Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 3 PERBANDINGAN SISTEM KOMUNIKASI

NAMA : GRETIA KAREN PERANZA

NIM : 042028871

SOAL DAN JAWABAN :


1. Tidak ada kesempurnaan dalam sebuah sistem, pastinya terdapat kekurangan dan
kelebihan. Menurut pendapat Anda, bagaimana kekurangan dan kelebihan apabila sistem
komunikasi berbasis agama diterapkan di Indonesia?

JAWAB :

Mengambil referensi dari BMP SKOM4434 Modul 9, kekuatan dan kelemahan pada system
komunikasi yang berbasis agama itu terletak pada nilai-nilai idealnya yang di dalam
pelaksanaannya tidak semudah seperti yang ada dalam kandungan isi ideologi itu, kekuatan
paling nyata terlihat dari hal-hal baik yang nyaris tanpa cela dan kelemahan yang ada
terletak pada segala kesulitan untuk merealisasikannya.

Kelemahan paling mendasar adalah bila terjadi claim kebenaran atau malah claim paling
benar atas interpretasi atau tafsir ajaran agama, kelemahan lainnya adalah dalam hal
sustainibilitas, Gerakan agar kepentingan kelompok tidak dirugikan di satu sisi dan Gerakan
agar kekuasaannya tidak terganggu di sisi lain akan membuat keberlangsungan system
komunikasi berbasis agama senantiasa rentan pada hal-hal yang ada di dalam dan diluar
system itu sendiri.

Pada kekuatan system ini dapat dilihat dari kemampuan agama mengatasi persoalan
kemajemukan masyarakat, orientasi masing-masing kelompok dapat diperatukan oleh
sensitivitas mereka pada agama meskipun hal ini pula yang paling memungkinkan beragam
bentuk penggunaan kepentingan yang lain dengan klasifikasi balutan agama.

2. Ambillah salah satu negara atau wilayah yang menerapkan sistem komunikasi tanggung
jawab sosial. Kemudian lakukan analisis berikut: (a) bagaimana penerapan sistem
komunikasi tanggung jawab sosial di negara itu dan (b) bagaimana kehidupan pers di dalam
sistem tersebut? Berikan contohnya!

JAWAB :

Negara Indonesia merupakan negara yang menerapkan sistem pers tanggung jawab sosial. Hal ini bisa
dilihat dari penerapan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers. Undang-undang tersebut
memberikan kewangan pada masyarakat untuk mengontrol kinerja pers
Artinya, setiap pemberitaan yang dikeluarkan oleh pers harus bisa dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat serta pers harus bisa menghormati hak asasi yang dimiliki oleh setiap warga negara.
Biasanya teori tanggung jawab sosial diterapkan di negara- negara yang menganut sistem demokrasi
salah satunya adalah negara Indonesia Teori tanggung jawab sosial menganggap bahwa di dalam
kebebasan mengandung yang namanya suatu tanggung jawab yang sama. Kelebihan dari teori ini
yaitu masyarakat juga memiliki tanggung jawab dalam kebebasannya, sehingga dengan adanya
kebebasan ini diharapkan dapat meminimalkan adanya keretakan dalam sebuah negara, dan setiap
individu memiliki hak yang sama dengan pemerintah.

Bentuk tanggung jawab sosial dari sebuah lembaga layanan publik adalah harus mandiri dalam
mengelolah lembaganya sendiri, seperti yang disampaikan oleh McQuail bahwa lembaga penyiaran
publik merujuk kepada sistem yang dibentuk oleh hukum dan umumnya juga dibiayai oleh dana
publik, dan diberikan keleluasan editorial dan kinerja yang mandiri (2010: 196). Dari penjelasan
McQuail dapat disimpulkan bahwa walaupun lembaga penyiaran publik dibangun oleh negara dan
dibiayai oleh dana publik, pemerintah yang menetapkan badan pekerjanya namun negara
menyerahkan sepenuhnya kepada media untuk mengelolah sendiri. Realitanya yang terjadi kepada
lembaga penyiaran publik di Indonesia seperti TVRI dalam mengelolah lembaganya masih dapat
dikatakan belum mandiri karena TVRI sejauh ini mengandalkan pendapatan dari APBN saja dan tidak
mengusahakan sendiri, hal ini juga dipengaruhi oleh kebijakan dari pemerintah yang membatasi
periklanan TVRI hanya diperbolehkan memasang iklan layanan masyarakat yang di mana TVRI tidak
mendapatkan bayaran dari pemasangan iklan tersebut karena dianggap sebagai tv negara. TVRI juga
sangat bergantung kepada peraturan yang dibuat oleh pemerintah, TVRI juga harus patuh terhadap
aturan yang dibuat pemerintah karena pemerintahlah yang menyetujui nominal anggaran untuk
TVRI.

TVRI belum bisa mandiri dalam arti secara keseluruhan independen, karena anggarannya masih
berasal dari negara, di dalamnya pemerintah yang menyetujui anggaran, yang membuat pemerintah
punya akses untuk intervensi TVRI. Tenaga kerja TVRI mayoritasnya masih PNS dan SDM TVRI masih
di bawah pengawasan Kementrian Komunikasi dan Informasi. TVRI sebagai lembaga penyiaran
publik bukan saja memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi namun TVRI juga harus turut
terlibat dalam membangun negeri tercinta. Sesuai dengan hastag TVRI sebagai televisi pemersatu
bangsa TVRI dianggap sebagai agent pembangunan dan penyeimbang penyampaian informasi
kepada masyarakat. Segala upaya sudah dilakukan TVRI begitu juga dalam pemberitaan yang
berusaha menghindari konten-konten yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan,
menimbulkan kejahatan yang dapat merugikan masyarakat.

Secara jelas bentuk tanggung jawab lembaga penyiaran publik adalah mampu mengelolah lembaga
secara mandiri namun bertolak belakang dengan fenomena yang dialami oleh TVRI sendiri, sejauh
ini TVRI masih bergantung kepada kebijakan yang dibuat pemerintah dan APBN sebagai pendapatan
mereka. Sehingga upaya TVRI dalam menyajikan konten-konten yang berkualitas dan berdaya saing
masih sulit dilakukan hal ini karena kebijakan yang menghalangi.

( file:///C:/Users/Asus/Downloads/1115-Article%20Text-2461-1-10-20191121%20(2).pdf )

3. Bagaimanakah penerapan Sistem Komunikasi Pancasila di Indonesia? Gunakan studi kasus


untuk melakukan pembahasan!

JAWAB :
Jika dikaitkan dengan komunikasi, nilai yang terkandung di dalam tiap-tiap sila dari Pancasila
mempunyai implikasi khusus pada kegiatan komunikasi. Sila pertama memberikan pengakuan
secara khusus pada eksistensi bentuk komunikasi transendental yaitu sebagai manifestasi dari
pengakuan bangsa Indonesia terhadap sesuatu yang gaib yang di pandang ikut menentukan
keberhasilan bangsa Indonesia dalam mencapai cita-citanya. Sila kedua menuntut adanya
komunikasi manusiawi dengan menerapkan etika komunikasi yang adil dan beradab, sila ketiga
mengisyaratkan pelaksanaan norma-norma komunikasi organisasi, komunikasi politik termasuk
komunikasi lintas budaya dan komunikasi tradisional yang bernuansa. persatuan dan kesatuan, sila
keempat memberikan tekanan pada pengakuan dilaksanakannya komunikasi dua arah dan timbal
balik yang menghubungkan secara vertikal, horizontal maupun diagonal antara pemerintah dan
masyarakat dan sebaliknya yang berorientasi pada kesamaan dan kesepakatan baik keluar maupun
kedalam dengan menggunakan model relational atau konvergensi.

Akhirnya sila kelima mengandung makna implikasi komunikasi sosial, komunikasi bisnis maupun
komunikasi administrasi dan management dengan berorientasi pada asas keseimbangan dan
keserasian bertujuan agar terjadinya perubahan sosial yang lebih baik secara material maupun
spiritual. Bila dilihat Pancasila dalam perspektif komunikasi tersebut diatas maka segala tingkah laku
bangsa Indonesia dalam kehidupan dan kegiatan komunikasi didalam berbagai bidang seperti bidang
sosial, politik, ekonomi, hukum, budaya dan sebagainya; haruslah dilandasi oleh nilai-nilai yang
terkandung di dalam Pancasila. Dengan kata lain segala tingkah laku bangsa Indonesia harus dapat
dikembalikan secara bulat dan utuh kepada Pancasila sebagai "State Fundamental Norm" bangsa
Indonesia sehingga Pancasila bukan saja merupakan sumber inspirasi bagi perjuangan melainkan
juga sebagai suatu cita-cita yang harus dicapai.

4. Indonesia mungkin diidentikan dengan model sistem komunikasi tanggung jawab sosial.
Terkadang ada yang menyatakan pers Indonesia terlalu liberal. Tentu tidak ada sebuah
model yang sempurna dan sama persis dengan kondisi Indonesia. Jika sistem komunikasi
Indonesia mendekati tanggung jawab sosial, jelaskan kekurangan dari sistem tersebut
sehingga tidak sesuai dengan konteks Indonesia ?

JAWAB :

Selain memiliki kelebihan, teori ini juga memiliki kelemahan yang salah satunya yaitu
penyalahgunaan tanggung jawab untuk sebuah kepentingan, yang di mana pemerintah kemudian
bisa menggunakan lembaga atau organisasi yang megontrol sistem penyiaran sebagai alat untuk
mencapai kepentingannya (AL-Ahmed,1987:9-20). Menurut Bittner (1989), dalam kebebasan pers
yang dimiliki dalam teori ini memberikan peluang kepada pers untuk mengkritik pemerintah beserta
institusinya, selain itu memiliki tanggung jawab dasar menjaga stabilitas dalam masyarakat. Bentuk
dari tanggung jawab sosial pers yaitu melayani masyarakat, pemberitaan yang bertanggung jawab
sosial sebagai bentuk kewajiban pemberitaan itu sendiri pada masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai