Anda di halaman 1dari 22

PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU WAJAN

DENGAN METODE MRP (MATERIAL REQUIREMENT PLANNING)


PADA PERUSAHAAN COR ALUMUNIUM BINTANG DUA
DI KEC. CIKONENG KAB. CIAMIS

Oleh :
Wahyu Purnama Alam
Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Galuh 46251

Abstrak

Perusahaan Cor Alumunium Bintang Dua adalah sebuah perusahaan manufaktur, yang
memproduksi wajan. Pada awal berdirinya hasil produksinya hanya untuk memenuhi
permintaan masyarakat lokal Kabupaten Ciamis, kemudian dari tahun ketahun pangsa pasarnya
telah mampu menembus pangsa pasar luar Kabupaten. Untuk memenuhi kebutuhan pesanan
maka perlu melakukan perencanaan kebutuhan bahan baku yang tepat. Dalam hal ini
perencanaan bahan baku diangkat sebagai tema masalah yang harus diatasi, mengingat bahwa
pengelolaan perencanaan kebutuhan bahan baku di perusahaan ini belum terlaksana dengan
maksimal. Hal ini terlihat dengan terbatasnya persediaan bahan baku, setiap kali pemesanan
bahan baku langsung masuk ke proses produksi.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persediaan bahan baku di perusahaan Cor
Alumunium Bintang Dua dan untuk mengetahui perencanaan persediaan bahan baku serta
mengetahui interval pemesanannya dengan menentukan tingkat maksimum persediaan,
sehingga bahan baku dapat digunakan secara efektif serta total biaya yang efisien.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode MRP (Material Requirement Planning)
merupakan suatu metode untuk menentukan apa, kapan dan berapa jumlah bahan baku yang
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dari suatu perencanaan produksi.

Hasil penelitian dari perhitungan jadwal induk produksi untuk tiga bulan ke depan setiap
periodenya sebanyak 8004 unit perbulan. Dari perhitungan ukuran lot dengan menggunakan
empat metode lot sizing yaitu metode Lot for lot (LFL), Economic Order Quantity (EOQ),
Period Order Quantity (POQ) dan Metode Akumulas, terlihat bahwa metode dengan ukuran
pemesanan bahan baku yang optimal dan ekonomis yaitu menggunakan metode akumulasi
dengan frekuensi waktu pemesanan setiap periode 12 minggu sebanyak untuk 24.012 produk
dan biaya pemesanan sebesar Rp. 130.000,-, biaya simpan sebesar Rp. 120.000,- sehingga total
biaya yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp.250.000,-.

Kata Kunci: MRP, Cor Aluminium Bintang Dua

I. Pendahuluan wajan (katel), panci dll. Permintaan


Perusahaan Cor Alumunium “BINTANG terhadap produk ini dari bulan-kebulan
DUA” merupakan sebuah perusahaan dalam jangka waktu satu taun terjadi
manufaktur yang memproduksi “alat” fluktuasi permintaan, untuk jangka waktu
untuk mengolah bahan pokok dalam bentuk lima taun dari taun-ketaun terjadi
Jurnal Media Teknologi
Vol. 05 No. 01 Agustus 2018 41
peningkatan permintaan, seiring dengan akhir. Sehingga bahan baku dapat
permintaan bahan pokok yang juga terus digunakan secara efektif.
mengalami peningkatan. Terbukti dengan
Permintaan produk yang belum terpenuhi. Rumusan masalah pada penelitian ini
Untuk mencapai efektivitas proses produksi adalah : Bagaimana persediaan bahan baku
perlu manajemen yang baik. Manajemen di Perusahan Cor Alumunium Bintang Dua
produksi berperan dalam merencanakan Ciamis, dan Bagaimana perencanaan
dan mengendalikan proses produksi. persediaan bahan baku di Perusahan Cor
Perencanaan produksi memberikan kriteria Alumunium Bintang Dua Ciamis.
produksi berupa standar, rencana, jadwal,
peraturan dan lainnya sebagai pedoman Tujuan yang hendak di capai dari penelitian
pelaksanaan produksi. Pengendalian ini adalah sebagai berikut : Untuk
produksi memberikan umpan balik berupa mengetahui persediaan bahan baku di
informasi mengenai kondisi produksi Perusahan Cor Alumunium Bintang Dua
sehingga manajemen dapat menilai Ciamis, dan Untuk mengetahui
kegiatan produksi berjalan sesuai dengan perencanaan persediaan bahan baku di
rencana seperti yang diharapkan. Perusahaan Cor Alumunium Bintang Dua
Untuk mendukung proses produksi salah Ciamis.
satunya dengan mengelola persediaan
bahan baku yang terbatas secara efektif, II. Tinjauan Pustaka
maka sistem yang dapat digunakan untuk
2.1 Pengertian Persediaan (inventory)
menangani masalah yang berkaitan dengan
Persediaan secara umum di definisikan
bahan baku untuk produksi adalah Material
sebagai stock bahan baku yang digunakan
Requirement Planning (MRP). Sistem ini
untuk memfasilitasi produk atau memenuhi
digunakan untuk menghitung kebutuhan
permintaan konsumen.Persediaan
bahan baku yang bersifat dependent
(inventory) merupakan salah satu
terhadap penyelesaian suatu produk akhir.
keputusan yang paling riskan dalam
Tujuan sistem ini untuk meningkatkan
manajemen logistik. Tanpa penanganan
produktivitas perusahaan dengan cara
yang tepat dalam persediaan maka akan
menjadwalkan kebutuhan bahan baku
menimbulkan permasalahan-permasalahan
untuk membantu perusahaan dalam
yang serius dalam meningkatkan
mengatasi keterbatasan bahan baku dan
penghasilan dan memelihara hubungan
menjamin tercapainya jadwal produksi
Jurnal Media Teknologi
Vol. 05 No. 01 Agustus 2018 42
dengan pelanggan. Perencanaan persediaan usaha tertentu, atau persediaan barang-
sangat menentukan bagi operasi barang yang masih dalam
manufaktur. Kekurangan bahan mentah pengerjaan/proses produksi, ataupun
dapat menghentikan produksi atau merubah persediaan bahan baku yang menunggu
jadwal produksi, yang pada gilirannya akan pengguanaannya dalam suatu produksi”.
meningkatkan ongkos dan kemungkinan
akan menyebabkan kekurangan produk Sedangkan menurut pendapat Nasution
jadi. Kelebihan persediaan pun akan Hakim (2003,p103) dalam sistem
meningkatkan biaya dan menurunkan laba manufaktur, persediaan terdiri dengan
(profitability) karena meningkatnya biaya produk setengah jadi dari 3 bentuk yaitu :
pergudangan, keterkaitan modal, kerusakan 1. Bahan baku, yaitu merupakan input
(deterioration), dan biaya lainnya. awal dari proses transformasi
Beberapa pengertian persediaan menurut menjadi produk jadi.
para ahli diantaranya yaitu : 2. Barang setengah jadi, yaitu
Menurut Shore (1973) mendefinisikan merupakan bentuk peralihan antara
persediaan sebagai sumber daya bahan baku dengan produk
menganggur yang memiliki nilai potensial, setengah jadi.
definisi tersebut memasukan perlengkapan 3. Barang jadi, yaitu merupakan hasil
dan tenaga kerja yang menganggur sebagai akhir proses tranformasi yang siap
persediaan. Sementara itu dalam pemikiran dipasarkan kepada konsumen.
di sini menekankan bahwa semua
Persediaan dalam industri manufaktur
sumberdaya yang menganggur selain
merupakan stock item yang dijaga oleh
bahan-bahan dimasukan dalam
perusahaan agar memenuhi permintaan
pembahasan kapasitas. Kapasitas memiliki
baik pelanggan internal maupun eksternal.
potensi untuk menghasilkan, sedangkan
Dalam industri manufaktur persediaan
persediaan didefinisikan sebagai produk
bukan hanya produk akhir saja, tetapi juga
pada beberapa poin dalam proses konversi
berupa : bahan baku, komponen yang
dan distribusi.
dibeli, tenaga kerja, produk dalam proses,
modal kerja, peralatan, mesin dan
Menurut Rangkuti (2004:1) “Persediaan
perlengkapan. Dengan demikian persediaan
merupakan suatu aktiva yang meliputi
dapat diklasifikasikan menjadi :
barang-barang milik perusahaan dengan
1. Persediaan bahan baku.
maksud untuk dijual dalam suatu periode
Jurnal Media Teknologi
Vol. 05 No. 01 Agustus 2018 43
Persediaan barang yang akan transportasi, sehingga biasanya ditentukan
dipergunakan dalam proses jumlah pesanan yang optimum yang akan
transformasi, misalnya benang pada meningkatkan profitabilitas. Inventory
perusahaan kain, kayu pada perusahaan merupakan investasi mahal, sehingga
mebel dll. perusahaan yang mampu mengatur
2. Persediaan barang setengah inventory dengan lebih baik akan bisa
jadi/persediaan barang dalam proses. memperbaiki Return On Investment (ROI)
Merupakan persediaan yang telah dan cash flow.
mengalami proses produksi akan tetapi
masih diperlukan proses lagi untuk 2.1.1 Pengendalian Persediaan
mencapai produk jadi, misalnya roti Menurut Richardus Eko Indrajit, dan
yang siap dipanggang pada perusahaan Richardus Djokopranoto (2003:4)
roti. Pengendalian tingkat persediaan adalah:
3. Persediaan barang jadi. kegiatan yang berhubungan dengan
Merupakan persediaan barang yang perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
telah melalui proses akhir dan siap dijual penentuan kebutuhan material sedemikian
ke konsumen, misalnya roti yang telah rupa sehingga disatu pihak kebutuhan
dikemas. operasi dapat dipenuhi pada waktunya dan
di lain pihak investasi persediaan dapat
Persediaan merupakan investasi terbesar di
ditekan secara optimal. Pengendalian
dalam aset setiap perusahaan, Manajemen
tingkat persediaan bertujuan mencapai
harus memahami tentang biaya
efisiensi dan efektivitas optimal dalam
pengadaan/penyimpanan (inventory
menyediakan material. Adapun usaha yang
carrying cost/holding cost) untuk membuat
harus dilakukan dalam pegendalian
keputusan tentang rancangan sistem
persediaan dapat diperinci sebagai berikut :
logistik, customer service level, jumlah dan
1. Menjamin terpenuhinya kebutuhan
lokasi pusat distribusi, tingkat persediaan,
operasi
tempat penyimpanan persediaan, moda
2. Membatasi nilai seluruh investasi
transportasi, jadwal produksi dan produksi
3. Membatasi jenis dan jumlah material
yang minimum. Dengan demikian sangat
4. Memanfaatkan seoptimal mungkin
penting untuk membandingkan manfaat
material yang ada.
dalam inventory carrying cost terhadap
peningkatan biaya pemesanan dan

