Anda di halaman 1dari 6

Tugas UAS Kommas

1. Dalam Komunikasi Massa, sering terjadi berbagai hambatan, jelaskan hambatan-


hambatan tersebut dan berikan contoh setiap hambatan yang terjadi pada media massa
Televisi.
2. Bagaimana Media Massa mempengaruhi masyarakat sehingga terjadi perubahan dalam
aspek kognitif; afektif dan konatif dan berikan contoh-contohnya.
3. Buatlah perbandingan antar berbagai teori normatif tentang pers.

JAWABAN
1.
 HAMABTAN KOMUNIKASI MASSA ANTARA INDIVIDU DAN ORGANISASI
Dalam masalah hambatan komunikasi massa, juga ias terjadi diantara individu (antarmanusia)
maupun di dalam organisasi.
Hambatan komunikasi antarmanusia dapat berupa:
a) Perbedaan Persepsi dan Bahasa Persepsi merupakan interpretasi pribadi atas sesuatu hal.
Definisi seseorang mengenai suatu kata mungkin berbeda dengan orang lain.
b) Pendekatan yang buruk Walaupun sudah mengetahui cara mendengar yang baik, ternyata
menjadi pendengar yang baik tidaklah mudah. Dalam keadaan melamun atau lelah memikirkan
masalah lain, seseorang cenderung kehilangan minat mendengarnya.
c) Gangguan Emosional Dalam keadaan kecewa, marah, sedih, atau takut, seseorang akan
merasa kesulitan saat menyusun pesan atau menerima pesan dengan baik. Secara praktis, tidak
mungkin menghindari komunikasi ketika sedang ada dalam keadaan emosi. Kesalahpahaman
sering terjadi akibat gangguan emosional.
d) Perbedaan Budaya Berkomunikasi dengan orang yang berbeda budaya tidak dapat
dihindari, terlebih lagi zaman globalisasi ini. Perbedaan budaya merupakan hambatan yang
paling sulit diatasi.
e) Gangguan Fisik
Pengirim atau penerima mungkin terganggu oleh hambatan yang bersifat fisik seperti akustik
yang jelek, tulisan yang tidak dapat dibaca, cahaya yang redup, atau masalah kesehatan.
Gangguan fisik ias mengganggu konsentrasi dalam berkomunikasi. Setiap komunikator selalu
mengharapkan agar komunikasi yang dilaksanakannya dapat mencapai tujuan dengan apa yang
telah diharapakannya.

 Hambatan Komunikasi Dalam Organisasi


Komunikasi dalam organisasi sering terganggu karena materinya lebih rumit, jumlahnya banyak,
dan iasentionl. Hambatan-hambatan komunikasi dalam organisasi, meliputi:
a) Kelebihan Beban Informasi dan Pesan Yang Bersaing Perkembangan teknologi telah
menyebabkan jumlah pesan dalam suatu organisasi meningkat tanjam hingga kecepatan yang
semakin tinggi. Pesan melalui surat-surat dari pos, email dan telephon dari berbagai sumber
telah membanjiri organisasi dan masing-masing bersaing untuk memperoleh perhatian lebih
awal. Hal itu ias berakibat pada adanya pesan yang tidak ditanggapi, pesan yang dianggap tidak
penting, atau pemberian respons yang tidak akurat.
b) Penyaringan Yang Tidak Tepat Ketika meneruskan suatu pesan kepada orang lain dalam
organisasi, biasanya terjadi penyaringan yang dilakukan dengan memotong atau menyingkat
pesan. Pesan dalam organisasi dikirim melalui berbagai saringan. Misalnya melewati penjaga
pintu terlebih dahulu, karyawan kantor depan, sekretaris, baru kemudian sampai kepada
pimpinan. Bisa jadi suatu pesan penting tidak sampai sebagian atau bahkan seluruhnya karena
telah dipotong atau dibuang.
c) Iklan Komunikasi Tertutup atau Tidak Memadai Pertukaran informasi yang bebas dan
terbuka merupakan salah satu ias komunikasi yang efektif. Iklim komunikasi sangat terkait
dengan gaya kepemimpinan. Gaya manajemen yang tertutup cenderung menghambat
pertukaran informasi. Demikian pula saluran yang terlalu banyak ias mengubah pesan ketika
bergerak iasent atau iasentio dalam sebuah organisasi. Permasalahan komunikasi biasanya
merupakan suatu gejala bahwa ada sesuatu yang tidak sesuai. Permasalahan dalam komunikasi
menunjukkan adanya masalah yang terpendam. Hambatan komunikasi ada yang berasal dari
pengirim (komunikator), transmisi, maupun penerima (komunikan). Organisasi

 HAMBATAN KOMUNIKAS MASSA PADA PEMASARAN


· Hambatan pada sumber
Hambatan komunikasi pada sumber umumnya berupa perumusan tujuan yang kurang jelas
· Hambatan dalam iase Encoding
· Sumber kegagalan komunikasi pemasaran ias juga ada pada proses encoding.
Misalnya, copy writer dan perancang iklan lebih terobsesi memebuat iklan kreatif yang orisinil
dari pada focus pada penyampaian benefit produk. Iklan yang menyesatkan (deceptive
advertising) juga ias digolongkan sebagai hambatan dalam prosesencoding karena sejak awal
berusaha menyesatkan konsumen dari kondisi sebenarnya benefit produk.

