NIM : E1A017115
Kelas :E
Tugas Partisipasi 1 Hukum Pers
2. Sistematika Hukum Pers, yaitu terdiri dari 10 bab dan 21 pasal, yang sistematika
masing-masing babnya adalah sebagai berikut:
a) Bab 1 : Ketentuan umum. Terdiri dari satu pasal
b) Bab 2 : Asas, Fungsi, Hak, Kewajiban dan Peranan Pers . Terdiri dari
lima pasal
c) Bab 3 : Wartawan. Terdiri daridua pasal
d) Bab 4 : Perusahaan Pers. Terdiri dari enam pasal
e) Bab 5 : Dewan Pers. Terdiri dari satu pasal
f) Bab 6 : Pers Asing. Terdiri dari satu pasal
g) Bab 7 : Peran Masyarakat. Terdiri dari satu pasal
h) Bab 8 : Ketentuan Pidana. Terdiri dari satu pasal
i) Bab 9 : Ketentuan Peralihan. Terdiri dari satu pasal
j) Bab 10 : Ketentuan Penutup. Terdiri dari dua pasal
2. Asas pers yang berlaku nasional yaitu mengacu pada Pasal 2 UU Pers, yaitu
terdapat asas:
a) Asas Demokrasi: Menjunjung tinggi nilai demokrasi, menjamin dan
menghormati hak asasi manusia dan menjunjung tinggi kemerdekaan
mengemukakan pendapat baik secara lisan maupun tulisan. Termasuk secara
terbuka melayani hak jawab dan hak koreksi atas berita yang disampaikan
b) Asas Keadilan: secara adil melakukan pemberitaan dengan tidak memihak
kepada atau tunduk pada salah satu pihak dan juga tidak merugikan salah
satu pihak
c) Asas Supremasi Hukum: Dalam menjalankan setiap kegiatannya, harus
berlandaskan pada hukum / perundang-undangan yang berlaku. Meletakkan
hukum sebagai landasan bertindak tertinggi, walaupun adanya kebebasan
pers yang diberikan undang-undang. Menghormati asas praduga tak bersalah,
sebelum ditetapkannya putusan hakim untuk tidak memberi cap bersalah
kepada seseorang yang juga untuk menghormati proses hukum yang berlaku.
1. Sebutkan sumber hukum dari hukum pers
2. Jelaskan pengertian pers
3. Jelaskan jenis media pers dan berikan contohnya
1. Sumber Hukum Pers ialah berbagai hukum tertulis dan hukum tidak tertulis.
Hukum Tidak tertulis yang mengatur tentang pers, diantaranya Hukum kebiasaan,
doktrin / pendapat para ahli, perjanjian, dan hukum tidak tertulis lainnya.
3. Jenis media pers diantaranya yaitu menggunakan media cetak, media elektronik
a) Media Cetak.
Merupakan media massa yang dalam penyampaiannya menggunakan
gambar, dan tulisan diatas kertas. Contohnya yaitu koran, majalah, tabloid,
bulletin, buku teks, dan lain sebagainya.
b) Media elektronik
Media massa yang dalam penyampaiannya menggunakan peralatan
elektronik. Contohnya yaitu televisi, radio, ponsel, internet, komputer, dan
lain sebagainya.
1. Sebutkan dan jelaskan tentang teori atau sistem pers
2. Jelaskan sistem pers yg diterapkan pada masa orde lama, orde baru,
dan di era reformasi sekarang ini
1. Menurut Siebert, Peterson, dan Scharm dalam buku “four theories of the press” ada
4 macam teori pers, yakni:
a) Teori Pers Otoriter
Pers mempunyai tugas mendukung dan membantu politik pemerintah yang
berkuasa untuk mengabdi kepada negara, tidak boleh mengritik alat negara dan
penguasa. Pers juga berada dibawah pengawasan dan kontrol pemerintah. Artinya
rakyat tidak memiliki hak penuh mengaspirasikan pendapatnya, tidak bisa
memberi opininya melalui pers. Jika diketahui pemerintah, akan diciduk dan
dihukum pemerintah.
b) Teori Pers Bebas
Pers mempunyai tujuan melakukan pengawasan terhadap kinerja yang dilakukan
pemerintah. Pers mempunyai kebebasan yang luas untuk membantu manusia
dalam mencari kebenaran.
c) Teori Pers Komunis
Pers berperan sebagai penuntut pemerintah dan partai politik, apabila sebaliknya
maka akan dianggap sebagai perlawanan atau immortal. Dijadikan sebagai alat
indoktrinasi massa oleh partai. Menekankan pada bimbingan dan pendidikan
massa melalui propaganda dan agitasi, sehingga hubungan dan fungsi pers
sebagai alat mengatur pemerintah.
d) Teori Pers tanggungjawab sosial
Pers adalah forum yang dijadikan tempat untuk bermusyawarah berbagai masalah
dalam rangka tanggung jawab terhadap masyarakat atau orang banyak
2. Sistem pers yang diterapkan pada orde lama, orde baru, dan era reformasi:
a) Orde lama:
Dibagi menjadi dua periode, yaitu periode demokrasi liberal dan periode
demokrasi terpimpin.
i. Demokrasi Liberal: Pers indonesia mempunyai kebebasan yang begitu
besar, setiap orang mempunyai modal dapat memiliki sebuah surat kabar
sehingga bebas mengeluarkan pendapatnya tanpa harus mengurus
perizinan. Pers saat itu berkondisikan banyak kontennya yang
bertentangan dengan ketertiban umum, banyak disalahgunakan untuk
menebar fitnah, caci maki, dsb dengan tujuan politik oleh orang-orang
atau organisasi tertentu.
ii. Demokrasi terpimpin: terhadap larangan dengan kegiatan politik
termasuk pers. Persyaratan mendapat surat izin terbit dan surat izin cetak
diperketat. PKI juga berpengaruh di Indonesia, banyaknya pemberitaan
yang bersifat pro komunis.
b) Orde baru:
Lahirlah istilah pers pancasila, pers yang orientasi, sikap, dan tingkah
lakunya didasarkan pada nilai-nilai pancasila dan UUD 1945. Hakikat pers yang
sehat, bebas, dan bertanggungjawab dalam menyebarkan fungsinya sebagai
penyebar informasi. Namun sejak 15 Januari 1974 (Malapetaka Limabelas
Januari), beberapa surat kabar dilarang terbit karena pers berada dibawah bayang-
bayang pemerintah yang membatasi kebebasan pers dalam membuat berita serta
melakukan kontrol sosial terhadap penguasa dan pemerintah. Pers cenderung
mewakili kepentingan penguasa, pemerintah, dan negara.
Pada saat ini, sistem yang digunakan dalam pers ialah pers otoriter yang
mana Pers mempunyai tugas mendukung dan membantu politik pemerintah yang
berkuasa untuk mengabdi kepada negara, tidak boleh mengritik alat negara dan
penguasa. Pers juga berada dibawah pengawasan dan kontrol pemerintah.
c) Era reformasi:
Mulai diserukannya kebebasan pers pada saat era reformasi, yaitu saat Presiden
BJ Habibie menggantikan Soeharto sebagai presiden. Banyaknya media massa
yang muncul dan PWI bukan menjadi satu satunya organisasi pers.
Dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia dan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 menjamin kebebasan pers,
yaitu kebebasan beropini oleh masyarakat pegiat pers dengan batasan-batasan
tidak melanggar ketertiban umum.
Pada saat ini, sistem yang digunakan dalam pers ialah Pers Bebas, yang mana
Pers mempunyai tujuan melakukan pengawasan terhadap kinerja yang dilakukan
pemerintah. Pers mempunyai kebebasan yang luas untuk membantu manusia
dalam mencari kebenaran.
Hak Tolak menurut pasal 1 angka 10 UU Pers adalah hak wartawan karena
profesinya, untuk menolak mengungkapkan nama atau identitas lainnya dari sumber
berita yang harus dirahasiakannya.
