Anda di halaman 1dari 5

ANDI MEGAWATI

043029242

Tugas 3 SKOM4434 Perbandingan Sistem Komunikasi

Soal:
1. Tidak ada kesempurnaan dalam sebuah sistem, pastinya terdapat kekurangan
dan kelebihan. Menurut pendapat Anda, bagaimana kekurangan dan kelebihan
apabila sistem komunikasi berbasis agama diterapkan di Indonesia?
Jawab
Sistem komunikasi berbasis agama, jika diterapkan di Indonesia, memiliki kelebihan dan
kekurangan yang perlu dipertimbangkan. Berikut adalah beberapa kelebihan dan kekurangan
yang mungkin timbul dalam penerapan sistem komunikasi berbasis agama di Indonesia:
Kekurangan:
• Sistem komunikasi berbasis agama mungkin cenderung membatasi komunikasi antara
kelompok yang memiliki keyakinan agama yang sama, sehingga dapat menyebabkan
polarisasi dan isolasi antara kelompok-kelompok agama.
• Fokus pada komunikasi berbasis agama dapat menyebabkan ketidakseimbangan dalam
distribusi informasi. Hal ini dapat mengabaikan aspek-aspek sosial, politik, ekonomi,
dan budaya yang penting dalam konteks masyarakat yang lebih luas.
• Jika tidak diatur dengan baik, sistem komunikasi berbasis agama dapat memicu konflik
dan intoleransi antara kelompok agama yang berbeda. Hal ini dapat mengancam
kerukunan dan keberagaman di Indonesia.
Kelebihan:
• Sistem komunikasi berbasis agama dapat memperkuat identitas dan pengakuan
kelompok agama dalam masyarakat. Hal ini dapat memberikan rasa kebersamaan,
kekuatan, dan kepercayaan bagi anggota kelompok tersebut.
• Komunikasi berbasis agama dapat digunakan sebagai sarana untuk menyebarkan nilai-
nilai positif, etika, moral, dan kebaikan dalam masyarakat. Hal ini dapat berkontribusi
pada pembangunan karakter dan integritas individu serta masyarakat secara
keseluruhan.
• Komunikasi berbasis agama dapat memperkuat solidaritas dan saling peduli antara
anggota kelompok agama. Hal ini dapat mendorong kolaborasi dalam berbagai bidang
seperti pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial.
Implementasi sistem komunikasi berbasis agama harus sejalan dengan prinsip-prinsip
demokrasi, hak asasi manusia, dan keberagaman di Indonesia. Penting juga untuk memastikan
bahwa sistem ini tidak digunakan sebagai alat untuk diskriminasi, intoleransi, atau pengabaian
terhadap kelompok agama lainnya.

