Disusun Oleh
Herawati 41821147
KOMUNIKASI POLITIK
2022
1
KATA PENGANTAR
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang diangkat
sebagai berikut
5
BAB II
PEMBAHASAN
Berita adalah segala sesuatu yang diterbitkan, dipancarkan, atau disebarkan oleh pers.
dari hari kehari orang amerika sangat mengandalkan pers bagi informasi politik
mereka, informasi yang diterima dalam bentuk berita. istilah pers menunjuk kepada
semua media berita, bukan hanya surat kabar,majalah berita dan bahan tercetak
lainnya. Pers mencakup siaran berita radio,televisi, dokumenter dan semua alat untuk
meneruskan informasi politik kepada khalayak massa secara terorganisasi. Dan ciri
ciri berita yang baik adalah cermat,komprehensif,menarik minat pembaca, berguna
bagi pembaca dan topikal. Berita adalah apapun yang anda temukan hari ini,yang
tidak anda ketahui sebelumnya — singkatnya berita dalam baru atau sesuatu yang
baru yang ditemukan oleh seseorang untuk disampaikan kepada khalayak atau
penerima hal baru tersebut Istilah Pers bukan hanya untuk surat kabar, melainkan
semua media massa cetak elektronik maupun online.
Istilah Pers bukan hanya untuk surat kabar, melainkan semua media massa
cetak,elektronik dan online. Dalam kaitannya dengan berita politik saat ini semua
orang mengandalkan media massa dalam mendapatkan informasi mengenai politik.
Sekarang kitaakan meninjau hubungan antara komunikator politik yang melibatkan
pejabad dan jurnalis.Dalam hubungan tersebut pejabat berperan sebagai sumber berita
dan jurnais sebagai saluran komunikasi. Dengan begitu pejabat dapat menyalurkan
komunikasinya melalui jurnalis,dengan membuat berita tentang politik. Sedangkan
jurnalis dapat sumber berita melaluikegiatan pejabat politik.
2. Pandangan alternatif
James Carey melukiskan jurnalistik sebagai pekerjaan yang menggunakan lambing
secara kreatif dan imajinatif. Jurnalis menangkap situasi, menyebut unsur-unsur,
struktur dan ramuan yang menonjol, dan memberi nama dengan cara yang
mengandung sikap terhadapnya. reporter mengatakan bahwa berita adalah pers atau
orang pers. Definisi tersebut mengandung banyak permasalahan tentang mana yang
berita dan mana yang bukan berita. "kibatnya tidak ada consensus tentang perbedaan
berita dan bukan berita. Pengertian lain mengenai berita adalah apa yang pers
terbitkan, pancarkan dansebarkan dengan cara lain. Definisi tersebut menyulitkan
karena tidak ada penegasan mengenai standar tentang berita, sehingga sebagian
jurnalis menerapkannya sesuai apa yangmereka lakukan. Dari hasil studi oleh 35
orang anggota korps pers washingtong yang dilakukan pada awal tahun 1960-an, para
jurnalis menyebutkan karakteristik berita yang baikantara lain *
1. Cermat
2. komperhensif
3. menarik minat pembaca
4. berguna bagi pembaca
5. Tropical
mantan editor pengelola The New York Times menegaskan pentingnya topikalitas
ketika ia mengatakan berita adalah apapun yang anda temukan hari ini, yang tidak
anda ketahui sebelumnya" Intinya berita adalah baru.
6
Pengertian lain dari berita adalah beralih dari yang dikatakan dan dilakukan oleh!arta!
an dan melukiskan berita seperti yang didiktekan oleh organisasi berita.
Sehinggamembuat dua pertimbangan diantaranya *berita adalah apa yang
dimungkinkan oleh ekonomi bisnis berita dan posisi bersaingorganisasi berita
didalamnya. Seperti pada pemasangan iklan yang ingin mencapai khalayakluas,
dengan begitu media berita harus menghasilkan produk yang laku dijual.Jadi berita
ialah surat kabar dengan konten berita yang menarik khalayak luas
sehinggamenghasilkan pendapatan dari pemasangan iklan. Dari pemasangan iklan,
pihak media mendapatkan keutungan besar. berita bersangkutan dengan masalah
teknologi. Pada televisi dapat menampilkan secara audio visual dalam jangka waktu
30 menit. Sedangkan pada surat kabar hanya berupa teks dan gambar yang dibatasi
ruang dalam penulisan berita.
7
Peristiwa politik menuju kepada 4 tipe cerita; sebagian besar merupakan rutin, tetapi
ada juga cerita yang bersifat kecelakaan,skandal dan penemuan kebetulan. Keempat
tipe itu masing-masing dapat di beri label dengan carra lain seperti yang dilakukan
oleh wartawan. Misalnya,berita keras (hard news) menyangkut peristiwa yang telah di
jadwalkan atau tidak dijadwalkan, sesuatau yang terjadi tanpa di duga ( percobaan
pembunuhan ) maupun peristiwa yang direncanakan ( rapat umum politik ).
Berita kebenaran dan desas desus
Berita adalah laporan yang bermakna tentang peristiwa, laporan yang menyangkut
pilihan beberapa orang ( terutama wartawan ) yang melakukan pilihan yang memberi
nama, menginterpretasikan, dan menberi bentuk kepada kejadian yang diketahui.
Denisi berita, seperti definsi kata atau lambang yang lain,adalah inhern dengan
politik karna melibatkan orang-orang yang melakukan pilihan dan jika terjadi pilhan
yang bertentangan, menegosiasikan pengertian kolektif. Karena pembuatan berita
melibatkan pilihan banyak orang,pilihan yang sering tidak memeriksa faktor-faktor
yang mendasari peristiwa, berita harus dibedakan dari kebenaran.
Shibutani mendefinisikan desas desus sebagai komunikasi diantara orang-orang yang
bergabung,dalam situasi yang bermakna ganda dalam upaya menyusun interpretasi
yang bemakna. Dalam pengertian, desas desus adalah suatu bentuk berita. Jika saluran
yang dilembagakan untuk komunikasi seperti pers tidak menyajikan informasi untuk
membantu orang menghilangkan ambiguitas dan mengurangi ketidak pastian, orang
bergabung untuk memenuhi permintaan mereka akan berita dengan menyusun desas
desus.
4. Pengaruh organisasi
Organisasi sebagai salah satu entitas sosial juga tidak terlepas dari politik.
Dalam kelompok sosial, termasuk organisasi, manusia selalu terlibat interaksi antar
satu dengan lainnya. Setiap anggota akan membawa minat, kepentingan, persepsi, dan
tujuan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, proses pengaruh-mempengaruhi
merupakan hal yang wajar dalam kehidupan organisasi.
Organisasi berita mempunyai sifat birokratis. Setiap struktur mempunyai spesialisasi
dan pembagian kerja peran terpisah dan pertanggungjawaban dalam surat kabar bagi
penerbit, editor pengelola, editor halaman editorial, asisten editor, penulis teks,
reporter, pencetak, dan distributor, dan dalam jaringan berita bagi produser, pengarah
berita, personel kamera, reporter, dan penyiar berita.
Nilai
Nilai organisasi juga masuk ke dalam pengolahan berita televisi karena
pengaruh jaringan berita berpikir dengan cara dialektis. Oleh sebab itu, kisah berita
televisi yang baik memiliki unsur konflik yang kuat unsur tesis lawan antitesis. Dalam
menerapkan berita setiap hari, peristiwa yang memiliki sifat konflik mendapat
perhatian utama persengketaan partai, ras, hokum, dan bentuk persengketaan lain
mendominasi berita televisi malam. Baik implisit ataupun eksplisit, dalam operasi
setiap organisasi berita terdapat seperangkat nilai yang dominan yang menjadi
pedoman pemilihan kebijakan, terutama dalam pemilihan berita.
Ritualisasi berita
8
Ada beberapa strategi yang menyesuaikan gaya dan meritualkan pembuatan berita
menurut pedoman organisasi tentang objektivitas:
1. Penyajian kemungkinan yang bertentangan: Dalam menghadapi masalah yang tidak
dapat disingkapkan fakta nya, reporter mempertahankan objektivitas dengan
menyajikan laporan yang bertentangan.
