Anda di halaman 1dari 3

ASPEK-ASPEK SOSIAL PENGGUNAAN INTERNET

Di era yang serba cepat dan canggih seperti saat ini media sosial agaknya bukan lagi
“barang” aneh dalam kehidupan saat ini, ditambah dengan semakin luasnya cakupan
aktivitas-aktivitas yang dipermudah dengan adanya internet seperti, informasi, edukasi,
hiburan, politik, perbankan, kesehatan, dan masih banyak lagi. Seiiring perkembangan
internet yang semakin maju, maka peran media sosial sebagai salah satu sarana dan gugus
fungsi dari internet semakin besar.

Di Indonesia sendiri penggunaan media sosial di kalangan awam dimulai pada tahun
2010-2011, saat itu media sosial yang sedang booming adalah Facebook. Orang-orang
sebelumnya hanya bisa berinteraksi di internet melalui surat elektronik (email) dan blog-blog
kecil yang saling terintegrasi antar penulis, sehingga memiliki keterbatasan dalam cakupan
informasi. Sejatinya situs jejaring sosial Facebook sudah ada sejak tahun 2004 dan didirikan
oleh Mark Zuckerberg bersama beberapa rekanannya di Amerika Serikat, namun penggunaan
Facebook di Indonesia baru mewabah di tahun 2010-2011.

Mulai kenalnya masyarakat Indonesia dengan sosial media seperti Facebook


mendorong masyarakat untuk ingin tahu lebih dalam lagi mengenai penggunaan internet dan
sosial media. Hal ini seiring dengan perkembangan IT di Indonesia yang semakin maju, dan
oleh karena itu menjadi faktor pendorong yang kuat akan mulai terjadinya revolusi dalam
pola pikir masyarakat Indonesia yang nantinya sangat berpengaruh dalam dinamika sosial
dan politik di Indonesia.

Dan sejak saat itu berbagai macam media sosial dengan keunikannya masing-masing
mulai bermunculan dan menjamur di indonesia dalam kurun waktu yang relatif singkat yakni
berkisar 3-5 tahun dan terus meningkat. Hal ini dapat dibuktikan dengan meningkatnya
secara tajam pengguna aktif internet dari yang awalnya hanya berkisar 30-42 juta jiwa
menjadi hampir 140 juta jiwa dalam kurun waktu 5 tahun per 2015.

Semakin meningkatnya pengguna media sosial di Indonesia tentunya mulai


mempengaruhi berbagai bidang salah satunya bidang sosial dan politik. Salah satu yang dapat
di jadikan contoh bagaimana media sosial begitu terasa berpengaruh saat ini adalah pada saat
proses pemilihan presiden 2009 dan 2014. Bila membandingkannya tentu saja kita pasti
merasakan perbedaan yang sangat signifikan dari 2 hal tersebut.

Pada saat pilpres 2009, masyarakat Indonesia sesuai dengan tahap perkembangan
media sosial masih masuk dalam tahap awal, sehingga media sosial saat itu dirasa kurang
berpengaruh dalam menggiring opini publik untuk menentukan pilihan mereka pada salah
satu pasangan calon. Sementara pada pilpres tahun 2014 silam, menurut tahap perkembangan
media sosial di Indonesia sudah masuk ke dalam tahap dimana pengguna media sosial sudah
dalam tahap berkembang dan tahu bagaimana berinteraksi, beropini, berelasi serta
membangun komunitas di dunia maya.

Oleh karena itu, pilpres pada tahun 2014 terasa lebih berapi-api karena adanya
pengaruh media sosial. Sebab di media sosial netizen(= Internet Citizens) atau orang yang
secara aktif terlibat dan berkontribusi dalam komunitas online, bebas untuk mengemukakan
pendapat mereka secara personal ataupun sekedar membagikan tulisan, artikel atau opini
orang lain.
Dengan adanya media sosial agaknya menjadi fasilitator masyarakat untuk bebas
beropini sesuai dengan prinsip demokrasi yang selama ini negara kita pegang, bebas yang
dimaksud disini bukan berarti seenaknya tetapi bebas yang bertanggung jawab. Selain itu,
dengan adanya media sosial membuat masyarakat menjadi lebih terlibat secara aktif dalam
politik sebab masyarakat bisa lebih mengenal latar belakang masing-masing pasangan calon,
lebih bisa mengawal jalannya pesta demokrasi serta bisa beraspirasi dan mengemukakan
opini kepada publik baik dengan tujuan pribadi ataupun karena merupakan pendukung tiap-
tiap pasangan calon. Hal ini dibuktikan dengan lebih rendahnya angka golongan putih pada
saat pilpres 2014 yaitu sebesar 29,1% dari yang awalnya sebesar 40% dari jumlah pemilih
terdaftar.

Sementara dampak sosial dari fenomena media sosial di Indonesia adalah semakin
besar dan banyaknya opini masyarakat yang ada di internet, selain itu suatu informasi, berita,
kabar dapat tersebar begitu cepatnya hanya dalam hitungan detik. Tidak mengherankan jika
kini segala bidang tak akan bisa lepas dari yang namanya internet dan media sosial. Selain
itu, masyarakat mulai mampu untuk berpikir kritis dan berwawasan luas sehingga peran serta
masyarakat bisa lebih terasa.

Hal ini dibuktikan dengan munculnya fenomena hashtag/tagar(tanda #) di media


sosial, dimana hashtag ini sendiri berguna untuk mengidentifikasikan opini seseorang dan
mengumpulkannya bersama opini-opini yang sependapat sebagai tanda bahwa beberapa
orang memiliki kesamaan opini/suara mengenai suatu hal menjadi satu seperti
#indonesiadamai, #savekpk dan banyak lain. hashtag tertentu dapat menjadi trending topic
jika ada banyak orang mengungkapkan ide yang sama dan hal ini dapat menjadi indikasi
semakin tingginya kepedulian masyarakat kepada segala hal yang ada di sekitar serta
meningkatnya kesadaran masyarakat akan partisipasinya dalam turut serta menjaga dan
mewujudkan situasi berbangsa dan bernegara yang kondusif.

Selain itu juga dikuatkan dengan adanya situs online yang berguna untuk mempetisi
pihak-pihak tertentu mengenai suatu hal dan para netizens bisa membagikannya melalui
media sosial dan menjadi viral agar memperoleh cukup tanda tangan guna menyampaikan
aspirasinya dalam menuntut perubahan ke arah yang semakin positif menurut masyarakat.
Disini dapat dilihat jika media sosial bisa dikatakan adalah agen perubahan dalam situasi
sosial dan politik Indonesia masa kini.

Namun, tetap saja ada beberapa oknum yang memanfaatkan media sosial tidak secara
bijaksana dan cenderung merugikan pihak tertentu dengan menebar konten yang bersifat
SARA, provokatif & mengadu domba, penipuan, isu-isu yang tidak dapat dipertanggung
jawabkan kebenaranya (fitnah), pencemaran nama baik, konten radikalisme, ataupun
berkomentar atau beropini seenaknya saja tanpa memperhatikan hak-hak orang lain dan
melanggar peraturan yang ada dan masih banyak lagi contohnya. Selain itu, penggunaan
media sosial yang menyimpang juga menimbulkan masalah secara hukum karena melanggar
Undang-undang ITE yang ada.

Sebagai contoh yang saat ini sedang terjadi adalah penetapan Buni Yani menjadi
tersangka dalam kasus status video yang diunggahnya di media sosial facebook miliknya.
Contoh lain yang dapat kita lihat adalah munculnya fenomena buzzer, buzzer yang dimaksud
disini adalah seseorang yang memakai banyak akun sosial media dengan identitas palsu dan
menebar berbagai macam isu-isu meresahkan seperti sara, kebencian, fitnah, serta
menjatuhkan pihak tertentu dengan cara-cara diatas. Kedua contoh diatas merupakan bukti
jika saat ini masih banyak pengguna internet terutama media sosial yang tidak bijak dalam
menggunakan media sosial dan cenderung merugikan orang lain.

Kebiasaan buruk lain yang sering dilakukan oleh para pengguna media sosial di
indonesia dalah penggunaan kata-kata yang terkadang tidak sopan seperti umpatan-umpatan
serta kata-kata berbau rasis serta intoleran yang sangat berpotensi memecah belah bangsa
Indonesia dengan segala kemajemukan, keragaman serta kebhinekaannya.

Dan yang sering terjadi apabila terdapat suatu topik yang sedang hangat adalah
peperangan argumen secara tajam antara pihak yang mendukung dan menolak, dan biasanya
dalam debat ini sering kali kata-kata negatif keluar karena saking emosinya para netizen.
Bahkan ada pihak yang seakan tidak peduli pada kemajemukan yang ada di Indonesia dengan
berkomentar yang terkesan sampah karena hanya berisi ungkapan kebencian yang tidak logis
serta memperkeruh suasana perdebatan.

Kesimpulan dari apa yang saya ulas diatas adalah, media sosial merupakan sarana
yang sangat berdampak dalam bidang sosial dan politik di Indonesia, seiiring dengan
perkembangan zaman yang semakin modern dan didorong oleh prinsip demokrasi yang
dijunjung tinggi oleh negara sendiri bagi tiap warga negaranya asalkan tidak mencederai hak-
hak orang lain serta melanggar peraturan yang ada maka penggunaan media sosial sangatlah
bermanfaat bagi semua pihak yang ada dan secara aktif berpartisipasi di dalamnya dalam
rangka mewujudkan situasi sosial politik yang kondusif bagi kehidupan berbangsa dan
bernegara.

Apa yang terjadi sekarang dan yang akan datang semua bergantung kepada anda.
Apakah anda ingin menjadi agen perubahan sosial yang mengawal bersama netizen lain
menuju ke Indonesia yang lebih baik? Atau hanya merusak segala yang sudah ada dengan
konsep-konsep yang tidak relevan bagi kondisi Indonesia saat ini dan memecah belah
persatuan yang ada?

Anda mungkin juga menyukai