Mata Kuliah : Tugas 1 Pengantar Ilmu Politik ISIP4212
1. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 9 TAHUN 1998
(9/1998) TENTANG KEMERDEKAAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DI MUKA UMUM a. bahwa kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum adalah hak asasi manusia yang dijamin oleh Undang-Undang Dasar 1945 dan Deklarasi Universal Hak-hak Asasi Manusia. b. bahwa kemerdekaan setiap warga negara untuk menyampaikan pendapat di muka umum merupakan perwujudan demokrasi dalam tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dalam undang-undang ini, demonstrasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh seorang atau lebih untuk mengeluarkan pikiran dengan lisan, tulisan, dan sebagainya secara demonstratif di muka umum.
2. Urutan UU Hak atas Kebebasan untuk Mengeluarkan Pendapat
1. UUD 1945 2. Bab X, Warga Negara dan Penduduk, Pasal 28 Kebebasan berserikat dan berkumpul mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang. 3. Bab XA, Hak Asasi Manusia, Pasal 28E Ayat 2 Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya. Ayat 3 Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat 4. Pasal 28F Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia. 5. Pernyataan Sedunia tentang Hak Asasi Manusia, Pasal 19 Setiap orang berhak atas kebebasan mempunyai dan mengeluarkan pendapat, dalam hak ini termasuk kebebasan mempunyai pendapat- pendapat dengan tidak mendapat gangguan, dan untuk mencari, menerima dan menyampaikan keterangan-keterangan dan pendapat- pendapat dengan cara apapun juga dan tidak memandang batas-batas. 6. Perjanjian Hak-hak Sipil dan Politik, Pasal 19 1.Setiap orang berhak untuk mempunyai pendapat tanpa mengalami gangguan. 2.Setiap orang berhak untuk mengeluarkan pendapat; dalam hal ini termasuk kebebasan untuk mencari, menerima dan menyampaikan segala macam penerangan, dan gagasan tanpa menghiraukan pembatasan- pembatasan, baik secara lisan, maupun tulisan atau tercetak, dalam bentuk seni, atau melalui media lain menurut pilihannya. Pelaksanaan hak-hak yang tercantum dalam ayat-ayat dari pasal ini membawakan kewajiban-kewajiban dan tanggung jawab yang khusus. Oleh sebab itu, dapat dikenakan pembatasan-pembatasan tertentu, tetapi pembatasan- pembatasan ini terbatas pada yang sesuai dengan ketentuan hukum dan yang diperlukan untuk menghormati hak-hak atau nama baik orang lain dan untuk perlindungan keamanan nasional, ketertiban umum, ataupun kesehatan dan moral umum. 3. Kesimpulan berdasarkan kasus demonstrasi yang terjadi yaitu Undang-Undang sudah mengatur akan adanya kebebasan berpendapat dan juga kebebasan menyampaikan pendapat dimuka umum, dan didalamnya sudah diatur bagaimana cara , dan prosedur yang harus dipatuhi saat melakukan demonstrasi. Seperti kasus diatas telah terjadi kerugian mencapai Rp 65 miliar yang tentu merugikan fasilitas umum dan negara.
Tindakan ini juga menyimpang Penegakan hukum atas perusakan fasilitas
umum oleh demonstran dalam penolakan pengesahan Undang Undang No 11 Tahun 2020 diatur oleh ketentuan Pasal 406 KUHP ayat 1 berbunyi “Barang Siapa dengan sengaja dan melawan hukum menghancurkan, merusakkan, membikin tak dapat dipakai atau menghilangkan barang sesuatu yang seluruhnya atau, sebagian milik orang lain, diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau dan denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah”. Bahwa pertanggungjawaban pidana timbul oleh akibat perbuatan yang didalamnya berisi ancaman pidana yang dilakukan oleh pelaku.