Anda di halaman 1dari 16

WEBINAR NASIONAL

KEMERDEKAAN AKAL
SEHAT VS KRIMINALISASI:
Meluruskan Hakikat
Kebebasan Berpendapat
Dalam Demokrasi

Dr. Dwi Seno Wijanarto, SH., MH.


Dosen Universitas Bayangkara Jaya
HAK ASASI MANUSIA
Hak asasi manusia merupakan hak dasar yang melekat pada diri manusia
yang bersifat kodrati dan universal sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa
dan berfungsi untuk menjamin kelangsungan hidup, kemerdekaan,
perkembangan manusia dan masyarakat, yang tidak boleh diabaikan,
dirampas atau diganggu gugat oleh siapapun.

Konstitusi Indonesia menjamin berbagai hak dasar setiap warga


negaranya yang disebut sebagai “hak konstitusional” seperti hak hidup,
kebebasan beragama, kebebasan berorganisasi, bebas dari penyiksaan,
termasuk juga hak atas kebebasan menyatakan pendapat. Bahkan
padal Pasal 28 I disebutkan beberapa HAM yang tidak dapat dikurangi
(non derogable right).

Namun pada hakekatnya, ketentuan yang diatur dalam konstitusi


Indonesia merupakan perimbangan antara hak dan kewajiban.
Disamping menjamin berbagai hak, negara memiliki kewenangan untuk
melakukan pembatasan atau pengurangan sebagaimana dimaksud
pada Pasal 28 J UUD NRI 1945.
Kebebasan Berpendapat

• Kebeasan Berpendapat Kebebasan berpendapat


(freedom of speech) secara harafiah, menurut
kamus Bahasa Indonesia, berasal dari kata bebas
(kebebasan) yang berarti suatu keadaan bebas atau
kemerdekaan.

• Sedangkan pendapat (berpendapat) yakni ide atau


gagasan seseorang tentang sesuatu.

Kebebasan Berpendapat “merupakan suatu


kemerdekaan bagi seseorang untuk mengeluarkan
ide atau gagasan tentang sesuatu.’’ 
5 asas landasan menyampaikan
pendapat di muka umum
(UU No.9 Tahun 1998)

• 1. Asas keseimbangan antara hak dan


kewajiban;
• 2. Asas musyawarah dan mufakat.
• 3. Asas kepastian hukum dan keadilan.
• 4. Asas proporsionalitas
• 5. Asas manfaat.
Landasan Yuridis Kebebasan
Berpendapat
1
UUD NRI 1945 Pasal 28 :
“Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan
dan tulisan dan sebagainya dengan undang-undang”

2
UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia Pasal 3 Ayat 2:
“Setiap orang berhak untuk mempunyai, mengeluarkan dan
menyebarluaskan pendapat sesuai hati nuraninya, secara lisan dan atau
tulisan melalui media cetak elektronik dengan memperhatikan nilai-nilai
agama, kesusilaan, ketertiban, kepentingan umum, dan keutuhan bangsa”

Kesadaran melindungi hak atas kebebasan berpendapat bermula saat terjadinyaGlorius


Revolution di Inggris pada tahun 1689, pada saat ditetapkannyaBill of Rights. Setelah
kemunculanBill of Rights di Inggris, banyak negara-negara yang mengadopsi ketentuan-
ketentuan tentang hak-hak individu, khususnya hak atas kebebasan berpendapat.
Menurut Rousseau, hak berpendapat, berbagi dan berdiskusi
merupakan nyawa dari keberlangsungan kehendak umum.
Selama setiap warga negara memiliki hak berpendapat, maka
kehendak umum selalu konstan, tidak berubah dan murni.
Namun dalam perjalanan hidup bangsa Indonesia menyadari
dan mengakui bahwa hak asasi manusia terutama kebebasan
berpendapat bersifat dinamis yang pelaksanaannya
berkembang dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.

Terlebih setelah terjadinya reformasi pada tahun 1997-1998,


perkembangan dan pertumbuhan media massa di Indonesia
mengalami kemajuan yang sangat signifikan. Bahkan saat
inipun, peran media massa sangat diandalkan sebagai
pengawas(watch dog function) sistem politik disuatu negara.
Keadaan ini semakin membuat perkembangan model
kebebasan dalam berpendapat bergerak cepat dan tak
terelakkan.
Kerangka Otak Sebelum Mengemukakan Pendapat

• Informasi atau Informasi


Valid Tidak Valid

Kategorisasi

Penilaian Fakta Penilaian


Yang Terjadi Stereotipe

Kebenaran Persepsi

• Nb. Kategorisasi : hal ini merupakan suatu upaya dalam memahami stimuli secara keseluruhan
• Positif Negatif
Persepsi : secara sederhana dipahami sebagai proses yang kita gunakan untuk mencoba memahami orang lain
• Stereotipe adalah penilaian terhadap seseorang hanya berdasarkan persepsi terhadap kelompok 
Indonesia Tentang Kebebasan Dalam Berpendapat

Kedauatan berada ditangan rakyat


dan dilaksanakan menurut Undang
Undang Dasar. (ps. 1 (3) UUD NRI
1945)
• INDONESIA

Indonesia adalah Negara Hukum


(ps. 1 (3) UUD NRI 1945)

• Indonesia sebagai Negara Hukum Yang Demokratis Namun harus di ingat


Indonesia tidak hanya sebagai negara demokrasi tetapi juga sebagai negara
hukum (rechsstaat).

• Sehingga segala sesuatunya dalam kehidupan harus diatur dengan hukum


termasuk kebebasan berpendapat (freedom of speech)

• Indonesia menganut ‘’mewujudkan kebebasan yang bertanggung jawab sebagai


salah satu pelaksanaan hak asasi manusia sesuai dengan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945.’’
Kebebasan Berpendapat dalam
Demokrasi
DEMOKRASI
Merupakan kebebasan dan persamaan yang
mengantarkan pada suatu penghormatan terhadap
nilai-nilai kemanusiaan

KEBEBASAN BERPENDAPAT
Merupakan bagian penting dari sebuah demokrasi

SARGENT berpendapat bahwa demokrasi mengisyaratkan


adanya keterlibatan rakyat dalam pengambilan keputusan
CIRI NEGARA DEMOKRATIS
Adanya perlindungan konstitusional, selain menjamin hak-hak individu,
1
negara harus menentukan pula cara prosedural untuk memperoleh
perlindungan atas hak-hak yang dijamin
Adanya badan kehakiman yang bebas dan tidak
2
memihak

3 Adanya pemilihan umum yang bebas

Adanya kebebasan untuk menyatakan


4 pendapat

Adanya kebebasan berserikat/ berorganisasi dan


5 beroposisi

6 Adanya pendidikan kewarganegaraan


Bagaimana Hakikat Kebebasan Berpendapat
Dalam Demokrasi

Pasal 28 E ayat (3) UUD NRI 1945 : Setiap Orang Berhak Atas Kebebasan
Berserikat, Berkumpul, dan Mengeluarkan Pendapat

Seiring dengan perkembangan teknologi dan maraknya media sosial,


makin luas pula kebebasan berpendapat di dalam komunitas.

Sebagai mahluk modern dengan mudah menuangkan isi pikiran, pendapat,


argumen kita di media sosial. Dan karena media sosial sifatnya luas dan
terbuka, pendapat kita tersebut dapat dilihat oleh masyarakat luas.

Namun , KEBEBASAN BERPENDAPAT disini MEMILIKI BATASAN. Yang


dimaksud disini adalah batas yang terbentuk karena adanya hak orang
lain.
Adanya Batasan Kebebasan
Dalam Berpendapat
Sebagai Makhluk Sosial Harus Saling Menghargai Satu
Sama Lain = Akan Tercipta Keadilan Sosial Bagi Seluruh
Rakyat Indonesia (Sila Ke-5 Pancasila)

PASAL 28J (1) : Setiap orang wajib menghormati hak asasi


U manusia orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat,
U berbangsa, dan bernegara.
D

N Pasal 28J (2) : Dalam menjalankan hak dan kebebasannya,


R
setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang
I
ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud
1 semata-mata untuk menjamin pengakuan serta
9 penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan
4 untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan
5 pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan
ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis
Undang-Undang No. 9 Tahun 1998 
(Dalam Memaknai Kebebasan Dalam
Berpendapat Di Muka Umum)

“Kemerdekaan menyampaikan pendapat adalah


hak setiap warga negara untuk menyampaikan
• Pasal 1 angka 1 : pikiran dengan lisan, tulisan, dan sebagainya
secara bebas dan bertanggung jawab sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku”.

“Di muka umum adalah di hadapan orang


Pasal 1 angka 2 : banyak, atau orang lain termasuk juga di
tempat yang dapat didatangi dan atau dilihat
setiap orang”. 

Maksud dari Bertanggung Jawab dalam pasal 1 angka 1 UU No 9 Thn 1998 :


‘’Walaupun kebebasan menyampaikan pendapat adalah hak setiap warga
negara, namun hal tersebut dapat dipertanggung jawabkan sesuai aturan
hukum yang berlaku. ‘’
TUJUAN PENGATURAN TENTANG
KEBEBASAN BERPENDAPAT MENURUT UU
NO. 9 TAHUN 1998
1 2

Mewujudkan kebebasan yang Mewujudkan perlindungan


bertanggung jawab sebagai hukum yang konsisten dan
salah satu pelaksanaan hak berkesinambungan dalam
asasi manusia sesuai dengan menjamin kemerdekaan
Pancasila dan UUD NRI 1945 menyampaikan pendapat

3 4
Mewujudkan iklim yang kondusif Menempatkan tanggung jawab
bagi perkembangan partisipasi sosial kehidupan
dan kreativitas setiap warga bermasyarakat, berbangsa dan
negara sebagai perwujudan hak bernegara tanpa mengabaikan
dan tanggung jawab dalam kepentingan perorangan dan
kehidupan berdemokrasi kelompok
KESIMPULAN

Kebebasan berpendapat dalam negara demokrasi khususnya di


Republik Indonesia telah di jamin oleh Undang – Undang.

Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib


tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-
undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan
serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk
memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral,
nilai – nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu
masyarakat demokratis.
Saran
Bagi Masyarakat
Diharapkan untuk lebih bijak dalam
mengutarakan pendapatnya, khususnya
masyarakat hal- hal yang terkait SARA.

Bagi Penegak Hukum


Agar dapat memahami dan membedakan
mana yang di kategorikan pendapat dari fakta
yang terjadi atau persepsi belaka

Anda mungkin juga menyukai