PENDAHULUAN
kehidupan sosial manusia. Setelah awal mula masa media cetak berlangsung,
penyiaran secara audio dan audio visual yang dirancang dengan alat pemancar
Teknologi penyiaran sendiri dimulai sejak ditemukannya oleh ahli teknik dari
sumber daya alam terbatas yang harus dijaga dan dilindungi oleh negara serta
massal atau dapat dikatakan dengan cangkupan yang banyak serta luas dan
dengan baik atau diperuntukan untuk khalayak umum bukan hanya beberapa
Indonesia pada masa Orde Baru, penyiaran juga termasuk kepada bagian dari
digunakan untuk alat kekuasaan dan mencari keuntungan bagi para rezim
masa itu. Namun, jika kita kembali melihat cita-cita nasional dalam
sesuai pada nilai pancasila sehingga tercapai asas, tujuan, dan fungsi dari
yang ada di Amerika dapat dilihat bahwa kepemilikan media dengan kontrol
pertama dipandang sebagai pusat pelayanan publik (public service) yang tidak
kedua model tersebut juga dapat berjalan bersamaan (mix model) atau duopoly
Eropa dan sementara itu model campuran kearah commercial dilakukan oleh
Pedoman Penyiaran & Standar Program Siaran atau P3SPS agar memahami
penyiaran.
Indonesia sebagai negara yang memiliki keberagaman dari daerah
yang tersebar luas sebanyak 34 provinsi serta sebagai negara dengan bentuk
stasiun televisi lokal pada tahun 2019 menurut Asosiasi Televisi Lokal
Indonesia yakni terdapat 67 stasiun televisi lokal yang mendaftarkan
hanya berkembang di Ibu Kota Jakarta dan tidak tersebat di daerah. Maka
dikendalikan oleh kepentingan pemilik media dan pasar media dengan rezim
dapat dilihat dan dirasakan dari konten media Indonesia yang memiliki
keseragaman serta diperkuat dengan kepemilikan media yang terpusat atau
mengenai Sistem Stasiun Jaringan tidak berjalan dengan baik atau dapat
menjadi menarik untuk dikaji lebih dalam lagi, mulai dari pasar lembaga
produksi konten yang juga cenderung tidak memiliki pembeda antar satu
stasiun televisi dengan televisi lain dan media lokal yang harusnya dapat
yang sulit untuk lembaga penyiaran lokal di Indonesia, melihat dari minat
pasar dan iklan yang cenderung lebih tertarik pada penyiaran nasional
(swasta). Aturan sistem stasiun jaringan pada televisi menjadi solusi
maka perlunya penguatan media penyiaran lokal diantara derasnya arus pasar
B. Rumusan Masalah
bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi yang luas, hal tersebut menjadi
specch) dan kebebasan pers (freedom of the pers) serta perlu untuk
lembaga penyiaran televisi lokal pun banyak yang diakuisisi oleh pemilik
pasar ini berdampak pada produksi media dan khalayak atas pandangan yang
selalu mengenai sudut pandang Ibu Kota. Sedangkan, fakta ini bertentangan
oleh Handrini Ardiyanti dengan judul jurnal penelitian “Konsep dan Regulasi
TV Lokal dalam Kerangka Penguatan Budaya Lokal” pada tahun 2011, yang
menemukan bahwa sistem penyiaran di Indonesia yang terbagi menjadi dua
pasar melihat media penyiaran televisi lokal dengan tetap menyiarkan budaya
Temuan dari jurnal penelitian ini juga, diperlukan adanya keberpihakan dari
regulator kepada televisi lokal agar televisi lokal mendapatkan perhatian dari
penyiaran lokal.
Selain itu terdapat jurnal penelitian yang dilakukan oleh Rahayu pada
media penyiaran lokal yang di tulis oleh Dosen Prodi Ilmu Komunikasi UTM
Indonesia, pasar media Indonesia yang mengikuti selera pasar agar sehingga
berbagai hal. Termasuk dari kepemilikan, regulasi dan kondisi pasar yang
lembaga penyiaran lokal pada kasus media lokal Jawa Timur bahwa kesiapan
aspek hukum, manajemen, program dan teknis yang ada tidak dikelola dengan
terlebih dahulu, namun tidak mempehatikan aspek program siaran, teknis dan
perencanaan program agar dapat bersaing dengan televisi nasional dan asing.