Jurnal Media Teknologi


Vol. 05 No. 01 Agustus 2018 44
Saat ini banyak sistem persediaan yang Pada saat aturan keputusan persediaan
dikomputerkan, kecuali persediaan yang otomatis berada dalam sistem, maka
jumlahnya sedikit dan harganya tidak perkecualiaan akan dilaporkan pada
mahal karena biaya sistem komputer lebih manajemen. Perkecualian ini melputi
mahal daripada manual. Sistem situasi ramalan yang tidak tepat,
pengendalian kualitas baik yang pembelian pesanan yang terlalu besar
menggunakan komputer maupun manual yang telah dihasilkan, kehabisan
memiliki fungsi sebagai berikut : persediaan yang mencapai level yang
telah ditentukan.
1. Menghitung transaksi. 4. Peramalan.
Setiap sistem persediaan membutuhkan Keputusan persediaan dapat didasarkan
metode pencatatan yang harus pada permintaan peramalan. Terdapat
mendukung kebutuhan akuntansi beberapa teknik ramalan yang dapat
organisasi dan fungsi manajemen digunakan baik kuantitatif maupun
persediaan. Kadang-kadang metode ini kualitatif.
membutuhkan catatan untuk mencatat 5. Laporan manajemen puncak.
setiap pembayaran dan penerimaan, Sistem pengendalian kualitas dapat
akan tetapi penggunaan metode yang menghasilkan laporan untuk manajemen
tepat setiap sistem pengendalian kualitas puncak seperti halnya untuk manajemen
membutuhkan subsistem transaksi yang persediaan. Laporan tersebut akan
sesuai. mengukur seluruh kinerja persediaan
2. Mengatur keputusan persediaan. dan laporan tersebut dapat membantu
Sistem persediaan dalam pembuatan kebijakan persediaan
menyatukan/mengakui aturan keputusan yang lebih luas. Laporan ini meliputi :
untuk menentukan kapan dan berapa tingkat layanan yang diberikan, biaya
banyak yang memesan. Apabila operasi persediaan dan tingkat investasi
peraturan digunakan, secara otomatis yang dibandingkan dengan periode
sistem akan mengimplementasikannya lainnya.
di beberapa sistem, komputer juga dapat
secara otomatis membeli pesanan 2.1.2 Jenis Persediaan
berdasarkan peraturan yang digunakan. Menurut Rangkuti (2007:7), Persediaan
3. Pelaporan perkecualian. dapat dibagi menjadi beberapa jenis,
diantaranya:
Jurnal Media Teknologi
Vol. 05 No. 01 Agustus 2018 45
A. Jenis Persediaan Menurut Fungsinya 4. Persediaan barang-barang setengah
1. Batch Stock/Lot Size Inventory jadi/barang dalam proses.
Persediaan barang yang diadakan 5. Persediaan barang jadi.
karena kita membeli atau membuat 2.1.3 Fungsi Persediaan
bahan-bahan atau barang-barang Persediaan memiliki beberapa fungsi
dalam jumlah yang lebih besar penting yang menambah fleksibilitas dari
daripada jumlah yang dibutuhkan suatu perusahaan.
saat itu.
Keuntungannya: Menurut Rangkuti (2004 : 13) fungsi
a. Potongan harga pada saat pembelian. persediaan adalah sebagai berikut :
b. Efisiensi produksi. 1. Fungsi Decoupling
c. Penghematan biaya angkutan. Adalah persediaan yang memungkinkan
2. Fluctuation Stock perusahaan dapat memenuhi permintaan
Persediaan yang diadakan untuk pelanggan tanpa tergantung pada
menghadapi fluktuasi permintaan supplier. Fungsi decoupling
konsumen yang tidak dapat memungkinkan masing-masing produk
diramalkan. dibuat dan didistribusikan dalam
3. Anticipation Stock ukuran–ukuran yang ekonomis
Persediaan dilakukan dalam (economical lot size). Dilihat dari
menghadapi fluktuasi permintaan pemasaran, decoupling produk
yang dapat diramalkan, berdasarkan memungkinkan produk dapat dibuat
pola musiman yang terdapat dalam pada waktu akan dijual sebagai suatu
satu tahun dan untuk menghadapi golongan (assortment). Persediaan
penggunaan, penjualan, atau bahan mentah diadakan agar perusahaan
permintaan yang meningkat. tidak sepenuhnya tergantung pada
pengadaannya dalam hal kualitas dan
B. Persediaan Menurut Jenis dan Posisi waktu pengiriman. Persediaan barang
Barang jadi diperlukan utnuk memenuhi
1. Persediaan bahan baku. permintaan produk yang tidak pasti dari
2. Persediaan bagian produk/komponen pelanggan. Persediaan yang diadakan
yang dibeli. untuk menghadapi fluktuasi permintaan
3. Persediaan bahan-bahan konsumen yang tidak dapat diperkirakan
pembantu/penolong. atau diramalkan.
Jurnal Media Teknologi
Vol. 05 No. 01 Agustus 2018 46
2. Fungsi Economic Lot Sizing 2.1.4 Tujuan Persediaan
Persediaan lot size ini perlu Pada dasarnya persediaan akan
dipertimbangkan penghematan atau mempermudah jalannya operasi suatu
potongan pembelian, biaya perusahaan yang harus dilakukan secara
pengangkutan per unit menjadi lebih berturut-turut untuk memproduksi barang-
murah dan sebagainya. Hal ini barang dan menyampaikannya kepada
disebabkan perusahaan melakukan konsumen. Menurut Rangkuti (2004:7)
pembelian dalam kuantitas yang lebih Persediaan yang dilakukan mulai dari
besar dibandingan biaya–biaya yang bahan baku sampai barang jadi berguna
timbul karena besarnya persediaan. untuk :

1. Menghilangkan resiko keterlambatan


3. Fungsi Antisipasi
datangnya barang.
Apabila perusahaan menghadapi
2. Menghilangkan resiko barang yang
fluktuasi permintaan yang dapat
rusak.
diperkirakan dan diramalkan
3. Mempertahankan stabilitas operasi
berdasarkan pengalaman atau data–data
perusahaan.
masa lalu, yaitu permintaan musiman.
4. Mencapai penggunaan mesin yang
Dalam hal ini perusahaan dapat
optimal.
mengadakan persediaan musiman
5. Memberi pelayanan sebaik – baiknya
(seasional inventory). Disamping itu,
kepada konsumen.
perusahaan juga sering menghadapi
Persediaan dapat membantu fungsi-fungsi
ketidakpastian jangka waktu pengiriman
penting yang akan menambah fleksibilitas
dan permintaan barang-barang selama
operasi perusahaan. Terdapat 7 tujuan
periode tertentu, dalam hal ini
penting dari persediaan yaitu :
perusahaan memerlukan persediaan
1. Fungsi Ganda
ekstra yang disebut persediaan
Fungsi utama persediaan adalah
pengamanan (safety stock) apabila
memisahkan proses produksi dan
persediaan pengamanan tidak mampu
distribusi. Pada saat penawaran atau
mengantisipasi ketidakpastian tersebut,
permintaan item persediaan tidak
maka akan terjadi kekurangan
teratur, maka mengamankan persediaan
persediaan (stock out).
merupakan keputusan yang terbaik.
Sebagai contoh, jika permintaan produk

Jurnal Media Teknologi


Vol. 05 No. 01 Agustus 2018 47
yang tinggi hanya terjadi pada waktu terjadinya kerusakan, kemungkinan
tertentu, maka perusahaan akan terjadinya pencurian dan biaya asuransi.
berusaha memenuhi barang sesuai 4. Menjaga adanya ketidakpastian.
dengan permintaan dan perusahaan akan Dalam system persediaan terdapat
berusaha memproduksi barang tersebut ketidakpastian dalam hal: permintaan,
pada saat permintaan rendah.Pemisahan penawaran dan waktu tunggu.
produksi dari permintaan ini akan Persediaan pengaman dijaga dalam
menghindarkan biaya jangka pendek persediaan untuk memproteksi adanya
serta mengghindari stock-out (kehabisan ketidakpastian. Jika permintaan
barang). pelanggan diketahui, akan
2. Mengantisipasi adanya inflasi. layak(walaupun tidak selalu ekonomis)
Persediaan dapat mengantisipasi memproduksi pada tingkat yang sesuai
perubahan harga dan inflasi, dengan kebutuhan pelanggan. Dalam hal
penempatan persediaan kas dalam bank ini, tidak dibutuhkan persediaan barang
merupakan pilihan yang tepat untuk jadi, akan tetapi pada saat terjadi
pengambilan investasi. Di sisi lain, perubahan permintaan, maka sistem
persediaan mungkin akan meningkat harus segera dirubah untuk
setiap saat. Pada saat seperti ini, maka menyesuaikan kebutuhan pelanggan dan
persediaan merupakan investasi yang untuk memberikan kepuasan kepada
terbaik. pelanggan. Namun demikian, persediaan
3. Memperoleh diskon terhadap jumlah pengaman barang jadi harus dijaga
persediaan yang dibeli. untuk megantisipasi apabila terjadi
Fungsi persediaan yang lain adalah perubahan.
memanfaatkan keuntungandari diskon 5. Menjaga produksi dan pembelian yang
terhadap jumlah persediaan yang dibeli. ekonomis.
Banyak pemasok yang menawarkan Sering terjadi memproduksi skala
diskon untuk pembelian dalam jumlah ekonomis pada bahan baku dalam lot.
besar. Pembelian dalam jumlah besar Dalam hal ini, lot diproduksi melebihi
secara substansi dapat mengurangi biaya periode waktu dan tidak dilanjutkan ke
produksi. Akan tetapi dengan pembelian produksi sampai lot mendekati habis.
dalam jumlah besar kurang Kondisi ini tentu saja memungkinkan
menguntungkan dalam hal: biaya membengkaknya biaya persiapan (set-
penyimpanan yang lebih tinggi, up) mesin produksi melebihi jumlah
Jurnal Media Teknologi
Vol. 05 No. 01 Agustus 2018 48
item yang besar dan ini juga akan terjadi persediaan bergerak diantara tahapan-
dalam penggunaan peralatan produksi tapan produksi dan di dalam pabrik
pada produk yang berbeda, hal serupa dapat juga diklasifikasikan dalam
akan terjadi pada saat pembelian bahan persediaan transit. Kadang kala
baku. Karena biaya pemesanan, diskon persediaan transit ini juga disebut
jumlah pembelian dan biaya dengan pipa saluran persediaan karena
transformasi sering kali lebih ekonomis berada dalam distribusi pipa saluran.
pada pembelian dalam jumlah besar,
maka sebagian lot dapat dijadikan 2.1.5 Aspek Fungsional Sistem
persediaan untuk penggunaan Persediaan
berikutnya.
Aspek fungsional sistem persediaan sangat
6. Mengantisipasi perubahan permintaan
erat kaitannya dengan kegiatan operasi
dan penawaran.
rutin dalam penyelenggaraan sistem
Terdapat beberapa jenis situasi yang
persediaan, disini akan terjadi interaksi
apabila terjadi perubahan permintaan
antara ketiga komponen dasar sistem
dan penawaran dapat di antisipasi yaitu
persediaan (pengelola, pemasok dan
pada saat harga atau kemampuan bahan
pemakai). interaksi ini akan tercermin
baku yang diharapkan berubah. Sumber
antara lain pada sistem mekanisme dan
antisipasi lain adalah rencana promosi
prosedur pengadaan serta pemenuhan
pemasaran yaitu sejumlah barang jadi
barang, yang disebut dengan siklus
dalam jumlah besar di stock untuk di
persediaan (inventory cycle) seperti
jual. Dalam kondisi tertentu perusahaan
direpresentasikan padagambar 2.1. Secara
sering kali mengantisipasi permintaan
umum siklus ini terdiri atas 4 kegiatan,
dikarenakan karyawan nya dan
yaitu perencanaan kebutuhan, program
persedian juga digunakan untuk
pengadaan, penyimpanan dan pemakaian
mengantisipasi permintaan atau
barang, dan tiga transaksi, yaitu transaksi
penawaran yang berubah secara
pembelain barang (kontrak), transaksi
alamiah.
penerimaan barang, transaksi pengeluaran
7. Memenuhi kebutuhan terus menerus.
barang.
Persediaan transit terdiri dari bahan baku
yang bergerak dari satu titik ke titik
Pada dasarnya pengeluaran-pengeluaran
lainnya. Persediaan ini dipengaruhi oleh
dan kerugian yang dikeluarkan disebut
keputusan lokasi pabrik, secara teknis
Jurnal Media Teknologi
Vol. 05 No. 01 Agustus 2018 49
seagai ongkos/biaya baik secara langsung pengadaan barang. Biaya ini dibedakan
maupun tidak langsung yang terjadi dalam atas dua jenis sesuai asal – usul barang
proses di perusahaan. Maka menurut Nur tersebut, yaitu biayapemesanan (order
Bahagia (2006:34) komponen – cost) bila barang didatangkan dari luar
komponennya terdiri dari : sistem dan biaya persiapan (set up cost)
bila barang berasal dari dalam sistem.
1. Biaya Pembelian (purchase cost) a. Biaya pemesanan (order cost)
Biaya pembelian adalah biaya yang Biaya pemesanan adalah semua
dikeluarkan untuk membeli barang pengeluaran yang ditimbulkan untuk
persediaan. Besarnnya ongkos mendatangkan barang dari luar.
pembelian satuan barang. pada Biaya ini meliputi antara lain biaya
kenyataannya, tidak jarang dijumpai ada untuk menentukan pemasok, biaya
hubungan antara jumlah barang dan pemeriksaan persediaan sebelum
harga satuan barang. semakin banyak melakukan pemesanan, dan
barang yang dibeli biasanya harga sebagainya. Biasanya biaya ini
satuan barang tersebut akan semakin diasumsikan tetap untuk setiap kali
murah. Pada kebanyakan teori pemesanan barang.
persediaan, didalam pemodelannya, b. Biaya persiapan (set up cost)
elemen ongkos pembelian ini tidak Biaya persiapan adalah semua
dimasukan ke dalam elemen ongkos pengeluaran yang ditimbulkan untuk
persediaan, sebab diasumsikan bahwa persiapan produksi barang. ongkos
harga satuan barang tidak dipengaruhi ini biasanya timbul di dalam pabrik,
oleh jumlah barang yang dibeli sehingga yang meliputi antara lain ongkos
elemen ongkos pembelian selama menyetel mesin, ongkos
horizon perencanaan waktu tertentu mempersiapkan gambar benda kerja,
konstan dan hal ini secara matematis dan sebagainya.
tentunya tidak akan mempengaruhi
jawaban optimal baik terhadap Karena kedua biaya tersebut diatas
operating stock maupun safety stock. mempunyai peran yang sama, yaitu
dalam rangka pengadaan barang,
2. Biaya Pengadaan (Procurement cost) maka di dalan system persediaan
Biaya pengadaan adalah ongkos yang biaya tersebut sering disebut sebagai
harus dikeluarkan untuk setiap proses
Jurnal Media Teknologi
Vol. 05 No. 01 Agustus 2018 50
ongkos pesan/pengadaan (ordering akan menimbulkan kerugian karena
cost). proses produksi menjadi terhenti dan
kesempatan untuk mendapatkan
3. Biaya Simpan (holding cost) keuntungan menjadi hilang.Satu hal
Biaya simpan adalah semua pengeluaran penting yang perlu diperhatikan akibat
yang timbul akibat penyimpanan barang, dari keadaan ini adalah beralihnya
Biaya simpan barang merupakan bagian konsumen ketempat lain, dan ini
biaya persediaan yang cukup besar merupakan kerugian yang tak ternilai.
setelah biaya membeli barang. dalam Untuk menentukan besarnya biaya
sistem persediaan, besarnya biaya satuan persediaan, dapat diuraikan berdasarkan
simpan barang biasanya dihitung :
berdasarkan persentase dari harga a. Kuantitas yang tidak dapat dipenuhi
barang. persentase tersebut meliputi Biasanya diukur dari keuntungan
biaya kapital dan biaya untuk keperluan yang hilang karena tidak dapat
penyimpanan serta administrasi barang, memenuhi barang yang diminta atau
biaya simpan ini meliputi : dari kerugian akibat terhentinya
a. Biaya memiliki persediaan proses produksi.
b. Biaya gudang (storage cost) b. Waktu pemesanan
c. Biaya kerusakan dan penyusutan Lama waktu gudang kosong akan
d. Biaya kadaluarsa (absolence cost) berarti lamanya proses produksi
e. Biaya asuransi (insurance cost) terhenti ataupun lamanya perusahaan
f. Biaya administrasi (administration tidak dapat menikmati keuntungan.
cost) Oleh sebab itu, waktu dapat diartikan
g. Biaya lain-lain, adalah semua biaya sebagai uang yang hilang. Biaya yang
penyimpanan yang belum dimasukan ditimbulkan oleh keadaan ini dapat
ke dalam element biaya di atas, diukur berdasarkan waktu yang
biasanya bergantung pada situasi dan diperlukan untuk memenuhi gudang
kondisi perusahaan. yang biasanya dinyatakan dalam
Rp,/satuan waktu.
4. Biaya Kekurangan (shortage cost)
Apabila dijumpai tidak ada barang pada c. Biaya pengadaan darurat
saat diminta akan terjadi keadaan Agar pemakai tidak kecewa maka
kekurangan persediaan. Keadaan ini dapat dilakukan pengadaan darurat
Jurnal Media Teknologi
Vol. 05 No. 01 Agustus 2018 51
yang biasanya menimbulkan biaya 2.1.7 Titik Pemesanan Kembali
yang lebih besar dari pengadaan Titik pemesanan kembali dengan
normal. Kelebihan biaya ini dapat persediaan pengaman. “diagram gigi-
dijadikan ukuran untuk menentukan gergaji“ tradisional pada gambar di bawah
biaya kekurangan persediaan. ini menunjukan rumus titik pemesanan
kembali.
5. Biaya Sistemik
Biaya sistematik adalah biaya yang
dikeluarkan untuk membangun sistem
persediaan.

Jumlah
persediaan

Titik A A
Pemesanan
kembali

C B C B

waktu waktu waktu


tenggang tenggang tenggang

Gambar 2.3
Titik Pemesanan Kembali dengan Persediaan Pengaman

Pengaman A = Titik pemesanan. Titik B = Titik dimana pesanan baru


dimana pesanan harus diterima dan posisi gudang
dilakukan supaya meningkat sejumlah
diteruskan sebelum pesanan.
tingkat persediaan C = Waktu tenggang sebelum
menjadi nol. pesanan diterima.

