Pendahuluan
Pembahasan
Sehingga jika dilihat berdasarkan data diatas lebih dari 50% pemilih di
2024 merupakan orang-orang pengguna aktif sosial media. Berdasarkan apa yang
terjadi di pemilu 2019 maraknya isu politik hoaks, dan penggunaan politik
identitas yang sangatlah memprihatinkan. Hal ini lah yang mempengaruhi
pandangan politik masyarakat pengguna sosial media. Faktanya, pandangan
politik pengguna instagram dan twitter cukup berbeda karena konten di instagram
dan twitter berbeda. Di Instagram kebanyakan berita politik merupakan gambaran
visual politisi, infografis pembahasan politik, pemberitaan politik, bahkan media
kampanye untuk pencitraan. Sedangkan di twitter ketika ada suatu isu, twitter lah
yang menjadi tempat atau ajang adu pendapat, perdebatan, dan lain lain. Saya rasa
untuk membentuk dan mempengaruhi budaya politik seseorang melalui sosial
media diperlukan media yang tepat. Hal ini dikarenakan sebagaimana yang terjadi
di pemilu 2019, isu politik di kedua platform sosial media hanya penuh dengan
keributan bahkan beberapa diantaranya tidak mengatakan fakta dikarenakan
masifnya berita hoaks yang disebarkan oleh partai politik untuk menjatuhkan
paslon lainya. Situasi inilah yang menurut saya perlu diperhatikan bagi para gen-z
yang saya yakin meskipun telah terbiasa menggunakan sosial media pasti masih
banyak juga yang termakan berita-berita hoaks.
Sehingga untuk dapat menciptakan budaya politik yang baik di era sosial
media yang terbuka dengan berbagai informasi sekaligus untuk mencegah adanya
radikalisasi dan pebiasan pandangan partai politik dan politisi harus menggunakan
cara-cara yang sehat untuk berkampanye. Jangan membiarkan politik identitas
meraja lela dan menyebabkan keributan di sosial media, tidak membiarkan sosial
media menjadi wadah lempar isu yang memperburuk suasana politik. Hal ini
pernting dilakukan untuk dapat menciptakan dunia politik yang lebih positif di
sosial media, sehingga budaya dan pandangan politik yang dapat diperhatikan
oleh para pemilih pemula yang merupakan Gen-z ini dapat lebih baik dan berbeda
dari sebelum-sebelumnya.
Penutup
Daftar Pustaka
Kadir, N. (2022). Media Sosial dan Politik Partisipatif: Suatu Kajian Ruang
Publik, Demokrasi Bagi Kaum Milenial dan Gen Z. RESIPROKAL: Jurnal
Riset Sosiologi Progresif Aktual, 4(2), 180-197.
Wibawa, A., & Arisanto, P. T. (2020). Partisipasi Politik Pemilih Pemula di Media
Sosial (Studi Deskriptif Tingkat dan Pola Politik Partisipatif Gen-Z Kota
Yogyakarta Melalui Pemanfaatan Aplikasi Instagram Tahun
2019). Paradigma POLISTAAT: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 3(2),
116-131.
Aziz, A., & Widodo, B. (2022, June). Pengaruh Media Sosial Sebagai Sumber
Pengetahuan Politik Generasi Z Terhadap Literasi Politik Pada Pemilu
2020. In Proceedings University of Muhammadiyah Yogyakarta
Undergraduate Conference (Vol. 2, No. 1, pp. 87-98).