Anda di halaman 1dari 12

A. Latar Belakang Masalah Diera globalisasi ini, perusahaan-perusahaan saling bersaing untuk tetap eksis dalam bidangnya masing-masing.

Dalam persaiangan tersebut perusahaan burapaya untuk bagaimana memuaskan konsumen, baik dengan kualitas produk, harga yang ditawarkan, pelayanan terhadap konsumen, maupun ketepatan dan kecepatan dalam pengiriman produk. Dalam dunia industri, bahan baku merupakan faktor yang sangat penting dalam proses produksi. Akan tetapi banyak sekali kendala-kendala dan hambatan yang dialami oleh perusahaan manufaktur dalam melakukan persediaan bahan baku maupun bahan pembantu dalam proses produksi. Dari beberapa hal di atas perusahaan membutuhkan penanganan-penanganan untuk mengatasi masalah-masalah yang mungkin akan muncul yang dapat menghambat kemajuan perusahaan. Dibidang pengendalian bahan baku, perusahaan membutuhkan perencanaan pengadaan bahan baku atau persediaan yang tepat agar tidak terjadi kelebihan stock atau sebaliknya mulai dari pemesanan sampai bahan baku tiba di gudang penyimpanan. Pengendaliaan persediaan bahan baku merupakan fungsi manajemen yang sangat penting karena persediaan merupakan investasi perusahaan yang sangat besar, baik besar nilainya maupun fungsi kedepanya. Maka dari itu perusahaan perlu menerapkan perencanaan megenai pengendaliaan

persediaan yang memperkirakan ketepatan antara input menjadi output dan ketepatan jumlah atau volume bahan baku. Dalam dunia nyata banyak sekali perusahaan-perusahaan yang belum memperhatikan betapa pentingnya manajemen persediaan bahan baku, hal ini bisa dijumpai pada perusahaan yang mengalami kelebihan bahan baku di gudang, maupun kehabisan bahan baku. Manajemen persediaan yang diterapkan dengan baik dapat menghasilkan keberhasilan suatu perusahaan dibidang produksi dengan tepat waktu. Di perusahaan manufaktur kita sering menjumpai adanya keterlambatan kedatangan bahan baku sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Hal ini dapat

membuat kepanikan kepada manajemen perusahaan apabila terjadi stock out, dimana disisi lain perusahaan harus segera memenuhi pesanan barang. Menurut Daft (2006 : 630) peran penting persediaan dalam analoginya mengenai bebatuan dan air. Analogi jepang mengenai bebatuan dan air mendiskripsikan pemikiran saat ini tentang pentingnya persediaan. Air sungai adalah persediaan dalam organisasi, semakin tinggi air maka manajer tidak perlu mengkhawatirkan bebatuan. Ketika air mulai turun, bebatuan mulai nampak. Begitupula dalam perusahaan, ketika persediaan mulai turun, masalah mengenai proses produksi mulai nampak. Untuk itu persediaan diperlukan pada batas minimum yang absolute. PT. Jaya ReadyMix merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pembuatan cor beton, beralamatkan di Telukan, Sukoharjo. Perusahaan ini merupakan perusahaan yang melakukan proses produksi sesuai dengan pesanan konsumen. Volume barang produksi sesuai pesanan, perusahaan ini tidak menyimpan barang jadi di gudang, jadi barang yang diproduksi dihari itu akan dikirim ke konsumen pada hari itu juga. Ketepatan waktu produksi dan pengiriman barang menjadi hal yang sangat penting bagi perusahaan dan konsumen. Dalam pengendaliaan bahan baku tidak menggunakan lead time, yang berakibat keterlambatan pengiriman bahan baku. Data mengenai jumlah komponen-komponen yang dibutuhkan dalam memproduksi cor beton sangat diperlukan agar terjadi keterlambatan proses produksi dan pengiriman barang. Dari latar belakang tersebut maka penulisan penelitian ini di beri judul ANALISIS KEBUTUHAN BAHAN BAKU COR BETON DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) PADA PT. JAYA READYMIX SUKOHARJO.