 Hambatan dalam Transmisi Pesan


Pemilihan media yang tidak cocok ias membuat pemasang iklan gagal menjangkau kelompok
sasaran. Untuk menjangkau audiens yang tepat , pemasang iklan mesti menyesuaikan ias-ciri
demografis konsumen sasaran dengan profil demografis pembaca majalah, pemirsa TV atau
pendengar radio. Dalam tahap pengiriman pesan, hambatan yang umumnya ditemui
komunikator adalahcompetitveclutter, kekeusutan yang terjadi karena kebanyakan iklan,
jumlah iklan yang makin banyak disebabkan karena:
· Pertama, banyak produk baru yang muncul membuat permintaan waktu melonjak
· Kedua, persaingan ketat mendorong pertumbuhan belanja iklan lebih cepat daripada
penjualan.
· Ketiga, iklan TV makin pendek, yaitu dari 30 menjadi 15 detik.
Apa yang dapat dilakukan pemasar untuk mengatasi kekusutan yang ditimbulkan competitive
clutter? Cara yang mudah adalah frekuensi iklan digencarkan agar kesan tertancap lebih lama.
Hal ini dibenarkan kalau pesan betul-betul berkaitan dengan kebutuhan konsumen (artinya,
pesan tak punya masalah hambatan sumber ataupun hambatan encoding).

 Hambatan dalam Proses Decoding


Konsumen umunya mengabaikan pesan yang tidak menarik minat mereka. Konsumen juga akan
menolak pesan apabila sumber pesan dianggap tidak kredibel. Hambatan pada decoding juga
mungkin terjadi karena kurangnya perhatian pada pesan. Competitive clutterselain merupakan
hambatan dalam transmisi, juga mengganggu proses decoding karena ias membuat pemirsa
makin cuek. Iklan yang ditayangkan terus juga merupakan penyebab pengabian iasention.
Advertising wearout ias terjadi; yaitu turunnya efektifitas iklan karena kebosenan pemirsa dan
konsumen yang sudah merasa familiar dengan kampanye iklan tersebut.

Contoh hambatan pada media massa televisi seperti misalnya, iasen kurang dapat menangkap
sinyal gelombang elektromagnetik, warna tidak jelas, layar banyak semutnya, dll.

2. Aspek Kognitif
Aspek ini terjadi apabila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, atau
dipersepsi khalayak. Dengan kata lain aspek ini berkaitan dengan penyampaian
informasi, pengetahuan, dan keterampilan, maupun kepercayaan terhadap media
massa. Dalam masyarakat modern dampak kognitif penyebaran media massa terhadap
khalayak semakin kuat karna informasi tentang terjdinya bencana alam di Aceh,
pemilihan presiden di Amerika Serikat, mundurnya perdana menteri Jepang, jatuhnya
harga saham saham dunia, prakiraan cuaca dan masih banyak informasi lainnya.
Pesan

Aspek Afektif
Dampak pesan media massa sampai pada tahap afektif terjadi bila pesan yang
disebarkan media mengubah apa yang dirasakan, disenangi, atau yang dibenci khalayak
dampak ini berkaitan dengan perasaan, penilaian, rangsangan emosional, dan sikap.
Misalnya anda terharu menonton keberhasilan anak seorang tukang ojek menjadi juara
catur. Anda sedih ketika menontton atau membaca berita bencana alam dibengkulu.
Anda benci pada bintang film A yang berperan sebagai orang licik dan jahat

Aspek Konatif
Aspek media massa sampai pada tahap konatif atau prilaku terjadi apabila pesan –
pesan yang disampaikan media massa menimbulkan pola – pola tindakan. Kegiatan atau
prilaku nyata yang dapat diamati. Contohnya setelah mendengar bencana alam gempa
bumi di Yogyakarta, anda tergerak untuk mengirimkan bantuan makanan dan pakaian

3. Teori normatif tentang pers mengandung beberapa pandangan tentang harapan


masyarakat terhadap pers dan peran yang seharusnya dimainkan oleh pers tersebut.
Meskipun setiap bangsa cenderung menganut teori normatif tersendiri yang khas dan
rinci, namun masih terdapat beberapa prinsip umum yang dapat digunakan untuk
mengklasifikasi berbagai konsep khusus yang dianut oleh berbagai bangsa. Setiap ragam
utama teori normatif ini cenderung dikaitkan dengan sistem politik/pemerintahan
dimana pers tersebut menjadi subsistemnya. Dari dimensi sejarah, pertumbuhan dan
perkembangan pers dunia, maka kita mengenal beberapa macam teori atau konsep
dasar tentang pers, yang masing-masing mencerminkan sistem sosial dan sistem politik
dimana pers itu berkembang.

 Teori Pers Otoriter (authorian)


Teori otoriter lahir pada abad kelima belas sampai keenam belas pada masa bentuk
pemerintahan bersifat otoriter (kerajaan absolut). Dalam teori ini pers berfungsi
menunjang negara (kerajaan) dan pemerintah dengan kekuasaan untuk memajukan
rakyat sebagai tujuan utama. Oleh karena itu pemerintah langsung menguasai dan
mengawasi kegiatan pers. Akibatnya sistem pers sepenuhnya berada di bawah
pengawasan pemerintah. Kebebasan pers sangat bergantung pada kekuasaan raja yang
mempunyai kekuasaan mutlak. Dalam sistem ini, manusia adalah bagian dari
masyarakat. Manusia baru dapat berarti kalau ia hidup dalam kelompok. Sebagai
individu, kegiatannya sangat terbatas. Kelompok lebih penting dari individu. Masyarakat
tercermin dalam organisasi-organisasi, dan yang terpenting adalah negara. Negara
disebut sebagai tujuan akhir dari proses organisasi masyarakat. Negara adalah pusat
segala kegiatan. Pengetahuan dan kebenaran dicapai melalui interaksi individu. Interaksi
ini harus terkontrol dan terarah, sehingga kepentingan akhir tidak dirugikan.
Berdasarkan asumsi di atas, teori ini cenderung membentuk satu sistem kontrol yang
efektif dan menggunakan pers sebagai alat penguasa.

 Teori Pers Liberal


Sistem pers liberal ini berkembang pada abad ketujuh belas dan kedelapan belas
sebagai akibat timbulnya revolusi industri dan perubahan besar di dalam pemikiran-
pemikiran masyarakat di Barat pada waktu itu yang lebih dikenal sebagai abad
aufklarung (abad pencerahan). Menurut teori ini, manusia pada dasarnya mempunyai
hak-haknya secara alamiah untuk mengejar dan mengembangkan potensinya apabila
diberikan iklim kebebasan menyatakan pendapat. Hal ini tidak mungkin berlaku apabila
terdapat kontrol dari pemerintah. Menurut paham liberalisme, manusia pada
hakekatnya dilahirkan sebagai makhluk bebas yang dikendalikan oleh ratio atau akalnya.
Kebahagiaan dan kesejahteraan individu merupakan tujuan dari manusia, masyarakat,
dan negara. Manusia sebagai makhluk yang menggunakan akalnya untuk mengatur
dunia sekelilingnya dan dapat mengambil keputusan-keputusan yang sesuai dengan
kepentingannya.

 Teori Pers Komunis


Teori ini berkembang pada awal abad kedua puluh sebagai akibat dari sistem komunis di
Uni Soviet. Sistem ini mendasarkan diri pada teori Karl Marx tentang perubahan sosial
yang diawali oleh teori Dialektika Hegel. Sesuai dengan sejarah kelahirannya dan
pertumbuhannya yang tidak dapat dilepaskan dari sejarah ideologi komunis dan
berdirinya negara Uni Soviet, maka teori pers ini lebih sering disebut dengan istilah Pers
Totalitar Soviet atau Pers Komunis Soviet. Dalam teori komunis ini, pers merupakan alat
pemerintah (partai) dan bagian integral dari negara. Ini berarti bahwa pers harus tunduk
pada perintah dan kontrol dari pemerintah atau partai. Tunduknya pers pada partai
komunis membawa arti yang lebih dalam, yaitusebagai alat dari partai komunis yang
berkuasa. Kritik diijinkan dalam pers, tetapi kritik terhadap dasar ideologi dilarang. Pers
melakukan apa yang terbaik menurut pemimpin elit negara dan partai, dan apa yang
terbaik bagi elit negara dan partai. Yang dilakukan pers untuk mendukung komunis dan
negara sosialis mwerupakan perbuatan moral, sedangkan perbuatan membahayakan
atau merintangi pertumbuhan komunis adalah pembuatan immoral.
 Teori Pers Pembangunan.
Titik tolak bagi teori pembangunan yang tersendiri tentang pers ialah adanya fakta
beberapa kondisi umum negara berkembang yang membatasi aplikasi teori lain atau
yang mengurangi kemungkinan maslahatnya. Salah satu kenyataan adalah tiadanya
beberapa kondisi yang diperlukan bagi pengembangan sistem komunikasi massa:
infrastruktur komunikasi; ketrampilan profesional; sumber daya produksi dan budaya;
audiens yang tersedia. Faktor lain, yang berhubungan, adalah ketergantungan pada
dunia telah berkembang atas hal-hal yang menyangkut produk teknologi, ketrampilan,
dan budaya. Ketiga, masyarakat sedang berkembang sangat gandrung menekankan
pembangunan ekonomi, politik, dan sosial sebagai tugas utama nasional, untuk mana
semua lembaga lain harus bermuara. Keempat, fakta semakin menunjukkan bahwa
negara sedang berkembang menyadari keserupaan jatidiri dan kepentingan mereka
dalam politik internasional.

Anda mungkin juga menyukai