Jurnal Media Teknologi


Vol. 05 No. 01 Agustus 2018 52
D = Persediaan pengaman yang disimpan kali untuk semua jenis stock, untuk mengisi
untuk menyangga kekurangan dan kembali persediaan sampai pada tingkat
kehabisan (stockout). Dalam sistem ini, target tertentu.
persediaan diperiksa secara periodik dan
semua pesanan terjadi di satu waktu, sering

III. Metodologi Penelitian

3.2 Sistematika Pemecahan Masalah

Mulai

PERUMUSAN MASALAH
Bagaimana persediaan bahan baku pada Perusahaan Cor Alumunium Bintang Dua di Kec.
Cikoneng Kab. Ciamis.

Studi literatur Studi lapangan

Identifikasi variabel penelitian

Pengumpulan data

𝑛
𝑖=1 𝑦1−𝑦′𝑖
Perhitungan Peramalan dengan MAD =
𝑛

𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑚𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟−𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒


Perhitungan JIP = 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒

2 𝐴𝐷
Perhitungan EOQ = 𝐻

Perhitungan POQ

Analisis

selesai

Gambar 3.1
Flowchart Pemecahan Masalah

Jurnal Media Teknologi


Vol. 05 No. 01 Agustus 2018 53
3.3 Uraian Tahapan Penelitian material requirement planning (MRP)
yaitu dari referensi-referensi yang ada di
3.3.1 Perumusan Masalah
perpustakaan.
Pada langkah ini dilakukan
3.3.4 Tujuan Penelitian
pengidentifikasian masalah di perusahaan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
agar masalah yang dibahas menjadi jelas
mengetahui interval pemesanan bahan
dan memudahkan dalam memilih metode
baku, menentukan tingkat maksimum
yang akan digunakan untuk menyelesaikan
persediaan bahan baku, sehingga
masalah tersebut. Dalam penelitian ini,
mendapatkan persediaan bahan baku secara
yang menjadi pokok permasalahan adalah
efektif dan total biaya yang efisien.
Bagaimana persediaan bahan baku di
Perusahaan Cor Alumunium Bintang Dua
3.3.5 Pengumpulan Data
Ciamis dan Bagaimana perencanaan
Untuk memperoleh data yang baik dan
persediaan bahan baku di Perusahaan Cor
akurat maka pengumpulan data dalam
Alumunium Bintang Dua Ciamis.
penelitian ini dilakukan dengan cara-cara
sebagai berikut :
3.3.2 Studi Lapangan
Pada langkah ini penulis melakukan a. Studi kepustakaan

pengamatan di unit produksi Perusahaan Studi yang merupakan pengumpulan

Cor Alumunium Bintang Dua Ciamis, yang diperoleh dengan membaca dan

dimana yang diteliti mengenai bahan baku. mempelajari buku-buku yang ada.

Hal ini dilakukan untuk mengetahui b. Studi lapangan

bagaimana pelaksanaan pengadaan bahan Studi ini dilakukan dengan mengadakan

baku di perusahaan tersebut sehingga penelitian langsung pada perusahaan

penulis dapat mengetahui masalah-masalah yang bersangkutan sebagai sasaran

yang sering terjadi di perusahaan tersebut penelitian. Penelitian di lapangan

dalam hal persediaan bahan baku dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Observasi
3.3.3 Studi Literatur
Teknik pengumpulan data dilakukan
Pada langkah ini penulis akan mencari data-
dengan mengadakan penelitian atau
data dan teori-teori yang berhubungan
pengamatan langsung terhadap
dengan pemecahan masalah yang akan
kegiatan dilapangan.
diambil dengan menggunakan metode
2. Wawancara
Jurnal Media Teknologi
Vol. 05 No. 01 Agustus 2018 54
Merupakan komunikasi langsung b. Pemilihan metode peramalan
dengan mengadakan tanya jawab 2. Penentuan Jadwal Induk Produksi
dengan yang bersangkutan untuk (JIP)
memperoleh data yang diperlukan. JIP merupakan rencana rinci tentang jumlah
3. Dokumentasi barang yang akan diproduksi pada beberapa
Merupakan pengumpulan data yang satuan waktu dalam horison perencanaan.
berasal dari catatan-catatan atau arsip JIP merupakan optimasi ongkos dengan
yang dimiliki oleh perusahaan. memperhatikan kapasitas yang tersedia dan
ramalan permintaan untuk mencapai
Adapun data-data yang diperlukan adalah :
rencana produksi yang akan meminimasi
1. Data permintaan masa lalu
total ongkos produksi dan persediaan.
2. Data produk
JIP = nilai hasil peramalan per-periode
3. Data persediaan yang dimiliki
Periode
4. Data lead time (tenggang waktu).
JIP untuk setiap periode dijadikan
kebutuhan kotor dalam perhitungan MRP.

3.3.6 Pengolahan Data 3. Perhitungan perencanaan kebutuhan


Pada langkah ini penulis melakukan bahan baku
pengolahan data, tahapan dalam Perencanaan kebutuhan bahan baku
pengolahan data adalah sebagai berikut : dilakukan dengan mempunyai syarat-syarat
1. Tahap peramalan sebagai berikut :
2. Penentuan JIP a) Data rencana produksi.
3. Perhitungan perencanaan kebutuhan b) Data produk.
bahan c) Tersedianya catatan persediaan
d) Adanya lead time.
1. Tahap Peramalan Untuk memenuhi kebutuhan bersih pada
Peramalan digunakan untuk menentukan produk wajan ini penulis menggunakan
dan mengetahui seberapa besar jumlah empat metode pengukuran lot pemesanan
kebutuhan bahan baku dimasa yang akan adalah :
datang. 1. Lot for lot (LFL)
2. Economic Order Quantity (EOQ)
a. Plotting dan penentuan pola data untuk 3. Period Order Quantity (POQ)
peramalan 4. Akumulasi.