2. Penyajian bukti yang mendukung: Strategi ini terdiri atas penyebutan bukti yang biasa
diterima sebagai kenyataan untuk mendukung pernyataan yang keautetikannya
diragukan.
3. Kebijaksanaan penggunaan tanda kutip: Bagi jurnalis, bukti yang mendukung
kebanyakan terdiri atas pengutipan pendapat orang lain.
4. Penyusunan cerita dengan urutan yang tepat: Biasanya berita disajikan dalam format
piramid terbalik. Penulis menempatkan informasi terpenting tentang sesuatu peristiwa
dalam paragraf pertama dan bahan yang kepentingannya berkurang di tempatkan
dalam setiap paragraf berikutnya.
5. Pelabelan analisis berita: Dalam banyak hal reporter, kolumnis, dan editor tidak
berbuat seakan akan objektif, mereka memberi label laporan demikian dengan
komentar atau analisis berita. Namun implikasinnya ialah bahwa semua cerita yang
tidak ditunjukan seperti itu adalah laporan objektif, tidak memihak.
Pengolahan berita
Bagaimana cerita diperoleh, diedit, dan dipilih untuk dipublikasikan atau untuk ruang
pemotongan memberikan kesan menyeluruh tentang organisasi berita. Ada organisasi
yang reporternya memegang inisiatif untuk memilih peristiwa yang bernilai berita
sementara copy editor dan personel penulis ulang memainkan peran pasif, dan cerita
jurnalis diterbitkan seutuhnya. Banyak jalan prosedur yang diikuti organisasi berita
dalam memproses peristiwa menjadi berita. Hal ini juga mempengaruhi sifat laporan.
Proses ini mencakup, pertama, prosedur penugasan mencari berita, Dalam beberapa
9
hal reporter mengambil inisiatif dalam menetapkan peristiwa yang bernilai berita,
baik melalui pekerjaanya sebagai reporter dengan tugas umum maupun untuk
peristiwa khusus pertemuan politik, pidato, pemeriksaan jawatan, dan sebagainya.
Ada juga, prosedur untuk mengedit naskah berita, apakah naskah itu disajikan melalui
surat kabar, majalah berita, atau televisi.
Seperti dalam setiap operasi berskala besar organisasi berita terdiri atas jaringan
orang. Setiap orang memiliki minat, aspirasi, tujuan kebutuhan, dan hasrat sendiri.
Kadang kadang hubungan interpersonal bekerja sama ada kalanya bertentangan. Cara
personel berita berhubungan dalam beberapa hal menandai pembuatan berita. Yang
pasti, perhatikan sifat persaingan dalam pembuatan berita.hanya cerita yang sejumlah
nya terbatas dapat di terbitkan pada hari tertentu dalam surat kabar atau majalah berita
atau mau di udarakan dalam siaran berita radio atau televisi.
Jurnalis yang bertentangan dengan tujuan dan kebijakan. Organisasi mencari strategi
untuk menghindari kontrol sang pengekangan. Ketika menghadapi penolakan
pengarah berita untuk menyediakan warung cukup untuk mengudarakan semua cerita
pada CBS,TV. Singkat kata, berhubungan personel dalam berita di dalam organisasi
benar benar sama politisnya dengan peristiwa yang dilaporkan oleh jurnalis. Untuk
melangsungkan bisnis pembuatan berita, atasan dan bawahan menegosiasikan cara
mengulangi perselisihan mereka
Pertimbangan ekonomis
Maksudnya faktor ekonomi ke dalam pembuatan berita yang paling jelas ialah melalui
kenyataan bahwa organisasi berita adalah usaha ekonomi yang menghidupi diri
terutama melalui penjualan produk dan periklanan. Sigal menunjukkan bahwa motif
laba paling banyak memengaruhi pembuatan berita jika laba paling sedikit untuk
merangsang kenaikan jumlah pembaca dan penilaian khalayak, perlu memeriahkan
berita menyajikan lebih banyak tajuk artikel dan pengolahan dan meningkatkan
pendapatan iklan. Akan tetapi apakah laba itu besar atau kecil pendapatan iklan sangat
besar bantuan nya dalam mendukung organisasi berita, dan dengan demikian
mempengaruhi banyak nya ruang dan waktu yang di sediakan bagi pelaporan
peristiwa.
