengan petisi, gambar, pamflet, poster, brosur,
selebaran dan spanduk
lain-lain misalnya sikap membisu dan mogok makan

2. Tata Cara Mengemukakan Pendapat di Muka Umum


Tata cara mengemukakan pendapat di muka umum antara lain :
penyampaian pendapat di muka umum harus diberitahukan secara tertulis
kepada Polripemberitahuan harus disampaikan oleh pemimpin atau
penanggung jawab, tiap seratus orang pelaku harus ada 5 orang penanggung
jawab pemberitahuan selambat lambatnya 3 X 24 jam sebelum kegiatan
dimulai telah diterima Polri setempat
Surat pemberitahuan untuk mengemukakan pendapat memuat hal-hal antara
lain :
- maksud dan tujuan
- tempat
- lokasi dan rute
- waktu dan lama
- bentuk
- penanggung jawab
- nama dan alamat organisasi
- kelompok atau perorangan
- alat peraga yang digunakan
- jumlah peserta
Kewajiban Polri setelah menerima surat pemberitahuan adalah :
a. segera memberi tanda terima pemberitahuan
b. berkoordinasi dengan penanggung jawab kegiatan untuk
mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat mengganggu keamanan,
ketertiban dan kedamaian kegiatan
c. berkoordinasi dengan pimpinan lembaga/instansi yang akan menjadi tujuan
penyampaian pendapat
d. mengamankan tempat, lokasi dan rute

7. Sikap Positif terhadap Penggunaan Hak Mengemukakan Pendapat


Secara Bebas dan Bertanggung Jawab
Kemerdekaan mengemukakan pendapat dimuka umum harus dilaksanakan
dengan penuh tanggung jawab, selain dengan ketentuan peraturan perundang
undangan yang berlaku dan prinsip hukum internasional sebagaimana
terccantum dalam Pasal 29 Deklarasi Universal Hak Hak Asasi Manusia,
yang antara lain menetapkan sebagai berikut:
1. Setiap orang memiliki kewajiban terhadap masyarakat yang memungkinkan
pengembangan kepribadian secara bebas dan penuh.
2. Dalam pelaksanaan hak kebebasan, setiap orang harus tunduk semata
mata pada pembatasan yang ditentukan oleh undang undang dengan
maksud untuk menjamin pengakuan dan penghargaan terhadap hak serta
kebebasan orang lain, untuk memenuhi syarat-syarat yang adil bagi
moralitas, ketertiban, serta kesejateraan umum dalam suatu masyarakat
yang demokratis.
3. Hak dan kebebasan ini sama sekali tidak boleh dijalankan secara
bertentangan dengan tujuan dan asas Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
Berdasarkan Undang Undang Nomor 9 Tahun 1998 terdapat lima asas yang
merupakan landasan kebebasan bertanggung jawab dalam berpikir dan
bertindak untuk menyampaikan pendapat di muka umum. Kelima asas
tersebut, yaitu
1. Asas Keseimbangan antara hak dan kewajiban,
2. Asas Musyawarah dan Mufakat,
3. Asas Kepastian hukum dan keadilan,
4. Asas Proporsionalitas, serta
5. Asas Mufakat.
Yang dimaksud asas proporsionalitas adalah asas yang meletakkan segala
kegiatan sesuai dengan konteks atau tujuan kegiatan tersebut, baik yang
dilakukan oleh warga negara,institusi, maupun aparatur pemerintah yang
dilandasi oleh etika individual, etika sosial, dan etika institusional.
Agar setiap warga negara dapat menggunakan hak kemerdekaan
mengemukakan pendapat dengan baik, maka setiap warga Negara perlu
mengerti hak dan kewajiban warga Negara dalam mengemukakan pendapat.
1. Hak
Warga negara yang menyampaikan pendapat di muka umum berhak untuk
Mengeluarkan pikiran secara bebas, dan
Memperoleh perlindungan hukum
2. Kewajiban
Warga negara yang menyampaikan pendapat di muka umum berkewajiban dan
bertanggung jawab untuk
Menghormati hak hak an kebebasan orang lain,
Menghormati aturan aturan moral yang diakui umum,
Mentaati hukum dan ketentuan peraturan perundang undangan yang
berlaku,
Menjaga dan menghormati keamanan dan ketertiban umum, dan
Menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan bangsa.

Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat | Pembahasan sebelum ini adalah


Upaya Perlindungan dan Penegakan HAM di Indonesia. Selanjutnya kita akan
mempelajari tentang Hakikat Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat. Poin-
poin yang kita bicarakan antara lain mencakup Pengertian Kemerdekaan
Mengemukakan Pendapat, dan Arti Pentingnya Kemerdekaan Mengemukakan
Pendapat.

Ketika buruh dari Majelis Pekerja Buruh Indonesia, menuju Istana Negara

Warga negara Indonesia diberikan kebebasan untuk menyampaikan


pendapat. Hal itu sebagai perwujudan hak dan tanggung jawab demokrasi
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kebebasan
tersebut sejalan dengan cita-cita demokrasi yang ingin dicapai negara
Indonesia.
Rakyat bersatu tak dapat dikalahkan....rakyat bersatu tak dapat
dikalahkan!!! Itulah terikan yang menjadi ciri khas dari sebuah demokrasi.
Teriakan itu menjadi tanda adanya kehidupan demokrasi di negara ini. Sebagai
sebuah negara demokrasi, Indonesia menjamin kebebasan rakyatnya untuk
bersikap dan mengeluarkan pendapat. Namun, kemerdekaan mengemukakan
pendapat itu harus berjalan sesuai dengan aturan yang benar sehingga akan
tercapai tujuan yang baik pula.
Negara Indonesia adalah negara demokrasi. Sebagai negara demokrasi,
maka negara Indonesia harus mewujudkan cita-cita demokrasi. Cita-cita itu,
antara lain mengakui hak asasi manusia. Salah satu hak asasi adalah
kemerdekaan mengemukakan pen dapat dan keinginannya.

Pengertian Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat


Kemerdekaan mengemukakan pendapat merupakan hak yang bersifat
universal. Hak ini juga merupakan hak politik asasi yang harus disertai
tanggung jawab dalam pelaksanaannya sehingga dapat berlangsung aman,
tertib, dan damai. Kemerdekaan atau kebebasan mengemukakan pendapat
adalah kebebasan mengungkapkan hasil pemikiran dan menyatakan pemikiran
itu kepada orang lain, baik secara lisan maupun tulisan.

Mengemukakan pendapat di muka umum adalah menyampaikan pendapat


dengan lisan, tulisan, dan sebagainya secara bebas dan bertanggung jawab
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Penyampaian pendapat secara lisan, antara lain pidato, dialog, diskusi,
deklamasi, orasi, dan musyawarah. Penyampaian pendapat secara tulisan,
antara petisi, gambar, pamflet, poster, brosur, selebaran, dan spanduk.

Penyampaian pendapat merupakan salah satu hak asasi manusia yang


dijamin dalam Pasal 28E Ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi,
Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan
pendapat. Selain itu, kemerdekaan mengemukakan pendapat juga diatur
dalam Pasal 28 UUD 1945 yang berbunyi, Kemerdekaan berserikat dan
berkumpul, mengemukakan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya
ditetapkan dengan undang-undang. Selain Pasal 28 dan 28E Ayat (3),
kemerdekaan mengemukakan pendapat juga dijamin dalam peraturan
perundang-undangan, yaitu dengan dikeluarkannya UU No. 9 Tahun 1998
tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum. Dasar
pertimbangan dikeluarkannya UU ini adalah sebagai berikut.

1. Bahwa kemerdekaan mengemukakan pendapat di muka umum adalah


hak asasi manusia yang dijamin oleh UUD 1945 dan Universal
Declaration of Human Rights.

