Anda di halaman 1dari 4

Nama : Muhammad ilham

Nim : 1710103010057
Prodi : ilmu politik
Matakuliah : politik identitas

BAB I

PENDAHULUAN

LATARBELAKANG

Aceh adalah sebuah provinsi di Indonesia yang ibu kotanya berada di Banda Aceh. Aceh
merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang diberi status sebagai daerah istimewa dan juga
diberi kewenangan otonomi khusus. Persentase penduduk Muslimnya adalah yang tertinggi di
Indonesia dan mereka hidup sesuai syariah Islam. Berbeda dengan kebanyakan provinsi lain di
Indonesia, Aceh memiliki otonomi yang diatur tersendiri karena alasan sejarah. Aceh terletak di
ujung utara pulau Sumatrayang bertasan langsung dengan Sumatra utara, dan merupakan
provinsi paling barat di Indonesia. menurut hasil sensus Badan Pusat Statistik tahun 2019,
jumlah penduduk provinsi ini sekitar 5.281.891Jiwa.

Aceh dianggap sebagai tempat dimulainya penyebaran Islam di Indonesia dan


memainkan peran penting dalam penyebaran Islam di Asia Tenggara. Pada awal abad ke-17,
Kesultanan Aceh adalah negara terkaya, terkuat, dan termakmur di kawasan Selat Malaka.
Sejarah Aceh diwarnai oleh kebebasan politik dan penolakan keras terhadap kendali orang asing,
termasuk bekas penjajah Belanda dan pemerintah Indonesia. Jika dibandingkan dengan dengan
provinsi lainnya, Aceh adalah wilayah yang sangat konservatif (menjunjung tinggi nilai agama).
Mayoritas provinsi ini di huni oleh suku aceh sendiri, yang memiliki sejarah panjang dengan
konflik di Indonesia. Masyarakat aceh memiliki rasa kedaerahan yang cukup tinggi di banding
provinsi lain, terbukti dengan gerakan politik yang terbentuk di aceh dan melakukan perlawana
terhadap Negara kesatuan Indonesia yang di anggap melupakan sejarah dan jasa dari aceh
sendiri.
Kementrian agama republic Indonesia baru ini merilis indeks kerukunan umat beragama,
untuk tahun 2019. Hasilnya nilai rata rata nasional di angka 73,83 untuk rentang 1-100. Dan dari
rumusan hasil survey tersebut menempatkan provinsi aceh sebagai provinsi paling intoleran di
Indonesia, dengan nilai indeks 60,2 yang jauh di bawah rata rata nasional. Hasil survey ini di
tujukan untuk mengetahui lakang langkah yang akan di nabil dalam penyusunan kebijakan di
kementrian agama dan juga menjadi landasan bagi kementrian lain untuk mengambil arah
kebijakan. Dan hasil ini juga menuai bnyak kritikan karna data yang di dapat tidak mewakili dan
tidak bersifat deskriptif menurut tokoh tokoh yang ada di daerah, dan masyarakat . dan menurut
elit di daerah, hasil ini sngat membuat gaduh dan dapat menghalangi perkembngan investasi di
suatu provinsi dan berdampak langsung kepada provinsi yang di anggap memiliki angka
tolerensi rendah.
BAB II

PEMBAHASAN

ANALISA

Sehubungan dengan dirilisnya Indeks provinsi Toleran 2019 oleh Kementrian agama
Republik indonesia yang menempatkan Aceh sebagai provinsi dengan toleransi yang sangat
rendah di Indonesia, penulis mencoba memberikan analisa singkat tentang hasil tersebut dan
dengan rujukan sejarah dan pengalaman keberadan penulis di aceh, yang merupakan ibu kota
provinsi aceh.

Aceh merupakan provinsi yang memiliki kekususan dalam peraturan daerahnya, ini di
dapatkan dari perjuangan politik dan konflik yang terjadi di aceh. Aceh menjalankan
pemerintahan dengan peraturan qanun, dimana aceh menjadi provinsi yang beridentitaskan
syariar islam. Dan hal ini yang menjadi identitas dari daerah aceh sendiri ( syariat islam) diman
semua peraturan merujuk pada ketentuan qanun . Dan melahirkan masyakat yang sangat loyal
dan terkadang tanpa disadari diskriminasi terhadap minoritas pada prakteknya, karna memiliki
perbedaan pandangan dalam menyikapi suatu hal. Minoritas terpaksa mengikuti regulasi yang
ada dari kebijakan daerah maupun dari kebiasaan dan social masyarakat di aceh sendiri. Hal hal
yang mengenai minoritas sering tak tersampaikan, karna bnyak nya tembok pembatas yang
tercipta dari kebiasaan dan kehidupan social masyarakat aceh. Arah arah kebijakan bahkan
jarang menyentuh kepada pokok pokok permaslaah dan aspirasi minoritas. Hal ini dikarenkan
loyalitas yang berlebihan terhadap terhadap identitas, seperti yang dinkemukakan oleh robuskha,
berkaitan dengan primodialisme. Dimana penyebab timbulnya yaitu

1. Adanya sesuatu yang di anggap istimwa (bernilai lebih) oleh kelompok tertentu
2. Yang kuat memperthankan eksistensi kelompoknya terhadap ancaman luar
3. Adanya nilai nilai yang di junjung tinggi
4. Kecintaan terhadap daerah dan kekerabtan.

Hal ini berdampak kurang menguntungkan bagi minoritas yang menginginkan kesaaaman
dalam hal kehidupan bernegara, dan ini menjadi ancamaan bagi minoritas yang memiliki
pandangan berbeda dalam menyikapi suatu peristiwa, dari sudut pehaman mereka. Seiring
berjalannya waktu hal tersebut dapat menjadi hal yang sangat diskriminasi bagi mereka yang
mnjadi minoritas di suatu tempat.

Anda mungkin juga menyukai