Di luar pengaruh terhadap alokasi ruang dan untuk berita, faktor ekonomi memasuki
pembuatan berita dalam hal lain. Besarnya mutu,dan tingkat staf organisasi berita
sangat bergantung berapa banyak orang dapat di kerjakan. beberapa organisasi
memiliki anggaran yang besar untuk operasi berita;yang lainnya menyediakan yang
hanya cukup untuk berlangganan berbagai pelayanan kawat berita dan tidak
berpretensi untuk mencari berita melalui staf jurnalistik sendiri.
Yang terakhir, ekonomi memainkan peran yang penting dalam berbagai jenis
kepentingan khusus yang di wakili dalam pemilikan dan operasi media berita
Amerika.ada dua titik pandang.yang pertama berargumentasi bahwa pemilikan media
10
terletak di tangan kelompok yang relatif kecil yang merupakan pemilik korporasi
yang mengontrol surat kabar , majalah berita , dan penyiaran bagi kepentingan mereka
sendiri. Yang ke dua berpandagan bahwa pemilikan media tidak sangat terkonsentrasi
dan bahkan seandainya konsentrasi itu ada pun jarang memperlihatkan kontrol
golongan elit terhadap pemilihan peristiwa yang bernilai berita, Jumlah berita yang
tersedia atau mutu pelaporan berita. Meskipun banyak sekali perdebatan
bagaimanapun, relatif hanya sedikit perkiraan sismetik tentang ketidak sesuaian di
antara kedua titik pandangan itu.
11
3. Wawancara ekslusif adalah konvensi pengumpulan berita yang juga
merupakan jalan dua arah bagi reporter dan pejabat
4. Terbatasnya ruang dan waktu menyebabkan jurnalis perlu singkat, ringkas,
dan padat.
Konvensi pertukaran berita ini berlangsung bagi keuntungan reporter maupun pejabat;
begitu pula rutin pengumpulan berita. Oleh sebab itu, sebagian besar korps pers
mengejar cerita rutin, yaitu laporan peristiwa yang bernilai berita karena orang yang
terlibat ke dalamnya (pejabat kebijakan dan penerangan) mengangkatnya menjadi
demikian.
Seperti pada konvensi jurnalistik, sumber-sumber berita tahu benar tentang rutin
pengumpulan berita dan memanfaatkannya bagi keuntungan mereka.
Yang terakhir, jurnalis sering menggunakan kebiasaan bekerja dan berpikir di
samping konvensi dan rutin yang dominan yang telah disinggung.
Ringkasnya, konvensi pengumpulan berita, rutin, kebiasaan bekerja dan berpikir
menyajikan cukup banyak peluang bagi pejabat pemerintah untuk memanfaatkan
media guna keuntungan mereka sendiri.
12
ditampung dalam media. Oleh karena itu wartawan dan media akan melakukan
seleksi terhadap peristiwa yang layak dan tidak layak dijadikan berita. Kelayakan
ini sangat tergantung pada banyak faktor, tetapi yang paling utama adalah bahwa
peristiwa tersebut menarik minat luas khalayak, ini yang disebut sebagai nilai
berita. Di antara nilai berita tersebut adalah ketepatan waktu atau aktualitas;
besar/luasnya dampak peristiwa; kedekatan (proximity); kontroversi atau konflik;
tokoh penting atau figur publik, topik pembicaraan; dan keganjilan atau
2keanehan
13
mengumumkan peraturan, menjawab pertanyaan, dan melaksanakan
pelayanan masyarakat (seperti jika Dinas Cuaca Nasional memperkirakan
suhu, hujan, hujan es, atau salju; Biro Sensus mengumpulkan dan menyiarkan
data demografi; Departemen Pertanian menerangkan cara menguji telur).
Akan tetapi, pemerintah juga berusaha untuk mendapat nama baik dari
masyarakat melalui kampanye hubungan masyarakat yang luas.
