AZIZAH AZHAR
201026201096
PENDAHULUAN
Produksi cassia stick di PT. STS setiap bulannya berbeda, hal ini
dikarenakan persediaan jumlah bahan baku yang didapatkan tidak menentu karena
pemasok bahan buku untuk stick tergantung pada perusahaan yang ingin membeli
jenis kulit manis yang telah di tentukan oleh perusahaan. Produksi cassia stick
juga bergantung dari permintaan konsumen ada beberapa jenis dan kualiats cassia
stick, persediaan bahan baku yang berlebih maka akan berdampak terhadap
kualitas produk dan biaya simpan.
Tabel 1.1 Perbandingan Jumlah Persediaan dan Produksi Bahan Baku Cassia
Stick Bulan Januari-Desember 2022
Berdasarkan tabel 1.1 di atas bahan baku perbandingan antara persedian
dengan produksi bahan baku cassia stick terjadi selisih. Rata - rata persedian
setiap bulan 63.858 kg, sedangkan rata – rata produksi bahan baku 47.412 kg
sehinga rata rata selisih menunjukan kelebihan persedian sebesar 20.397,5 kg tiap
bulannya, dilihat dari produksi bulan Juni, November, Desember tidak ada nya
produksi dan persedian bahan baku tetap dilakukan. Pada kasus seperti ini
terjadinya penumpukan bahan baku dan terjadi penyimpanan yang lama. Bahan
baku yang terlalu lama disimpan akan mengakibatkan terjadinya perubahan fisik
seperti rusak. Hal ini tentu akan membuat kulit manis menjadi tidak bagus untuk
diproduksi. Pemesanan bahan baku sebaiknya perusahaan dapat mengatur jadwal
pemesanan bahan baku dengan ketersediaan bahan baku yang ekonomis agar tidak
terjadi penumpukan.
Perencanaan dan persediaan bahan baku yang dilaksanakan oleh PT. STS
Batam bertujuan untuk memastikan bahwa proses produksi dapat terlaksana sesuai
dengan kebutuhan perusahaan dan permintaan konsumen. Berdasarkan penjabaran
dan uraian sebelumnya maka usaha dalam mewujudkan sistem pengendalian
bahan baku Cassia stick ini penulis tuangkan dalam bentuk Tugas Akhir yang
berjudul yaitu ”Analisis Perencanaan dan Pengendalian Persedian Bahan
Baku Cassia Stick Di PT. STS Batam”.
1. Berapa besar kebutuhan bahan baku cassia stick di PT. STS periode
Januari sampai Desember 2023?
2. Berapa jumlah pemesanan yang ekonomis (Economic Order Quantity)
bahan baku cassia stick?
3. Kapan di lakukan pemesanan (Re Order Quantity) pada bahan baku cassia
stick?
1.4 Batasan Masalah
1. Mengetahui besar kebutuhan bahan baku cassia Stick di PT. STS periode
Januari samapai Desember 2023.
2. Mengetahui jumlah pesanan yang ekonomis (Economic Order Quantity)
bahan baku cassia stick.
3. Mengetahui waktu pemesanan (Re Order Quantity) bahan baku cassia
stick.
1.6 Manfaat Penelitian
Setiap kita melakukan penelitian pasti ada manfaatnya baik itu untuk
Penulis sendiri maupun pihak lain. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Penulis
Bisa menggunakan ilmu yang didapat dibangku perkuliahan serta bisa
menerapkannya dilapangan dengan hasil pengamatan dan analisa yang
akurat.
2. Bagi perusahaan
Sebagai bahan pertimbangan, usulan dan informasi berharga bagi
perusahaan terutama dalam rangka pengambilan keputusan terhadap
sistem perencanaan dan pengendalian persediaan air kelapa agar produksi
berjalan lancar.
3. Bagi Universitas
Semoga makalah ini dapat menjadi pedoman bagi para junior UIS dan
juga menambah karya tulis yang dihasilkan oleh mahasiswa yang nanti
akan menambah daftar judul skripsi yang ada diperpustakaan UIS Batam.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pemeliharaan (Maintaining)
Harus diciptakan beberapa prosedur untuk memelihara dan melindungi
material yang sudah masuk sebagai persediaan.
2. Pengeluaran (Issving)
Harus diciptakan, ditentukan suatu route untuk mengeluarkan pada waktu
dan tempat yang dibutuhkan.
Dari teori fungsi dan tujuan pengendalian tersebut diatas, dapatlah diambil
kesimpulan bahwa pengendaliaan persediaan bertujuaan untuk Assauri (2008):
1. Batch Stock atau Lot size Inventory yaitu persediaan yang diadakan karena
kita membeli atau membuat bahan-bahan atau barang-barang dalam
jumlah yang lebih besar daripada jumlah yang dibutuhkan pada saat itu.
Adapun keuntungan yang diperoleh dari adanya Lot Size Inventory adalah
sebagai berikut:
a. Memperoleh potongan harga pada harga pembelian.
b. Memperoleh efisiensi produksi (manufacturing economis) karena
adanya operasi atau “production run” yang lebih lama.
c. Adanya pengematan didalam biaya angkutan.
2. Fluctuation Stock adalah persediaan yang diadakan untuk menghadapi
fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan.
3. Anticipation stock adalah persediaan yang diadakan untuk menghadapi
fluktuasi permintaan yang dapat diramalkan, berdasarkan pola musiman
yang terdapat dalam satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan atau
penjualan permintaan yang meningkat.
2. Biaya penyiapan (manufacturing) atau set up costs. Hal ini terjadi apabila
bahan-bahan tidak dibeli, tetapi diproduksi sendiri ”dalam pabrik”
perusahaan, perusahaan menghadapi biaya penyiapan (set-up costs)untuk
memproduksi komponen tertentu. Biaya-biaya ini terdiri dari:
a. Biaya-biaya mesin-mesin menganggur.
b. Biaya persiapan tenaga kerja langsung.
c. Biaya penjadwalan.
d. Biaya ekspedisi dan sebagainya.
a. Ketelitian/Keakuratan
Tujuan utama peramalan adalah menghasilkan prediksi yang akurat.
Peramalan yang terlalu rendah mengakibatkan kekurangan persediaan
(inventory). Peramalan yang terlalu tinggi akan menyebabkan inventory
yang berlebihan dan biaya operasi tambahan.
b. Biaya
Biaya untuk mengembangkan model peramalan dan melakukan peramalan
akan menjadi signifikan jika jumlah produk dan data lainnya semakin
besar. Mengusahakan melakukan peramalan jangan sampai menimbulkan
ongkos yang terlalu besar ataupun terlalu kecil. Keakuratan peramalan
dapat ditingkatkan dengan mengembangkan model lebih komplek dengan
konsekuensi biaya menjadi lebih mahal. Jadi ada nilai tukar antara biaya
dan keakuratan.
c. Responsif
Ramalan harus stabil dan tidak terpengaruhi oleh fluktuasi demand.
d. Sederhana
Keuntungan utama menggunakan peramalan yang sederhana yaitu
kemudahan untuk melakukan peramalan. Jika kesulitan terjadi pada
metode sederhana, diagnosa dilakukan lebih mudah. Secara umum, lebih
baik menggunakan metode paling sederhana yang sesuai dengan
kebutuhan peramalan.
2.1.12 Metode Peramalan
3. Pola Siklus
Terjadi bila datanya dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi jangka
panjang seperti yang berhubungan denagn siklus bisnis. Contoh pada
pola ini adalah penjualan produk mobil, baja dan produk utama
lainnya. Grafik pola siklus dapat digambar sebagai berikut:
3. Trend Siklis
Metode siklis melihat pola data masa lalu yang sifatnya trigonometri
sepanjang periode yang merupakan fungsi dari sinus (sin) dan cosinus
(cos). Fungsi peramalan dengan metode ini adalah:
2 ᴫt 2 ᴫt
yt = a + bcos n + c sin n
2 ᴫt 2 ᴫt
𝛴y = na + b𝛴sin n + c𝛴cos n
2 ᴫt 2 ᴫt 2 ᴫt 2 ᴫt 2 ᴫt
𝛴y cos n = a𝛴 cos n + b𝛴 cos n + c𝛴 sin n cos n
2 ᴫt 2 ᴫt 2 ᴫt 2 ᴫt 2 ᴫt
𝛴y sin n = a𝛴 sin n + b𝛴 sin n cos n + c𝛴 sin n
1. Tabular Approach
Penentuan jumlah pesanan yang ekonomis dengan Tabular approach
dilakukan dengan cara menyusun suatu daftar atau table jumlah pesanan
dan jumlah biaya per tahun.
