Anda di halaman 1dari 22

Materi 5

PENGEMBANGAN
MEDIA ADVOKASI KESEHATAN
Dan Jejaring
MENYUSUN STRATEGI MEDIA ADVOKASI
KESEHATAN

• 1. Penentuan Tujuan
• Tentukan tujuan kampanye advokasi kesehatan, apakah itu
peningkatan kesadaran masyarakat tentang suatu penyakit atau ajakan
untuk gaya hidup sehat.
• 2. Penyusunan Pesan
• Buat pesan yang kuat, jelas, dan relevan dengan audiens target.
• Pesan ini harus memotivasi perubahan perilaku yang diinginkan.
• 3. Identifikasi Audiens
• Pahami siapa audiens target kampanye Anda, apa kebutuhan mereka,
dan bagaimana pesan dapat disampaikan dengan efektif kepada
mereka.
• 4. Pilih Media yang Tepat
• Apakah lebih efektif menggunakan televisi, radio, media online, atau
gabungan dari berbagai media?
• 5. Evaluasi dan Pelacakan
• Lakukan evaluasi berkala untuk mengukur efektivitas kampanye Anda.
• Gunakan data untuk membuat perubahan dan peningkatan yang
diperlukan.
PRINSIP DAN ETIKA PENGGUNA MEDIA
ADVOKASI KESEHATAN
• Penting untuk memahami prinsip-prinsip dan etika yang harus Anda
ikuti saat menggunakan media untuk advokasi kesehatan.
• Integritas, keakuratan informasi, dan rasa tanggung jawab adalah
beberapa dari prinsip kunci pengguna media.
• Pesan-pesan yang disebarkan melalui media haruslah benar dan
didukung oleh fakta yang valid, serta menghormati privasi dan
sensitivitas individu
TANTANGAN DAN PROSPEK MASA DEPAN
PERAN MEDIA ADVOKASI KESEHATAN

• Tantangan dalam advokasi kesehatan melalui media termasuk


informasi yang salah atau tidak akurat yang dapat menyebabkan
kebingungan di antara masyarakat.
• Oleh karena itu, penting untuk memastikan informasi yang disajikan
adalah valid dan berbasis fakta.
• Di masa mendatang, terus berkembangnya teknologi akan memberikan
peluang baru untuk meningkatkan advokasi kesehatan melalui media.
• Inovasi seperti penggunaan kecerdasan buatan (AI) untuk personalisasi
pesan, platform virtual, atau augmented reality dapat memainkan
peran penting dalam membentuk masa depan media advokasi
kesehatan.
PENGEMBANGAN
KETERAMPILAN ADVOKASI
• Advokasi merupakan salah satu bentuk komunikasi persuasif,
yang bertujuan untuk mempengaruhi pemangku kepentingan
dalam pengambilan kebijakan atau keputusan. Proses
advokasi ini sangat penting bagi para peneliti dalam
mengkomunikasikan hasil kajian dan isu-isu penting,
dilakukan dengan perencanaan strategis dengan target utama
adalah pengambil kebijakan dan korporasi.
• Advokasi bukan revolusi, namun lebih merupakan suatu usaha
perubahan sosial melalui semua saluran dan piranti demokrasi
perwakilan, proses-proses politik dan legislasi yang terdapat
dalam sistem yang berlaku. Keberhasilannya diperoleh bila
proses dilakukan secara sistematis, terstruktur, terencana dan
bertahap dengan tujuan yang jelas, untuk mempengaruhi
perubahan kebijakan agar menjadi lebih baik.
• Keterampilan advokasi merupakan sebuah ilmu dan seni, yang
tentunya sangat dipengaruhi oleh kemampuan berkomunikasi
tim peneliti. Peningkatan keterampilan komunikasi dapat
membantu tim untuk meningkatkan kinerja, khususnya dalam
melakukan advokasi.
PELAKSANAAN
Berbagai Pendekatan Model Komunikasi Untuk
Mendefinisikan Advokasi Dalam Mempengaruhi
Kebijakan Publik Dan Masing-masing Memiliki Proses
Berbeda-beda,

• Legislasi, upaya yang dilakukan adalah di level legislatif dengan


membangun payung hukum, misalnya legal drafting dan judicial review.
• Birokrasi, dilakukan untuk mengusulkan dan memperbaiki tata laksana
suatu peraturan/payung hukum di level eksekutif pemerintah (melalui
lobby, mediasi, audiensi, kapasitasi, dll) sehingga terjadi peningkatan
pelayanan.
• Sosialisasi dan Mobilisasi, dilakukan untuk membangun suatu budaya
(terutama budaya hukum) di masyarakat sebagai stakeholder utama
(melalui pengembangan program komunikasi partisipatif, kampanye,
penggalangan dukungan basis masa/networking, tekanan sosial, dll).
PROSES ADVOKASI MELALUI LEGISLASI,
BIROKRASI, SOSIALISASI DAN MOBILISASI
MEMBANGUN JEJARING

• Dalam jaringan komunikasi ini tidak hanya mencakup satu atau


dua orang saja, namun lebih luas lagi yaitu antar
kelompok/komunitas atau pun masyarakat luas. Jaringan
komunikasi adalah penggambaran bagian proses komunikasi
"how say to whom" (siapa berbicara kepada siapa) dalam suatu
sistem sosial. Dalam menggambarkan komunikasi interpersonal,
dimana terdapat pemuka-pemuka opini dan pengikut yang saling
memiliki hubungan komunikasi pada suatu topik tertentu yang
erjadi dalam suatu sistem sosial tertentu seperti sebuah desa,
sebuah organisasi, ataupun sebuah perusahaan (Gonzales, 1993)
PERANAN JARINGAN KOMUNIKASI
DALAM PROSES PERUBAHAN
PERILAKU
• Dalam suatu jaringan komunikasi, terdapat pemuka-pemuka opini, yaitu
orang yang mempengaruhi orang-orang lain secara teratur pada isu-isu
tertentu. Karakteristik pemuka-pemuka opini ini bervariasi menurut tipe
kelompok yang mereka pengaruhi. Jika pemuka opini terdapat dalam
kelompok-kelompok yang bersifat inovatif, maka mereka biasanya lebih
inovatif daripada anggota kelompok, meskipun pemuka opini seringkali
bukan termasuk inovator yang pertama kali menerapkan inovasi. Di pihak
lain, pemuka-pemuka opini dari kelompok-kelompok yang konservatif
juga bersikap agak konservatif (Gonzales, 1993). Pada proses difusi, yaitu
proses masuknya inovasi dalam suatu kelompok sehingga terjadi
perubahan perilaku, hampir semua pemuka-pemuka opini menyokong
perubahan
PERKEMBANGAN JARINGAN
SEIRING DENGAN PERKEMBANGAN
TEKNOLOGI
• Perkembangan teknologi kian pesat. Perkembangan teknologi yang
signifikan menjadikan perubahan yang mulai merambah dalam tiap hal
yang dijajaki dan diperdalami oleh teknologi. Perkembangan computer,
sistem data, dalam hardware dan software, hingga ke perkembangan
komunikasi. Dengan perkembangan demikian membuat manusia kembali
beradaptasi dan menyesuaikan seiring dengan perkembangan tersebut.
Teknologi pun mewabah ke jaringan informasi yang ada, sehingga
menjadikan perkembangan komunikasi yang mengalami perubahan
dalam pemanfaatan teknologi. Dalam perkembangan teknologi Indonesia,
perkembangan teknologi dalam jaringan kian pesat dan sudah mulai
terkenal hingga melekat di hati pengguna
ATURAN DALAM JEJARING:

• Kita membentuk jejaring kita


• Manusia sengaja membuat dan merombak jejaring sosialnya sepanjang waktu, seperti
tertulis dalam tipe jejaring homofili yaitu kecenderungan orang berkomunikasi dengan
orang lain yang berkarakter sama. Kata homofili berarti "mencintai yang mirip".
• Memilih struktur jejaring dengan tiga cara:
• Berapa banyak orang yang berhubungan dengan kita
• Kita mempengaruhi seberapa akrab hubungan antar teman dan anggota keluarga kita
• Kita mengendalikan seberapa sentral diri kita dalam jejaring sosial
• Keragaman asal-usul sosial dan genesis dalam pilihan ini menghasilkan aneka ragam
struktur jaringan dan menempatkan kita di lokasi unik dalam jaringan sosial.
• Jejaring kita membentuk kita
• Orang yang memiliki dan terlibat jejaring perilakunya akan dipengaruhi oleh jejaring itu
sendiri. Orang yang tidak mempunyai teman akan punya kehidupan berbeda dengan
orang yang mempunyai banyak teman.
• Teman mempengaruhi kita
• Dalam hal ini bukan hanya bentuk jejaring di sekeliling, namun apa yang mengalir
melintasi sambungan-sambungannya. Biasanya orang mempunyai hubungan dengan
berbagai bentuk dengan orang lain, dan setiap ikatan menawarkan kesempatan untuk
saling mempengaruhi.
• Temannya teman mempengaruhi kita
• Dalam sebuah permainan 'pesan berantai', sebuah pesan dioper sepanjang rangkaian
orang yang saling menerima dan menyampaikan. Pesan yang diterima tiap orang
mengandung kesalahan yang dibuat oleh orang yang menyampaikannya. Hal ini
mencerminkan bahwa orang meniru orang lain yang tidak berhubungan langsung
dengannya, disebut sebagai penyebaran hiperdyadik. Sebagian hal mungkin tidak
menyebar dengan cara demikian, namun lebih pada penyebaran fenomena yang lebih
rumit. Misalnya jika kita akan menyuruh orang berhenti merokok tidak mungkin kita
menggunakan pesan berantai, namun kita akan mengerahkan orang-orang yang tidak
merokok mengerubungi seorang perokok.
• Jejaring punya kehidupan sendiri
• Sifat dan fungsi yang dimiliki dalam jejaring sosial tidak dikontrol
atau disadari oleh orang-orang di dalamnya. Sifat tersebut dapat
dipelajari dengan memahami dan mempelajari keseluruhan
kelompok dan strukturnya, bukan mempelajari individu-individu
di dalam secara tersendiri. Sifat yang dimiliki jejaring sosial ini
adalah sifat emergen yaitu sifat-sifat baru yang timbul dari
interaksi dan saling hubung antar bagian-bagiannya.
THANKS

Anda mungkin juga menyukai