Pembuatan berita dari hari ke hari oleh birokrat terutama mengandalkan siaran
pers untuk menyalurkan informasi kepada media berita. Pejabat penerangan,
apakah pemberi informasi, pendidik, atau promotor, berpandangan bahwa
dalam memilih cara untuk melaksanakan pekerjaan mereka, memilih
penyiaran berita sebagai alat untuk memberikan informasi. Siaran pers
memberikan peluang kepada mereka untuk mengontrol aliran informasi,
menyediakan saluran untuk membahas masalah yang rumit, dan merupakan
peristiwa yang dijadwalkan, bukan tak terduga. Para jurnalis mencemoohkan
"pemerintahan oleh siaran pers"; sangat sedikit yang menganggap bahwa
siaran pers berguna dalam pengumpulan berita, bila ditanya, kebanyakan
bahkan menyangkal pernah menggunakannya. Namun, isi siaran pers masih
menemukan jalan untuk menjadi cerita berita.
4. Mahkamah Agung sebagai pembuat berita
Dari semua badan yang membentuk keempat kompleks lembaga yang
memerintah kepresidenan, Kongres, birokrasi, dan pengadilan Mahkamah
Agung merupakan tantangan terbesar bagi inisiatif jurnalistik. Sejumlah faktor
menyulitkan wartawan untuk meliput Mahkamah Agung. Yang pertama
terletak pada sifat keputusan yang dibuat oleh Mahkamah; vonis yang rumit,
sering ambigus, dan sangat teknis atas masalah sosial atau politik yang kritis,
tidak mudah cocok dengan rumus yang diberikan oleh piramida yang terbalik
atau oleh siapa, apa, kapan, dimana, bagaimana, dan mengapa. Kedua, reporter
tidak menerima siaran pers yang ringkas dengan penyusunan kata yang ketat
yang merangkumkan masalah pokok dari setiap keputusan. Keengganan
Mahkamah mengeluarkan siaran disebabkan oleh dua alasan: yang pertama
ialah kekhawatiran bahwa interpretasi mana pun yang terkandung di dalam
siaran itu nantinya dapat diperlakukan sebagai bagian dari keputusan; yang
lain ialah bahwa para hakim sering berbeda pendapat tentang apa interpretasi
yang sahih itu.
Ketiga, dalam tugas sehari-harinya reporter menghadapi deadline. Sebelum
sampai pada deadline, jurnalis tidak hanya harus menganalisis kerumitan
keputusan Mahkamah tanpa adanya rangkuman yang dapat membantu, tetapi
juga harus memutuskan yang mana dari sekian banyak keputusan yang
diumumkan pada hari tertentu yang paling bernilai berita.
Yang terakhir, pers hanya mencurahkan relatif sedikit sumber data untuk
peliputan Mahkamah.
14
Ada kegiatan rutin yang dilakukan reporter dalam merakit atau membuat berita
politik. Kegiatan tersebut merupakan sumber resmi penyebaran informasi dan
mengangkat kejadian yang menjadi peristiwa yang bernilai berita
• Konferensi pers
konferensi pers terbuka adalah teknik pembuatan berita terpenting, yang dihargai baik
oleh wartawan dan sumber berita. Konferensi yang dipublikasikan secara luas seperti
konferensi pers yang diadakan oleh presiden, menteri dan pejabat lainnya dengan
reporter yang sudah senior dengan tujuan membuat pengumuman dan menjawab
pertanyaan.
Terdapat dua tipe konferensi pers
1. Konferensi yang dijadwalkan
Pertemuan formal antara pejabat dengan para reporter, diorganisasi dengan teliti dan
dengan sedikit mungkin diserahkan kepada faktor kebetulan.
2. Pertemuan spontan dengan pers juga lebih distandarkan ketimbang yang
disiratkan oleh istilah itu sendiri.
Tujuan Konferensi pers yaitu untuk membuat berita, memberikan kesempatan jika ada
pejabat yang ingin mengumumkan suatu berita, penjadwalan dan kontrol terhadap
aliran informasi, menempatkan pejabat pada pusat perhatian sehingga ia dapat
memproyeksikan kekuatannya dan menutupi kelemahannya
• Briefing
Briefing berasal dari bahasa Inggris yaitu "brief" yang berarti ringkasan atau
memberikan penjelasan. Briefing adalah memberikan penjelasan-penjelasan secara
singkat atau pertemuan untuk memberikan penerangan secara ringkas. Pertemuan
antara pejabat dan reporter pilihan secara informal yang dijadwalkan secara tetap atau
merupakan jenis latar belakang.