2. Ambillah salah satu negara atau wilayah yang menerapkan sistem komunikasi
tanggung jawab sosial. Kemudian lakukan analisis berikut: (a) bagaimana
penerapan sistem komunikasi tanggung jawab sosial di negara itu dan (b)
bagaimana kehidupan pers di dalam sistem tersebut? Berikan contohnya!
Jawab
Salah satu negara yang menerapkan sistem komunikasi tanggung jawab sosial adalah
Norwegia. Negara ini dikenal dengan pendekatannya yang kuat terhadap tanggung jawab sosial
dalam berbagai sektor, termasuk media.
(a) Penerapan sistem komunikasi tanggung jawab sosial di Norwegia
Di Norwegia, sistem komunikasi tanggung jawab sosial diterapkan melalui kerangka regulasi
yang kuat dan keterlibatan aktif dari pemerintah dan masyarakat. Pemerintah Norwegia
memiliki kebijakan yang mendukung pers yang bertanggung jawab secara sosial dan
mendorong media untuk menjaga kualitas, keberagaman, dan keadilan dalam pemberitaan.
Norwegia memiliki badan regulasi media yang disebut Dewan Pers Norwegia (Norwegian
Press Complaints Commission) yang bertugas untuk mengawasi dan menangani keluhan
terkait etika jurnalistik. Badan ini berperan dalam menjaga integritas, objektivitas, dan keadilan
dalam pemberitaan media di negara tersebut.
(b) Kehidupan pers di dalam sistem tersebut
Kehidupan pers di Norwegia didukung oleh kebebasan pers yang kuat dan adanya persaingan
yang sehat antara media-media yang berbeda. Prinsip tanggung jawab sosial tercermin dalam
pemberitaan yang objektif, akurat, dan berimbang. Media di Norwegia diharapkan untuk
menjaga standar etika jurnalistik dan memperhatikan kepentingan masyarakat secara luas.
Contoh konkret dari penerapan sistem komunikasi tanggung jawab sosial di Norwegia adalah
praktik pemberitaan yang mengutamakan isu-isu sosial yang penting, seperti lingkungan,
kesehatan, kesetaraan gender, dan isu-isu sosial lainnya. Media-media Norwegia sering kali
melibatkan diri dalam kampanye sosial dan memberikan ruang yang signifikan bagi perspektif
masyarakat dalam liputan mereka.
Selain itu, transparansi dan akuntabilitas juga menjadi aspek penting dalam kehidupan pers di
Norwegia. Media-media di negara ini umumnya menerbitkan laporan keuangan mereka secara
terbuka, memungkinkan masyarakat untuk memahami sumber pendanaan dan potensi konflik
kepentingan.
Penerapan sistem komunikasi tanggung jawab sosial di Norwegia telah membantu
menciptakan lingkungan pers yang bertanggung jawab secara sosial, mempromosikan
keberagaman pendapat, menjaga kualitas pemberitaan, dan memperkuat peran media dalam
memberikan informasi yang berharga dan bermanfaat bagi masyarakat.
3. Bagaimanakah penerapan Sistem Komunikasi Pancasila di Indonesia? Gunakan
studi kasus untuk melakukan pembahasan!
Jawab
Penerapan Sistem Komunikasi Pancasila di Indonesia mencerminkan upaya untuk menerapkan
nilai-nilai Pancasila dalam praktik komunikasi di berbagai aspek kehidupan masyarakat.
Pancasila adalah dasar negara Indonesia yang mencakup lima asas yaitu Ketuhanan Yang Maha
Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin
oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta Keadilan Sosial bagi
Seluruh Rakyat Indonesia.
Salah satu studi kasus yang dapat digunakan untuk membahas penerapan Sistem Komunikasi
Pancasila di Indonesia adalah penggunaan media sosial dalam konteks keberagaman agama
dan suku. Dalam masyarakat Indonesia yang multikultural dan multireligius, media sosial
menjadi platform yang sangat penting untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan menyebarkan
informasi.
Penerapan Sistem Komunikasi Pancasila dalam penggunaan media sosial di Indonesia berarti
mempromosikan sikap saling menghargai, memahami, dan membangun kerukunan antaragama
dan antarsuku. Dalam konteks ini, pemerintah, organisasi masyarakat, dan individu memiliki
peran penting dalam menjaga komunikasi yang berlandaskan Pancasila.
Sebagai contoh, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di beberapa daerah di Indonesia
dapat dijadikan studi kasus. FKUB adalah lembaga yang terdiri dari perwakilan berbagai
agama yang bekerja sama dalam menjaga kerukunan dan mengatasi potensi konflik
antaragama. FKUB menggunakan media sosial sebagai saluran komunikasi untuk
mempromosikan pesan-pesan toleransi, kerukunan, dan persatuan.
Melalui penerapan Sistem Komunikasi Pancasila, FKUB mengadopsi pendekatan komunikasi
yang membangun kesadaran akan pentingnya toleransi, menghormati perbedaan, serta menjaga
kerukunan dalam kehidupan beragama di masyarakat. Mereka menggunakan media sosial
untuk menyebarkan konten-konten yang mengedukasi masyarakat tentang nilai-nilai Pancasila,
menjelaskan hak-hak dan kewajiban dalam kebebasan beragama, serta mengajak dialog
antaragama.
Penerapan Sistem Komunikasi Pancasila dalam konteks media sosial juga melibatkan
partisipasi individu sebagai agen perubahan. Individu dapat menggunakan media sosial secara
bertanggung jawab dengan berbagi konten-konten positif, mendukung narasi kerukunan, dan
menolak segala bentuk ujaran kebencian atau diskriminasi.
Melalui studi kasus ini, dapat dilihat bahwa penerapan Sistem Komunikasi Pancasila dalam
penggunaan media sosial di Indonesia bertujuan untuk membangun komunikasi yang
harmonis, memperkuat kerukunan antaragama dan antarsuku, serta mempromosikan persatuan
dan kesatuan dalam keberagaman.

