OLEH:
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna memperoleh gelar
Sarjana Teknik Pada Fakultas Teknik Universitas Sisingamangaraja XII Tapanuli
PENDAHULUAN
yang ada di dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan tuntutan konsumen
terhadap suatu produk tidak terbatas pada harga dan kualitas saja tetapi juga pada
produk yang diinginkan konsumen dengan kuantitas dan kualitas sesuai dengan
kebutuhan.
konsumen akan produk tidak dapat dipenuhi oleh perusahaan karena sistem produksi
yang tidak berjalan dengan baik, salah satu penyebabnya adalah tidak tersedianya
bahan baku untuk kebutuhan produksi. Akibatnya perusahaan dihadapkan pada resiko
bahwa perusahaan pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan konsumen,
yang berimbas pada kerugian perusahaan yang berasal dari biaya kehilangan
Dalam perhitungan lot sizing, tersedia berbagai teknik yang terbagi dalam dua
kelompok besar yaitu model lot sizing statis dan model lot sizing dinamis. Untuk
tingkat permintaan dengan jumlah yang naik turun (random) digunakan metode lot
sizing dinamis, salah satu metodenya adalah dengan metode Silver Meal. Metode
Silver Meal merupakan metode yang belum banyak digunakan, namun dapat
Pada penelitian ini akan dibahas tentang persediaan bahan baku kayu
gelondongan pada PT.Toba Pulp Lestari dimana produk yang dihasilkan adalah kayu
lapis. Pengadaan bahan baku didasarkan pada perkiraan kebutuhan yang ditentukan
PT.Toba Pulp Lestari sering kali dihadapkan pada masalah persediaan bahan
baku. Permasalahan yang terjadi yaitu proses produksi yang seringkali tidak
bahan baku yang tidak terencana dengan baik sehingga dapat mengakibatkan biaya
persediaan meningkat.
Kayu Gelondongan dengan Metode Silver Meal (Studi Kasus PT.Toba Pulp
Lestari).
1.2 Rumusan Masalah
dalam penelitian ini adalah bagaimana merencanakan kebutuhan bahan baku kayu
Silver Meal ?
Adapun tujuan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Mengetahui Safety Stock dan total biaya pemesanan bahan baku per tahun.
2) Mengetahui berapa banyak bahan baku yang harus dipesan perperiode untuk
memenuhi kebutuhan produksi (lot size) dan menentukan saat atau waktu
Adapun batasan-batasan masalah yang akan dibahas dalam tugas akhir ini
3) Penelitian ini tidak membahas secara mendalam tentang hal-hal yang bersifat
saja.
dari perusahaan.
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Teknik.
1.5.2 Bagi akademik, diharapkan dapat mengetahui prinsip dasar persediaan yang
penerimaan.
TINJAUAN PUSTAKA
proses selanjutnya, yang dimaksud dengan proses yang lebih lanjut tersebut adalah
berupa kegiatan produksi pada sistem manufaktur, kegiatan pemasaran pada sistem
yakni:
proses produksi;
diperoleh dari perusahaan lain secara langsung dapat dirakit menjadi suatu
produk;
barang yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi bukan merupakan bagian
diolah menjadi suatu bentuk, tetapi masih perlu diproses lebih lanjut menjadi
barang jadi;
e. Persediaan barang jadi (finished goods), yaitu persediaan barang- barang yang
telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap dijual atau dikirim
kepada pelanggan.
a. Batch stock/ lot size inventory, yaitu persediaan yang diadakan karena kita
membeli atau membuat bahan-bahan atau barang- barang dalam jumlah yang
yang meningkat.
a. Fungsi Decoupling
pembelian, biaya pengangkutan per unit menjadi lebih murah dan sebagainya
c. Fungsi antisipasi
diperkirakan dan diramalkan berdasarkan pengalaman atau data- data masa lalu,
persediaan, yaitu:
a. Biaya penyimpanan (holding cost atau carrying costs), yaitu terdiri atas biaya-
sebagainya);
c) Biaya keusangan;
2.1.4 Biaya pemesanan atau pembelian (ordering costs atau procurement costs).
b) Upah;
c) Biaya telepon;
Hal ini terjadi apabila bahan-bahan tidak dibeli, tetapi diproduksi sendiri
c) Biaya penjadwalan;
a) Kehilangan penjualan;
b) Kehilangan pelanggan;
d) Biaya ekspedisi;
e) Selisih harga;
f) Terganggunya operasi;
kenyataannya biaya ini sering merupakan Opportunity Cost yang sulit diperkirakan
secara objektif.
