Anda di halaman 1dari 15

Nama : Gerry Akbarhananta Putra

NIM : E1A017115
Kelas :E
Tugas Partisipasi 1 Hukum Pers

1. Jelaskan tujuan pembentukan undang undang tentang pers


2. Susunlah sistematika dari undang undang tentang pers
3. Sebutkan 3 (tiga) undang undang yg berkaitan dg pers

1. Tujuan dibentuknya UU Pers tercantum secara tersirat dalam konsideran UU Pers.


Yang mana adalah sebagai berikut:
a) Menjamin kemerdekaan pers, dan menjamin mengeluarkan pikiran dan
pendapat sebagaimana tercantum dalam Pasal 28 UUD 1945.
Tujuan ini tercantum dalam konsideran yang pertama, yang berbunyi “bahwa
kemerdekaan pers merupakan salah satu wujud kedaulatan rakyat dan
menjadi unsur yang sangat penting untuk menciptakan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang demokratis, sehingga
kemerdekaan mengeluarkan pikiran dan pendapat sebagaimana tercantum
dalam Pasal 28 Undnag-Undang Dasar 1945 harus dijamin.
b) Menjamin hak asasi manusia untuk menyatakan pikiran dan pendapat serta
memperoleh informasi.
Tujuan ini tercantum dalam konsideran yang kedua, yang berbunyi “bahwa
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang demokratis,
kemerdekaan menyatakan pikiran dan pendapat sesuai dengan hati nurani
dan hak memperoleh informasi, merupakan hak asasi manusia yang sangat
hakiki, yang diperlukan untuk menegakkan keadilan dan kebenaran,
memajukan kesejahteraan umum, dan mencerdaskan kehidupan bangsa;”
c) Mengatur asas, fungsi, hak, kewajiban, dan peran pers nasional berdasarkan
kemerdekaan pers yang profesional
Tujuan ini tercantum dalam konsideran yang ketiga, yang berbunyi “bahwa
pers nasional sebagai wahana komunikasi massa, penyebar informasi, dan
pembentuk opini harus dapat melaksanakan asas, fungsi, hak, kewajiban, dan
peranannya dengan sebaik-baiknya berdasarkan kemerdekaan pers yang
profesional, sehingga harus mendapat jaminan dan perlindungan hukum,
serta bebas dari campur tangan dan paksaan dari manapun;”
d) Menegaskan peran pers nasional untuk menjaga ketertiban dunia.
Tujuan ini tercantum dalam konsideran yang keempat, yang berbunyi “bahwa
pers nasional berperan ikut menjaga ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial;”
e) Mengubah dan memperbaharui UU No 11 Tahun 1966 tentang Ketentuan-
Ketentuan Pokok Pers.
Tujuan ini tercantum dalam konsideran yang kelima, yang berbunyi “bahwa
Undang-undang Nomor 11 Tahun 1966 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Pers sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 4 Tahun 1967 dan
diubah dengan Undang-undang Nomor 21 Tahun 1982 sudah tidak sesuai
dengan tuntutan perkembangan zaman”

2. Sistematika Hukum Pers, yaitu terdiri dari 10 bab dan 21 pasal, yang sistematika
masing-masing babnya adalah sebagai berikut:
a) Bab 1 : Ketentuan umum. Terdiri dari satu pasal
b) Bab 2 : Asas, Fungsi, Hak, Kewajiban dan Peranan Pers . Terdiri dari
lima pasal
c) Bab 3 : Wartawan. Terdiri daridua pasal
d) Bab 4 : Perusahaan Pers. Terdiri dari enam pasal
e) Bab 5 : Dewan Pers. Terdiri dari satu pasal
f) Bab 6 : Pers Asing. Terdiri dari satu pasal
g) Bab 7 : Peran Masyarakat. Terdiri dari satu pasal
h) Bab 8 : Ketentuan Pidana. Terdiri dari satu pasal
i) Bab 9 : Ketentuan Peralihan. Terdiri dari satu pasal
j) Bab 10 : Ketentuan Penutup. Terdiri dari dua pasal