2. Graphical Approach
Penentuan jumlah pesanan ekonomis dengan cara “Graphical approach”
dilakukan dengan cara menggambarkan grafik-grafik carrying costs dan
total costs dalam satu gambar, dimana sumbu horizontal jumlah pesanan
(order) pertahun, sumbu vertical besarnya biaya dari ordering costs,
carrying costs dan total costs.
3. Dengan menggunakan rumus (formula approach)
Cara penentuan jumlah pesanan ekonomis dengan menurunkan didalam
rumus-rumus matematika dapat dilakukan dengan cara memperhatikan
bahwa jumlah biaya persediaan yang minimum terdapat, jika ordering
costs sama dengan carrying costs.Hampir semua model persediaan
bertujuan untuk meminimalkan biaya-biaya total dengan asumsi yang tadi
dijelaskan. EOQ (Economic Order Quantity) ini adalah metode yang
digunakan untuk mencari titik keseimbangan antara biaya pemesanan
dengan biaya penyimpanan agar diperoleh suatu biaya yang minimum.
Keterangan:
Dari rumus di atas dapat juga ditentukan frekwensi pemesanan bahan baku
(F) selama satu tahun, yaitu:
A
F= N
AP RCN
TC = +
N 2
2.1.19 Penentuan Persediaan Pengaman (Safety Stock)
Keterangan:
Sd = Standar deviasi
x = Pemeriksaan
X = Perkiraan
n = Jumlah data
Setelah standar deviasi diketahui, maka safety stock dapat dicari dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
SS = K x Sd
Keterangan:
SS = Safety stock
K = Tingkat keyakinan
Sd = Standar deviasi
ROP (Re Order Point) mengatakan bahwa tarik dari Re Order Point (Pull
System With Re Order Point) menimbulakan cash loading input ke setiap tingkat
adalah output dari tingkat atau tahapsebelumnya sehingga menyebabkan kesaling
tergantungan diantara tingkat-tingkat dalam system distribusi (Gaspersz, 2004).
Lebih jauh lagi Gasperz menambahkan dalam system ROP (Re Order
Point) setiap pusat distribusi pada tingkat lebih rendah meramalkan permintaan
untuk produk guna melayani pelanggannya, kemudian memesan dari pusat
distribusi pada tingkat yang lebih tinggi apabila kuantitas dalam stock pada pusat
distribusi yang lebi rendah mencapai ROP (Re Order Point) .Dalam menentukan
titik pemesanan kembali ini harus memperhatikan besarnya penggunaan bahan
selama bahan-bahan yang dipesan belum datang dan persediaan minimum. Jika
titik pemesanan kembali ditetap kan terlalu rendah, persediaan bahan akan habis
sebelum persediaan pengganti diterima sehingga produksi tidak dapat dipenuhi.
Namun jika titik pemesanan ulang ditetapkan terlalu tinggi maka persediaan sudah
datang, sementara persediaan digudang masih banyak sehingga menyebabkan
pemborosan biaya.
ROP = SS + (d x L)
Keterangan:
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di PT. STS Sengkuang Batam, pada bulan Maret-
Mei 2023.
Keterangan:
S = Biaya Pemesanan
P = Harga Beli/unit
I = Biaya Penyimpanan
Dari rumus di atas dapat juga ditentukan frekwensi pemesanan bahan baku
(F) selama satu tahun, yaitu:
A
F=
N
ROP = SS + (d x L)
Keterangan: