Sosial media adalah sebuah media daring yang kerap kali digunakan untuk
berkomunikasi, yang para penggunanya bisa dengan mudah untuk turut berpartisipasi,
berinteraksi, dan berpendapat secara virtual tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Pada
hakikatnya, manusia memang mahluk sosial yang membutuhkan interaksi antara satu
sama lain, dan karenanya mereka memanfaatkan adanya media sosial untuk memenuhi
kebutuhan tersebut.
Angka tersebut merupakan angka yang cukup besar, yang bisa dikatakan
bahwa orang Indonesia sudah cukup melek dengan adanya sebab akibat yang akan
muncul dalam penggunaannya. Namun faktanya, dalam penggunaan media sosial
masih banyak yang belum memahami betul terkait norma-norma atau etika yang harus
diterapkan dalam bermedia sosial, bagaimana mencari tahu tentang adanya penipuan,
dan lain sebagainya.
Apa sih kebebasan berpendapat, apakah ada peraturan tertulis terkait itu?
Secara hukum, negara memiliki kewajiban untuk melindungi kebebasan
berpendapat di media sosial yang diatur secara konstitusional
dalam UUD 1945, UU No.39 Tahun 1999,UU No.12 Tahun 2005. Dengan
bentuk untuk melindungi, menghormati serta memenuhi dengan merealisasikan
hak asasi manusia. Yang artinya, dari undang-undang tersebut, bisa diartikan
bahwa sebenarnya Negara sudah mengatur adanya kebebasan berpendapat.
Dalam media sosial, seseorang punya hak berpendapat yang sangat bebas
sehingga tidak dapat dipungkiri adanya berita hoax dan berita yang simpang siur.
Faktor dari munculnya berita yang simpang siur karena terdapat perbedaan
pandangan dalam menerima pesan dalam berita. Sedangkan berita hoax muncul
biasanya karena demi mendapatkaan perhatian yang lebih dari orang-orang.
Terkadang media sosial juga melebih-lebihkan ketika memberitakan politik,
sehingga politik punya kesan yang buruk, padahal jika kita paham dan
melihatnya lebih jauh tidak semuanya buruk.