Anda di halaman 1dari 4

HUKUM WARIS POSITIF DIINDONESIA

* DASAR HUKUM (berlakunya hukum waris)


Berlaku atas dasar Pasal II AP UUD 1945 yang memberlakukan Hukum Waris BW,
Hukum Waris Islam dan Hukum Waris Adat menurut Tatahukum Pem. Hindia
Belanda berdasar atas Pasal 131 IS dan pasal 163 IS.
* BERLAKUNYA HUKUM WARIS KEDEPAN
Berlakunya bersifat sementara dan sebagai suatu sistem memiliki hubunganm secara
sistemik dengan sistem hukum keluarga dan perkawinan, oleh karena itu ada
konsekuensi yuridis dengan berlakunya UU no. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
dan UU No. 7 Tahun 1989 tentang Pengadilan Agama dan Perubahannya dengan UU
No. 3 Tahun 2006.
* HUKUM WARIS ADAT
Hukum yang sedang mengalami perubahan karena adanya perubahan masyarakat dan
perubahan pandangan hukum melalui Yurisprudensi Mahkamah Agung RI, terutama
mengenai pembagian warisan secara individual.

KEADAAN MASYARAKAT DAN PENGARUH POLITIK HUKUM TERHADAP


HUKUM WARIS ADAT
* Hukum dan Typologi Masyarakat
Hukum dan Masyarakat memiliki hubungan yang bersifat fungsional, apabila
masyarakat berubah maka hukumnya pun juga akan mengalami perubahan.
* Pluralisme Hukum
Sebagai akibat berlakunya Pasal II AP UUD 1945, dengan sendirinya berlaku pula
pluralisme hukum, khususnya Hukum Waris BW, Hukum Waris Islam dan Hukum
Waris Adat, yang berlaku mengikuti pergolongan rakyat (aspek historis)
* Pergolongan Rakyat dan Unifikasi Hukum
Perkembangannya politik pergolongan rakyat yang ditransfer dari Tatahukum Hindia
Belanda tersebut, sedikit demi sedikit mengalami perubahan sejalan dengan
perubahan politik hukum dengan diterbitkannya UU baru yang bersifat unifikasi
hukum (Perkawinan dan Pengadilan Agama).

ISTILAH-ISTILAH YANG RANCU DLM PRAKTIK HUKUM


* Hukum Waris Adat dan Hukum Adat Waris
* Pewarisan dan Pembagian Warisan
* Harta Warisan dan Harta Peninggalan
* Harta Bawaan dan harta Asal
* Hibah, Schenking dan Hibah menurut Hukum Adat
* Lembaga Hidup Waris dan Lembaga Penggantian Tempat Ahli Waris

PENGERTIAN DAN TUJUAN PEWARISAN


* PENGERTIAN PEWARISAN
Pewarisan adalah proses penerusan, pengoperan, peralihan harta kekayaan materiil
dan immateriil dari satu generasi ke generasi berikutnya.
* TUJUAN PEWARISAN
Menyelesaikan perikatan yang dibuat pewaris semasa hidupnya dan mempertahankan
eksistensi masyarakat genealogis.

KONSEP HARTA WARISAN HARUS SUDAH BERSIH


Harta peninggalan pewaris setelah dibersihkan dari utang-utang pewaris semasa
hidupnya (termasuk biaya perawatan, selamatan dan biaya kubur), selebihnya baru
dapat dilakukan pembagian warisan (Konsep pasiva dan aktiva).

UNSUR-UNSUR PEWARISAN
* UNSUR-UNSUR
Pewaris, Harta Warisan dan Ahli Waris.
*SIFAT K UMULATIF
berkait dengan konsep peristiwa hukum waris, dan apabila salah satu saja dari unsur-
unsur pewarisan tidak ada maka tidak akan terjadi peristiwa pewarisan.
* SISTEMATIKA UNSUR-UNSUR
unsur-unsur tersebut merupakan suatu sistematika, yang berasngkat dari cara berpikir
sistem dan susunan/urutan unsur-unsur tersebut tidak bisa dibolak-balik.

HARTA WARISAN
* Konsep Harta nilai ekonomis, sosial dan magis, materiil dan immateriil,
kepemilikan komunal dan individual, dapat dibagi dan tidak dapat dibagi
* Apa arti pentingnya kualifikasi harta materiil dan immateriil, juga kepemilikan
komunal dan individual dalam pembagian warisan ?
* Kapan dan dalam keadaan bagaimana suatu harta
peninggalan dapat dilakukan pembxagian warisan ?
* Struktur harth keluarga masy. Parental/Bilateral (HAS, HAI dan HB→ HPS, HPI
dan HB→ konsep x`)

Struktur harta pada masy.patrilineal


* Kesatuan kemasyarakatan yang organisasinya didasarkan atas ketunggalan silsilah
pancar laki-laki (kebapakan).
* Anggota dan penerus silsilah adalah anak laki-laki
* Anak perempuan akan pergi meningalkan marga-a
* Sistem perkawinannya dengan sistem asymetris connubium (dalian anatolu di Batak
→ Pembayaran Jujur
* Kehidupan masyarakatnya ditopang oleh harta pusaka ("HAS")
* Pada awalnya tidak ada harta pencarian atau harta bersama, baru kemudian
berkembang harta pencarian yang menjadi embrio harta bersama (HB).
* Harta tersebut kepemilikannya individual dan terlepas dari harta pusaka, dan
akhirnya dapat diwaris oleh anak perempuan

Struktur harta pada masyarakat Matrilineal


* Kesatuan kemasyarakatan yang organisasinya didasarkan atas ketungalan silsilah
pancar perempuan (Buah Paruik → buah perut) → Clan chaniago dan piliang
(minangkabau)
* Perkawinannya dengan sistem semenda, artinya tidak menyebabkan suami
berpindah ikut kaum istrinya.
* Anak-anak perempuan sebagai penerus silsilah kaum ibunya
* Kehidupannya berada dalam sebuah rumah gadang (besar) dengan sistem bilik), dan
ditopang oleh harta kaum → (HAI)
* Kemudian berkembang menjadi masayakat minang yang hidup di minang dan di
luar minang, dan yang diminang ada yang masih terikat pada rumah gadang dan sudah
ada yang hidup dalam rumah- rumah tinggal.
* Kemudian berkembang harta pencarian (“Suarang")→ menjadi dasar terbentuknya
harta bersama (HB). Anak-anak semula tidak mewaris dari bapak kemudian mewaris
dari harta suarang bapaknya.
Struktur harta pada masyarakat Parental
* Kesatuan kemasyarakatan yang organisasinya didasarkan atas ketunggalan silsilah
bapak dan ibu.
* Seorang individu selalu memiliki 2 silsilah, dari bapaknya dan dari ibunya.
* Sistem perkawinannya menggunakan semenda.
* Anak-anak selalu menjadi penerus silsilah bapak dan ibunya
* Suami dan istri berkedudukan seimbang, sehingga masing-masing memiliki
kecakapan bertindak dan memiliki hak kepemilikan
* Struktur harta terdiri dari HAS, HAI dan HB
* Anak-anak selalu menjadi ahli waris terhadap harta peninggalan bapak dan ibunya.

KONSEP HARTA ASAL


*Istilah Harta Asal
Istilah Harta Asal, menunjuk pada pengertian Asal-Usul, yang berarti harta yang
diperoleh dari warisan (Pengertian Pewarisan), dan di dalam Harta keluarga
menunjukkan kepemilikannya adalah individu si penerima warisan (suami/isteri).
* Makna
Sebagai konsekuensi dari pengertian lain → “ajang hidup", maka harta asal
merupakan perwujudan dari melanjutkan eksistensi masyarakat genealogis.
*Prinsip
yang berhak menerima warisan adalah anggota masyarakat genealogis (generasi
berikut), jadi semua orang diluar anggota masyarakat genealogis tidak berhak
mewarisnya (janda, Duda dan Anak Angkat). Dan adanya asas ASAL KEMBALI KE
ASAL & KONSEP AHLI W ARIS ASAL.

KONSEP
*Harta yang diperoleh suami dan/atau isteri secara bersama-sama atau sendiri-sendiri
selama perkawinan, yang bukan berasal dari warisan atau hadiah yang ditujukan
kepada salah satu dari suami-isteri.
* Kepemilikannya bersama suami dan isteri, dg bagian masing-masing separo.

DISKUSI KUALIFIKASI HARTA BERSAMA


* Indikater Harta Bersama (penghasilan/pendapatan, pembelian, hasil harta asal,
perubahan bentuk harta).
Diskusi
* Tanah sawah, pekarangan,
* kebun Rambutan/buah-buahan hasil kebun warisan
* Rumah dan bangunan
* Gaji dan penghasilan lainnya.
* Hasil lotere atau hadiah/undian
* Mobil dan motor atau sepeda.
* Televisi dan perkakas rumah tangga.
* Emas batangan dan perhiasan emas yang DIBELI suami/isteri selama Perkawinan
Jam tangan pria dan
* jam tangan wanita yang DIBELI suami/isteri selama perkawinan

PERKAWINAN LEBIH DARI SEKALI


* Suami atau isteri meninggal, kemudian janda atau dudanya kawin lagi
* Suami ganteng (type pejantan tangguh), punya isteri lebih dari satu dan tinggal
dalam satu rumah
--> Poligami murni
* Suami kaya (type pejantan playboy), punya isteri lebih dari satu, dan masing-masing
isteri dibuatkan rumah sendiri-sendiri → poligami monogami

Kemungkinan pemisahan harta


bersama diantara isteri-isteri
* Dalam kasus pertama,
* Dalam kasus kedua
* Dalam kasus ketiga
Adakah ada kemungkinan muncul harta bersama dengan para isteri, dan adakah
kemungkinan harta-harta tersebut dipisahkan menjadi : contoh HB I, HB II, HB III,
dst.
Atau apabila tidak bisa dipisahkan, maka dapat diartikan menjadi harta bersama para
isteri.
Ada Yurisprudensi Mahkamah Agung RI (cari di diktat) → supaya sebisa mungkin
harta-harta tersebut dipisahkan satu sama lain menjadi HB I, HB II, dst

INDIKATOR HARTA BERSAMA DALAM PERKAWINAN LEBIH DARI


SEKALI
PEROLEHAN ISTERI
Penghasilan/pendapatan isteri
Hasil pembelian isteri
Hasil dari harta asal isteri
Hasil perubahan bentuk harta asal isteri

PEROLEHAN SUAMI
Waktu
Tempat
Atas nama
Catatan: apabila tidak bisa dibedakan maka menjadi harta bersama dengan para isteri,

tugas-kelompok
1. Sistimatika unsur-unsur pewarisan menurut hukum waris adat
2. Konsep harta dan kualifikasi harta materiil dan imateriil, kepemilikan komunal dan
individual dalam pembagian warisan
3. Struktur harta warisan pada masyarakat patrilineal, matrilineal dan parental
4. Arti pentingnya kriteria untuk menentukan suatu harta termasuk dalam kualifikasi
harta bersama Waktu setengah jam kemudian presentasi (diskusi)

Anda mungkin juga menyukai