lokal Indonesia menjadi menarik untuk digali lebih dalam, sehingga dapat
menemukan solusi dari media penyiaran lokal terutama pada daerah DKI
Jakarta. Melihat beberapa hal tersebut yang menjadi data dan hasil pendukung
untuk dapat melakukan penelitian mengenai isu ini, khusunya pada
C. Tujuan Penelitian
Indonesia saat ini terkhusus mengenai media penyiaran lokal Indonesia dan
dikatakan pada penyiaran lokal serta produksi konten yang dihasilkan, namun
mengetahui bagaimana sudut pandang dari regulator dan aktor penyiaran lokal
D. Signifikasi Penelitian
1. Manfaat Akademis
di Indonesia
Bagi pihak lain, diharapkan dapat memberikan kontribusi positif
penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi salah satu referensi dari
2. Manfaat Praktis
perkembangan media yang ada & serta dapat dilakukan evaluasi terhadap
E. Sistematika Penulisan
penulisan, yakni isi utama kajian proposal (batang tubuh) yang dijelaskan
dalam bentuk sub bab. Berikut sistematika penulisan penelitian yang berjudul
menjadi fokus penelitian secara garis besar maupun secara teori dan fakta,
data dan pengecekan keabsahan data. Melalui bab ini menjelaskan fokus dan
menguji ketepatan hasil penelitian dan validitas data yang telah didapatkan.
penelitian ini. Bagian dari bab ini terdapat kesimpulan dan saran yang
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
ini dapat dilihat dari media yang membutuhkan khalayak atau massa
dengan media seperti surat kabar, televisi dan radio. Media massa yang
budaya untuk disajikan kepada masyarakat, akan tetapi hal ini tidak juga
jumlah media lain dan berapa jumlah khalayak yang di perebutkan atau
dengan kata lain hal ini dinamakan dengan aspek penentu struktur pasar
media yakni khalayak. Perluasan usaha ini juga dilakukan untuk dapat
perusahaan yang sama atau lebih besar dianggap kurang beragam atau
yang mendasari media untuk dapat bergerak, maka dari itu media
dapat menghadirkan jenis lain dari produksi media. Kompetisi ini juga
ini, konsep tersebut berjalan dalam bentuk produksi dan distribusi serta
produk media.
barang ataupun jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Akan tetapi hal ini
Usman Ks, nilai ekonomi media dipelajari dengan dua bidang ekonomi
Theory, media adalah industri yang dapat terus berkembang dan berubah
dan jasa, serta berperan untuk menghidupkan industri lain yang terkait.
politik media sebagai dasar untuk melihat media bukan hanya sebagai
persoalan ekonomi dan menjadi ladang kapitalisme serta bagi media yang
memiliki tugas fungsi sosial didalamnya memberikan kesadaran palsu
2012).
B. Kajian Konsep
ditemukan teknologi radio oleh ahli teknik dari Eropa dan Amerika.
1950 terdapat banyak radio amatir yang berperan sebagai radio laskar,
namun pada tahun 1952 hingga 1966 terdapat aturan dari pemerintah
sesuai dengan hasil dari 11 September 1945 yang berisikan tugas dan
fungsi RRI yang dikenal dengan Tri Prasetya RRI yaitu merefleksikan
komitmen RRI untuk bersikap netral atau tidak memihak kepada salah
televisi yang dimulai pada tahun 1962 saat TVRI menayangkan siaran
hingga hadir Metro TV, Trans TV, TV7, Lativi dan GlobalTV pada tahun
2000. Industri media penyiaran tidak hanya pada media televisi dan radio
aja, akan tetapi munculnya jenis media lain seperti cetak (surat kabar dan
produk media penyiaran era digital agar informasi dapat mudah tersebar
menjadi sistem penyiaran saat ini sebagai sistem penyiaran lokal dan
masyarakat daerah (Taufli, 2014, p. 16). Bentuk televisi lokal ini sebagai
2. Demokratisasi Penyiaran
gender, politik, etnik dan ras dengan semangat Bhineka Tunggal Ika.
menjadi sistem penyiaran adalah milik publik, maka yang ada didalamnya
demoktratis, sangat adil dan tidak ada monopoli baik dalam pemberitaan
ataupun kepemilikan.