Total biaya pada suatu periode merupakan jumlah dari biaya pembelian, biaya
atau secara umum kejadian di masa mendatang. Dengan adanya informasi tentang
besarnya permintaan di masa mendatang yang di dapat dari hasil peramalan, maka
dapat ditentukan strategi yang tepat untuk perencanaan yang lebih lanjut.
data relevan pada masa lalu, dengan demikian metode peramalan yang diharapkan
2) Membantu dalam mengadakan pendekatan analisa terhadap pola dari data yang
lalu, sehingga dapat memberikan cara pemikiran, pengerjaan dan pemecahan yang
sistematis dan pragmatis, serta memberikan tingkat keyakinan yang lebih besar
Dalam Teknik Kuantitatif, data masa lalu dianalisa secara statistik setelah itu
dicari pola atau rumusan yang sesuai untuk meramalkan keadaan pada masa yang
kuantitatif adalah dengan memperhatikan model yang mendasarinya. Ada dua jenis
serangkaian data yang merupakan fungsi dari waktu. Metode ini mengasumsikan
beberapa pola atau kombinasi pola selalu berulang sepanjang waktu, dan pola
dasarnya dapat diidentifikasi semata-mata atas dasar data historis dari serial itu.
permintaan terhadap suatu produk tertentu bervariasi terhadap waktu. Sifat dari
mempertimbangkan jenis pola data, sehingga metode yang paling tepat tersebut dapat
Pola data ini terjadi bila data memiliki kecenderungan untuk naik atau turun
2. Pola Musiman
Pola data ini terjadi bila nilai data sangat dipengaruhi oleh musim yang
menggambarkan pola penjualan yang berulang setiap periode. Pola data musim
Pola ini dapat terjadi bila penjualan produk dapat memiliki siklus yang berulang
secara periodik, biasanya lebih dari satu tahun. Pola ini dapat digambarkan di
bawah ini:
Pola data ini terjadi apabila nilai data berfluktuasi di sekitar nilai rata-rata. Pola
yang berdasarkan pada pola data, dan termasuk ke dalam model peramalan
data-data masa lalu secara eksponensial. Setiap data diberi bobot, dimana
data yang lebih baru diberi bobot yang lebih besar. Bobot yang digunakan
untuk data yang agak lama, α (1−α ) untuk data yang lebih lama lagi, dan
seterusnya.
Ft +1 =α , X t + ( 1−α ) F t .................………...…….……..(1)
Dimana
α =Faktor/konstanta pemulusan
yang akan datang. Secara matematis, rumus fungsi peramalan metode ini
adalah:
X t−N +1 +. .. X t−1 + X 1
Ft +1 =
N …….…………......................(2)
Dimana:
metode Moving average (MA) yang menganggap setiap data memiliki bobot
yang sama, padahal lebih masuk akal bila data yang lebih baru mempunyai
bobot yang lebih tinggi karena data tersebut mempresentasikan kondisi yang
WMA=∑ W t . A t .......................………………...………(3)
Dimana:
2) Metode Kausal
Data yang diperoleh pada data ini tidak sama dengan data pada metode
kuantitatif. Input yang dibutuhkan tergantung pada metode tertentu dan biasanya
merupakan hasil dari pemakaian intuitif, perkiraan dan mengetahui apa yang telah
didapat.
ukuran tentang tingkat perbedaan antara hasil peramalan dengan permintaan yang
memperhatikan apakah hasil peramalan lebih besar atau lebih kecil dibandingkan
A t −Ft
MAD=∑| |
n .......................………………...………(4)
Dimana:
MFE sangat efektif untuk mengetahui apakah suatu hasil peramalan selama
periode tertentu terlalu tinggi atau terlalu rendah. MFE dihitung dengan
( A t −F t )
MFE=∑
n .......................………………...………(5)
Dimana:
Teknik lot sizing merupakan teknik untuk meminimalkan jumlah barang yang
akan dipesan dan meminimalkan biaya persediaan. Objek dari manajemen persediaan
adalah untuk menghitung tingkat persediaan yang optimum yang sesuai dengan
Teknik penentuan ukuran lot mana yang paling baik dan tepat bagi suatu
perusahaan adalah persoalan yang sangat sulit, karena sangat tergantung pada hal- hal
sebagai berikut:
teknik yang terbagi dalam dua kelompok besar yaitu model Lot Sizing Statis dan
model Lot Sizing Dinamis. Penggunaan dari masing-masing model ini adalah
hasil MRP) yang dihadapi. Apabila permintaan bersifat konstan atau kontinyu, maka
model Lot Sizing Statis lebih tepat dipergunakan. Sedangkan apabila permintaan
bersifat lumpy/dinamis, maka model Lot Sizing Dinamis yang lebih tepat
dipergunakan.
Beberapa teknik penerapan ukuran lot untuk satu tingkat dengan asumsi
kapasitas tak terbatas yang banyak dipakai secara meluas pada industri mekanis dan
- Silver Meal
Metode EOQ dan EPQ digolongkan sebagai model Lot sizing Statis, sedangkan LUC
dan Silver Meal digolongkan sebagai model Lot sizing Dinamis
Penetapan ukuran lot dengan teknik ini hampir tidak pernah dilupakan dalam
lingkungan MRP karena teknik ini sangat populer sekali dalam sistem persediaan
tradisional. Dalam teknik inipun besarnya ukuran lot adalah tetap. Namun
perusahaan yang pengadaan bahan baku atau komponennya dibuat sendiri oleh
EOQ tidak berlaku. Dalam hal ini tingkat produksi perusahaan untuk membuat
(P>D). Karena tingkat produksi (P) bersifat tetap dan konstan, maka model EPQ
juga disebut model dengan jumlah produksi tetap (FPQ). Tujuan dari model EPQ
ini adalah menentukan berapa jumlah bahan baku (komponen) yang harus
diproduksi, sehingga meminimasi biaya persediaan yang terdiri dari biaya set-up
Least Unit Cost (LUC) adalah metode dengan pendekatan try and error, penentuan
periode unitnya dihitung untuk masing-masing tahap dengan cara membagi total
biaya pesan dan biaya penyimpanan dengan jumlah lot kumulatif pada setiap
tahapnya. Keputusan akhir dari metode ini didasarkan pada biaya periode unit
terendah.
Salah satu dari metode heuristik adalah Silver Meal, yang merupakan metode
dengan pendekatan yang mudah digunakan, dan dari pengulangan pengerjaan akan
didapat hasil yang baik apabila dibandingkan dengan heuristik lainnya. Pengerjaan
Order Quantity (EOQ), yaitu digunakan sebagai permintaan sebagai dasar untuk
permintaan diatas batas perencanaan. Metode ini mencoba mencari biaya rata-rata
minimal pada tiap periode untuk sejumlah periode yang telah direncanakan.
1
m(
K ( m) = A +hD 2 +2 hD 3 +. ..+ ( m−1 ) hD m )
………….....……(6)
Hitung K(m), m = 1,2,3,…,m, dan hentikan hitungan jika K(m+1) > K(m)
Keterangan :
K ( m)
= Rata- rata biaya persediaan per unit waktu
m = Periode
A = Biaya order
h = Biaya simpan tiap unit /periode
Metode Silver-Meal ini dipakai untuk masalah dimana variasi permintaan dari
suatu periode waktu ke periode waktu berikutnya cukup tinggi. Metode ini dirancang
2) Faktor waktu;
Standar kuantitas
1) Persediaan minimum
3) Persediaan maksimum
5) Administrasi persediaan.
2) Laporan penerimaan
3) Catatan persediaan
SS=z √ LT ( σd ) ..............................................................................(7)
Dimana :
SS : Safety Stock
Z : Service Level
pemesanan. ROP model terjadi apabila jumlah persediaan yang terdapat di dalam stok
berkurang terus. Dengan demikian kita harus menentukan berapa banyak batas
tenggang. Mungkin dapat juga ditambahkan dengan safety stock yang biasanya
masa tenggang.
Rumus umum Reorder Point (ROP) untuk tingkat permintaan variabel dan lead time
Dimana:
SS : Safety Stock
Gambar 2.5. Pola Persediaan Sumber: Yamit (2003)
Q = jumlah pemesanan
B = reorder point.
sangat penting karena bahan baku yang digunakan dalam produksi, sangat ditentukan
tersebut akan memasok item yang kritis dan/atau akan digunakan dalam jangka
panjang sebagai supplier penting. Kriteria pemilihan adalah salah satu hal penting
strategi supply chain maupun karakteristik dari item yang akan dipasok. Secara
barang yang ditawarkan, harga, dan ketepatan waktu pengiriman. Namun sering kali
pemilihan supplier membutuhkan berbagai kriteria lain yang dianggap penting bagi
perusahaan.
memilih angka 0 – 4 pada skala likert dimana 4 berarti sangat penting.Jadi tabel
dan memiliki skor yang sangat signifikan lebih rendah dari kualitas dan aspek
pengiriman (delivery).
Kriteria Skor
Kualitas 3.5
Delivery 3.4
Performance History 3
Warranties and claim policies 2.8
Price 2.8
Technical capability 2.8
Financial Position 2.5
Procedural Compliance 2.5
Communication system 2.5
Reputation and position in industry 2.4
Desire for business 2.4
Management and organization 2.3
Operating controls 2.2
Repair Service 2.2
Attitudes 2.1
Impression 2.1
Packaging ability 2
Labor relations records 2
Geographical location 1.9
Amount of pass business 1.6
Training aids 1.5
Reciprocal arrangements 0.6
Ada dua faktor yang bisa digunakan dalam merancang hubungan dengan
supplier. Yang pertama adalah tingkat kepentingan strategis item yang dibeli
bagiperusahaan. Logikanya, semakin strategis posisi suatu item dalam perusahaan,
makin perlu untuk menciptakan hubungan yang dekat dan berorientasi jangka
panjang dengan supplier dari item tersebut. Strategis tidaknya suatu item
manajemen. Secara umum tingkat kesulitan pembelian suatu item ditentukan oleh
yang relatif standar, ketersediaanya cukup, mudah dicari substitusinya, dan nilainya
adalah mereka yang memasok barang atau jasa dengan nilai yang besar dan barang
masalah serius bagi keberlangsungan perusahaan. Pada bagian kiri atas adalah
bottleneck supplier. Mereka adalah pemasok item-item yang sebenarnya tidak terlalu
penting bagi perusahaan dan nilai transaksinya juga relatif rendah, namun barang atau
jasa tersebut tidak mudah diperoleh. Ini mungkin disebabkan karena supplier
suppliers. Yang masuk dalam kelompok ini adalah supplier-supplier yang memasok
item yang tingkat kepentingannya tinggi bagi perusahaan namun item-item tersebut
relatif mudah diperoleh karena mungkin spesifikasinya standar dan banyak supplier
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini telah dilakukan di PT.Toba Pulp Lestari pada bulan Oktober-
Desember 2022.
1) Penelitian lapangan (Field Research) yakni suatu bentuk penelitian yang dilakukan
dengan cara observasi, wawancara untuk mendapatkan data yang lebih tepat dan
tugas akhir ini. Data tersebut berupa data primer dan data sekunder.
Dalam penelitian ini, data primer didapatkan dengan metode wawancara dengan
3) Data sekunder, yaitu data yang telah diolah sebelumnya, penulis hanya mengutip
dari data yang telah ada berdasarkan dokumentasi perusahaan. Dalam penelitian
4) Penelitian kepustakaan (Library Research) yaitu studi literatur yang erat kaitannya
dengan masalah yang akan dibahas yang mencakup perencanaan dan pengendalian
point).
tahap, yaitu :
1) Metode peramalan
Dimana penentuan jumlah periode dan bobot yang digunakan ditentukan secara
subjektif.
Dalam penelitian ini, untuk menentukan ukuran lot digunakan metode Silver Meal.
Hitung K(m), m = 1,2,3,…,m, dan hentikan hitungan jika K(m+1) > K(m)
Keterangan :
m= Periode
A= Biaya order
Mulai
IdentifikasiMasalah
Tidak
Data Cukup
Ya
Melakukan Peramalan
Dept.Production Planning
Dept. Produksi Bagian Engineering
and Inventory Control (PPIC)
QC Bahan Baku
BAB IV
dokumentasi PT.Toba Pulp Lestari sebagai pihak yang terkait dengan masalah
4.1.1 Data Permintaan Bahan Baku Kayu Gelondongan (Log Supply) Periode
2020-2022
permintaan untuk periode Januari 2020- Desember 2022. Data- data tersebut berasal
dari laporan pemakaian bahan baku bagian log supply PT.Toba Pulp Lestari. Dalam
data permintaan bahan baku kayu gelondongan ini, dikelompokkan menjadi 3 macam
bahan baku yaitu kelompok jenis kayu Meranti, yaitu kelompok jenis kayu yang
digunakan sebagai bahan baku face dan back veneer plywood. Kelompok jenis kayu
Rimba Campuran, yang digunakan sebagai core veneer plywood dan kelompok Kayu
25000.00
20000.00
15000.00
10000.00
2009
5000.00 2010
0.00
Periode (Bulan)
Biaya Pemesanan merupakan seluruh biaya yang terjadi mulai dari pemesanan
barang sampai tersedianya barang di gudang. Biaya pemesanan yang terjadi pada
PT.Toba Pulp Lestari yaitu biaya administrasi pemesanan dan biaya transportasi
(sewa kapal). Data-data ini diolah dari jumlah biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan per sekali pesan yang merupakan rata-rata biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan. Rincian biaya tiap kali pemesanan untuk semua jenis bahan baku adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.3. Biaya Tiap Pemesanan
penghitungan fisik, asuransi, dan pajak. Besarnya biaya Penyimpanan per untuk
Keterangan Biaya
(Rp)
Biaya Penanganan Persediaan 3.404,26
Biaya Penghitungan Fisik 414,12
Asuransi Persediaan 1.168,17
Pajak Persediaan 6.594,72
TOTAL 11.581,26
Sumber: Data Bag. Log Supply PT.Toba Pulp Lestari
4.1.4 Lead Time (Waktu Tenggang) Pemesanan Bahan baku
Lead Time merupakan selisih atau perbedaan waktu antara saat pemesanan
sampai dengan barang diterima. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa Lead
time untuk semua jenis bahan baku kayu gelondongan adalah 7 hari.
terjadi fluktuasi permintaan bahan baku setiap bulan. Sehingga dalam penelitian ini
menggunakan dua metode peramalan, yaitu metode Weighted Moving Average dan
peramalan tersebut dapat diukur kesalahan antara permintaan aktual 2009- 2010
dan Mean Forecast Error (MFE). Metode perhitungan tersebut dibandingkan pada
masing-masing metode peramalan dan dicari yang nilai MAD atau MFE-nya paling
kecil (paling mendekati nol) dengan menggunakan Microsoft Excel maka dapat
dilihat perbandingan nilai MAD dan MFE pada masing-masing metode peramalan
Dari tabel dapat dilihat bahwa metode peramalan yang terpilih yaitu
metode Weighted Moving Average, dan bila kita melihat nilai MFE yang terkecil
maka akan diketahui peramalan dengan deviasi terkecil yaitu Exponential Smoothing
dengan α = 0,5 karena memberikan nilai MFE yang paling kecil (nilainya paling
mendekati nol). Maka data permintaan bahan baku untuk 12 periode atau satu
Tabel 4.7. Hasil Peramalan Permintaan bahan baku (Januari 2020 - Desember 2022)
Jenis Kayu
NO PERIODE Meranti Rimba Indah
Campuran
SS=z √ LT ( σd ) ...............................................................................................()
=z , untuk 90%
= 2,33 (lihat tabel z terlampir )
SS Meranti=z √ LT ( σd ) ....................................................(7)
3
=1. 332 ,5 m
SS Camp =z √ LT ( σd ) ....................................................(7)
SS Indah =z √ LT ( σd ) ....................................................(7)
Standar deviasi permintaan (σd) = 13,19 / bulan
bahwa tingkat permintaan bahan baku bersifat turun naik (random) serta mengalami
variasi permintaan cukup tinggi. Karena itu, untuk menentukan ukuran lot digunakan
metode Silver Meal. Metode ini merupakan salah satu metode heuristik, dimana ini
menentukan jumlah pemesanan bahan baku yang optimal sehingga perusahaan tidak
menanggung biaya penyimpanan yang cukup mahal dengan proses produksi yang
lancar tidak ada masalah keterlambatan bahan baku yang mengakibatkan terhentinya
proses produksi.
Rumusan umum Silver Meal yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:
1
K ( m) =
m
( A +hD 2 +2 hD 3+. ..+ ( m−1 ) hDm )
………….....………...…(6)
Hitung K(m), m = 1,2,3,…,m, dan hentikan hitungan jika K(m+1) > K(m)
Sebagai contoh diambil perhitungan Silver Meal untuk pemesanan 1 dan 2 kelompok
Pemesanan 1:
m=1
h (biaya simpan) =0
1
x ( 85 . 689. 670+0 )
Jadi biaya rata-rata per bulan = 1
= Rp 85.689.670
m=2
1
x ( 85 .689. 670+(11. 581, 26 )6 . 683 ,34 )
Jadi biaya rata-rata per bulan =1
= Rp 81.545.577,78
m=3
h = 2(11.581,26)(8.636,05) = 129.540.750
1
x ( 85 . 689. 670+(11. 581,26 )6 . 683 ,34 ) +2 ( 11. 581 , 26 ) ( 8. 626 , 05 )
=1
= Rp 121.041.310,29
15.913,33
Pemesanan 2 :
m=1
h (biaya simpan) = 0
1
x 85 .689.670
Jadi biaya rata-rata per bulan = 1
= Rp 85.689.670
m=2
= Rp 98.711.204,48
A h
Meranti Rp 85.689.670,00 Rp 11.581,26
Gab. Periode Total TC TC/t
Trial Demand
Periode 1 9.229,99 85.689.670,00 85.689.670,00
Periode 1, 2* 15.913,33 163.091.155,55 81.545.577,78
Periode 1, 2, 3 24.549,38 363.123.930,87 121.041.310,29
Periode 3* 8.636,05 85.689.670,00 85.689.670,00
Periode 3, 4 18.283,77 197.422.408,96 98.711.204,48
periode 4* 9.647,72 85.689.670,00 85.689.670,00
periode 4, 5 20.867,60 215.630.053,28 107.815.026,64
Periode 5* 11.219,88 85.689.670,00 85.689.670,00
Periode 5, 6 20.677,10 195.216.172,30 97.608.086,13
Periode 6* 9.457,22 85.689.670,00 85.689.670,00
Periode 6, 7 18.015,90 184.810.028,12 92.405.014,06
Periode 7* 8.558,68 85.689.670,00 85.689.670,00
Periode 7, 8 16.178,47 173.936.435,65 86.968.217,83
Periode 8* 7.619,79 85.689.670,00 85.689.670,00
Periode 8, 9 16.209,03 185.163.941,61 92.581.970,81
Periode 9* 8.589,24 85.689.670,00 85.689.670,00
Periode 9, 10 17.984,05 194.493.346,93 97.246.673,46
Periode 10* 9.394,80 85.689.670,00 85.689.670,00
Periode 10, 11 16.886,23 172.449.852,91 86.224.926,46
Periode 11* 7.491,43 85.689.670,00 85.689.670,00
Periode 11, 12 15.569,45 179.243.319,55 89.621.659,77
Periode 12* 8.078,02 85.689.670,00 85.689.670,00
Keterangan : * = Optimal
Tabel 4.10.Hasil Perhitungan Lot size Rimba Campuran dengan Silver Meal
A H
Rimba Campuran Rp 85.109.670,00 Rp 11.581,26
Gab. Periode Total
Trial Demand TC TC/t
Periode 1 3.906,73 85.109.670,00 85.109.670,00
Periode 1, 2* 6.623,75 116.576.190,60 58.288.095,30
Periode 1, 2, 3 10.507,30 206.528.854,20 68.842.951,40
Periode 3 3.883,54 85.109.670,00 85.109.670,00
Periode 3, 4* 8.281,58 136.044.461,31 68.022.230,66
Periode 3, 4, 5 13.521,80 257.421.136,82 85.807.045,61
Periode 5 5.240,22 85.109.670,00 85.109.670,00
Periode 5, 6* 9.900,99 139.087.320,63 69.543.660,31
Periode 5, 6, 7 14.212,29 238.947.790,74 79.649.263,58
Periode 7 4.311,29 85.109.670,00 85.109.670,00
Periode 7, 8* 7.885,19 126.499.898,20 63.249.949,10
Periode 7, 8, 9 11.699,38 214.846.058,52 71.615.352,84
Periode 9 3.814,19 85.109.670,00 85.109.670,00
Periode 9, 10* 7.982,49 133.383.899,90 66.691.949,95
