ILMU KOMUNIKASI
Disusun oleh :
Nama : Almeyda Senna Pratama
NIM : 41820180
Kelas : IK-5
BAB 1 pendahuluan
Latar belakang
Zaman sekarang ini perkembangan teknologi sudah jauh lebih maju dari
sebelumnya. Seiring perkembangan zaman yang begitu cepat teknologi informasi
begitu mudah di dapat dan diakses dari berbagai belahan dunia melalui media
televisi ataupun media internet.
Tujuan
Kalimat itu tertuang pada kesimpulan Bab II dalam Media Power in Indonesia:
Oligarchs, Citizens, and the Digital Revolution, yang terbit Juli tahun lalu. Buku
Tapsell adalah riset doktoralnya sekaligus jadi penelitian paling komprehensif
terbaru tentang media di Indonesia.
Kata Tapsell, stasiun televisi membuat kelompok pertama mampu lebih cepat
berinvestasi di platform-platform media yang sebelumnya tak mereka miliki.
BAB 3 Pembahasan
Globalmediacom
Saat ini media televisi malah terlihat seperti dikontrol oleh sejumlah para
konglomerat indonesia. Kultur berita yang ada saat ini lebih diarahkan sebagai alat
kekuasaan negara bahkan pemilik modal. Seharusnya kultur media dalam televisi
lebih diarahkan kepada promosi mengenai demokrasi dan pembentukan masyarakat
yang lebih bertangung jawab.
Bentuk-bentuk kepemilikan media ini terkait erat dengan masalah kebebasan pers.
Kebebasan pers mendukung hak kepemilikan untuk memutuskan isi media itu
sendiri. Dengan demikian bentuk-bentuk kepemilikan mempunyai pengaruh kepada
pembentukan dan produksi isi media.
Seperti Hary Tanoesoedibjo, memulai proses memantapkan juga meluaskan bisnis
media pada tahun 200-an. Selain punya tiga chanel televisi seperti MNCTV,RCTI
dan Global TV, Globalmediacom juga memiliki 34 radio lokal yang pindah
kepemilikan mulai sejak 2005. Koran sindo news dan Okezone juga masuk
kelompok Globalmediacom.
Saat ini media televisi hanya beberapa orang saja. Bahkan, 1 pengusaha media
dapat memiliki lebih dari 1 media sekaligus. Akibat memonopoli kepemilikan media
terhadap isi media pada dasarnya sulit untuk dibuktikan, dan monopoli media dari
pemilik media dikhawatirkan mampu mengancam kebebasan pers dan pilihan bagi
penonton.
Yang pada akhirnya, jika pemilik selalu mengintervensi isi medianya untuk tujuan
propaganda,maka akan muncul resiko media seperti kehilangan peminat dan
kredibilitasnya. Bahkan, bisa jadi masyarakat akan berbondong-bondong beralih dari
televisi dan lebih menggunakan platform media sosial,karena dianggap independen
serta kredibel.
Penutup
Andreas, A. A. (2018, februari 9). konglomerat media indonesia via jalur media TV & cetak. Retrieved
juli 7, 2022, from tirto.id: https://tirto.id/8-konglomerat-media-di-indonesia-via-jalur-media-
tv-cetak-cEv7
kompas.com. (2021, juni 3). 7 Konglomerat Pemilik Stasiun Televisi, dari RCTI hingga Indosiar.
Retrieved juli 5, 2022, from Kompas.com:
https://money.kompas.com/read/2021/06/03/163849626/7-konglomerat-pemilik-stasiun-
televisi-dari-rcti-hingga-indosiar?page=all
muldani, T. (2021, november 25). Konglomerasi Media Televisi, Keuntungan atau Kekhawatiran?
Retrieved juli 5, 2022, from industricoid:
https://www.industry.co.id/read/98010/konglomerasi-media-televisi-keuntungan-atau-
kekhawatiran