57% sampai dengan 99% penduduk untuk akses yang memiliki televisi
televisi, namun produk atau isi media yang terpusat di Jakarta berdasarkan
dahan dengan semakin merambah industri media dan non media (Rahayu,
Stasiun Jaringan (SSJ) bukan ialah tema baru pada penyiaran. Pertengahan
sistem stasiun jaringan, seperti ABC, NBC, CBS (Amerika Serikat) dan
dimaksud juga adalah program yang disiarkan dengan stasiun lokal yang
atau kota sesuai dengan aturan dari Peraturan Menteri yang membahas
stasiun induk.
disusun untuk melindungi media massa agar tidak berlaku monopoli dan
lisensi.
asing
media.
imparsialitas.
6. Terdapat aturan tata aliran keuangan dari sumber yang berbeda
negara pada masa rezim Orde Lama. Sehingga memasuki Orde Baru,
terbatas milik publik yang perlu pengaturan atau kebijakan agar segala
hal didalamnya tidak keliru dalam pelaksanaanya. Frekuensi yang
negara.
masyarakat Indonesia.
mempekuat hasil penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Baik bentuk
jurnal, skripsi atau tesis yang relevan dengan penelitian ini untuk mendukung
Karman pada Tahun 2014 dengan judul “Monopoli Kepemilikan Media dan
media, serta melihat contoh kasus mengenai industri penyiaran antara dahulu
dan saat ini dengan bentuk karakteristik media penyiaran yang semakin
dari masa ke masa dan sulitnya pelaksanaan penyiaran yang bebas dari
dan Indonesia yang sama-sama terdapat praktik monopolii media yang dilihat
media massa.
FCC tahun 1984 yang menguntukan bagi industri media untuk integrasi
kepemilikan yang memiliki dampak buruk bagi khalayak luas. Salah satu
kepada lembaga penyiaran dan larangan tegas untuk praktik monopoli atau
demokrasi.
bagian dari public sphere, sehingga melihat sisi ekonomi sebagai market
model yang disampaikan oleh Croteau & Hoynes pada Tahun 2006 dengan
tetapi konsep program yang terkesan tidak menarik bagi audiens, kemudian
persaingan pasar yang terjadi dari jumlah khalayak yang rendah menyebabkan
perebutan iklan. Data yang didapatkan pada penelitian ini yakni Bali TV yang
telah mendapatkan iklan nasional dengan target pada waktu prime time dan
iklan pada siaran program yang menjadi ciri khas muatan lokal.
Indonesia” pada Tahun 2019. Tujuan penelitian ini untuk dapat memberikan
yang dilakukan pada tiga daerah Indonesia yakni Denpasar, Yogyakarta dan
aturan penyiaran daerah dan juga ekonomi politik didalamnya untuk melihat
dengan teori yang disampaikan oleh Murdock & Golding, 2005 dan Mosco.
2009.
program yang bersiftat re-run, juga program lokal yang tidak diproduksi oleh
Gusti Aji, S.I.P., M,Si. yang berjudul “Problematika pada Lembaga Regulator
Jawa Timur) pada Tahun 2019. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
permasalahan yang dihadapi oleh KPID Jawa Timur serta bagaimana upaya
dimiliki oleh KPID Jawa Timur. Konsep yang digunakan pun dengan pola
isi siaran televisi lokal yang melemah, sebagai contoh tayangan yang
disiarkan oleh RCTI Jawa Timur mengenai para artis Ibu Kota Jakarta
menggunakan penelitian skripsi yang dilakukan oleh Sagita Ning Tyas dengan
judul penelitian “Konglomerasi Industri Media Penyiaran di Indonesia
Analisis Ekonomi Politik pada Group Media Nusantara Citra”. Dengan tujuan
pada praktik konglomerasi yang ada dari Media Nusantara Citra terhadap
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan jenis kualitatif dan paradigma
melihat padangan ekonomi, sosial, politik, serta sejarah dan budaya pada
perusahaan MNC. Teori yang digunakan yakni Ekonomi Politik Media oleh
Vincent Moscow yang berkaitan dengan 3 elemen dari media dan faktor yang
bisa berlawanan dengan kebijakan dari pemerintah dengan tujuan buat silih
menunjang pembedahan dari tiap- tiap media; 3) Dengan kekuatan ini bisa
mana memakai media buat terintegrasi dengan pencipta produk serta nilai
yang baru; 4) Ada kritisi menimpa deregulasi media yang cenderung semacam
itu cuma hendak terus kurangi keeragaman data yang diberikan, dan buat
ditegakan secara teguh agar tercipta sistem persaingang sehat antar lembaga
penyiaran.
penelitian ini.