3. UU yang berkaitan dengan pers yaitu:


a) Undang-Undang Pers. UU ini menjadi sentral dalam pemberlakuan hukum
positif di Indonesia berkaitan dengan penegakkan hukum pers di Indonesia
b) Undang-Undang Ketenagakerjaan. UU ini mengatur pers sebagai perusahaan
ekonomi yang memperkerjakan wartawan sebagai tenaga kerja. UU ini
sebagai cerminan pelaksanaan atas fungsi lembaga ekonomi pers dalam pasal
3 ayat (2) UU Pers
c) Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). UU ini banyak
mengatur tentang hal-hal yang dapat dikaitkan dengan pers. Contohnya
adalah penggunaan media elektronik, sosial media sebagai media untuk
menyebarkan dan mendapat informasi
1. Sebutkan dan jelaskan asas pers yg berlaku decara universal di
negara demokrasi
2. Sebutkan asas pers berdasarkan undang undang nomor 40 tahun 1999
tentang pers

1. Asas pers yang berlaku universal:


a) Asas Pars prototo: Dengan melihat sistem pemerintahan oleh penguasa di
negara tersebut, maka kita bisa mengetahui sistem pers yang berlaku di
negara tersebut
b) Asas Trial By Press: Pers tidak mempunyai kewenangan untuk mengadili
seseorang yang dianggap melakukan pelanggaran atau kejahatan, karena itu
adalah kewenangan penegak hukum. Pers juga tidak boleh mengintervensi
penegak hukum dalam memutus dan menyelesaikan perkara
c) Asas Cover both sides: Dalam pemberitaannya, pers tidak boleh memihak
salah satu pihak. Harus berimbang dan adil

2. Asas pers yang berlaku nasional yaitu mengacu pada Pasal 2 UU Pers, yaitu
terdapat asas:
a) Asas Demokrasi: Menjunjung tinggi nilai demokrasi, menjamin dan
menghormati hak asasi manusia dan menjunjung tinggi kemerdekaan
mengemukakan pendapat baik secara lisan maupun tulisan. Termasuk secara
terbuka melayani hak jawab dan hak koreksi atas berita yang disampaikan
b) Asas Keadilan: secara adil melakukan pemberitaan dengan tidak memihak
kepada atau tunduk pada salah satu pihak dan juga tidak merugikan salah
satu pihak
c) Asas Supremasi Hukum: Dalam menjalankan setiap kegiatannya, harus
berlandaskan pada hukum / perundang-undangan yang berlaku. Meletakkan
hukum sebagai landasan bertindak tertinggi, walaupun adanya kebebasan
pers yang diberikan undang-undang. Menghormati asas praduga tak bersalah,
sebelum ditetapkannya putusan hakim untuk tidak memberi cap bersalah
kepada seseorang yang juga untuk menghormati proses hukum yang berlaku.
1. Sebutkan sumber hukum dari hukum pers
2. Jelaskan pengertian pers
3. Jelaskan jenis media pers dan berikan contohnya

1. Sumber Hukum Pers ialah berbagai hukum tertulis dan hukum tidak tertulis.

Hukum tertulis / formal yang diatur dalam perundang-undangan diantaranya:


- UUD 1945. Pada pasal 27 dan 28 yang berbunyi:
Pasal 27
(1) Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan
dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
(2) Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.
Pasal 28
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan
tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
Pasal 28A
Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari,
memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan
menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.** )
- Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia(Tap MPR) Nomor
XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia.Sebagai salah satu dasar yuridis atas
berlakunya UU Pers. Yaitu dalam penjelasan, piagam Hak Asasi Manusia pada pasal
19, pasal 20 dan pasal 21.
- UU Pers. Yang merupakan undang-undang yang mengatur tentang pers.
- UU No 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, yang menjamin tentang
kebebasan memberikan pendapat. Yaitu pada pasal 23 ayat (2)
- Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang mengatur peraturan pidana
berkaitan dengan pers secara umum, yaitu Berkaitan dengan membocorkan rahasia
negara (pasal 112), Membocorkan rahasia pertahanan dan keamanan negara (Pasal
113),Penghinaan terhadap presiden dan wakil presiden (Pasal 134, pasal 136 bis, dan
pasal 137), Penghinaan terhadap raja atau kepala negara sahabat (pasal 142),
Penghinaan terhadap wakil negara asing (Pasal 143, dan pasal 144), Permusuhan,
Kebencian, dan Penghinaan terhadap pemerintah (Pasal 154 dan Pasal 155),
Pernyataan perasaan permusuhan, kebencian, dan penghinaan golongan (Pasal 156
dan 157), Perasaan permusuhan, penyalahgunaan atau penodaan agama (Pasal 156a),
Penghasutan (Pasal 160 dan pasal 161), Penawaran tindak pidana 162 dan Pasal 163),
Penghinaan terhadap penguasa atau badan umum (Pasal 207 dan pasal
208),Pelanggaran kesusuilaan (Pasal 282), Penyerangan / pencemaran kehormatan
atau nama baik seseorang (Pasal 310, pasal 311, pasal 315, dan pasal 316),
Pemberitaan palsu (Pasal 317), Penghinaan atau pencemaran orang mati (Pasal 320
dan pasal 321),Pelanggaran hak ingkar (Pasal 322), Penadahan Penerbitan dan
Percetakan (Pasal 483 dan pasal 484), Pelanggaran ketertiban umum (Pasal 519 bis
dan Pasal 533).

Hukum Tidak tertulis yang mengatur tentang pers, diantaranya Hukum kebiasaan,
doktrin / pendapat para ahli, perjanjian, dan hukum tidak tertulis lainnya.

2. Pengertian pers tercantum dalam pasal 1 angka 1 UU Pers, yang berbunyi


“Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan
kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki,menyimpan,mengolah,
dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara
dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan
menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran yang
tersedia.”

3. Jenis media pers diantaranya yaitu menggunakan media cetak, media elektronik
a) Media Cetak.
Merupakan media massa yang dalam penyampaiannya menggunakan
gambar, dan tulisan diatas kertas. Contohnya yaitu koran, majalah, tabloid,
bulletin, buku teks, dan lain sebagainya.
b) Media elektronik
Media massa yang dalam penyampaiannya menggunakan peralatan
elektronik. Contohnya yaitu televisi, radio, ponsel, internet, komputer, dan
lain sebagainya.
1. Sebutkan dan jelaskan tentang teori atau sistem pers
2. Jelaskan sistem pers yg diterapkan pada masa orde lama, orde baru,
dan di era reformasi sekarang ini

Nama : Gerry Akbarhananta Putra


NIM : E1A017115
Kelas :E
Tugas Partisipasi 4 Hukum Pers

1. Menurut Siebert, Peterson, dan Scharm dalam buku “four theories of the press” ada
4 macam teori pers, yakni:
a) Teori Pers Otoriter
Pers mempunyai tugas mendukung dan membantu politik pemerintah yang
berkuasa untuk mengabdi kepada negara, tidak boleh mengritik alat negara dan
penguasa. Pers juga berada dibawah pengawasan dan kontrol pemerintah. Artinya
rakyat tidak memiliki hak penuh mengaspirasikan pendapatnya, tidak bisa
memberi opininya melalui pers. Jika diketahui pemerintah, akan diciduk dan
dihukum pemerintah.
b) Teori Pers Bebas
Pers mempunyai tujuan melakukan pengawasan terhadap kinerja yang dilakukan
pemerintah. Pers mempunyai kebebasan yang luas untuk membantu manusia
dalam mencari kebenaran.
c) Teori Pers Komunis
Pers berperan sebagai penuntut pemerintah dan partai politik, apabila sebaliknya
maka akan dianggap sebagai perlawanan atau immortal. Dijadikan sebagai alat
indoktrinasi massa oleh partai. Menekankan pada bimbingan dan pendidikan
massa melalui propaganda dan agitasi, sehingga hubungan dan fungsi pers
sebagai alat mengatur pemerintah.
d) Teori Pers tanggungjawab sosial
Pers adalah forum yang dijadikan tempat untuk bermusyawarah berbagai masalah
dalam rangka tanggung jawab terhadap masyarakat atau orang banyak