4. Indonesia mungkin diidentikan dengan model sistem komunikasi tanggung jawab


sosial. Terkadang ada yang menyatakan pers Indonesia terlalu liberal. Tentu tidak
ada sebuah model yang sempurna dan sama persis dengan kondisi Indonesia. Jika
sistem komunikasi Indonesia mendekati tanggung jawab sosial, jelaskan
kekurangan dari sistem tersebut sehingga tidak sesuai dengan
konteks Indonesia ?
Jawab
Sebagai sebuah sistem, sistem komunikasi tanggung jawab sosial di Indonesia juga memiliki
kekurangan dan tantangan yang perlu diatasi agar sesuai dengan konteks Indonesia. Berikut
adalah beberapa kekurangan yang dapat dikaitkan dengan penerapan sistem komunikasi
tanggung jawab sosial di Indonesia:
❖ Konsep tanggung jawab sosial dapat memiliki interpretasi yang beragam. Penentuan
standar dan kriteria yang jelas mengenai apa yang dianggap tanggung jawab sosial
dalam konteks komunikasi masih menjadi tantangan di Indonesia. Hal ini dapat
menyebabkan kebingungan dan perbedaan pendapat dalam mengukur dan
mengevaluasi kinerja media dalam aspek tanggung jawab sosial.
❖ Meskipun terdapat undang-undang yang mengatur komunikasi di Indonesia,
implementasi dan penegakan hukum sering kali masih terbatas. Hal ini dapat
memberikan celah bagi praktik-praktik yang tidak bertanggung jawab dalam
komunikasi, termasuk di dalam media. Kelemahan dalam regulasi dan penegakan
hukum dapat menghambat efektivitas sistem komunikasi tanggung jawab sosial.
❖ Salah satu tantangan dalam menerapkan sistem komunikasi tanggung jawab sosial di
Indonesia adalah menjaga keseimbangan antara kepentingan publik, kebebasan pers,
dan kepentingan bisnis. Terkadang, pers Indonesia dianggap terlalu liberal dalam
melaporkan berita dan kurang memberikan penekanan pada kepentingan publik yang
lebih luas. Sementara itu, tekanan komersial dan politik juga dapat mempengaruhi
independensi dan objektivitas media.
❖ Di Indonesia, kesenjangan akses terhadap informasi masih menjadi masalah yang perlu
diatasi. Terdapat wilayah-wilayah terpencil dan masyarakat dengan tingkat pendidikan
rendah yang belum mendapatkan akses yang cukup terhadap informasi yang
berkualitas. Hal ini dapat menghambat efektivitas sistem komunikasi tanggung jawab
sosial, di mana tujuan utamanya adalah memberikan informasi yang akurat dan relevan
kepada seluruh masyarakat.
❖ Penerapan sistem komunikasi tanggung jawab sosial di Indonesia juga memerlukan
peran aktif dari masyarakat. Terkadang, masyarakat Indonesia belum sepenuhnya
terlibat secara aktif dalam memantau dan memberikan umpan balik terhadap media
yang tidak bertanggung jawab. Kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat menjadi
kunci dalam menjaga integritas dan akuntabilitas media.
Pada akhirnya, penerapan sistem komunikasi tanggung jawab sosial di Indonesia
membutuhkan kerjasama yang kuat antara pemerintah, media, dan masyarakat untuk mengatasi
tantangan dan kekurangan yang ada. Upaya terus-menerus dalam meningkatkan regulasi,
penegakan hukum, pendidikan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya tanggung jawab sosial
dalam komunikasi akan membantu mengatasi kekurangan sistem komunikasi tanggung jawab sosial di
Indonesia. Selain itu, perlunya transparansi dalam kepemilikan media, pelibatan lembaga independen
dalam mengawasi praktik media, dan pembangunan infrastruktur informasi yang lebih merata di seluruh
wilayah Indonesia juga menjadi faktor penting dalam memperbaiki sistem komunikasi yang lebih
bertanggung jawab di negara ini.

Pentingnya diskusi terbuka dan dialog antara pemerintah, media, akademisi, dan masyarakat
secara luas juga perlu diperhatikan dalam mengatasi kekurangan sistem komunikasi tanggung
jawab sosial di Indonesia. Melalui dialog yang konstruktif dan partisipasi aktif dari semua
pihak, dapat diidentifikasi permasalahan yang ada dan dicari solusi yang sesuai dengan konteks
Indonesia.
Meskipun sistem komunikasi tanggung jawab sosial memiliki kekurangan dan tantangan,
langkah-langkah yang diambil untuk memperbaiki dan mengatasi kelemahan tersebut dapat
membantu menciptakan lingkungan komunikasi yang lebih baik di Indonesia. Dengan adanya
komunikasi yang bertanggung jawab dan berlandaskan nilai-nilai Pancasila, diharapkan dapat
tercipta masyarakat yang lebih harmonis, toleran, dan berpartisipasi aktif dalam membangun
bangsa yang maju dan berkeadilan.

Sumber:
BMP SKOM4434 Perbandingan Sistem Komunikasi
https://www.azzayyan.tk/2017/06/sistem-komunikasi-di-timur-tengah.html
https://link.springer.com/article/10.1007/s42448-021-00078-6
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/interaksi/article/download/6588/5421

Anda mungkin juga menyukai