2. Bahwa kemerdekaan setiap warga negara untuk mengemukakan


pendapat di muka umum merupakan perwujudan demokrasi.
3. Untuk menciptakan sebuah negara demokrasi yang baik, maka
diperlukan keadaan yang aman, tertib, dan damai.

4. Hak mengemukakan pendapat di muka umum harus dilaksanakan


dengan tanggung jawab dan sesuai ketentuan perundang-undangan
yang berlaku.

Menurut Pasal 1 Butir 1 UU No. 9 Tahun 1998, kemerdekaan


mengemukakan pendapat di muka umum adalah hak setiap warga negara
untuk menyampaikan pikiran dengan lisan, tulisan, dan sebagainya secara
bebas dan bertanggung jawab sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Mengemukakan pendapat secara bebas adalah mengeluarkan
pendapat, pandangan, kehendak, atau perasaan yang bebas dari tekanan fisik,
psikis atau pembatasan yang bertentangan dengan tujuan pengaturan tentang
kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum.
Salah satu bentuk penyampaian pen dapat adalah penyampaian pendapat di
muka umum. Penyampaian pendapat di muka umum adalah menyampaikan
pendapat di hadapan banyak orang, termasuk tempat yang dapat didatangi
dan/atau dilihat orang.
a. Landasan Hukum Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum
Landasan hukum yang menjamin kemerdekaan menyam paikan pendapat
adalah sebagai berikut.

1. Pancasila, sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan


dalam permusyawaratan/perwakilan.

2. Pembukaan UUD 1945 Alinea IV.

3. Pasal 28 UUD 1945.

4. Pasal 28E Ayat (3) UUD 1945.

5. UU No. 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat


di Muka Umum.
6. Pasal 14 Ayat (1) , (2); Pasal 23 Ayat (2); Pasal 44 UU No. 39 Tahun
1999 tentang Hak Asasi Manusia.

b. Asas dan Tujuan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum


Kemerdekaan mengemukakan pendapat di muka umum harus mendukung
pola tegaknya pembangunan di bidang hukum. Artinya, dalam menikmati
kebebasan berpikir dan berpendapat di muka umum haruslah tetap dalam
kerangka patuh dan tertib hukum. Bertitik tolak dari pembangunan hukum,
baik yang dilihat dari sisi kepentingan nasional maupun dari sisi kepentingan
hubungan antarbangsa, maka kemerdekaan menyampaikan pen dapat di muka
umum harus berlandaskan asas (Pasal 3 UU No. 9 Tahun 1998).
Berdasarkan asas kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum
tersebut, diharapkan dalam pelaksanaannya dapat mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Adapun tujuan pengaturan tentang kemerdekaan menyampaikan
pendapat di muka umum adalah sebagai berikut.

1. Mewujudkan kebebasan yang bertanggung jawab sebagai salah satu


pelaksanaan hak asasi manusia sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.

2. Mewujudkan perlindungan hukum yang konsisten dan


berkesinambungan dalam menjamin kemerdekaan menyampaikan
pendapat.

3. Mewujudkan iklim yang kondusif bagi berkembangnya partisipasi dan


kreativitas setiap warga negara sebagai perwujudan hak dan tanggung
jawab dalam kehidupan berdemokrasi.

4. Menempatkan tanggung jawab sosial dalam kehidupan bermasyarakat,


berbangsa, dan bernegara, tanpa mengabaikan kepentingan perorangan
atau kelompok.

c. Ketentuan Umum Mengemukakan Pendapat di Indonesia


Hak warga negara menyampaikan pendapat di muka umum diatur dalam
Pasal 5 UU No. 9 Tahun 1998 adalah sebagai berikut :
1. Mengeluarkan pikiran secara bebas, artinya mengeluarkan pendapat,
pandangan, kehendak, atau perasaan yang bebas dari tekanan fisik,
psikis, atau pembatasan yang bertentangan dengan tujuan sebagaimana
yang dimaksud dalam Pasal 4 UU No. 9 Tahun 1998.