Jurnal Media Teknologi


Vol. 05 No. 01 Agustus 2018 55
3.3.7 Analisis metode peramalan, maka metode yang
Setelah melakukan pengolahan data, paling tepat untuk menentukan nilai
maka langkah selanjutnya adalah peramalan yang optimal adalah metode
menganalisis data hasil dari peramalan Single Exponential
pengolahan tersebut. Smoothing karena memiliki Mean of
Square Error (MSE) terkecil.
3.3.8 Kesimpulan dan Saran
4.2.2 Tahap penentuan JIP
Pada tahap ini penulis dapat menarik
kesimpulan yang diperoleh dari hasil
Tabel 4.11
analisis yang nantinya dapat menjawab
Jadwal Induk Produksi wajan Untuk 3
perumusan masalah dan memberikan
saran ke perusahaan. Bulan kedepan

Periode Wajan
IV. Hasil Penelitian 1 2001
2 2001
Perhitungan Mean of Square error 3 2001
4 2001
(MSE) dari hasil perhitungan 5 2001
peramalan tiap metode peramalan Mingguan
6 2001
7 2001
dapat dilihat pada table 4.8.
8 2001
9 2001
10 2001
Tabel 4.8
11 2001
Rekapitulasi Mean of Square Error 12 2001
(MSE)
Metode MSE Untuk struktur wajan tidak dituliskan

26.318.517,61 karena wajan ini hanya terbuat dari satu


Simple
struktur logam yaitu almunium.
Average
Moving 33.464.351,9
4.2.3 Tahap perhitungan perencanaan
Average
kebutuhan bahan baku wajan
Single 25.015.837,35
Exponential Perencanaan kebutuhan bahan baku ini

Smoothing dilakukan dengan perhitungan manual


menggunakan metode Material

Berdasarkan hasil perbandingan Mean Requirement Planning (MRP),

Of Square Error (MSE) beberapa Perhitungannya adalah sebagai berikut :


Jurnal Media Teknologi
Vol. 05 No. 01 Agustus 2018 56
Tabel 4.12
Perhitungan Kebutuhan Bahan Baku Wajan
Produk : Wajan
Lead time : 1 minggu

Rencana
Kebutuhan Persediaan Kebutuhan Rencana
Periode Terima
Kotor Ditangan Bersih Pemesanan
Pesanan
0 2001
1 2001 656 1345 2001 2001
2 2001 656 1345 2001 2001
3 2001 656 1345 2001 2001
4 2001 656 1345 2001 2001
Minggu

5 2001 656 1345 2001 2001


6 2001 656 1345 2001 2001
7 2001 656 1345 2001 2001
8 2001 656 1345 2001 2001
10 2001 656 1345 2001 2001
11 2001 656 1345 2001 2001
12 2001 656 1345 2001

3. POQ (period order quantity)


Untuk memenuhi kebutuhan bersih pada 4. Akumulasi.
wajan penulis menggunakan 4 alternatif
metode pengukuran lot pemesanan yaitu :
1. LFL (lot for lot) 1. Metode LFL
2. EOQ (economic order quantity)

Jurnal Media Teknologi


Vol. 05 No. 01 Agustus 2018 57
Tabel 4.14 berikut ini menunjukan MRP dengan menggunakan metode lor for lot
produk wajan dengan lot pemesanan (LFL).

Tabel 4.13
MRP Produk “ Wajan ” (metode lor for lot)

Rencana
Kebutuhan Persediaan Kebutuhan Rencana
Periode Terima
Kotor Ditangan Bersih Pemesanan
Pesanan
0 2001
1 2001 656 1345 2001 2001
2 2001 656 1345 2001 2001
3 2001 656 1345 2001 2001
4 2001 656 1345 2001 2001
5 2001 656 1345 2001 2001
Minggu

6 2001 656 1345 2001 2001


7 2001 656 1345 2001 2001
8 2001 656 1345 2001 2001
9 2001 656 1345 2001 2001
10 2001 656 1345 2001 2001
11 2001 656 1345 2001 2001
12 2001 656 1345 2001

Dengan menggunakan lot pemesanan


sistem LFL (lot for lot) berarti pemesanan
2. Metode EOQ
dilakukan untuk setiap minggu. Maka total
Untuk menentukan jumlah lot dengan
biaya yang dikeluarkan adalah :
menggunakan metode EOQ (economic
Biaya pemesanan = 12xRp.130.000
order quantity), langkah pertama yang
= Rp. 1.560.000
Biaya simpan = Rp. 0 harus dilakukan adalah menentukan besar
Total biaya = Rp. 1.560.000

Jurnal Media Teknologi


Vol. 05 No. 01 Agustus 2018 58
EOQ dan kemudian membuat MRP produk =1.580 unit
“ wajan ” (metode EOQ).
Diket : D = rata-rata kebutuhan = 96.048 Frekuensi pembelian dalam 3 bulan
unit/tahun 24.012 : 1.580 =15,19 kali/15 kali
S = biaya pesan Rp.130.000/setiap Interval waktu order
kali pesan 12:15 = 0,8 minggu = 6 hari
H = biaya simpan Rp. 10.000/setiap Total biaya pemesanan
periode 15xRp.130.000 = Rp.1.950.000
Total biaya simpan 0 x Rp.10.000
2 SD = Rp. 0+
EOQ =
H Total biaya = Rp.1.950.000
2(130.000).(96.048)

10.000
3. Metode POQ
= 2.497.248
=1.580,268

Tabel 4.14
MRP produk “ Wajan ” (metode POQ)

Rencana
Kebutuhan Persediaan Kebutuhan Rencana
Periode Terima
Kotor Ditangan Bersih Pemesanan
Pesanan
0 8004
1 2001 656 1345 8004
2 2001 656 1345
3 2001 656 1345
Minggu

