Anda di halaman 1dari 6

Jelaskan Program asuransi sosial yang diselenggarakan oleh BPJS

Ketenagakerjaan?

BPJS Ketenagakerjaan, dalam operasionalnya diatur dalam Undang-Undang


No 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Adapun
program asuransi sosial yang diselenggarakan BPJS Ketenagakerjaan
diatur dalam pasal 6 ayat (2) yang berarti program serta
penjelasannya adalah sebagai berikut: 1. Jaminan kecelakaan kerja.
Asuransi yang diberikan ini adalah memberikan jaminan dan
perlindungan atas risiko kecelakaan kerja yang terjadi dalam hubungan
kerja, termasuk kecelakaan yang disebabkan oleh perjalanan dari rumah
maupun pulang kerumah, dan penyakit yang disebabkan oleh lingkungan
kerja. adapun program-program dari jaminan kecelakaan kerja ialah
perlindungan atas risiko kecelakaan kerja, perawatan tanpa batas
biaya, santunan upah selama tidak bekerja, santunan kematian akibat
kecelakaan kerja, bantuan beasiswa untuk 2 anaknya, serta bantuan
kesiapan untuk kembali bekerja 2. Jaminan Kematian. Asuransi yang
diberikan ini adalah memberikan manfaat uang tunai yang diberikan
kepada ahli waris ketika peserta meninggal dunia bukan akibat
kecelakaan kerja. Adapun program-program yang diberikan ialah
santunan kematian, santunan berkala 24 bulan, biaya pemakaman, dan
bantuan beasiswa untuk 2 anaknya 3. Jaminan hari tua. Asuransi yang
diberikan ini adalah memberikan manfaat berupa uang tunai yang
besarnya merupakan akumulasi iuran ditambah hasil pengembangannya,
untuk menjamin agar peserta menerima uang tunai pada saat pensiun,
mengalami cacat total, atau meninggal dunia. Adapun peserta akan
menerima secara sekaligus 4. Jaminan Pensiun. Asuransi yang diberikan
adalah memberikan manfaat untuk mempertahankan derajat kehidupan yang
layak bagi peserta dan atau ahli warisnya dengan memberikan
penghasilan setelah peserta memasuki usia pensiun, mengalami cacat.
Adapun program-program yang diberikan ialah manfaat pensiun hari tua,
manfaat pensiun janda/duda, manfaat pensiun cacat, manfaat pensiun
anak, dan manfaat pensiun orang tua. adapaun kita akan menerimanya
secara berkala setiap bulannya

BPJS Kesehatan sering "terlambat" atau "menunggak" kewajiban yang


harus dipenuhi kepada fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan
BPJS Kesehatan. Jelaskan apakah BPJS Kesehatan dapat dipailitkan atau
dibubarkan?

BPJS Kesehatan tidak dapat dipailitkan, dapat dibubarkan namun hanya


melalui undang-undang. Ketentuan secara umum mengenai hal tersebut di
atur dalam Undang-Undang No 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial. Pada pasal 46 yang bertuliskan "BPJS hanya dapat
dibubarkan oleh Undang-Undang" dan pasal 47 yang bertuliskan "BPJS
tidak dapat dipailitkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan melalui kepailitan" Maka berdasarkan bunyi pasal diatas
selama undang-undang BPJS masih berlaku, BPJS tidak dapat dibubarkan
secara mandiri maupun dinyatakan pailit oleh pengadilan seperti yang
diatur dalam peraturan perundang-undangan melalui kepailitan.
Walaupun dalam prakteknya seringkali terlambat atau menunggak
kewajiban yang harus dipenuhi kepada fasilitas yang bekerja sama
dengan BPJS. Keberadaan BPJS tersebut dilindungi oleh UU BPJS Sebagai
payung hukum yang mengatur BPJS. Apabila hendak dibubarkan, harus
dilakukan melalui undang-undang, yaitu dengan cara menghapus atau
merevisi, atau membuat baru ketentuan undang-undang BPJS sebagai
dasar hukum yang membentuk BPJS yang mengaturnya tersebut.

Jelaskan kewajiban tertanggung dalam hal terjadinya asuransi rangkap

Kewajiban Tertanggung apabila terjadi asuransi rangkap, yaitu


tertanggung harus memberitahukan kepada penanggung segala
pertanggungan lain atas harta benda dan atau kepentingan yang sama.
Jadi tertanggung harus secara terbuka memberitahukan kepada
penanggung apabila ia melakukan pertanggungan dengan penanggung lain
atas harta benda atau kepentingan yang sama dengan yang diperjanjikan
oleh penanggung Begitupula jika tertanggung menutup pertanggungan
lain atas harta benda dan kepentingan yang sama, maka wajib
diberitahukan juga kepada penanggung. Jadi apabila tertanggung hendak
menutup pertanggungan lain dengan harta benda atau kepentingan yang
sama dengan yang diperjanjikan oleh penanggung, maka juga wajib
diberitahukan oleh penanggung.

Siapakah yang seharusnya membeli asuransi Marine Cargo, apakah


pembeli atau penjual barang ? 