media televisi berjaringan di Semarang yakni seperti Metro TV, Trans TV,
Trans 7, RCTI, SCTV, TPI (MNC), Indosiar, ANTV, Global TVdan TVONE
(Mardiana, 2011).
ownership yang tertuang dalam kebijakan Sistem Siaran Jaringan (SSJ) dalam
dan jadi salah satu rujukan untuk dikerjakannya perbaikan atas UU tersebut.
penelitian yakni isi dari Undang-Undang atas peran kebijakan dan kelompok
sasaran untuk melihat secara rill dilapangan bagaimana pendapat dari unsur
yang terlibat.
yang sama mengenai ekonomi politik media dari industri media penyiaran di
Indonesia, serta serta media penyiaran lokal yang berdinamika juga dengan
mendapatkan solusi yang terbaik, karna kontrol oligarki dari pemerintah atas
tanggapan KPID DKI Jakarta mengenai media penyiaran lokal yang berada di
daerah DKI Jakarta dan tanggapan Asosiasi Televisi Lokal Indonesia atas
5. Proposisi Penelitian
Indonesia terutama pada daerah DKI Jakarta dari berbagai aspek, terutama
kepemilikan dan konten terutama bagi media penyiaran lokal untuk diberikan
ruang berkembang dan menjadi besar diantara keterpusataan kepemilikan atau
sentris dari konten televisi nasional yang berdampak pada pandangan publik
serta produk media yang tidak beragam mengancam opini publik. Hal ini
menjadi menarik untuk menggunakan komponen yang ada di dalam teori dan
METODE PENELITIAN
A. Paradigma Penelitian
melihat cara seseorang dalam melihat dan memandang pokok masalah yang
bentuk teori penelitian yang mencangkup asumsi dasar, persoalan inti dengan
56). Tanpa adanya paradigma, maka akan sulit untuk menyusun kerangka dari
luas dan tidak hanya pada level tersebut, serta selalu mengeksplor bagian
Littlejohn & Fos, teori dari pandangan kritis yang bersifat normatif sehingga
bertindak agar mendapatkan pencapaian perubahan dalam kondisi yang dapat
tradisi, antara lain terdapat 3 (tiga) yakni (Littlejohn & Foss, 2011, pp. 68-
69) :
2. Seorang ahli teori kritis yang tertarik kepada kondisi sosial yang
penelitian.
B. Pendekatan Penelitian
akan dilakukan.
dari media penyiaran Indonesia serta memahami apa yang sebenarnya terjadi,
jawaban yang aktual untuk masyarakat melalui pengumpulan data. Data yang
dikumpulkan harus dapat dijelaskan dan dianalisis untuk dapat menjadi solusi
penyiaran kedepannya.
D. Unit Analisis
Unit analisis tentu harus sesuai dengan masalah yang sedang diteliti.
partisipan penelitian ini terdiri dari satu individu atau lebih (Creswell, 2016, p.
192).
ini aktor penyiaran lokal yakni Asosiasi Televisi Lokal Indonesia dan
regulator penyiaran daerah yakni KPI Daerah DKI Jakarta untuk dapat
memberikan gambaran kondisi penyiaran lokal saat ini, permasalahan saat ini,
dalam penelitian dan bertujuan untuk mendapatkan data penelitian yang akan
analisis dokumen dan catatan penelitian sebelumnya juga analisis media yang
1. Wawancara
penyiaran lokal.
2. Dokumen
diperoleh dalam bentuk buku, arsip, tulisan angka, dan gambar yang
F. Instrumen Penelitian
mengkoordinir data yakni teks atau transkrip, data gambar seperti foto atau
grafik untuk selanjutnya dianalisis dan direduksi melalui proses coding dan
terakhir dengan menyajikan data dalam bentuk bagan, tabel atau pembahasan
Analisis merujuk pada konsep dan dimensi yang telah dibentuk pada
dianalisis dan dioleh menjadi data yang valid sesuai dengan Analysis
berikut:
kesimpulan.
3. Penarikan Kesimpulan
pengecekan data dari sumber yang ada dengan berbagai cara dan berbagai
informasi publik yang sehat, baik yang berupa berita, hiburan dan
lainnya.
konon, menjadi dasar bagi setiap kebijakan KPI, pada jurnal Lembaga-
Pusat dan KPI Daerah. KPI Pusat dipilih langsung oleh DPR dan
untuk KPI Daerah dipilih oleh DPRD, serta keanggotaanya tidak boleh
terkait dengan kepemilikan media massa dan juga bukan wakil dari
dari segi hukum pun dan politik, miliki posisi yang kedudukannya
KPI);
pada tingkat Provinsi, data yang ada pada saat ini KPI Daerah telah
1. Pasal 7 ayat (2), bahwa KPI Daerah diawasi oleh DPRD Provinsi;
(tujuh);
3. Pasal 9 ayat (2), mengenai pemilihan ketua dan wakil KPID yang
dipilih dari anggota dan dengan masa jabatan 3 (tiga) tahun dan
selanjutnya.
Visi
kesejahteraan masyarakat.
Misi
penyiaran.
dan
seperti:
penyelenggaraan penyiaran.
KPI;
dengan kelembagaan;
c) Kerjasama dengan Pemerintah, Lembaga Penyiaran dan
Ketua
Kawiyan
daerah demi persatuan Indonesia, pada tahun 2002 terdiri televisi lokal
yakni Bali TV, Riau TV, JTV-Surabaya, TV Papua, Lombok TV, EMU
dengan UUD 1945 Pasal 28F yang mengatakan bahwa hak dalam
Visi
Terwujudnya spirit otonomi daerah yang bermartabat di Indonesia
bersama media televisi lokal.
Misi
a. Memenuhi hak asasi manusia dalam memperolah informasi
seluruh Indonesia.
yang dibentuk pada konferensi di Jawa Barat Tahun 2015 dan terdiri
televisi digital hal ini disebut dengan Analog Switch Off yang
luaskan Set Top Box pada Televisi Analog untuk menyiarakan siaran
informasi lebih lanjut mengenai perangkat Set Top Box bisa diakses
B. Temuan Penelitian
penyiaran yakni Komisi Penyiaran Indonesia Daerah DKI Jakarta dan aktor
atau memperluas usaha dalam pasar bisnis dan meningkatkan upaya untuk
baru atau diluar dari format bisnis saat ini (Lukman, 2014, p. 6). Evaluasi
(Studi Kasus pada SBO TV)” yang dianalisis oleh Anziza Ismaqurotin &
Gilang Gusri Aji S.I.P., M.Si. Dalam jurnal tersebut menjelaskan bahwa
penyiaran saat ini dengan digital market place agar posisi televisi lokal
televisi bisnis belanja dan dapat mengakses berita, informasi dan transaksi
“Karena pusat bisnis di Jakarta, nah itu sebetulnya ada yang fail
disini, harusnya gak apa-apa bisnisnya di garap disini tapi
insftrastrukurnya di daerah harus di jaga, sehingga kesetaraan tadi
diversity of content itu dapet lain-lainnya itu loh” (Bambang Santoso-
ATVLI, 15 Juni 2022)
Indonesia.
pasar penyiaran yang ada di Jakarta, sehingga melihat peluang besar untuk
akan tetapi berbeda nama program saja. Seperti yang disampaikan oleh
“Kaya contoh, ada acara Empat Mata nanti muncul lagi Bukan
Empat Mata dengan konsep yang sama, kalo Bukan Empat Mata di tegur
lagi harus diganti lagi, dalam tanda kutip jadi diketawain. Jadi kalo
gaboleh ditayangin lagi ya udah berbagai macam judul, tapi konsep nya
sama ya gaboleh.” (Tri Andri-KPID DKI Jakarta, 17 Juni 2022)
Hal ini perlu untuk dievaluasi baik oleh aktor penyiaran dan
pada kepemilikan dan konten lokal untuk tetap eksis di masyarakat dengan
pasarnya sendiri.
