Anda di halaman 1dari 3

Nama : Amalia Hartiningsih

NIM : 048947053 UPBJJ-UT Semarang

Mata Kuliah : Tugas 1 Pengantar Ilmu Politik ISIP4212

1. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 9 TAHUN 1998


(9/1998) TENTANG KEMERDEKAAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DI
MUKA UMUM
a. bahwa kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum adalah hak asasi
manusia yang dijamin oleh Undang-Undang Dasar 1945 dan Deklarasi Universal
Hak-hak Asasi Manusia.
b. bahwa kemerdekaan setiap warga negara untuk menyampaikan pendapat di muka
umum merupakan perwujudan demokrasi dalam tatanan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
Dalam undang-undang ini, demonstrasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh seorang
atau lebih untuk mengeluarkan pikiran dengan lisan, tulisan, dan sebagainya secara
demonstratif di muka umum.

2. Urutan UU Hak atas Kebebasan untuk Mengeluarkan Pendapat


1. UUD 1945
2. Bab X, Warga Negara dan Penduduk, Pasal 28
Kebebasan berserikat dan berkumpul mengeluarkan pikiran dengan lisan dan
tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
3. Bab XA, Hak Asasi Manusia, Pasal 28E
Ayat 2 Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan,
menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.
Ayat 3 Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan
mengeluarkan pendapat
4. Pasal 28F
Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi
untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak
untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan
menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran
yang tersedia.
5. Pernyataan Sedunia tentang Hak Asasi Manusia, Pasal 19
Setiap orang berhak atas kebebasan mempunyai dan mengeluarkan pendapat,
dalam hak ini termasuk kebebasan mempunyai pendapat-
pendapat dengan tidak mendapat gangguan, dan untuk mencari,
menerima dan menyampaikan keterangan-keterangan dan pendapat-
pendapat dengan cara apapun juga dan tidak memandang batas-batas.
6. Perjanjian Hak-hak Sipil dan Politik, Pasal 19
1.Setiap orang berhak untuk mempunyai pendapat tanpa mengalami
gangguan.
2.Setiap orang berhak untuk mengeluarkan pendapat; dalam hal ini
termasuk kebebasan untuk mencari, menerima dan menyampaikan segala
macam penerangan, dan gagasan tanpa menghiraukan pembatasan-
pembatasan, baik secara lisan, maupun tulisan atau tercetak, dalam bentuk seni, atau
melalui media lain menurut pilihannya.
Pelaksanaan hak-hak yang tercantum dalam ayat-ayat dari pasal ini
membawakan kewajiban-kewajiban dan tanggung jawab yang khusus. Oleh sebab
itu, dapat dikenakan pembatasan-pembatasan tertentu, tetapi pembatasan-
pembatasan ini terbatas pada yang sesuai dengan ketentuan hukum dan yang
diperlukan untuk menghormati hak-hak atau nama baik orang lain dan untuk
perlindungan keamanan nasional, ketertiban umum, ataupun kesehatan dan moral
umum.
3. Kesimpulan berdasarkan kasus demonstrasi yang terjadi yaitu Undang-Undang sudah
mengatur akan adanya kebebasan berpendapat dan juga kebebasan menyampaikan
pendapat dimuka umum, dan didalamnya sudah diatur bagaimana cara , dan prosedur
yang harus dipatuhi saat melakukan demonstrasi. Seperti kasus diatas telah terjadi
kerugian mencapai Rp 65 miliar yang tentu merugikan fasilitas umum dan negara.

Tindakan ini juga menyimpang Penegakan hukum atas perusakan fasilitas


umum oleh demonstran dalam penolakan pengesahan Undang Undang No 11 Tahun
2020 diatur oleh ketentuan Pasal 406 KUHP ayat 1 berbunyi “Barang Siapa dengan
sengaja dan melawan hukum menghancurkan, merusakkan, membikin tak dapat
dipakai atau menghilangkan barang sesuatu yang seluruhnya atau, sebagian milik
orang lain, diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau
dan denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah”. Bahwa pertanggungjawaban
pidana timbul oleh akibat perbuatan yang didalamnya berisi ancaman pidana yang
dilakukan oleh pelaku.

Sumber referensi :

BMP Pengantar Ilmu Politik

Daftar Pustaka :

https://www.ejournal.warmadewa.ac.id

https://nasional.kompas.com/

Anda mungkin juga menyukai