2. Memperoleh perlindungan hukum, artinya di samping perlindungan


hukum, juga memperoleh jaminan keamanan. Warga negara yang
menyampaikan pendapat di muka umum berkewajiban dan bertanggung
jawab untuk:

menghormati hak-hak dan kebebasan orang lain, yaitu ikut memelihara


dan menjaga hak dan kebebasan orang lain untuk hidup aman, tertib,
dan damai;

menghormati aturan-aturan moral yang diakui umum;

menaati hukum dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang


berlaku;

menjaga dan menghormati keamanan dan ketertiban umum;

menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan bangsa.

Masyarakat berhak berperan serta secara bertanggung jawab untuk


berupaya agar penyampaian pendapat di muka umum dapat berlangsung
secara aman, tertib, dan damai.

Arti Pentingnya Kemerdekaan Mengemuka kan Pendapat


Manusia diciptakan oleh Tuhan dengan serangkaian hak dan kewajiban
asasi yang sama dan seimbang, seperti hak hidup, hak kemerdekaan atau
kebebasan. Kebebasan atau kemerdekaan berkaitan dengan kewajiban. Setiap
orang, baik orang Indonesia maupun orang dari bangsa lain bebas dan
merdeka. Akan tetapi, kebebasan seseorang senantiasa dihadapkan kepada
kebebasan orang lain. Inilah yang disebut kebebasan yang bertanggung jawab.
Kebebasan yang bertanggung jawab memiliki arti sebagai berikut.
1. Kebebasan seseorang harus selalu memerhatikan batas-batas
penghargaan terhadap orang lain.

2. Kebebasan seseorang harus senantiasa mengindahkan nilai-nilai dan


norma-norma kesusilaan, hukum negara, dan adat istiadat yang berlaku.

Hak kebebasan yang dipergunakan tanpa batas akan menimbulkan


keresahan masyarakat dan kekacauan negara (anarki). Oleh karena itu,
seseorang yang memiliki kebebasan harus mempertanggungjawabkan
kebebasannya itu kepada sesama manusia di dalam masyarakat dan negara,
dan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu, kebebasan yang diperoleh
hendaklah dipergunakan sebaik-baiknya. Kita memiliki kemerdekaan atau
kebebasan mengeluarkan pendapat, tetapi dalam penggunaannya harus
senantiasa memerhatikan kepentingan bersama atau kepentingan umum.
Kebebasan mengeluarkan pendapat itu dijamin oleh undang-undang, tetapi
dalam menggunakan kebebasan mengeluarkan pendapat itu harus disertai
dengan tanggung jawab dan harus selalu memerhatikan kepentingan umum
atau kepentingan bersama.
Kebebasan mengemukakan pendapat dalam demokrasi Pancasila dibatasi
oleh hak-hak orang. Oleh karena itu, penggunaan kebebasan itu harus disertai
dengan rasa tanggung jawab. Dengan demikian, kebebasan bertanggung jawab
memiliki arti penting sebagai berikut.

1. Pendapat, ide, gagasan, dan aspirasi individu atau kelompok dapat


disampaikan tanpa melanggar hak orang lain.

2. Kebebasan memerhatikan ketertiban umum.

3. Kebebasan memelihara persatuan dan kesatuan bangsa.

4. Kebebasan menghargai aturan yang berlaku.

5. Adanya kepastian hukum.

Demikian pembahasan kita mengenai Hakikat Kemerdekaan


Mengemukakan Pendapat, semoga bermanfaat, jika ada kritik, saran, maupun
pertanyaan silahkan berkomentar! Postingan selanjutnya akan dibahas
mengenai Pentingnya Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat Secara Bebas
dan Bertanggung Jawab.

Pernahkah kalian berdiskusi dengan teman ? atau pernahkah kalian


bermusyawarah dalam kelas ? siapa sajakah yang berhak mengemukakan
pendapat dalam musyawarah kelas ?

Dalam diskusi atau musyawarah itu kamu tentu mempunyai pendapat dan
ingin mengemukakan pendapatmu . jika kamu telah memberikan pendapatmu
tentu kamu akan merasa senang. Apalagi jika pendapatmu berguna dan
membantu menyelesaikan masalah yang didiskusikan atau dimusyawarahkan.

Jika anda pendapat yang berbeda atau bertentangan dengan pendapat kita, kita
tetap harus menghormati pendapat itu. Karena, mingkin saja pendapat yang
dikemukakan oleh temanmu itu lebih baik daripada pendapatmu. Apabila
pendapat temanmu memang lebih baik , kamu harus berbesar hati untuk
menerima pendapatnya.

Dalam diskusi atau musyawarah , setiap peserta mempunyai hak yang sama
dalam mengeluarkan pendapat. Hal ini bertujuan agar diperoleh jalan keluar
yang terbaik dari permasalahan yang dimusyawarahkan . seringkali jalan
keluar yang terbaik diperoleh dari pemikiran banyak orang. Oleh karena itu,
membatasi orang mengeluarkan pendapat sama dengan membatasi diri kita
mendapatkan jalan keluar yang terbaik.

A. Kemerdekaan mengemukakan pendapat

Kemerdekaan mengemukakan pendapat itu harus ada, karena manusia


mempunyai rasa, karya , dan karsa yang tidak dimiliki oleh makhluk lain.
Ketiga hal itu dapat diwujudkan , salah satunya dalam kemerdekaan
mengemukakan pendapat. Kemerdekaan mengemukakan pendapat ini dapat
digunakan kapan saja, tetapi dengan catatan kita harus melihat situasi dan
kondisinya terlebih dahulu.

1. Hakikat kemerdekaan mengeluarkan pendapat

Kemerdekaan mengemukakan pendapat ialah suatu kebebasan individu untuk


mengemukakan pendapat di muka umum atau dalam suatu perkumpulan.
Denagan demikaian , berarti kita bebas untuk mengemukakan pendapat yang
ada dipikiran kita tentang sesuatu yang ada dilingkungan kita . kemerdekaan
mengemukakan pendapat dapat kita gunakan pada saat kita sedang mengikuti
suatu musyawarah , rapat ,suatu persidangan, dan lain-lain.

Kemerdekaan mengemukakan pendapat merupakan suatu hak , yang dalam


undang-undang dasar 1945 pasal 28 yang berbunyi kemerdekaan berserikat
dan berkumpul , mengeluarkan pikiran denagn lisan dan tulisan dan
sebagainya ditetapakan dengan undang-undang.

Selain pasal 28, ada juga pasal lain yang mengatur tentang kemerdekaan
mengemukakan pendapat, yaitu pasal 28E ayat 3 yang berbunyisetiap orang
berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul , dan mengeluarkan pendapat .

Kemerdekaan mengemukakan pendapat telah dijamin dalam undang-undang


dasar 1945, berarti kita dapat bebas memanfaatkannya. Kemerdekaan ini kita
gunakan untuk hal-hal yang positif tentunya sebagai perwujudkan kebebasan
yang bertanggung jawab .

2. Akibat pembatasan mengemukakan pendapat

Mengemukakan pendapat adalah salah satu kemerdekaan dan hak asasi yang
ada dalam diri setiap manusia. Kemerdekaan ini bersifat kodrati dan tidak
dapat diganggu gugat. Meskipun demikian, kemerdekaan yang dimaksud di
sini ialah kemerdekaan yang bertanggung jawab.
Setiap orang bebas untuk mengemukakan pendapatnya . apabila seseorang
dibatasi hak-haknya dalam mengeluarkan pendapat, atau akan berakibat , bagi
orang tersebut dan lingkungannya.