B. Rumusan Masalah Pokok permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian yang dilakukan ini adalah: 1. Berapa jumlah tiap komponen yang diperlukan untuk memproduksi cor beton dalam memenuhi pesanan selama bulan Maret 2011? 2. Kapan komponen-komponen tersebut harus harus tersedia di gudang PT. Jaya ReadyMix?

C. Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui jumlah kebutuhan bahan baku tiap komponen yang dibutuhkan selama bulan Maret 2011. 2. Untuk mengetahui kapan bahan baku tiap-tiap komponen sudah tiba di gudang persediaan PT. Jaya ReadyMix.

D. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah: 1. Bagi Perusahaan Diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan masukan dalam menentukan kebijakan perusahaan khususnya mengenai perencanaan dan persediaan bahan baku yang digunakan dalam proses produksi suatu produk. 2. Bagi Peneliti Dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh ke dalam dunia usaha yang nyata dan diharapkan penelitian ini dapat menjadi dasar untuk memperluas dan memperdalam keilmuan mengenai perencanaan bahan baku yang digunakan. 3. Bagi Pembaca

Diharapkan bermanfaat untuk dapat menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai penelitian-penelitian yang berkaitan dengan Material Requirement Planning (MRP) pada suatu perusahaan dan dapat membandingkan teori yang diterima di perkuliahan.

E. Tinjauan Pustaka 1. Persediaan a. Pengertian Persediaan Menurut Ahyari (2004 : 149) persediaan adalah suatu kegiatan yang meliputi barang-barang yang masih dijual dalam satu periode usaha normal, atau persediaan barang-barang yang masih dijual dalam pengerjaan prosess produksi. Sedangkan menurut Baroto (2002 : 52) persediaan adalah bahan mentah, barang dalam proses (work in process), barang jadi, barang pembantu, bahan pelengkap, komponen yang disimpan dalam

antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan. b. Jenis Persediaan Menurut Heizer dan Render (2005 : 61) jenis persediaan dibagi menjadi 4 yaitu: 1. Persediaan bahan baku ( raw material inventory ) Yaitu bahan yang telah dibeli namun tidak diproses, bahan mentahnya dapat digunakan dari produksi untuk pemasok yang berbeda 2. Persediaan setengah jadi WIP (working in process) Yaitu bahan baku yang sudah mengalami beberapa perubahan, tetapi belum selesai WIP diselenggarakan karena untuk memuat suatu produk diperlukan waktu (disebut waktu siklus)

pengurangan waktu siklus menyebabkan persediaan WIP berkurang. 3. MRO (pemeliharaan, perbaikan, operasi)

MRO diselenggarakan karena waktu dan kebutuhan peralatan tidak dapat diketahui. 4. Persediaan barang jadi (finished good inventory) Yaitu produk yang sudah selesai dan menunggu pengiriman barang jadi bisa saja disimpan karena permintaan pelanggan di masa depan tidak diketahui. c. Fungsi Persediaan Ada empat fungsi persediaan menurut Heizer dan Render (2005 : 60) yaitu: 1. Untuk memisahkan beragam bagian produksi. 2. Untuk memisahkan perusahaan dari fluktuasi permintaan dan menyediakan persediaan barang-barang yang akan memberikan pilihan bagi pelanggan. 3. Untuk mengambil keuntungan diskon kuantitas. 4. Untuk menjaga pengaruh inflansi dan naiknya harga. 2. Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku atau MRP a. Pengertiaan MRP Bahan baku merupakan faktor produksi yang sangat penting karena bahan baku adalah penunjang berlangsungnya kegiatan produksi. Apabila terjadi kekurangan persediaan bahan baku atau bahkan kehabisan (stock out), maka proses produksi akan berhenti. Metode yang tepat untuk melakukan perencanaan hal tersebut adalah materiall requirement planning (MRP), karena MRP memiliki manfaat yaitu dapat digunakan untuk perencanaan dan pengendaliaan item barang ( komponen) yang tergantung pada item-item ditingkatkan (level) yang lebih tinggi Nasution (2003 : 127) MRP akan sangat membantu apabila diterapkan dalam perencanaan kebutuhan bahan baku yang dalam permintaan tiap komponen tersebut tergantung pada jumlah produk akhir yang dihasilkan. MRP menurut Daft ( 2006 : 634 ) adalah system pengendalian dan perencanaan persediaan yang bergantung pada permintaan yang

menjadwalkan jumlah yang tepat dari semua material yang dibutuhkan untuk mendukung produk akhir yang diinginkan. Dalam penerapanya MRP memerlukan tenggang waktu (lead time) pemesanan maupun proses produksi suatu komponen. MRP memerlukan data informasi atau komponen seperti yang terlihat pada contoh gambar di bawah ini menurut Baroto (2002 : 145)

Jadwal Peramalan permintaan independen induk produks ii System MRP Pesan komponen dari luar

Catatan persediaan

Struktur produk

Output

Gambar 1.1 : Sistem MRP

Dalam menentukan Master Production Scheduled diperlukan informasi mengenai jumlah yang akan diproduksi untuk beberapa waktu mendatang melalui perencanaan produksi yang ditetapkan berdasarkan peramalan produk atau pesanan dari konsumen, dengan mempertimbangkan kapasitas produksi perusahaan. b. Komponen MRP Tiga komponen atau input utama dari system MRP menurut Nasution (2003 : 136) 1. Master Production Schedule (MPS)

Adalah jadwal produk utama yaitu data yang memberikan informasi tentang jadwal dari produk-produk jadi harus diproduksi untuk memenuhi permintaan yang telah diramalkan. 2. Inventory Status Record (catatan persediaan) Catatan persediaan merupakan data informasi yang akurat dari ketersediaan barang jadi maupun komponen. 3. Bill of material (BOM) Bill of material adalah data yang berisi tentang struktur produk yang detail komponen-komponen subasembling (jenis, jumlah dan spesifikasi) hubungan satu barang dan komponenkomponennya ditunjukan dalam satu struktur produk secara peringkat. Seperti gambar di bawah ini A (1)

....................................... level nol

B(1)

C(2) ................ level satu

D(2)

E(2) .................................................. level dua

Gambar 2.2 : Contoh gambar diagram struktur produk Angka-angka dalam kurung menunjukan jumlah tiap

komponen. Misalnya untuk membuat satu unit A diperlukan 1 komponen B dan 2 komponen C.

c. Proses MRP 1. Proses Netting Proses netting adalah proses penghitungan untuk

menetapkan jumlah kebutuhan bersih,yang jumlahnya merupakan selisih antara kebutuhan kotor dengan keadaanpersediaan(yang ada dalam prsediaan dan sedang dopesan)data yang diperlukan dalam prose perhitungan kebutuajahn kotor untuk setiap periode 2. Proses Lotting Proses lotting adalah proses menetukan jumlah pesanan tiap komponaen yang didasarkan kebutuhan bersih yang dihasilkan dari proses netting 3. proses off setting Proses off setting adalah menentukan waktu pemrosesan tiap komponen dengan menggunakan tenggang waktu dari jadwal produksi atau jadwal pengguanaan tiap komponen. 4. Proses Explosion Proses explosion adalah menghitung jumlah kebutuhan kotor untuk item tingkat yang lebih rendah. d. Output MRP Output system MRP menurut Baroto (2002 : 145) Output system adalah berupa rencana pemesanan atau rencana produksi yang dibuat atas dasar lead time e. Tujuan MRP Menrut Baroto (2002 : 142) Ada empat tujuan yang menjadi ciri utama system MRP yaitu sebagai berikut: 1. Menentukan kebutuhan pada saat yang tepat. 2. Menetukan kebutuhan minimal setiap item. 3. Menentukan pelaksanaan perencanaan rencana pemesanan.