Periode 9, 10, 11 11.149,15 206.731.795,90 68.910.598,63
Periode 11 3.166,66 85.109.670,00 85.109.670,00
Periode 11, 12* 6.672,10 125.707.065,43 62.853.532,71
Keterangan : * = Optimal
Tabel 11.Hasil Perhitungan Lot size Kayu Indah dengan Silver Meal
A h
Total Demand
Keterangan : * = Optimal
= 1.278,08
permintaan bersifat variabel dan Lead Time bersifat konstan. Lead time untuk semua
8.717,18 / bulan
LT = 8.717,18 ( ) = 2.179,3
ROP = LT + SS
(8)
LT = 3.945,51 ( )= 986,38
ROP = LT + SS
(8)
= 986,38 + 755,47
= 1.741,85
Dengan demikian perusahaan harus memesan kembali minimal apabila stok Rimba
bulan
LT = 106,51 ( ) = 26,63
ROP = LT + SS
(8)
= 26,63 + 15,37
= 50
Kayu Indah tinggal 50 . Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut
berikut:
1 Meranti 3.511,8
3 Indah 50
PT.Toba Pulp Lestari tahun 2021 dapat disajikan dalam tabel MRP berikut:
1 2 3 4 5 6 7 8
OH 6.683,34 0 0 0 0 0
= Rp 942.586.370
= 77.401.485,55 + 185.184.384,6
= Rp 262.585.870,19
= Rp 109.313.437.000
= Rp 942.586.370 + Rp 262.585.870,19
= Rp 1.205.172.240,19
= Rp 109.313.437.000 + Rp 1.205.172.240,19
= Rp 110.518.609.240,19
1 2 3 4 5 6 7 8
= Rp 514.138.020
= Rp 371.632.371,10
= Rp 40.480.920.405
= Rp 514.138.020 + Rp 371.632.371,10
= Rp 885.761.391,1
= Rp 40.480.920.405 + Rp 885.761.391,1
= Rp 41.366.681.896,1
1 2 3 4 5 6 7 8
NR 102,69 0 0 0 0 0 0 0
POR 1.278,08
PORE 1.278,08
= Rp 85.689.670
(11.581,26
= Rp 81.086.177,90 + Rp 2.136.048,02
= Rp 83.222.225,92
= Rp 1.578.427.605,44
= Rp 85.689.670 + Rp 83.222.225,92
= Rp 168.911.895,9
= Rp 1.578.427.605,44 + Rp 168.911.895,9
= Rp 1.916.251.397
BAB V
Berdasarkan data yang diperoleh dari PT.Toba Pulp Lestari, maka dapat dilihat
komponen data bersifat acak (random) dan tidak ada pengaruh trend, siklus, maupun
pola musiman.
25000.00
20000.00
15000.00
Perminta
an
10000.00
2009
5000.00 2010
0.00
Periode (Bulan)
Sumber: Data Bag. Log Supply PT.Toba Pulp Lestari
Setelah diketahui pola dari data hasil penelitian kemudian dilakukan peramalan
waktu, yaitu weighted moving average dan exponential smoothing karena pola data
yang bersifat stasioner. Suatu data deret waktu yang bersifat stasioner, merupakan
suatu serial data yang nilai rata-ratanya tidak banyak berubah sepanjang waktu.
cukup konsisten dalam periode waktu yang lama, sehingga diharapkan pola tersebut
metode berdasarkan nilai MAD dan MFE, maka peramalan terbaik untuk ketiga jenis
bahan baku ini adalah dengan metode Exponential Smoothing karena memiliki nilai
Fungsi dari safety stock yaitu untuk mengurangi risiko kehabisan persediaan.
semakin kecil.
safety stock-nya yaitu untuk kelompok jenis kayu meranti sebanyak 1.332,5 , hal
ini berarti bahwa perusahaan harus memiliki persediaan Meranti minimal 1.332,5
stock sebanyak 755,47 dan Kelompok Jenis Kayu Indah sebanyak 15,37m3
Teknik lot sizing merupakan teknik untuk menentukan jumlah pemesanan yang
optimal serta menentukan kapan waktu yang tepat untuk melakukan pemesanan.