2. Sistem pers yang diterapkan pada orde lama, orde baru, dan era reformasi:
a) Orde lama:
Dibagi menjadi dua periode, yaitu periode demokrasi liberal dan periode
demokrasi terpimpin.
i. Demokrasi Liberal: Pers indonesia mempunyai kebebasan yang begitu
besar, setiap orang mempunyai modal dapat memiliki sebuah surat kabar
sehingga bebas mengeluarkan pendapatnya tanpa harus mengurus
perizinan. Pers saat itu berkondisikan banyak kontennya yang
bertentangan dengan ketertiban umum, banyak disalahgunakan untuk
menebar fitnah, caci maki, dsb dengan tujuan politik oleh orang-orang
atau organisasi tertentu.
ii. Demokrasi terpimpin: terhadap larangan dengan kegiatan politik
termasuk pers. Persyaratan mendapat surat izin terbit dan surat izin cetak
diperketat. PKI juga berpengaruh di Indonesia, banyaknya pemberitaan
yang bersifat pro komunis.
b) Orde baru:
Lahirlah istilah pers pancasila, pers yang orientasi, sikap, dan tingkah
lakunya didasarkan pada nilai-nilai pancasila dan UUD 1945. Hakikat pers yang
sehat, bebas, dan bertanggungjawab dalam menyebarkan fungsinya sebagai
penyebar informasi. Namun sejak 15 Januari 1974 (Malapetaka Limabelas
Januari), beberapa surat kabar dilarang terbit karena pers berada dibawah bayang-
bayang pemerintah yang membatasi kebebasan pers dalam membuat berita serta
melakukan kontrol sosial terhadap penguasa dan pemerintah. Pers cenderung
mewakili kepentingan penguasa, pemerintah, dan negara.
Pada saat ini, sistem yang digunakan dalam pers ialah pers otoriter yang
mana Pers mempunyai tugas mendukung dan membantu politik pemerintah yang
berkuasa untuk mengabdi kepada negara, tidak boleh mengritik alat negara dan
penguasa. Pers juga berada dibawah pengawasan dan kontrol pemerintah.
c) Era reformasi:
Mulai diserukannya kebebasan pers pada saat era reformasi, yaitu saat Presiden
BJ Habibie menggantikan Soeharto sebagai presiden. Banyaknya media massa
yang muncul dan PWI bukan menjadi satu satunya organisasi pers.
Dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia dan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 menjamin kebebasan pers,
yaitu kebebasan beropini oleh masyarakat pegiat pers dengan batasan-batasan
tidak melanggar ketertiban umum.
Pada saat ini, sistem yang digunakan dalam pers ialah Pers Bebas, yang mana
Pers mempunyai tujuan melakukan pengawasan terhadap kinerja yang dilakukan
pemerintah. Pers mempunyai kebebasan yang luas untuk membantu manusia
dalam mencari kebenaran.

Jelaskan istilah dalam pers berikut ini :


1. Hak jawab
2. Hak tolak
3. Kebebasan pers
4. Sensor
5. Bredel
6. Wartawan
7. Wartawan freelance
8. Wartawan bodrek
9. Koran
10. Majalah
11. Bulelin
12. Tabloid
Hak jawab menurut pasal 1 angka 11 UU Pers adalah hak seseorang atau sekelompok
orang untuk memberikan tanggapan atau sanggahan terhadap pemberitaan berupa
fakta yang merugikan nama baiknya.

Hak Tolak menurut pasal 1 angka 10 UU Pers adalah hak wartawan karena
profesinya, untuk menolak mengungkapkan nama atau identitas lainnya dari sumber
berita yang harus dirahasiakannya.

Kebebasan Pers adalah adalah hak yang diberikan oleh konstitusional atau
perlindungan hukum yang berkaitan dengan media dan bahan-bahan yang
dipublikasikan seperti menyebar luaskan, pencetakan dan menerbitkan surat kabar,
majalah, buku atau dalam material lainnya tanpa adanya campur tangan atau
perlakuan sensor dari pemerintah

Sensor menurut pasal 1 angka 8 UU Pers adalah penghapusan secara paksa sebagian
atau seluruh materi informasi yang akan diterbitkan atau disiarkan, atau tindakan
teguran atau peringatan yang bersifatmengancam dari pihak manapun, dan atau
kewajiban melapor, serta memperoleh izin daripihak berwajib, dalam pelaksanaan
kegiatan jurnalistik.

Bredel menurut pasal 1 angka 9 UU Pers adalah penghentian penerbitan dan


peredaran atau penyiaran secara paksa atau melawan hukum

Wartawan orang yang secara teratur melaksanakan kegiatan jurnalistik.


Wartawan Freelance adalah seorang wartawan yang tidak terikat pada satu surat kabar
atau berita saja.

Wartawan Bodrek adalah wartawan tanpa media yang jelas, bahkan tidak pernah
menulis ( wartawan gadungan ).

Koran adalah sebuah media massa yang dicetak dan disusun atau dibentuk dari kertas
buram yang berukuran besar yang isinya memuat tentang informasi-informasi seputar
kehidupan sehari-hari dan informasi sekitar, berita yang ada didalamnya dicari dan
ditulis oleh para jurnalis ataupun wartawan.

Majalah adalah sebagai kumpulan berita, artikel, cerita, iklan yang dicetak dalam
lembaran kertas ukuran kuarto dan dijilid dalam bentuk buku, yang diterbitkan secara
berkala.

Buletin adalah publikasi yang dilakukan oleh organisasi yang mengangkat


pengembangan topik atau aspek tertentu dan secara teratur secara berkala yang
didisiplinkan / diterbitkan dalam waktu yang relatif singkat dari harian hingga
bulanan.

Tabloid adalah kumpulan berita-olahan atau berita investigatif. artikel, berita atau
iklan yang terbit berkala (biasanya tiap minggu), dan dicetak dalam kertas yang
ukurannya lebih kecil daripada plano (broadsheet).

1. Jelaskan 4 (empat) indikator pers yg bebas


2. Berikan contoh, masing masing 2 (dua) pasal yg mengatur tindak
pidana dalam UU pers, UU ITE dan UU Penyiaran.

1. Indikator pers yang bebas yaitu secara implisit diatur dalam pasal 4 UU Pers. Yang
menyatakan bahwa:
a) Kemerdekaan pers dijamin sebagai hak asasi warga negara. Kemerdekaan
pers selain diatur oleh UU Pers, menjadi salah satu pengaturan dalam HAM
yang diatur dalam Pasal 28 UUD 1945 dan UU Nomor 39 Tahun 1999
tentang HAM
b) Terhadap pers nasional tidak dikenakan penyensoran, pembredelan atau
pelarangan penyiaran. Pers nasional bebas untuk menayangkan dan
menyiarkan berita tanpa harus takut dikenakan penyensoran, pembredelan
dan pelarangan penyiaran.
c) Untuk menjamin kemerdekaan pers, pers nasional mempunyai hak mencari,
memperoleh, dan menyebarluaskan gagasan dan informasi.Ini merupakan
hak yang dilindungi UU Pers bahwa pers nasional mempunyai hak atas suatu
informasi tersebut.
d) Dalam mempertanggungjawabkan pemberitaan di depan hukum, wartawan
mempunyai Hak Tolak.

2. Ketentuan pidana:

a) UU Pers:
Pasal 18
(1) Setiap orang yang secara melawan hukum dengan sengaja melakukan tindakan
yang berakibat menghambat atau menghalangi pelaksanaan ketentuan Pasal 4 ayat (2)
dan ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau denda
paling banyak Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
(2) Perusahaan pers yang melanggar ketentuan Pasal 5 ayat (1) dan ayat (2), serta
Pasal 13 dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp.500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah).
(3) Perusahaan pers yang melanggar ketentuan Pasal 9 ayat (2) dan Pasal 12 dipidana
dengan pidana denda paling banyak Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

b) UU ITE:
Pasal 45A
(1) Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan
menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi Elektronik
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara
paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah).
(2) Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang
ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau
kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan
(SARA) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (2) dipidana dengan pidana
penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
Pasal 45B
Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mengirimkan Informasi Elektronik
dan/atau Dokumen Elektronik yang berisi ancaman kekerasan atau menakut-nakuti
yang ditujukan secara pribadi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 dipidana dengan
pidana penjara palinglama 4(empat) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta rupiah).

c) UU Penyiaran:
Pasal 58
Dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) untuk penyiaran radio dan dipidana
dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) untuk penyiaran televisi, setiap orang yang:
a. melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1);
b. melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (1);
c. melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (4);
d. melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (3).
Pasal 59
Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat
(10) dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah) untuk penyiaran radio dan paling banyak Rp2.000.000.000,00 (dua miliar
rupiah) untuk penyiaran televisi.
Jelaskanlah masalah, dan sangsi yg pernah diberikan kepada majalah
Tempo, koran Sinar Harapan, Tabloid Monitor, Tabloid Detik.

Masalah dan sanksi yang pernah diberikan kepada:


1. Majalah Tempo
Pada tahun 1982, majalah tempo di bredel karena dianggap terlalu tajam mengkritik
rezim orde baru dan partai golkar. Majalah tempo diperbolehkan beroperasi kembali setelah
menandatangani pernyataan dengan menteri penerangan Ali Murtopo
Pada tahun 1994, majalah tempo kembali dijatuhi sanksi bredel karena dianggap terlalu
keras mengkritik pembelian 39 kapal perang bekas dari Jerman timur dengan harga USD 12,7
juta menjadi USD 1,1 Milyar. Majalah tempo juga mengungkapkan pelipatgandaan harga
sebesar 62 kali lipat. Setelah pembredelan tersebut, Tempo kembali boleh beroperasi 12
Oktober 1998.
2. Koran Sinar Harapan
Pada tanggal 2 Januari 1973, koran sinar harapan dijatuhi hukuman berupa pencabutan
izin cetak. Dikarenakan menulis rancangan dan pendapatan belanja negara tahun 1973 - 1974
sebesar 826 Milyar pada surat kabar edisi 30 Desember 1972. Pada saat itu, presiden Soeharto
hendak menyampaikan RAPBN tersebut pada 8 Januari 1973. Maka penyiaran Koran sinar
harapan tersebut dianggap oleh pemerintah membocorkan rahasia negara karena menyiarkan
RAPBN yang seharusnya belum boleh disiarkan.
3. Tabloid Monitor
Pada tahun 1990, Tabloid monitor pernah menyebarkan sebuah angket yang diberi nama
“kagum 5 juta” untuk mengetahui siapa tokoh yang dikagumi oleh pembaca tabloid monitor
saat itu serta diiming-imingi hadiah uang tunai. Namun pada hasilnya Arswendo Atmowiloto
(pemimpin redaksi tabloid monitor saat itu) menduduki peringkat pertama diatas nabi
muhammad SAW. Maka Tabloid monitor mendapat hukuman bredel (pencabutan SIUPP /
Surat Izin Usaha Penerbitan Pers) dan Arswendo Atmowiloto dijatuhi tuntutan KUHP Pasal
156a.
4. Tabloid Detik
Pada 21 Juni 1994, Pemerintah membredel beberapa yang salah satunya adalah tabloid
detik. Bahkan pada saat itu tabloid detik ditutup dan SIUPP nya dicabut karena memberitakan
cerita detektif dan kriminal yang dianggap dapat mengganggu ketertiban Nasional dan
menyimpang dari tujuan awal menceritakan detektif dan kriminal.

Anda mungkin juga menyukai