Briefing terjadwal memiliki tujuan memberikan pengumuman rutin dan pengumuman
istimewa. Briefing ini adalah alat manajemen berita yang paling efektif daripada
pengumpulan berita. Berbeda dengan briefing latar belakang yaitu tidak serutin yang
dijadwalkan dan inisiatif dapat berasal atau tidak berasal dari sumber berita.
• Wawancara
Menurut Moelong (2012:186) menjelaskan Wawancara adalah percakapan dengan
maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewer) yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu.
Wawancara sama dengan briefing latar belakang: wawancara bisa didesak baik oleh
pejabat maupun oleh reporter, bersifat pribadi, dan bisa ada berbagai pengertian
mengenai apa yang dapat muncul daripadanya. Dengan menggunakan wawancara
sebagai saluran pejabat dapat mengumumkan keputusan dan rencana,memberikan
alasan dan pembenaran tindakan, menjawab kritikus, setuju atau tidak setuju dengan
pendukung, dan saling waspada
• Kebocoran
Kebocoran merupakan pembuatan berita yang melayani kebutuhan dalam pekerjaan
sumber maupun saluran berita. Ia merupakan alat tersembunyi bagi pejabat yang
15
secara anonim meneruskan informasi kepada reporter sementara pejabat lain ingin
merahasiakannya.
Ada beberapa cara kebocoran berita tersebar yaitu pejabat kemungkinan diperintah
oleh atasannya dilarang berbicara pada pers untuk mengungkapkan ketidakpuasan
pada kebijakan wartawan, kebocoran juga dilakukan dengan tujuan yang bersifat
sogokan.
• Sarana Pubilitas
Beragam teknik lain membantu sumber pemerintah dalam mempromosikan apa yang
dianggap bernilai berita oleh mereka. Satu diantaranya yakni siaran pers. Penampilan
pejabat pemerintah di depan umum, diatur agar mendapat liputan berita maksimum,
juga vital bagi manajemen berita.
2.Kerahasiaan pemerintah
Promosi adalah alat untuk mengelola arus berita dengan menyebarkan informasi
kepada pers dalam keadaan yang terkontrol. kerahasiaan adalah teknik manajemen
berita untuk menghentikan sama sekali aliran informasi jenis tertentu.
Secara tradisional kerahasiaan pemerintah mempunyai dua bentuk, yakni klasifikasi
dan penahanan informasi. Klasifikasi adalah mekanisme pemerintah yang
menunjukkan informasi jenis tertentu, pada umumnya informasi tentang kebijakan
militer dan luar negeriyang peka sebagai konfidensial, rahasia, atau sangat rahasia
berdasarkan bah!a penyingkapannya dapat membahayakan kepentingan keamanan
nasional.
Alat lain bagi kerahasiaan pemerintah ialah penahanan informasi untuk alasan
selainkeamanan nasional. Satu cara lain untuk menahan informasi ialah
mendiskusikan secaratertutup masalah yang secara formal tidak direkam dalam
laporan pertemuan
3.Peraturan Pemerintah
Melalui legislasi undang-undang kebebasan Informasi dan undang-undang cahaya
matahari pemerintah mengatur hubungan di antara mereka sendiri dengan media
berita. Jadi, peraturan pemerintah adalah cara lain untuk mengelola arus informasi
dan, dengan demikian, pembuatan berita.
Media massa atau pers itu sendiri adalah alat yang digunakan dalam penyampaian
pesan-pesan dari sumber kepada khalayak dengan menggunakan alat-alat komunikasi
mekanis seperti surat kabar, film, radio dan TV (Cangara, 2002).
Hubungan pers dengan pemerintah saling ketergantungan satu sama lain, begitu pula
pers dengan masyarakat. Pers atau media massa memiliki peran sebagai penyambung
komunikasi pemerintah dengan masyarakat dengan cara menyampaikan berita
informasi kebijakan pemerintah, pers juga menyeimbangkan informasi dari
pemerintah untuk masyarakat sehingga tidak bias dan dapat ngena atas berita yang
disampaikan, dalam membantu warga memilah-milah isu saat mereka berpartisipasi
dalam proses politik.
16
Pada tahun 1956, Fred S. Siebert, Theodore Peterson, dan Wilbur Schramm membuat
karya buku yang berjudul Four Theories of the Press. Dalam buku tersebut terdapat
empat teori tentang hubungan pemerintah dan pers: teori pers otoriter, teori pers
bebas, teori pers bertanggung jawab, dan teori pers komunis Soviet. Empat teori ini
dikategorikan sebagai teori normative karena teori ini menjelaskan tentang norma atau
sesuatu yang seharusnya terjadi. Intinya teori normative memberikan gagasan
mengenai bagaimana media harus dikelola dan bertujuan untuk melayani kebutuhan
masyarakat dan berkontribusi dengan sistem politik dimana teori pers itu berlaku
(Littlejohn, 2009: 574).
Pada abad ke 16, teori ini menempatkan semua bentuk komunikasi di bawah kontrol
elit pemerintah/otoritas. Seiring dengan berkembangnya zaman, teori autoriter pers
ototarianisme menjadi suatu bentuk perangkat penekanan dan ketertundukan kepada
pemerintah.
Teori autoriter menyatakan bahwa semua kekuasaan harus dipusatkan kepada satu
orang pers harus berfungsi sebagai alat kontrol sosial, mendukung kebijakan
pemerintah serta mengabdi kepada negara. Tidak hanya itu, para penerbit juga
diawasi lewat paten, izin terbit, dan sensor.
Pada akhir abad ke-17, muncul penolakan terhadap otoriterisme. Kaum liberitarian
mencari kebenaran yang harus diwujudkan melalui kebebasan berpendapat dan
berdebat mengenai ”truth” ini sendiri melalui proses self righting (Baran & Davis,
2012: 103).
17
Teori Libertarian yang menyatakan bahwa pers seharusnya berjalan secara tidak
terkekang dalam pengawasan dan pengaruh dari pemerintah, peluang untuk menelaah
semua kebebasan pendapat yang terbuka dan melakukan pengawasan terhadap kinerja
yang dilakukan oleh pemerintah.
· Sangat optimis bahwa tiap orang memiliki sikap rasionalitas dan etikanya
sendiri
3.Teori Komunis
Sistem pers komunis dianut oleh 10 sampai 11 negara yang dibawah naungan uni
soviet. Segala kegiatan sebagaimana biasanya terjadi dalam kehidupan komunis.
Negara-negara tersebut tidak menganut pers bebas, hanya ada pers pemerintahan.
Teori ini digunakan sebagai alat penyampaian kebijakan sosial untuk kepentingan
ideologi dan tujuan yang diwakilkan oleh komunis
Pada abad 20, muncul protes kebebasan mutlak k dari libertarian yang mengakibatkan
kemerosotan moral masyarakat. Di abad ini, ada gagasan yang berkembang bahwa
media satu-satunya yang dilindungi piagam hak asasi manusia, harus memenuhi
tanggung jawab sosial.
Teori ini menerima prinsip pers bebas yang dilaksanakan oleh masyarakat dengan
melalui kritik sosial dan Pendidikan masyarakat yang bertanggung jawab,
beranggapan adanya jaminan atas pers bebas yaitu jaminan kepada warga negara
nasional yang bukan pada dasarnya merupakan perlindungan atas hak kepemilikan
bagi pemilikan pers.
Kelebihan :
Kekurangan :
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
19
DAFTAR PUSTAKA
Dan Nimo, Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan dan Media, Remaja Rosdakarya: Bandung,
2011, hlm. 170
Komarudin Sahid, Memahami Sosiologi Politik, Bogor: Ghalia Indonesia, 2011, hlm. 180.
Ibid,hlm. 258 8 Muhamad Sugiono, Kritik Antonio Gramsci terhadap Pembanguan Dunia Ketiga,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006, hlm. 31 9 Roger Simon, Gagsan – Gagasan Politik Gramsci,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001, hlm. 9 10 Nezar Patria, Antonio Gramsci Negara & Hegemoni,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999, hlm. 116
20