Berdasarkan plot data yang diperoleh maka diambil kesimpulan bahwa metode
yang cocok untuk melakukan lot sizing adalah metode Silver Meal, karena metode ini
Dengan menggunakan metode Silver Meal dihitung ukuran pemesanan untuk periode
2021 untuk kelompok jenis kayu meranti yaitu sebanyak 11 kali pemesanan yaitu
pada periode Januari, Maret, April, Mei, Juni, Juli, Agustus, September, Oktober,
kali pemesanan yaitu pada periode Januari, Maret, Mei, Juli, September, dan
514.138.020 adapun untuk kelompok jenis kayu indah yaitu sebanyak 1 kali
Untuk lebih jelasnya biaya pemesanan periode 2021 untuk tiap bahan baku
banyak batas minimal tingkat persediaan yang harus dipertimbangkan sehingga tidak
masa tenggang. Dalam penelitian ini, ROP ditambahkan dengan safety stock yang
masa tenggang.
tenggang pemesanan bahan baku untuk setiap jenis bahan baku yaitu 7 hari.
Sedangkan rata-rata permintaan untuk jenis bahan baku Meranti 8.717,18 , jenis
kayu Rimba Campuran 3.945,51 , jenis kayu Indah 106,51 . Dengan demikian
dengan diketahuinya lead time dan permintaan rata-rata maka digunakan model
pencarian reorder point untuk jumlah lead time konstan dan permintaan besifat
risiko kehabisan persediaan untuk seluruh jenis bahan baku tidak lebih dari 1%.
Setelah dilakukan perhitungan diperoleh hasil reorder point untuk jenis Meranti
berarti bahwa perusahaan harus mengadakan pemesanan kembali bahan baku apabila
kayu Indah 50 .
Diagram 5.3 Pola Persediaan Meranti
Perencanaan ini dimaksudkan agar pemesanan bahan baku dapat lebih terjadwal
sehingga akan mengurangi resiko tidak tersedianya bahan baku untuk kebutuhan
produksi.
Perencanaan yang dilakukan ini disusun dalam tabel MRP. Misalnya untuk
Pada bulan Januari perusahaan melakukan pemesanan bahan baku untuk 2 bulan ke
depan sebanyak 15.913,33 dari supplier dengan lead time 7 hari. Kemudian
untuk kebutuhan produksi, perusahaan memakai bahan baku tersebut hingga stoknya
terus berkurang hingga pada akhir bulan Februari bahan baku telah mencapai titik
reorder point yaitu 3.511,8 . Maka jika persediaan tersebut sudah mencapai titik
menunggu selama 7 hari hingga bahan baku tiba dan siap digunakan untuk
kebutuhan produksi.
Hal tersebut berlaku pula untuk bahan baku jenis Rimba Campuran dan kayu
Meranti Rp 1.205.172.240,19
Indah Rp 168.911.895,90
TOTAL Rp 2.259.845.527,19
Dari hasil tersebut maka akan dibandingkan dengan kebijakan yang dilakukan
bahwa terjadi efisiensi sebesar 12,09 % dengan menggunakan teknik lot sizing
Silver Meal.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
kesimpulan:
1. Safety Stock ketiga jenis bahan baku yaitu kelompok jenis kayu Meranti sebanyak
pemesanan bahan baku per tahun untuk kelompok jenis kayu Meranti yaitu sebanyak
untuk kelompok jenis kayu Indah dengan biaya pemesanan sebesar Rp 85.689.670
Untuk jenis Meranti 11 kali pemesanan, untuk jenis kayu Rimba Campuran 6 kali
pemesanan, dan untuk jenis Kayu Indah 1 kali pemesanan. Sedangkan waktu pemesanan
kembali bahan baku (Reorder Point) untuk jenis meranti sebanyak 3.511,8
3. Rencana persediaan bahan baku kayu gelondongan tahun 2021: Berdasarkan hasil
perhitungan yang telah dibuat maka dapat diambil kesimpulan bahwa untuk
Rimba Campuran:
a. Januari pemesanan sebanyak 6.623,75
6.2 Saran
6.2.2 Studi ini dapat dilanjutkan pada penelitian baru mengenai analisis
persediaan bahan baku kayu gelondongan karena hal ini sangat berpotensi dalam