Yang seharusnya membeli asuransi Marine Cargo dibagi menjadi 3 sistem


perasuransian: 1. Free On Board (FOB) Maksudnya adalah penjual hanya
bertanggung jawab sampai diatas kapal pengangkutnya, selebihnya
tanggung jawab pembeli. Jadi penjual hanya bertanggung jawab terhadap
barang tersebut sampai diatas kapal pengangkutnya termasuk biaya
ekspor, biaya angkut dari gudang ke pelabuhan, biaya muat dari
pelabuhan keatas kapal. Sedangkan biaya asuransi, bongkar muat di
pelabuhan yang dituju menjadi tanggung jawab pembeli 2. Cost and
Freight (C & F) Maksudnya adalah penjual bertanggung jawab terhadap
biaya pengiriman barangnya sampai dipelabuhan tujuan, tapi tidak
bertanggung jawab masalah asuransinya. Biasanya untuk asuransi
ditanggung sendiri oleh pembeli atau tidak ada asuransi. 3. Cost,
Insurence, and Freight (C I F) Maksudnya adalah penjual bertanggung
jawab terhadap biaya pengiriman barang dan asuransinya sampai tempat
pembeli. Harga yang harus dibayar oleh pembeli sudah termasuk kedalam
biaya pengiriman dan asuransinya. Ini adalah yang sering digunakan di
Indonesia, untuk biaya pengiriman dan asuransi sudah all in one dan
harganya relatif lebih mahal.

Jelaskan apakah suretyship termasuk bentuk pertanggungan?

Ya, suretyship termasuk bentuk pertanggungan. Surety bond/ Surety


Ship diartikan sebagai suatu bentuk perjanjian antara dua pihak yaitu
antara pemberi jaminan (Surety) yang memberikan jaminan untuk pihak
kontraktor atau pelaksana proyek (principal) untuk kepentingan proyek
(Obligee). Bahwa apabila pihak yang dijamin yaitu principal yang oleh
suatu sebab lalai atau gagal melaksanakan kewajibannya dalam
menyelesaikan pekerjaan yang diperjanjikan kepada obligee, maka pihak
surety sebagai penjamin akan menggantikan kedudukan hukum pihak
principal untuk membayar ganti rugi maksimum sampai jumlah yang
diberikan surety. Maka apabila dilihat dari pengertian tersebut
terlihat bahwa surety bond termasuk kedalam asuransi tanggung jawab
hukum (termasuk pertanggungan), karena fungsi surety yang notabanenya
pihak asuransi akan bertanggung jawab kepada pihak ketiga dalam hal
ini obligee akan ketidakmampuan untuk kelalaian pihak principal dalam
melakasanakan tanggung jawab hukum berupa pelaksanaan proyek yang
diperjanjikan kepada obligee.

Jelaskan jenis-jenis usaha perasuransian

jenis-jenis usaha perasuransian: 1. Usaha Asuransi Umum Menurut Pasal


1 angka 5 UU Perasuransian, Usaha Asuransi Umum adalah usaha jasa
pertanggungan risiko yang memberikan penggantian kepada tertanggung
atau pemegang polis karena kerugian, kerusakan, biaya yang timbul,
kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga
yang mungkin diderita tertanggung atau pemegang polis karena
terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti. 2. Perusahaan Asuransi
Jiwa Menurut Pasal 1 angka 6 UU Perasuransian, Usaha Asuransi Jiwa
adalah usaha yang menyelenggarakan jasa penanggulangan risiko yang
memberikan pembayaran kepada pemegang polis, tertanggung, atau pihak
lain yang berhak dalam hal tertanggung meninggal dunia atau tetap
hidup, atau pembayaran lain kepada pemegang polis, tertanggung,atau
pihak lain yang berhak pada waktu tertentu yang diatur dalam
perjanjian, yang besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada
hasil pengelolaan dana. 3. Perusahaan Reasuransi Menurut Pasal 1
angka 7 UU perasuransian, Usaha Reasuransi adalah usaha jasa
pertanggungan ulang terhadap risiko yang dihadapi oleh perusahaan
asuransi, perusahaan penjaminan, atau perusahaan reasuransi lainnya.
4. Perusahaan Asuransi umum Syariah Menurut Pasal 1 angka 8 UU
Perasuransian, Usaha Asuransi Umum Syariah adalah usaha pengelolaan
risiko berdasarkan Prinsip Syariah guna saling menolong dan
melindungi dengan memberikan penggantian kepada peserta atau pemegang
polis karena kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan
keuntungan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang
mungkin diderita peserta atau pemegang polis karena terjadinya suatu
peristiwa yang tidak pasti. 5. Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah
Menurut Pasal 1 angka 9 UU Perasuransian, Usaha Asuransi Jiwa Syariah
adalah usaha pengelolaan risiko berdasarkan Prinsip Syariah guna
saling menolong dan melindungi dengan memberikan pembayaran yang
didasarkan pada meninggal atau hidupnya peserta, atau pembayaran lain
kepada peserta atau pihak lain yangberhak pada waktu tertentu yang
diatur dalam perjanjian, yang besarnya telah ditetapkan dan/atau
didasarkan pada hasil pengelolaan dana. 6. Perusahaan Reasuransi
Syariah Usaha Reasuransi Syariah adalah usaha pengelolaan risiko
berdasarkan Prinsip Syariah atas risiko yangdihadapi oleh perusahaan
asuransi syariah, perusahaan penjaminan syariah, atau perusahaan
reasuransi syariah lainnya.

Tugas Membuat Soal Hukum Asuransi

Berikut ini adalah macam-macam produk suretyship. Kecuali:


A. Jaminan Penawaran
B. Jaminan Pemeliharaan
C. Jaminan Pembayaran Hutang
D. Jaminan Pelaksanaan

Jawaban: C. Jaminan Pembayaran Hutang

Anda mungkin juga menyukai