Kita mungkin pernah melihat media massa, tentang kasus-kasus


penangkapkan orang-orang yang mengemukakan pendapatnya. Bahkan ,
terkadang orang orang yang ditangkap tersebut orang yang menyuarakan
kebenaran. Hal ini dapat menimbulkan keresahan di masyarakat,karena
masyarakat tidak lagi mengetahui siapa yang benar dan siapa yang
salah.Masyarakat menjadi tidak berani mengeluarkan pendapatnya. Akibatnya,
pemerintah tidak mendapat masukan dari masyarakat mengenai kebutuhan
masyarakatnya.

Perhatikan contoh berikut ini! Pada masa sebelum reformasi,orang-orang tidak


leluasa mengemukakan pendapatnya di muka
umum.Misalnya,mengungkapkan tentang pelanggaran hukum yang dilakukan
oleh pejabat.Contoh lainnya pada zaman itu,orang-orang tidak boleh
mengemukakan pendapatnya terhadap pemerintah secara terang-
terangan.Meskipun hal yang disuarakannya itu adalah salah bentuk dari
aspirasi rakyat yang harus dilaksanakan oleh pemerintah dan lembaga tinggi
Negara.Akibatnya,pelanggaran hukum yang dilakukan oleh pejabat semakin
menjadi-jadi dan banyak kebijakan pemerintah yang salah sasaran.

Akibat yang mungkin timbul dari pembatasan kemerdekaan mengemukakan


pendapat juga dapat terjadi pada individu. Orang itu akan merasa
dirugikan,sakit hati dan terhampas haknya.Jika ini terjadi maka orang tersebut
akan bereaksi.Reaksi orang itu akan bergantung pada kepribadian masing-
masing.Namun,apabila seseorang semakin ditekan dan dirampas hak-
haknya,ia akan semakin memberontak.Bentuk pemberontakannya misalnya
tidak mengindahkan peraturan-peraturan yang berlaku.

Akibat dari pembatasan kemerdekaan mengemukakan pendapat diantaranya:


1. demonstrasi masa yang bersifat destruktif atau menghancurkan

2. pemberontakan terhadap Negara atau perang saudara.

3. Timbulnya pertikaian yang mengakibatkan kerugian baik harta maupun


nyawa.

Kebebasan mengemukakan pendapat dapat bermanfaat bagi hancurnya


kemajuan suatu Negara atau golongan. Karena pendapat-pendapat yang timbul
mungkin saja berupa ide-ide cemerlang bagi perkembangan suatu golongan,
masyarakat , bangsa , dan Negara.

3. Konsekuensi mengemukakan pendapat tanpa batas

Mengemukakan pendapat merupakan suatu hak bagi setiap individu. Akan


tetapi, jika kebebasan itu dipergunakan dengan tidak bertanggung jawab , hal
tersebut sudah tidak lagi menjadi suatu hak yang bermanfaat , bahkan dapat
menimbulkan kerugian.

Kebebasan mengeluarkan pendapat yang dimaksud di sini adalah kebebasan


yang bertanggung jawab . artinya , kebebasan kita terikat oleh kebebasan yang
lainnya, yaitu hak-hak individu yang lain.

Kebebasan mengemukakan pendapat yang tanpa batas dan tidak bertanggung


jawab akan berakibat tidak baik terhadap orang lain maupun diri sendiri.
misalnya, melakukan demonstrasi di jalan raya akan mengganggu dan
merugikan orang lain dan diri sendiri. Orang lain ingin melewati jalan itu
harus terjebak kemacetan karena adanya demonstrasi atas petugas kebersihan
harus membersihkan jalan karena banyak sampah yang di tinggalkan para
demonstran. Dari itu sendiri juga akan mendapatkan akibat dari hal tersebut,
misalnya harus berurusan dengan keamanan dan kepolisian. kita dapat
mengurangi akibat buruk yang akan terjadi dengan cara mematuhi perundang-
undangan dan peraturan lain yang berlaku.