Kebebasan Pers adalah adalah hak yang diberikan oleh konstitusional atau
perlindungan hukum yang berkaitan dengan media dan bahan-bahan yang
dipublikasikan seperti menyebar luaskan, pencetakan dan menerbitkan surat kabar,
majalah, buku atau dalam material lainnya tanpa adanya campur tangan atau
perlakuan sensor dari pemerintah
Sensor menurut pasal 1 angka 8 UU Pers adalah penghapusan secara paksa sebagian
atau seluruh materi informasi yang akan diterbitkan atau disiarkan, atau tindakan
teguran atau peringatan yang bersifatmengancam dari pihak manapun, dan atau
kewajiban melapor, serta memperoleh izin daripihak berwajib, dalam pelaksanaan
kegiatan jurnalistik.
Wartawan Bodrek adalah wartawan tanpa media yang jelas, bahkan tidak pernah
menulis ( wartawan gadungan ).
Koran adalah sebuah media massa yang dicetak dan disusun atau dibentuk dari kertas
buram yang berukuran besar yang isinya memuat tentang informasi-informasi seputar
kehidupan sehari-hari dan informasi sekitar, berita yang ada didalamnya dicari dan
ditulis oleh para jurnalis ataupun wartawan.
Majalah adalah sebagai kumpulan berita, artikel, cerita, iklan yang dicetak dalam
lembaran kertas ukuran kuarto dan dijilid dalam bentuk buku, yang diterbitkan secara
berkala.
Tabloid adalah kumpulan berita-olahan atau berita investigatif. artikel, berita atau
iklan yang terbit berkala (biasanya tiap minggu), dan dicetak dalam kertas yang
ukurannya lebih kecil daripada plano (broadsheet).
1. Indikator pers yang bebas yaitu secara implisit diatur dalam pasal 4 UU Pers. Yang
menyatakan bahwa:
a) Kemerdekaan pers dijamin sebagai hak asasi warga negara. Kemerdekaan
pers selain diatur oleh UU Pers, menjadi salah satu pengaturan dalam HAM
yang diatur dalam Pasal 28 UUD 1945 dan UU Nomor 39 Tahun 1999
tentang HAM
b) Terhadap pers nasional tidak dikenakan penyensoran, pembredelan atau
pelarangan penyiaran. Pers nasional bebas untuk menayangkan dan
menyiarkan berita tanpa harus takut dikenakan penyensoran, pembredelan
dan pelarangan penyiaran.
c) Untuk menjamin kemerdekaan pers, pers nasional mempunyai hak mencari,
memperoleh, dan menyebarluaskan gagasan dan informasi.Ini merupakan
hak yang dilindungi UU Pers bahwa pers nasional mempunyai hak atas suatu
informasi tersebut.
d) Dalam mempertanggungjawabkan pemberitaan di depan hukum, wartawan
mempunyai Hak Tolak.
2. Ketentuan pidana:
a) UU Pers:
Pasal 18
(1) Setiap orang yang secara melawan hukum dengan sengaja melakukan tindakan
yang berakibat menghambat atau menghalangi pelaksanaan ketentuan Pasal 4 ayat (2)
dan ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau denda
paling banyak Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
(2) Perusahaan pers yang melanggar ketentuan Pasal 5 ayat (1) dan ayat (2), serta
Pasal 13 dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp.500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah).
(3) Perusahaan pers yang melanggar ketentuan Pasal 9 ayat (2) dan Pasal 12 dipidana
dengan pidana denda paling banyak Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
b) UU ITE:
Pasal 45A
(1) Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan
menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi Elektronik
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara
paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah).
(2) Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang
ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau
kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan
(SARA) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (2) dipidana dengan pidana
penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
Pasal 45B
Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mengirimkan Informasi Elektronik
dan/atau Dokumen Elektronik yang berisi ancaman kekerasan atau menakut-nakuti
yang ditujukan secara pribadi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 dipidana dengan
pidana penjara palinglama 4(empat) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta rupiah).
c) UU Penyiaran:
Pasal 58
Dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) untuk penyiaran radio dan dipidana
dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) untuk penyiaran televisi, setiap orang yang:
a. melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1);
b. melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (1);
c. melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (4);
d. melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (3).
Pasal 59
Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat
(10) dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah) untuk penyiaran radio dan paling banyak Rp2.000.000.000,00 (dua miliar
rupiah) untuk penyiaran televisi.
Jelaskanlah masalah, dan sangsi yg pernah diberikan kepada majalah
Tempo, koran Sinar Harapan, Tabloid Monitor, Tabloid Detik.