4 2001 656 1345 8004


5 2001 656 1345 8004
6 2001 656 1345
7 2001 656 1345
8 2001 656 1345 8004
9 2001 656 1345 8004

Jurnal Media Teknologi


Vol. 05 No. 01 Agustus 2018 59
10 2001 656 1345
11 2001 656 1345
12 2001 656 1345

Total biaya simpan 6x


4. Metode akumulasi Rp.10.000 = Rp. 60.000 +
Jumlah pemesanan dengan metode Total biaya
akumulasi terdapat banyak alternatif = Rp.320.000
kemungkinan jumlah pemesanan, mulai
dari 8.004 unit hingga 24.012 unit. Oleh c. Pemesanan 24.012 unit dengan
karena itu metode akumulasi akan menguji interval pemesanan 12 minggu
pemesanan dengan alternatif pembelian Total biaya pemesanan
sebagai berikut : 1xRp.130.000 = Rp.130.000
a. Pemesanan 8.004 unit dengan Total biaya simpan 12x
interval pemesanan 3 minggu. Rp.10.000 = Rp.120.000 +
Total biaya pemesanan Total biaya
3xRp.130.000 = Rp.390.000 = Rp.250.000
Total biaya simpan 3x
Perbandingan total biaya dari ketiga
Rp.10.000 = Rp. 30.000 +
alternatif metode akumulasi, ternyata
Total biaya
pemesanan setiap 24.012 unit
= Rp.420.000
menghasilkan biaya paling rendah, yaitu
b. Pemesanan 12.006 unit dengan
Rp.250.000.
interval pemesanan 6 minggu
Adapun nilai rekapitulasi dari ke 4 metode
Total biaya pemesanan
MRP dapat dilihat pada tabel 4.17 sebagai
2xRp.130.000 = Rp.260.000
berikut :

Tabel 4.15
Rekapitulasi Hasil Perbandingan Antara 4 Metode MRP

Aspek Akumulasi
LFL EOQ POQ 3minggu 6minggu 12minggu
Biaya pesan 1.560.000 1.950.000 390.000 390.000 260.000 130.000
Biaya simpan 0 0 40.000 30.000 60.000 120.000

Jurnal Media Teknologi


Vol. 05 No. 01 Agustus 2018 60
Total biaya 1.560.000 1.950.000 430.000 420.000 320.000 250.000
Frekuensi pemesanan 12 15 3 3 2 1
Ukuran lot pemesanan 2001 1.580 8004 8004 12.006 24.012
Waktu ancang 1 1 1 1 1 1

4.3 Analisis setiap kali pemesanan bahan baku


Setelah dilakukan pengumpulan dan langsung masuk ke proses produksi.
pengolahan data, langkah selanjutnya 2. Dari metode Akumulasi dapat
adalah melakukan penganalisaan yang disimpulkan bahwa ukuran pemesanan
bertujuan untuk mengevaluasi hasil dari bahan baku yang optimal dan ekonomis
pengolahan data. Ada metode yang dengan menggunakan metode
digunakan pada proses pengolahan data, akumulasi dengan frekuensi waktu
yaitu metode peramalan (forecasting) dan pemesanan setiap periode 12 minggu
metode Material Requirement Planning sebanyak untuk 24.012 produk dan
(MRP) dengan penentuan lot menggunakan biaya pemesanan sebesar Rp. 130.000,-,
Metode Lot For Lot (LFL), Economic biaya simpan sebesar Rp. 120.000,-
Order Quantity (EOQ), Period Order sehingga total biaya yang dikeluarkan
Quantity (POQ) dan Akumulasi. Dari hasil perusahaan sebesar Rp. 250.000,-.
analisa yang tertulis di atas dapat diketahui
Saran
hasil penganalisaan mempunyai
Adapun saran penulis terhadap hasil
kemungkinan dapat diterapkan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
kondisi yang sesungguhnya pada
Perusahaan Cor Alumunium Bintang Dua
perusahaan Cor Alumunium Bintang Dua.
diharapkan dapat lebih memperhatikan
sistem perencanaan kebutuhan bahan baku
V. Penutup
dengan lebih teliti dan terencana untuk

Simpulan kelancaran proses produksi.


Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut : Daftar Pustaka
1. Persediaan bahan baku di perusahaan
Ahyari, Agus. 1986. Manajemen Produksi
Cor Alumunium Bintang Dua belum
Pengendalian Produksi.
terlaksana dengan maksimal. Hal ini
Yogyakarta: BPFE.
terlihat dengan terbatasnya persediaan
Render, Barry dan Jay Heizer. 2001.
bahan baku yaitu sebanyak 501,5 kg,
Prinsip – prinsip Manajemen

Jurnal Media Teknologi


Vol. 05 No. 01 Agustus 2018 61
Operasi. Penerbit Salemba Empat.
Jakarta.
Assauri, Sofjan. 1999. Manajemen
Produksi dan Operasi. Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.
Rangkuti, Freddy. 2004. Manajemen
Persediaan Aplikasi di Bidang Bisnis.
Jakarta: Erlangga.
Nasution, Arman. Hakim. 2003.
Perencanaan dan Pengendalian
Produksi. Guna Widya : Surabaya
Richardus Eko Indrajit dan Richardus
Djokopranoto. 2003. Manajemen
Persediaan, Barang Umum Dan Suku
Cadang Untuk Pemeliharaan,
Perbaikan, Dan Operasi
Yamit, Zulian. 2008. Manajemen
Persediaan. Yogyakarta: Ekonisia
Fakultas Ekonomi UI.
Sumayang, Lalu. 2003. Dasar-Dasar
Manajemen Produksi dan Operasi.
Jakarta : Salemba Empat.
Baroto, Teguh. 2002. Perencanaan dan
Pengendalian Produksi. Jakarta: Ghalia
Indonesia

Jurnal Media Teknologi


Vol. 05 No. 01 Agustus 2018 62

Anda mungkin juga menyukai