Kebebasan mengemukakan pendapat yang tidak bertanggung jawab dapat


melanggar kebebasan orang lain. hal ini dapat mengakibatkan salah pengertian
bahkan perkelahian.

B. SIKAP POSITIF TERHADAP KEMERDEKAAN MENGEMUKAKAN

PENDAPAT

Upaya penegakan hukum HAM di Indonesia telah di lakukan oleh lembaga-


lembaga perlindungan HAM. Banyak kasus yang diangkat oleh lembaga-
lembaga ini, sehingga secara langsung ataupun tidak lamgsung pelanggaran-
pelanggaran yang ada dapat mendorong keberanian rakyat untuk
mengemukakan pendapat.

Kita patut menghargai upaya penegakan HAM yang dilakukan oleh lembaga
perlindungan HAM. Lembaga perlindungan HAM merupakan bagian anggota
masyarakat yang menyurakan dan melakukan dalam penegakan HAM. Jadi,
yang dilakukan oleh mereka adalah bentuk aspirasi yang timbul dari
masyarakat . jika tidak ada lembaga ini maka penegakan HAM akan berjalan
lambat dan akan banyak pelanggaran yang terjadi.

1. Menunjukan sikap positif terhadap penggunaan hak mengemukakan


pendapat secara bebas dan bertanggung jawab

Sikap positif perlu kita tunjukkan terhadap penggunaan hak mengemukakan


oendapat secara bebas dan bertanggung jawab. Dengan menunjukkan sikap
positif iyi, berari kita mensyukuri hak yang kita nikmati bersama.

Sikap positif terhadap penggunaan hak mengemukakan pendapat secara


bertanggung jawab dapat ditunjukan dengan cara sebagai berikut.
Menghargai pendapat orang lain, walaupun pendapat itu bertentangan
dengan pendapat kita.

Mengemukkan pendapat secara bertanggung jawab dengan bertoleransi


terhadap pendapat orang lain yang berbeda dengan kita.

Tidak memaksakan kehendak kita atau membuat orang lain mengikuti dan
mendengarkan pendapat kita secara paksa.

Bersikap lapang dada apabila pendapat kita tidak diterima oleh orang lain

Selalu menghargai perbedaan dan persamaan pendapat atau bersikap terbuka


terhadap semua pendapat.

Selalu berpikir positif setiap kita mendengarkan pendapat orang lain

Bersikap demokratis dalam menerima pendapat orang lain.

Tekadang tidaklah mudah bagi kita untuk menjalankan atau menunjukan sikap
positif dalam mengemukakan pendapat. Akan tetapi , alangkah baiknya jika
kita dapat menunjukkannya.

Kebebasan yang paling ideal ialah kebebasan yang bertanggung jawab


terhadap diri sendiri dan orang lain seta lingungan di sekitar kita. Kebebasan
sebebas-bebasnya tidak akan pernah kita rasakan karena kebebasan kita akan
selalu terikat dengan kebebasan orang lain. Hal tersebut berlaku pula dalam
kebebasan mengemukakan pendapat.

2. Menghargai cara mengemukakan pendapat yang dilakukan secara benar dan


bertanggung jawab

Dalam mengemukakan pendapat harus dilakukan secara benar dan


bertanggung jawab, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Semua orang
berhak mengemukakan pendapat , sehingga kita harus menghormati hak asasi
orang lain.
Selain itu mengemukakan pendapat harus masuk akal dan tidak memaksakan
pendapat sendiri. Pendapat yang baik adalah pendapat yang dapat
dipertanggungjawabankan dengan benar dan memiliki alas an-alasan yang
dapat dipertanggungjawabkan pula.

Mengemukakan pendapat bukan hanya dapat dipertanggungjawabkan saja.


Cara penyampaiannya juga harus benar , sehingga orang lain atau pihak-pihak
lain tidak merasa dirugikan. Sesuatu yang baik dapat berakibat tidak baik jika
dilakukan dengan cara yang tidak baik.

Anda mungkin juga menyukai