4. Menentukan penjadwalan ulang tau pembatalan atas suatu jadwal yang sudah direncanakan.

F. Kerangka Pemikiran Order perusahaan

MPS

BOM

MRP

Catatan persediaan

Jumlah komponen

Gambar 3.3 Kerangka Pemikiran

Komponen MRP terdiri dari tiga bagian yaitu MPS, BOM, catatan persediaan. MPS adalah jadwal produk utama yang diperoleh berdasarkan order yang perusahaan. Berdasarkan pada data-data dalam MPS tersebut dilakukan perhitungan kuantitas bahan yang dibutuhkan dengan MRP. Data persediaan adalah catatan yang dimiliki, baik produk jadi, komponen yang sedang dipesan. Catatan perediaan adalah struktur komponen pembentuk produk utama. BOM adalah komponen yang diperlukan beserta jumlahnya masing-masing untuk pembuatan suatu unit produk akhir. Dari ketiga bagian tersebut dipadukan, maka akan diketahui junlah produk yang akan diproduksi dan kapan waktunya dimulai produksi.

G. Metode Penelitian 1. Obyek penelitian Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahan baku pembuat cor beton pada PT. JAYA READYMIX Telukan, Sukoharjo 2. Sumber Data a. Data primer Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama. (Suliyanto, 2006:131). Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah: 1. 2. Data order perusahaan Komponen bahan yang digunakan dalam proses produksi

b. Data sekunder Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan oleh organisasi yang bukan pengelolanya. (Suliyanto, 2006 : 132). Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah: 1. Refrensi buku mengenai materi yang terkait dengan penelitian yang dilakukan. 2. Sumber data yang berasal dari dokumen perusahaan. 3. Metode pengumpulan data a. Observasi Menurut Jogiyanto (2007 : 89) observasi adalah teknik atau pendekatan untuk mendapatkan data primer dengan cara mengamati langsung obyek datanya. b. Wawancara Menurut Jogiyanto (2007 : 93) wawancara adalah komunikasi dua arah untuk mendapatkan data dari responden. c. Studi Pustaka Studi pustaka adalah teknik untuk memperoleh informasi dengan membaca dan mempelajari literatur yang berkaitan degan penelitian untuk melengkapi data yang dibutuhkan.

4. Teknik Analisis a. Analisis kuantitatif Analisis kuantitatif dengan proses MRP yaitu teknik untuk menentukan dan merencanakan kualitas serta waktu proses yang tepat berkaitan dengan pengadaan bahan baku. Langkah langkah dalam metode MRP menurut Baroto (2002 : 149) 1. Proses Netting Proses Netting adalah proses penghitungan untuk menetapkan

jumlah kebutuhan bersih, yang jumlahnya merupakan selisih antara kebutuhan kotor dengan keadaan persediaan. Data yang diperlukan dalam proses perhitungan kebutuhan bersih ini adalah kebutuhan kotor untuk setiap periode, persediaan pada saat perencanaan, dan perencanaan permintaan. 2. Proses Lotting Proses Lotting adlah menentukan jumlah pesanan tiap komponen yang didasarkan kebutuhan bersih yang dihasilkan dari proses netting. 3. Proses Off setting Proses Off setting adalah menentukan waktu pemrosesan atau waktu pemesanan tiap komponen dengan menggunakan tenggang waktu dari jadwal produksi atau jadwal penggunaan tiap komponen. Langkah ini bertujuan untuk menentukan saat yang tepat untuk melakukan rencana pemesanan dalam rangka memenuhi kebutuhan bersih. 4. Proses Explosion Proses Explosion adalah menghitung jumlah kebutuhan kotor untuk item tingkat yang lebih rendah.

Daftar Pustaka

Ahyari, Agus. 2004. Efesiensi Persediaan Bahan . Yogyakarta: UGM Baroto, Teguh. 2002 . Perencanaan dan Pengendalian Produksi . Jakarta: Ghalia Indonesia Daft, Ricard L. 2006 . Manajemen . Jakarta: Salemba Empat Jogiyanto. 2007. Metodelogi Penelitian Bisnis. BPFE: Yogyakarta Nasution, Arman. Hakim. 2003 . Perencanaan dan Pengendalian Produksi . Surabaya: Guna Widya Render, Barry dan Jay, Heizer . 2005 . Prinsip-prinsip Manajemen Operasi . Jakarta: Salemba Empat Suliyanto. 2006. Metode Riset Bisnis . Yogjakarta: Andi

Anda mungkin juga menyukai