pelaksanaan televisi digital serta data yang diperoleh oleh peneliti dari
(IPP) Prinsip sejak 2019 dan sudah diperpanjang pada Pemerintah untuk
Proses ini pun tidak luput dari perhatian peneliti karena proses
perpindahan ini merupakan hal yang baru bagi masyarakat banyak karena
tetapi tidak semudah itu penggunaan nya diberlakukan, karena harus tetap
menjaga penyiaran lainnya agar tetap eksis dan tidak menjatuhkan pihak
Penyiaran serta stakeholder penyiaran lainnya agar media baru dan era
dengan stasiun televisi lokal yang berjaringan nasional seperti SCTV &
Indosiar juga didalamnya termasuk kepada televisi lokal daerah DKI
Jakarta,
“… Karna kalo kita lihat dari strukturnya berbeda semua, tapi kalo
sampe dikatakan monopoli sih hampir ya. O Channel punya nya SCTV
kan? GTV punyanya MNC Grup karna mereka pasti ada.” (Tri Andri -
KPID DKI Jakarta, 20 Juni 2022)
televisi lokal yang terlibat kepemilikan media besar atau termasuk dalam
terdapat Viva Media Asia (Viva Grup/Bakrie & Brothers), Media Group,
Group), dan Jawa Pos Group. Salah satu diantaranya yakni MNC Group
ada dari setiap perusahaan yang ada yakni total pendapatan MNC,
EMTEK, Visi Media dan Trans Corp. Kemudian jika hasilnya diatas dari
pendapat yang berbeda dari dua sisi pandangan sebagai regulator dan
tersebut memang ditulis pada struktur dengan nama yang berbeda dengan
pengaruh dari regulasi terhadap bentuk penyiaran yang ada. Sebagai dasar
evaluasi dari pelaksanaan penyiaran ada pada Orde Baru termasuk kepada
agar sesuai pada nilai pancasila sehingga tercapai asas, tujuan, dan fungsi
Tahun 1945.
hingga saat ini sudah 20 tahun regulasi penyiaran berjalan dan belum
permasalahan ini, hingga salah satu dari penyiaran ini dalam ujung
ada pengaturan yang sesuai dengan kondisi saat ini. Selain itu
menyampaikan bahwa,
Indonesia saat ini dari aktor penyiaran, regulator penyiaran tidak melihat
secara luas dan tidak melihat urgensi demokratisasi dalam penyiaran saat
ini. Aktor penyiaran lokal sendiri mengeluhkan pada definisi & klasifikasi
dari konten lokal, karena hal ini dilihat dari kacamata masyarakat belum
daerah, namun belum ada ketentuan mengenai konten lokal lebih lanjut.
milik dan ranah publik yaitu free to air. Di Amerika contoh dari
Penyelenggaraan Penyiaran.
didapatkan.
ranah publik. Pasal-pasal terkait dengan tugas dan fungsi KPI tertuang
menyebutkan bahwa:
agar tetap pada alur kebijakan yang dimiliki oleh publik, sehingga
oleh KPI dan tersebar dalam bentuk KPI Daerah Provinsi, belum
penyiaran radio yang ada di DKI Jakarta tidak optimal karena didapati
pelanggaran muatan konten lokal dan muatan konten asing yang tidak
ataupun KPID?
Peran KPI dalam hal ini menjadi perlu untuk diperkuat lagi,
Televisi.
C. Pembahasan
berati bebas dan beragam menjadi landasan untuk penyiaran Indonesia dapat
semangat keberagaman ini pun memberikan ruang bagi penyiaran lokal baik
lembaga penyiaran lokal dan konten lokal agar bisa eksis diantara lembaga
penyiaran yang sudah besar namanya. Hal tersebut tentunya membutuhkan
banyak usaha dan tenaga agar dapat mensukseskan prinsip penyiaran tersebut.
Seperti kepemilikan media yang tersebar secara lokal daerah agar tidak
luas.
kebutuhan manusia seperti nilai sosial, nilai ekonomi, nilai budaya, namun
maupun radio dan dengan memasuki era baru kehidupan yakni era globalisasi.
digital dan MUX yang dimiliki oleh televisi lokal berjaringan yang sudah
besar namanya. Bentuk kepemilikan serta konten pada kondisi ini menjadi
untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada publik baik melalui media
massa cetak, media massa audio dan media massa audio visual kini menjadi
kepentingan politik dari pemilik telah menggerus ekspresi media untuk dapat
sistem stasiun berjaringan yang menjadi solusi teknis dari lembaga penyiaran
untuk melakukan diversity of content. Definisi dari konten lokal pun menjadi
mengenai konten penyiaran yang lebih jelas dan pasti dari definisi dan
diselesaikan.
menjaga ranah publik dan frekuensi yang dimiliki oleh negara dalam kata lain
A. Simpulan
Proses prinsip tersebut belum terlaksana dengan baik karena masih banyak
Indonesia dengan evaluasi struktur pasar penyiaran akan berhasil apa bila
konten keberagaman dari budaya dan daerah juga kini menjadi sebatas
terdapat pengaruh dari regulasi penyiaran yang belum kunjung usai tahap
content & diversity of ownership belum dapat terlaksana dengan baik oleh
di Indonesia untuk dapat meredam permasalahan yang ada hingga saat ini
B. Saran
1. Saran Akademis