Anda di halaman 1dari 17

Kemerdekaan

Berpendapat
Sesuai Nilai-nilai
Pancasila
Kelompok 2
Anggota Kelompok
Azwa nur alawiyah
Fitri alvani
Laras atika R
Nadiya audy
Septi israhmawati
Shella nur R
Hakikat Batasan
Kemerdekaan Kemerdekaan
Berpendapat Berpendapat
Bentuk Tindakan :
Pengertian menurut M. Budiardjo (1986), 1) Masyarakat sebagai pemantau Pers
kemerdekaan berpendapat merupakan 2) Pelanggaran berdasarkan UU No. 11 2008
dasar kehidupan masyarakat yang Kemerdekaan 3) Penghinaan berdasarkan Kitab UU
berpemerintahan demokratis di bawah
rule of law.
Berpendapat Sesuai
Nilai-nilai Pancasila
Kemerdekaan Mengemukakan
Berpendapat Pendapat secara
Bebas dan
Berdasarkan
Bertanggung jawab
Hukum
Terdiri atas : Bentuknya adalah :
a) UUD NRI Tahun 1945 1) Hak & Kewajiban dalam menyampaikan pendapat
b) UU No. 9 Tahun 1998 2) Kebebasan yang dikemukakan
c) UU No. 39 Tahun 1999 3) Mengantisipasi dgn UU yang telah diatur
d) UU No. 40 Tahun 1999 4) Pengaturan terhadap kemerdekaan berpendapat
Hakikat Kemerdekaan
berpendapat
Kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum
merupakan salah satu hak asasi manusia.
Kemerdekaan menyampaikan pendapat sejalan
dengan Pasal 19 Deklarasi Universal Hak-hak Asasi
Manusia.

Menurut M. Budiardjo (1986), kemerdekaan


berpendapat merupakan salah satu dasar kehidupan
masyarakat yang berpemerintahan demokratis
dibawah rule of law.
Dampak-dampak positif pendapat di dalam
praktik kenegaraan yang demokratis :
Kepekaan masyarakat menjadi meningkat dalam
menyikapi berbagai masalah sosial sehari-hari.
Membiasakan masyarakat untuk berpikir kritis
dan responsif atau cepat tanggap.
Merasa ikut memiliki dan ikut bertanggung jawab
atas kemajuan bangsa dan negara.
Meningkatnya demokratisasi dalam kehidupan
sehari-hari.
Kemerdekaan Berpendapat
Berdasarkan Hukum
Kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum dilaksanakan
berlandaskan asas keseimbangan antara hak dan kewajiban. Tujuan
aturan tersebut adalah sebagai berikut.
Mewujudkan kebebasan yang bertanggung jawab
sebagai pelaksanaan HAM sesuai dengan Pancasila dan
UUD 1945.
Mewujudkan perlindungan hukum yang konsisten.
Mewujudkan iklim yang kondusif bagi berkembangnya
partisipasi.
Menempatkan tanggung jawab sosial dalam kehidupan
berbangsa tanpa mengabaikan kepentingan kelompok.
Undang-undang yang mengatur kemerdekaan berpendapat :
a) Pasal 28E Ayat (3) UUD NRI Tahun 1945

b) Pasal 1 UU No. 9 Tahun 1998


Bentuk-bentuk kemerdekaan menyampaikan pendapat.
1) Unjuk rasa/demonstrasi.
2) Pawai.
3) Rapat umum.
4) Mimbar bebas.

Penyampaian pendapat di muka umum dalam UU No. 9 Tahun 1998.


1) Penyampaian pendapat.
2) Pembatalan pelaksanaan penyampaian pendapat di muka umum.
c) UU No. 39 Tahun 199 terdapat pasal yang mengatur
kemerdekaan berpendapat.

1) Pasal 14
2) Pasal 23 ayat (2)
3) Pasal 24
4) Pasal 25

d) UU No. 40 Tahun 1999


Tertulis pada ayat (1) "Kemerdekaan pers dijamin sebagai hak
asasi warga negara", ayat (2) "Terhadap pers nasional tidak
dikenakan penyensoran"
Batasan Kemerdekaan
Berpendapat
a) Hak dan Kewajiban Menyampaikan Pendapat di Muka
Umum berdasarkan UU No. 9 Tahun 1998
Pasal 5 UU No. 9 Tahun 1998 menyampaikan pendapat di muka umum berhak untuk :
1) mengeluarkan pikiran secara bebas.
2) memperoleh perlindungan hukum.
Pasal 6 UU No. 9 Tahun 1998 menyampaikan pendapat berkewajiban dan bertanggung
jawab untuk :
1) menghormati hak dan kebebasan.
2) menghormati aturan moral yang diakui
3) menaati hukum dan peraturan perundang-undangan.
4) menjaga keamanan dan ketertiban.
5) menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan.
b) Masyarakat sebagai Pemantau Pers pada UU No. 40 Tahun 1999
Pasal 17 Ayat (2) sub a UU No. 40 Tahun 1999, Masyarakat dapat, "memantau dan
melaporkan analisis mengenai pelanggaran hukum, etika, dan kekeliruan teknis
pemberitahuan yang dilakukan ole pers."

c) Pelanggan berdasarkan UU No. 11 Tahun 2008


tentang informasi dan Transaksi Elektronik dikenal sebagai UU ITE. hal-hal yang
dilarang berdasarkan UU
1) Pasal 27
2) Pasal 28
3) Pasal 29
d) Penghinaan berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
KUHP mengatur batasan hal penghinaan. Dimaksud "menghina"
adalah "menyerang kehormatan dan nama naik seseorang."

Pasal penghinaan dalam KUHP, sebagai berikut.


1) Pasal 207, 208, 209
2) Pasal 310, 311, 315, 316
3) Pasal 317
4) Pasal 320, 321
Mengemukakan Pendapat
secara Bebas dan Bertanggung
Jawab

Masyarakat memiliki hak dan kewajiban dalam kemerdekaan menyampaikan


pendapat. Hak warga negara mengeluarkan pikiran dan memproleh perlindungan
hukum. Kewajiban yang harus dipenuhi dalam menyampaikan pendapat sebagai
berikut.
a) Menghormati hak & kebebasan orang lain.
b) Menghormati aturan moral yang diakui.
c) Menaati hukum & peraturan. perundang-undangan
d) Menjaga keamanan & ketertiban.
e) Menjaga keutuhan persatuan & kesatuan bangsa.
Kebebasan mengemukakan pendapat tanpa
Kewajiban dan tanggung jawab
batas & tanggung jawab mengakibatkan hal
pemerintah mengenai kebebasan berikut.
berpendapat, sebagai berikut. a) Melanggar hak & menginjak kebebasan.
a) Melindungi hak asasi manusia. b) Melanggar aturan & norma susila yang diakui.
c) Tidak menaati hukum yang berlaku.
b) Menghargai asas legalitas.
d) Menimbulkan provokasi massa menuju
c) Menghargai prinsip praduga tidak tindakan anarkis.
bersalah. e) Mengganggu ketertiban umum.
d) Menyelenggarakan pengaman. f) Bersifat adu-domba yang memecah-belah
persatuan.
Di dalam Pasal 15, 16, dan 17 UU No. 9 Tahun 1998 telah diatur ketentuan
berikut.
a) Penyampaian pendapat di muka umum dapat dibubarkan oleh Polri
apabila tidak memenuhi ketentuan yang berlaku.
b) Pelaku/peserta yang melanggar hukum dapat dikenakan sanksi sesuai
dgn ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c) Penanggung jawab pelaksanaan penyampaian pendapat di muka umum
yang melakukan tindak pidana, dapat dikenakan sanksi hukum tambahan,
yakni 1/3 dari pidana pokok.
Hal yang harus diperhatikan dalam mengemukakan pendapat, sebagai berikut.
a) Pendapat yang dikemukakan disertai argumentasi yang kuat & masuk akal
sehingga tidak sembarang berpendapat.
b) Pendapat dikemukakan mewakili kepentingan orang sehingga memberi
manfaat kehidupan bersama.
c) Pendapat dikemukakan dalam rangka peraturan perundangan yang berlaku
sehingga tidak melanggar hukum.
d) Orang yang berpendapat sepatutnya terbuka terhadap tanggapan balik dari
pihak lain & tercipta komunikasi sosial yg baik.
e) Penyampaian pendapat dilandasi keinginan mengembangkan nilai-nilai keadilan,
demokrasi, dan kesejahteraan.
Contoh Kasus
Selasa (20/10/2020), telah dilaksanakan aksi unjuk rasa untuk menolak
diberlakukannya undang-undang sapu jagat Cipta Kerja yang disusun oleh
Pemerintah & DPR. Dalam aksinya, mahasiswa yang mengenakan jaket
almamater masing-masing bergantian berorasi menolak Omnibus Law.
Pemerintah beralasan bahwa penetapan undang-undang sapu jagat ini
bertujuan untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan investasi
asing dan dalam negeri. Di sisi lain, para pengunjuk rasa memprotes materi
undang-undang sapu jagat yang belum matang sehingga merugikan banyak
pihak. Mereka juga mempertanyakan kepentingan pembahasan undang-
undang.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai