Anda di halaman 1dari 34

1

Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Merica


dengan Metode Probabilistik Backorder pada PT Tamaddun Inti
Perkasa

TUGAS AKHIR

diajukan untuk menempuh ujian akhir


pada Program Studi Manajemen Logistik
Industri Elektronika
Progam Diploma 3 Manajemen Industri

Oleh

ADDIN NINA Z. IMRONA


NIM: 190102392

POLITEKNIK APP JAKARTA


KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
JAKARTA
2022
2

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kerja praktik dilakukan di PT Tamaddun Inti Perkasa pada bagian
divisi accounting dan divisi purchasing. Accounting merupakan bagian yang
bertanggung jawab dan melakukan verifikasi transaksi keuangan perusahaan,
pada bagian ini bertanggung jawab melayani pembayaran pembelian produk
perusahaan serta bertanggung jawab mengenai keluar masuknya uang
diperusahaan untuk kebutuhan operasional perusahaan. Bagian purchasing
bagian yang melakukan pengadaan bahan baku mulai dari negosiasi harga
pembelian, mediasi pembayaran, bertanggung jawab mengenai invoice, faktur,
dan purchase order.
Berdasarkan pengamatan melalui kerja praktik di PT Tamaddun Inti
Perkasa yaitu sering kali mengalami kekosongan atau out of stock pada bahan
baku merica. Merica merupakan salah satu bahan baku rempah dari produk
bumbu masak yang diproduksi PT Tamaddun Inti Perkasa. Merica ini yang
berfungsi sebagai aroma pedas bumbu tersebut. Terdapat enam periode dalam
satu tahun mengalami kekurangan bahan baku merica yang terjadi pada bulan
Januari, Februari, Juni, Juli, Agustus, September, dengan total kekurangan
1.580 kg merica. Kekurangan bahan baku merica menyebabkan perusahaan
terpaksa melakukan stop produksi sehingga perusahaan mengalami kerugian
sebesar Rp. 27.300.000 untuk gaji karyawan dan 1.207 karton produk
permintaan konsumen menjadi tertunda selama periode satu tahun di tahun
2021. Produk bumbu masak tidak dapat diproduksi apabila bahan baku merica
tidak tersedia karena merica adalah salah satu kunci aroma rempah pada semua
produk perusahaan.
PT Tamaddun Inti Perkasa belum mengunakan metode peramalan
untuk merencanakan permintaan secara pasti, hanya menggunakan perkiraan
dengan melihat stok bahan baku. Sehingga pembelian bahan baku merica
dilakukan ketika stok bahan baku merica mendekati kekosongan. Perubahan
permintaan yang berfluktuatif perlu diantisipasi dengan melakukan peramalan
atau forescasting menggunakan data historis sebagai acuan, dengan adanya
peramalan atau forecasting dapat mengetahui informasi lebih prediktif
mengenai pengendalian persediaan bahan baku.
3

Penelitian yang dilakukan oleh Rini, (2021) diketahui bahwa jumlah


permintaan produk tidak diketahui dengan pasti serta berfluktuasi pada setiap
periodenya dapat dilakukan dengan metode probabilistik back order. Dengan
penelitian tersebut PT Tamaddun Inti Perkasa dapat menggunakan metode
perhitungan tersebut untuk menyelesaikan permasalahan bahan baku merica
yang mengalami permintaan berfluktuatif.
Penyusunan Tugas Akhir digunakan untuk menjawab permasalahan
yang terjadi mengenai pengendalian persediaan bahan baku merica di PT
Tamaddun Inti Perkasa. Maka dari itu, Laporan Tugas Akhir ini diberi judul
“Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Merica dengan
Metode Probabilistik Backorder pada PT Tamaddun Inti Perkasa”.

1.2 Batasan Kerja atau Ruang Lingkup Kerja Praktik


Dalam penyusunan Tugas Akhir, adapun beberapa batasan masalah
yang dijelaskan secara rinci, sebagai berikut.
1. Kerja Praktik dilakukan mulai tanggal 8 Februari 2022 sampai 8 Mei 2021
di PT Tamaddun Inti Perkasa, Jl. Majapahit 525, Kranggan, Kota
Mojokerto, Jawa Timur.
2. Kerja Praktik yang dilakukan pada aktivitas keuangan dan pergudangan
terkhusus pembelian bahan baku.
3. Data yang digunakan adalah data permintaan bahan baku merica selama satu
tahun (Januari 2021 – Desember 2021)
4. Metode yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir adalah metode
Probabilistik Model Q dan Model P dengan ketentuan backorder.

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan permasalahan yang terjadi pada PT Tamaddun Inti
Perkasa yaitu seringkali mengalami out of stock pada bahan baku merica, maka
perumusan masalah yang akan menjadi objek kajian adalah, sebagai berikut.
1. Berapa estimasi permintaan bahan baku merica di PT Tamaddun Inti
Perkasa menggunakan metode Probabilistik?
2. Bagaimana perencanaan pengendalian persediaan bahan baku merica pada
PT Tamaddun Inti Perkasa?
4

1.4 Tujuan Tugas Akhir


Tujuan penulisan Laporan Tugas Akhir mengenai penerapan metode
Probabilistik pada persediaan bahan baku merica di PT Tamaddun Inti Perkasa
adalah, sebagai berikut.
1. Mengetahui estimasi permintaan bahan baku merica pada PT Tamaddun
Inti Perkasa dengan metode Probabilistik.
2. Mengatahui perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku merica
pada PT Tamaddun Inti Perkasa.

1.5 Manfaat Tugas Akhir


Dalam penulisan laporan dalam bentuk Tugas Akhir ini diharapkan mampu
bermanfaat bagi berbagai pihak, antara lain.
1. Bagi Politeknik APP Jakarta
a. Dapat menjadi acuan laporan tentang perencanaan pengendalian
persediaan menggunakan metode probabilistik.
b. Dapat membangun hubungan kerja sama antara perusahaan
dengan kampus.
c. Dapat menjadi referensi mengenai gambaran kerja praktik.
d. Dapat menjadi referensi penulisan laporan tugas akhir.
2. Bagi PT Tamaddun Inti Perkasa
a. Dapat menjadi pertimbangan perusahaan mengenai cara untuk
mengatasi permasalahan stock out pada PT Tamaddun Inti
Perkasa.
b. Dapat menjadi perbaikan berkelanjutan mengenai cara
melakukan peramalan pengendalian persediaan bahan baku PT
Tamaddun Inti Perkasa.
6

BAB II
STUDI PUSTAKA

2.1 Persediaan
Pada perusahaan manufaktur memiliki persediaan yang digunakan
untuk memenuhi kebutuhan.
2.1.1 Pengertian Persediaan
Menurut pandangan Heizer, J. dan Render, B., (2015)
mengemukakan bahwa “persediaan adalag salah satu asset termahal
dari banyak perusahaan, mencerminkan sebanyak 50% dari total modal
yang diinvestasikan. Manajer operasi di seluruh dunia telah menyadari
bahwa manajemen persediaan yang baik sangatlah penting. Di satu sisi,
sebuah perusahaan dapat mengurangi biaya dengan mengurangi
persediaan. Di sisi lain, produksi dapat berhenti dan pelanggan merasa
tidak puas Ketika suatu barang tidak tersedia”(Simbolon, 2021)

2.1.2 Fungsi Persediaan


Fungsi utama persediaan yaitu sebagai penyangga,
penghubung antar proses produksi dan distribusi untuk memperoleh
efisiensi. Fungsi-fungsi persediaan penting artinya dalam upaya
meningkatkan operasi perusahaan, baik yang berupa operasi internal
maupun operasi eksternal sehingga perusahaan seolah-olah dalam
posisi bebas. Sedangkan menurut pandangan Yamit, “terdapat 4 faktor
yang dijadikan sebagai fungsi perlunya persediaan”(Simbolon, 2021),
yaitu:
a. Faktor waktu, menyangkut lamanya proses produksi dan distribusi
sebelum barang jadi sampai kepada konsumen.
b. Faktor ketidakpastian waktu datang dari supplier menyebabkan
perusahaan memerlukan persediaan, agar tidak menghambat proses
produksi maupun dalam keterlambatan pengiriman kepada
konsumen.
c. Faktor ketidakpastian penggunaan dari perusahaan disebabkan oleh
kesalahan dalam peramalan permintaan, kerusakan mesin,
keterlambatan operasi, bahan cacat, dan berbagai kondisi lainnya.
d. Faktor ekonomis adalah adanya keinginan perusahaan untuk
mendapatkan alternatif biaya rendah dalam memproduksi atau
membeli item dengan menentukan jumlah yang paling ekonomis.
7

2.1.3 Jenis-Jenis Persediaan


Baridwan, mengemukakan “ada 4 jenis persediaan yaitu
sebagai berikut: Dalam perusahaan dagang, barang yang di beli dengan
tujuan akan dijual kembali diberi judul persediaan barang dagang.
Untuk perusahaan industry persediaan yang dimiliki terdiri dari
beberapa jenis yang berbeda”, (Simbolon, 2021) yaitu:
a. Bahan baku penolong Bahan baku adalah barang-barang yang akan
menjadi bagian dari produk jadi yang dengan mudah dapat diikuti
biayanya. Sedangkan bahan penolong adalah barang-barang yang
juga menjadi bagian dari produk jadi tetapi jumlahnya relative kecil
atau sulit di ikuti biayanya. Misalnya dalam perusahaan mebel,
bahan baku adalah kayu, rotan, besi siku, bahan penolong adalah
paku, dempul.
b. Supplies Pabrik Adalah barang-barang yang mempunyai fungsi
melancarkan proses produksi misalnya oli mesin, bahan pembersih
mesin.Persediaan barang jadi.
c. Barang dalam proses Adalah barang-barang yang sedang
dikerjakan (diproses). Untuk dapat dijual masih diperlukan
pengerjaan lebih lanjut.
d. Produk selesai Yaitu barang-barang yang sudah selesai dikerjakan
dalam proses produksi dan menunggu saat penjualannya.

2.2 Pengendalian Persediaan


2.2.1 Pengertian Pengendalian Persediaan
Simbolon (2021) Pengendalian persediaan merupakan suatu
model yang umum digunakan untuk menyelesaikan masalah yang
terkait dengan usaha pengendalian bahan baku maupun barang jadi
dalam suatu aktifitas perusahaan. Ciri khas dari model persediaan
adalah solusi optimalnya difokuskan untuk menjamin persediaan
dengan biaya yang serendah- rendahnya. Persediaan yang terlalu
berlebihan akan merugikan perusahaan,karena ini berarti lebih banyak
uang atau modal yang tertanam, dan biaya-biaya yang ditimbulkan
dengan adanya persediaan tersebut. Sebaliknya suatu persediaan yang
terlalu kecil akan merupakan perusahaan
Sunyoto, mengemukakan bahwa, “Sistem pengendalian
persediaan dapat didefinisikan sebagai serangkaian kebijakan
pengendalian untuk menentukan tingkat persediaan yang harus dijaga,
kapan pesanan untuk menambah persediaan harus diadakan. Sistem ini
menentukan dan menjamin tersedianya persediaan yang tepat dalam
kualitas dan waktu yang tepat”, (Simbolon, 2021).
8

2.2.2 Tujuan Pengendalian Persediaan


Simbolon, (2021) Suatu pengendalian persediaan yang
dijalankan oleh suatu perusahaan sudah tentu mempunyai tujuan-tujuan
tertentu. Pengendalian persediaan yang dijalankan untuk memelihara
terdapatnya keseimbangan antara kerugian- kerugian serta
penghematan dengan adanya suatu tingkat persediaan tertentu, dan
besarnya biaya dan modal yang dibutuhkan untuk mengadakan
persediaan tersebut. Tujuan dari pengendalian persediaan adalah untuk
memperoleh kualitas dan jumlah yang tepat dari bahan- bahan atau
barang-barang yang tersedia pada waktu yang dibutuhkan dengan
biaya-biaya yang minimum untuk keuntungan atau kepentingan
perusahaan. Assuri, mengemukakan bahwa “tujuan pengendalian
persediaan secara terperinci”, adalah sebagai usaha untuk.
a. Menjaga jangan sampai perusahaan kehabisan persediaan
sehinggadapat mengakibatkan terhentinya kegiatan produksi.
b. Menjaga agar pembentukan persediaan oleh perusahaan tidak
terlalu besaratau belebihan.
c. Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari
karena iniakan berakibat baiaya pesanan terlalu besar.

2.2.3 Fungsi Pengendalian Persediaan


Simbolon, (2021) menjelaskan bahwa fungsi utama
pengendalian persediaan adalah menyimpan untuk melayani kebutuhan
perusahaan akan barang jadi dari waktu ke waktu. Fungsi tersebut
ditentukan oleh berbagai kondisi seperti.
a. Apabila jangka waktu pengiriman bahan mentah relative lama
makaperusahaan perlu persediaan bahan mentah yang cukup
untuk memenuhkebutuhan perusahan selama jangka waktu
pengiriman.
b. Seringkali jumlah yang dibeli atau diproduksi lebih besar dari
yang dibutuhkan.
c. Apabila pemintaan barang hanya sifatnya musiman sedangkan
tingkat produksi setiap saat adalah konstan maka perusahaan
dapat melayani permintaan tersebut dengan membuat tingkat
persediaannya berfluktuas imengikuti fluktuasi permintaan.
d. Selain untuk memenuhi permintaan langganan, persediaan juga
diperlukanapabila biaya untuk mencari barang atau bahan
pengganti ataubiaya kehabisan barang atau bahan relatif besar.
9

2.3 Peramalan
Peramalan dalam dunia bisnis adalah kegiatan atau proses memprediksi
nilai masa depan berdasarkan data masa lalu. Kegiatan ini mencakup
penggunaan data historis dengan memproyeksikannya untuk masa depan yang
menggunakan jenis model matematis.

2.3.1 Pengertian Peramalan


Puiji, (2020) mengemukakan, peramalan adalah input dasar
dalam proses pengambilan keputusan manajemen operasi dalam
memberikan informasi tentang permintaan di masa mendatang
dengan tujuan untuk menentukan berapa kapasitas atau persediaan
yang diperlukan untuk membuat keputusan staffing, budget yang
harus disiapkan, pemesanan barang dari supplier dan partner dari
rantai pasok yang dibutuhkan dalam membuat suatu perencanaan.

2.3.2 Tujuan Peramalan


Yudaruddin, (2019) menjelaskan bahwa tujuan dari peramalan
adalah untuk memberikan informasi kepada para manajer yang akan
memfasilitasi pengambilan keputusan. Sedangkan menurut Puiji, (2020)
tujuan peramalan adalah untuk menentukan berapa kapasitas atau
persediaan yang diperlukan untuk membuat keputusan staffing, budget
yang harus disiapkan, pemesanan barang dari supplier dan partner dari
rantai pasok yang dibutuhkan dalam membuat suatu perencanaan.

2.3.3 Tahap peramalan


Heizer (2014) mengemukakan bahwa, “terdapat tujuh tahap dasar dalam
melakukan peramalan permintaan” (Wayan, 2018), sebagai berikut.
a. Menentukan penggunaan dari peramalan.
b. Memilih item atau kuantitas yang akan diramalkan.
c. Menentukan horizon dari peramalan.
d. Memilih model peramalan.
e. Mengumpulkan data yang ada diperlukan untuk memperoleh
peramalan.
f. Melakukan peramalan.
g. Memvasilidasi peramalan dan mengimplementasikan hasil
peramalan.
10

2.3.4 Pola Permintaan


Menurut Arnold et al (2014) bahwa “pola permintaan pada
umumnya ada 4” (Sitinjak, 2017)” sebagai berikut.
a. Kecenderungan (Trend)
Pola ini terjadi apabila permintaan memiliki kecenderungan
untuk naik atau turun terus menerus.
b. Pola Siklis (Cycle)
Permintaan terhadap sutu produk dipengaruhi oleh pola
pergerakan aktivitas ekonomi dengan siklus yang berulang
secara periodik.
c. Pola musiman (Seasonal)
Fluktuatif permintaan suatu produk dapat terjadi berulang,
secara periodik. Adanya fluktuatif permintaan ini mungkin
disebabkan oleh cuaca. Musim liburan, ataupun event tertentu
yang terjadi secara musiman.
d. Pola Horisontal
Pola terbentuk ketika rata-rata fluktuatif permintaan
tergolong kecil sebagai contoh produk yang penjualannya tidak
meningkat maupun menurun dalam waktu tertentu dapat
digolongkan sebagai pola horisontal.

2.3.5 Teknik Peramalan


Menurut Yudaruddin, (2019) Teknik peramalan dibagi menjadi 2 sebagai
berikut.
1. Peramalan Kuantitatif
Metode kuantitatif formal adalah metode peramalan yang sangat
mengandalkan alat-alat statistik. Salah satu model peramalan
kuantitatif, sebagai berikut.
a. Moving Average (MA)
Menurut Yudaruddin, (2019) Moving Average merupakan
suatu metoda peramalan dengan menggunakan data-data pada
masa lalu kemudian dijumlahkan dan melakukan perhitungan
rata-rata untuk mengetahui suatu informasi yang mungkin
akan terjadi. Metode Moving Average memiliki karakter
khusus yaitu memerlukan data historis dengan jangka waktu
tertentu dan semakin panjang waktunya maka moving average
yang akan dihasilkan akan semakin halus. Adapun rumus dari
moving average, sebagai berikut.
𝑋𝑡 +𝑋𝑡−1 +⋯+𝑋𝑡−𝑛+1
St+1= 𝑛
11

Keterangan:
St+1 = Forecasting untuk periode ke t+1
Xt = Data pada periode t
n = Data pada periode t

b. Weight Moving Average (WMA)


Menurut Solikin, (2019) Metode weight moving average
(WMA) atau metode rata-rata bergerak tertimbang yang
terlebih dahulu manajemen data menetapkan bobot dimaksud
bersifat subjektif, tergantung pada pengalaman dan ketentuan
analis data. Perhitungan metode weight movin average setiap
historis mempunyai bobot yang berbeda, bobot terbesar
diberikan pada data historis yang paling akhir dalam setiap
periode dibandingkan dengan data historis yang sebelumnya
sebab data yang paling baru merupakan data yang paling
relevan dalam forecasting. Sari, (2022) mengemukakan bahwa
metode weight moving average metode yang sama dengan
rata-rata bergerak, tetapi nilai terbaru dalam deret berkala
diberikan bobot lebih besar dalam menghitung peramalan.
Sari, (2022) mengemumakan bahwa rumus untuk menghitung
WMA adalah sebagai berikut.
∑(𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑥 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡)
WMA = ∑ 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡
Keterangan:
Dt : Data actual pada periode t
Bobot : Bobot yang diberikan untuk setiap bulan

2.4 Uji Normalitas


Sembiring, (2019) mengemukakan bahwa uji normalitas
dipergunakan untuk melihat apakah dalam sebuah data antara variabel dependen
dan variabel independen normal atau tidak. Uji normalitas ini bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki
distribusi normal. Jika pernyataan ini tidak dilakukan, maka hasil dari uji
normalitas ini akan menjadi tidak valid atau bias terutama untuk sampel yang
kecil. Menurut Fuady, (2018) mengemukakan bahwa data yang baik dan layak
untuk membuktikan model-model penelitian tersebut adalah data yang memiliki
distribusi normal. Berikut hasil uji normalitas:
12

Gambar 2. 1 Uji Normalitas

Sumber: Fuady (2018)


Dari gambar hasil uji dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar di Dari
gambar hasil uji dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal
dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa
regresi memenuhi asumsi normalitas.

2.5 Metode Probabilistik


Pulungan, (2018) mengemukakan bahwa metode pengendalian
persediaan probabilistik adalah model persediaan dengan karakteristik
permintaan dan kedatangan pesanan yang tidak diketahui secara pasti
sebelumnya, tetapi nilai ekspektasi, variansi dan pola distribusi kemungkinannya
dapat diprediksi dan didekati berdasarkan distribusi probabilitas. Terdapat tiga
metode pengendalian persediaan probabilistik, yaitu Probabilistik sederhana;
Metode P, yang memiliki aturan bahwa tiap pemesanan bersifat regular pada
rentang periode yang tetap dan kuantitas pemesanan berbeda-beda; Metode Q,
memiliki ukuran (kuantitas) pemesanan tetap untuk tiap pesanan, dan waktu
pemesanannya bervariasi. Kriteria yang digunakan dalam menentukan metode
pengendalian persediaan terbaik adalah minimasi biaya inventori total selama
horizon perencanaan. Berbagai biaya yang dipertimbangkan dalam pengelolaan
persediaan di antaranya.
1. Ongkos pembelian (Ob), yaitu harga beli/produksi per unit. Ob
merupakan perkalian antara jumlah barang yang dibeli (D) dengan harga
barang per unitnya (p)
2. Ongkos pemesanan (Op), yaitu biaya yang dikeluarkan untuk pemesanan
tiap kali pesan. Ongkos pesan merupakan perkalian antara frekuensi
pemesanan (f) dan ongkos setiap kali pemesanan barang (A).
3. Ongkos pemesanan (Op), yaitu biaya yang dikeluarkan untuk pemesanan
tiap kali pesan. Ongkos pesan merupakan perkalian antara frekuensi
pemesanan (f) dan ongkos setiap kali pemesanan barang (A).
13

4. Ongkos kekurangan persediaan (Ok), yaitu konsekuensi tidak


terpenuhinya pesanan, dapat berbentuk kekurangan dapat dipesan-ulang
(backorder) atau batal (Lost sales).
Persamaan ongkos inventori total (OT) dapat dilihat pada persamaan 1:
OT = Ob + Op + Os + Ok (1)
Dalam pengolahan digunakan beberapa asumsi untuk
menyederhanakan masalah. Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
1. Permintaan bersifat probabilistik dan berdistribusi normal.
2. Waktu antar pesanan konstan untuk setiap pemesanan, barang
datang serentak.
3. Harga barang konstan terhadap kuantitas/waktu.
4. Ongkos pesan (A) konstan untuk setiap pemesanan dan ongkos
simpan (h) sebanding dengan harga barang dan waktu
penyimpanan.
5. Ongkos kekurangan persediaan sebanding dengan jumlah
barang yang tidak dapat dilayani, atau sebanding dengan waktu
(tidak tergantung dengan jumlah kekurangan.
Dalam perhitungan probabilistik, terlebih dahulu harus dicari nilai
dari ekspektasi kekurangan permintaan yang tidak terpenuhi (N) pada
persamaan 2, karena metode ini digunakan tingkat permintaan yang
berfluktuasi dan tidak dapat diprediksi. Nilai ini merupakan fungsi
distribusi normal dari terjadinya kekurangan barang selama lead time.
N = SL.[f(Z𝛼 − 𝜑(𝑍𝛼 )] (2)
Setelah mencari nilai N, selanjutnya dapat dihitung kebijakan
inventori untuk menentukan ongkos total yang paling optimal.
Persamaan dalam kebijakan inventori meliputi ukuran lot pemesanan
(qo) pada persamaan 3, cadangan pengaman (ss) pada persamaan 4, saat
pemesanan ulang (r) pada persamaan 5.
i. Ukuran lot pemesanan ekonomis (qo)
2𝐷(𝐴+𝐶𝑢 𝑁)
Qo = √ (3)

ii. Cadangan pengaman (ss)
SS = Z𝛼S√𝐿 (4)
iii. Saat pemesanan ulang (r)
r = DL + ss (5)
Setelah diketahui kebijakan inventori, dapat dihitung tingkat
pelayanan (𝜂) seperti pada persamaan 6.
𝑁
𝜂 = 1 - 𝐷𝐿 (6)
Output dari perhitungan persediaan dengan menggunakan metode
apapun adalah untuk mencari ongkos total (OT) yang paling optimal,
14

untuk mencari ongkos total paling optimal di metode probabilistik dapat


dilihat pada persamaan 7.
𝐴𝐷 𝑞𝑜+𝑠𝑠 𝐶𝑢 𝐷𝑁
OT = Dp + +h + (7)
𝑞𝑜 2! 𝑞𝑜

2.5.1 Metode Probabilistik Model P


Menurut Pulungan, (2018) mengemukakan bahwa kebijakan
persediaan dengan model P berkaitan dengan penentuan besarnya stok
operasional yang harus disediakan beserta dengan cadangan
pengamannya. Model P memecahkan tiga permasalahan, yaitu: Jumlah
barang untuk setiap kali pemesanan (Q): Waktu pemesanan dilakukan
(T) dan besarnya cadangan pengaman (Ss). Model P diawali dengan
menentukan periode antar pemesanan (T) yang diasumsikan konstan.
Kemudian menentukan besarnya ukuran pemesanan ekonomis (qo)
untuk setiap periode T yang besarnya dapat berbeda antara tiap
pemesanan. Selanjutnya, menentukan nilai cadangan pengaman (ss)
yang harus disediakan untuk meredam permintaan dengan fluktuasi
yang tidak teratur, dengan menyeimbangkan optimasi biaya dan
pelayanan pelanggan. Model P dapat dilakukan dengan asumsi lost
sales atau back order.

2.5.1.1 Model P dengan Backorder


Pulungan, (2018) mengemukakan bahwa model ini hanya
berlaku jika kekurangan persediaan diperlakukan dengan back
order. Dalam hal ini, pengguna menunggu barang yang diminta
sampai tersedia.
1. Hitung nilai T0 pada persamaan 8.
2𝐴
T0 = √𝐷ℎ (8)
2. Hitung nilai 𝛼 dan R dengan menggunakan persamaan 9
dan 10.
𝑇ℎ
𝛼 = 𝐷ℎ (9)
𝑅 = 𝐷(𝑇𝜃 + 𝐿) + 𝑍𝛼 √𝑇 + 𝐿 (10)
3. Hitung total ongkos invetori (Or) dengan menggunakan
persamaan 11.
𝐴 𝐷𝑇 𝐶
OT=𝐷𝑝 + 𝑇 + ℎ(𝑅 − 𝐷𝐿 − )+( 𝑇𝜇 𝑁) (11)
2
4. Ulangi mulai langkah b dengan mengubah 𝑇0 = 𝑇0 + 𝛥𝑇0
i. Jika hasil (𝑂𝑇)0 baru lebih besar dari (𝑂𝑇)0 awal,
iterasi penambahan 𝑇0 dihentikan. Kemudian dicoba
dengan iterasi pengurangan (𝑇0 = 𝑇0 − 𝛥𝑇0) sampai
15

ditemukan nilai 𝑇 = 𝑇0 yang memberikan nilai ongkos


total (𝑂𝑇) ∗ minimal.
ii. Jika hasil (𝑂𝑇)0 baru lebih kecil dari (𝑂𝑇)0 awal,
iterasi penambahan (𝑇0 = 𝑇0 + 𝛥𝑇0) dilanjutkan dan
baru berhenti apabila (𝑂𝑇)0 baru lebih besar dari
(𝑂𝑇)0 yang dihitung sebelumnya. Harga 𝑇0 yang
memberikan ongkos total terkecil (𝑂𝑇) merupakan
selang waktu optimal.
2.5.1.2 Model P dengan Lost Sales
Pulungan, (2018) mengemukanan bahwa model berikut
ini hanya berlaku jika kekurangan persediaan diperlakukan
sebagai lost sales. Dalam hal ini, konsumen tidak menunggu
sampai barang tersedia. Pemakai akan pergi dan mencari barang
kebutuhannya di tempat lain. Rumus dan ketentuan iterasi
dalam perhitungan back order dan lost sales hampir sama,
perbedaanya terletak pada perhitungan α. Rumus α dalam
metode lost sales menggunakan persamaan 12.

ℎ𝑇
𝛼 = 𝐶𝑢+ℎ𝑇 (12)
20

BAB III
KERANGKA KERJA PRAKTIK

3.1 Lokasi dan Waktu Kerja Praktik


Kerja praktik dilaksanakan pada bagian accounting dan purchasing PT
Tamaddun Inti Perkasa yang merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak
di bidang food and beverage. Perusahaan berlokasi di Jl. Majapahit 525
Kranggan Mojokerto. Kerja praktik dilaksanakan selama 3 bulan, mulai 8
Februari 2022 hingga 8 Mei 2022. Jam kerja yang diterapkan pada hari senin
hingga sabtu, dengan jam kerja hari senin hingga jumat dari pukul 07.00 WIB
hingga pukul 15.00 WIB dan jam kerja hari sabtu mulai pukul 07.00 WIB
hingga pukul 12.00 WIB.

3.2 Lingkup Kerja Praktik


PT Tamaddun Inti Perkasa atau sebutan umum dengan singkatan PT.
TIP merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang food and
beverage yang memproduksi bumbu masak penyedap. PT TIP berdiri sejak
tahun 2016 dengan brand produknya adalah HALAWA. PT TIP menghadirkan
HALAWA guna memberikan solusi bagi para chef dan ibu-ibu dalam
mewujudkan keluarga sehat melalui berbagai kebutuhan dapur yang terstandart
dengan tetap mengedepankan cita rasa yang unggul dan halalan thoyiban.
Bumbu masak penyedap HALAWA merupakan bumbu masak yang dihasilkan
dari garam dengan berbagai varian rasa tanpa pengawet, tanpa pewarna buatan,
dan tanpa bahan aditif aintetis kimia berbahaya. Adapun macam-macam jenis
produk yang diproduksi oleh PT TIP adalah halawa sapi 12 gr, halawa ayam
12 gr, halawa sapi 500 gr, halawa ayam 500 gr, halawa kaldu jamur, halawa
merica bubuk, halawa tepung bumbu.
Kerja praktik dilakukan pada divisi accounting dan divisi purchasing.
Pada divisi accounting penulis bertanggung jawab dan melakukan verifikasi
transaksi keuangan perusahaan dan dibagian divisi purchasing penulis
bertanggung jawab melakukan pengadaan bahan baku mulai dari negosiasi
harga pembelian bahan baku, mediasi pembayaran, dan bertanggung jawab
mengenai menerima invoice, faktur, dan pembuatan purchase order.

3.3 Teknik Pemecahan Masalah


Teknik pemecahan masalah merupakan langkah-langkah yang urut atau
sistematis yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah yang sudah
ditemukan selama melakukan kerja praktik. Berikut merupakan alur
penyusunan laporan Tugas Akhir.
21

Gambar 3. 1 Alur Penyusunan Laporan Tugas Akhir

Mulai
Mulai

Studi Pustaka Studi Lapangan

Identifikasi Masalah

Pengumpulan Data

1. Data Primer 1. Teknik Wawancara


2. Data Sekunder 2. Teknik Observasi
3. Teknik Dokumentasi

Pengolahan Data

Usulan perbaikan

Kesimpulan dan Saran

Selesai
Selesai

Sumber : Data diolah (2022)


Berdasarkan pada diagram alir di atas berikut merupakan penjelasan dari
diagram tersebut.
1. Studi lapangan dilakukan pada divisi purchasing di PT Tamaddun Inti
Perkasa. Studi lapangan dilakukan untuk mengidentifikasi permasalahan
yang terjadi pada perusahaan. dan juga dilakukan untuk
pengimplementasian pengetahuan pelaksanaan proses kerja pada PT
Tamaddun Inti Perkasa. Studi lapangan dilakukan dengan berwawancara
langsung dengan pembimbing lapangan terkait proses dan pelaksanaan
pekerjaan yang ada pada divisi purchasing PT Tamaddun Inti Perkasa.
22

2. Setelah melakukan studi lapangan, berikutnya melakukan studi pustaka


untuk mencari referensi terkait topik Tugas Akhir serta memahami dan
mempelajari teori-teori yang dibutuhkan dalam penyusunan Tugas Akhir
dengan membaca jurnal atau artikel terkait.
3. Tahap selanjutnya melakukan identifikasi masalah. Identifikasi masalah
dilakukan dengan wawancara bersama manager production pada PT
Tamaddun Inti Perkasa, permasalahan yang terjadi pada PT Tamaddun Inti
Perkasa adalah terjadinya kekosongan bahan baku merica yang disebabkan
belum adanya penggunakan metode peramalan untuk merencanakan
permintaan bahan baku secara pasti dan pembelian dilakukan ketika stok
bahan baku mendekati kekosongan. Sehingga saat permintaan bahan baku
yang berfluktuatif mengalami keterlambatan kedatangan bahan baku.
4. Pengumpulan data merupakan Langkah yang ditempuh untuk
mengumpulkan informasi atau data. Pengumpulan data dilakukan untuk
menyelesaikan suatu permasalahan yang terjadi pada perusahaan. Dalam
penyusunan laporan tugas akhir terdapat teknik pengumpulan Berikut ini
merupakan uraian mengenai data primer dan data sekunder yang
digunakan.
a. Teknik Wawancara
Teknik wawancara merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
mendapatkan sebuah informasi, yang dimana wawancara melakukan
tanya jawab langsung dengan narasumber terkait dengan
permalasahan yang terjadi pada perusahaan. Wawancara terkait
permasalahan ini dilakukan dengan manager production, wawancara
dilakukan dengan membahas suatu perencanaan persediaan pada
perusahaan tersebut.
b. Teknik Observasi
Kegiatan pengamatan langsung dilakukan dengan mengamati
langsung terkait kegiatan pada setiap devisi dalam perusahaan, khusus
nya pada bagian gudang perusahaan, selain itu pengamatan juga
dilakukan pada produk perusahaan. Pada Teknik ini dilakukannya
pencarian suatu masalah yang terjadi pada gudang perusahaan, serta
mencari solusi terkait permasalahan yang terjadi. Data yang didapat
dari Teknik pengamatan langsung ini adalah proses pengambilan
keputusan pembelian bahan baku, serta proses aktivitas digudang
mulai dari pembuatan produk hingga produk yang keluar dijual.
c. Teknik Dokumentasi
Dokumentasi merupakan kegiatan pengambilan data yang
dilakukan dengan foto terhadap suatu kegiatan perusahaan, foto
lingkungan perusahaan, dan foto terkait data yang dibutuhkan untuk
melaksanakan penyusunan laporan Tugas Akhir
23

Berdasarkan teknik yang telah dilakukan akan mendapatkan data


primer dan data sekunder. Berikut merupakan data primer dan data
sekunder yang telah didapatkan selama kerja praktik.
1) Data Primer
Narimawati, mengemukakan bahwa, “Data primer adalah
data yang berasal dari sumber asli atau pertama” (Pratiwi, 2017).
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung oleh
penulis tanpa melalui perantara sehingga data yang didapat
berupa data mentah. Data primer yang diperoleh berdasarkan
pengamatan langsung yang mendukung dan memperoleh
informasi terkait permasalahan yang ada pada perusahaan. Data
primer yang diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak terkait
adalah masalah yang dialami oleh perusahaan.
2) Data Sekunder
Menurut Azwar mengemukakan bahwa, “data sekunder
adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung
diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya”, (Lesmana,
2017). Untuk mendapatkan data sekunder penulis mendapatkan
data tersebut melalui tangan kedua atau melalui perantara dengan
pihak yang telah mengumpulkan data tersebut. Data sekunder
yang diperoleh sebagai berikut.
a) Profil perusahaan
b) Data permintaan bahan baku merica
c) Data permintaan produk perusahaan
d) Data kekurangan bahan baku merica
e) Data kerugian gaji karyawan
f) Biaya pesan dan biaya simpan
g) Harga bahan baku merica
5. Setelah melakukan pengumpulan data, dilakukannya pengolahan data.
Berikut adalah teknik pengolahan data dan teknik Analisa yang digunakan
dalam penulisan laporan Tugas Akhir.
a. Identifikasi Data Permintaan
Identifikasi data permintaan dilakukan dengan menganalisis
data permintaan perusahaan yang telah ada. Data permintaan akan
diolah dan ditentukan pola jenis datanya untuk menentukan metode
peramalan yang tepat.
b. Menentukan Pola Permintaan
Setelah melakukan identifikasi data permintaan akan
dilakukannya penentuan pola permintaan bahan baku berdasarkan
analisis dan karakteristik perusahaan. Pola permintaan ini akan
bertujuan untuk menentukan metode peramalan yang tepat.
c. Uji Normalitas Data
24

Setelah menentukan pola permintaan, dilakukannya uji


normalitas data Uji normalitas data merupakan uji yang dilakukan
untuk mengetahui apakah sebaran data permintaan bahan baku merica
berdistribusi normal atau tidak. Sebelum melakukan perhitungan
peramalan, diperlukan uji normalitas data historis permintaan bahan
baku merica selama periode januari 2021 sampai Desember 2021
dengan bantuan software minitab.
d. Peramalan (Forecasting)
Peramalan atau forecasting metode yang membuat prediksi
informasi dengan menggunakan data historis dalam memprediksi
peristiwa pada masa mendatang. Tahapan ini dilakukan setelah
melakukan uji normalitas data

e. Kebijakan Persediaan Probabilistik Backorder


Model Probabilistik merupakan model persediaan, yang
permintaan dan kedatangannya tidak diketahui secara pasti, namun
bisa dilakukan pendekatan dengan distribusi peluang. Ketika
perusahaan mengalami kekurangan bahan baku hingga kemungkingan
mengalami stock out maka ada dua kemungkinan
6. Setelah melakukan pengolahan data, berikutnya melakukan usulan
perbaikan terkait peramalan dengan menggungakan moving average dan
weight moving average yang akan dibandingkan dengan metode
probabilistik.
7. Tahap selanjutnya merupakan tahap terakhir yaitu kesimpulan dan saran
yang bertujuan untuk menyimpulkan terkait pembahasan permasalahan
yang dibahas pada laporan Tugas Akhir .
25

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Uraian Pekerjaan
Kegiatan kerja praktik pada PT Tamaddun Inti Perkasa dilakukan mulai
8 Februari 2022 sampai dengan 8 Mei 2022. Kerja praktik dilakukan pada
divisi Accouting dan divisi Purchasing. Berikut merupakan uraian pekerjaan
yang dilakukan selama kerja praktik.
1. Membuat Invoice dan Surat Jalan
Pada aktivitas ini dilakukan dimulai dari konsumen mengirim
informasi pesanan seperti jenis produk, jumlah produk, kepada pihak
Accounting perusahaan. Pihak Accounting menyalurkan informasi
tersebut kepada Manager Production melalui WhatsApp. Selanjutnya,
pihak Accounting menunggu konfirmasi ketersediaan pesanan tersebut
dari bagian gudang yang telah ditugaskan oleh Manager Production.
Setelah menerima informasi ketersediaan pesanan tersebut. Invoice yang
telah dibuat kemudian dicetak dan ditandatangangi oleh General
Manager. Berikut merupakan invoice pada PT Tamaddun Inti Perkasa.

Gambar 4. 1 Dokumentasi Invoice


26

Sumber : PT Tamaddun Inti Perkasa (2022)

Berdasarkan gambar di atas merupakan dokumen invoice atau dokumen


tagihan pembayaran customer yang ditandatangani dan diberi cap
perusahaan oleh General Manager. Dokumen tersebut berisi informasi
terkait mengenai tanggal dan nomor invoice, alamat customer yang akan
27

dituju, jenis barang, harga jenis barang, jumlah jenis barang, dan total
tagihan pembayaran.
Setelah membuat invoice dan sudah ditandatangani oleh penyetuju
invoice dilakukannya pembuatan surat jalan. Berikut merupakan
dokumen surat jalan pada PT Tamaddun Inti Perkasa.

Gambar 4. 2 Dokumen Surat Jalan

Sumber : PT Tamaddun Inti Perkasa (2022)

Dokumen di atas merupakan dokumen Surat Jalan yang berisi


informasi terkait jenis barang, jumlah barang, nomor Surat Jalan yang
harus sesuai dengan penomoran pada dokumen Invoice, tanggal terbitnya
dokumen Surat jalan. Dokumen Surat Jalan ini akan ditandatangani oleh
tiga (3) pihak. Surat jalan akan ditandatangani dan diberi cap perusahaan
oleh Manager Production sebagai bukti disetujuinya Surat Jalan tersebut,
ditandatangani oleh pihak Accounting sebagai bukti pembuat Surat Jalan,
dan ditandatangani oleh sopir pengiriman sebagai bukti pengirim
pesanan.
2. Menerima Pembayaran Pembelian Produk
Pada aktivitas ini, pihak Accounting menerima informasi terkait
pembayaran produk yang telah dibeli oleh konsumen. Konsumen
memberikan bukti pembayaran berupa nominal pembayaran dan nomor
invoice pada bukti transfer. Berikut merupakan chat WhatsApp terkait
informasi pembayaran dari konsumen.
28

Gambar 4. 3 Bukti Informasi Pembayaran

Sumber : Sumber diolah (2022)

Berdasarkan gambar di atas berisi informasi pembayaran produk.


Konsumen memberikan bukti pembayaran berupa nominal pembayaran
untuk nomor invoice pada bukti transfer tersebut terdapat pada
komunikasi chat yang tertulis atau juga tercantum pada keterangan pada
tanda bukti transfer.
Setelah menerima informasi tersebut, pihak Accounting
mengkonfimasi dengan menyalurkan informasi tersebut bahwa pihak
konsumen tersebut telah melunasi pembayaran. Berikut merupakan bukti
konfimasi penyaluran informasi.

Gambar 4. 4 Bukti Konfirmasi Penyaluran Informasi


29

Sumber : Data diolah (2022)

Berdasarkan gambar di atas jika informasi pembayaran telah di


sampaikan oleh pihak General Manager dan disetujuinya oleh pihak
tersebut. Maka akan dilakukannya rekapitulasi pembayaran tersebut
pada data sheet perusahaan. Berikut merupakan dokumen data sheet
perusahaan.

Gambar 4. 5 Rekapitulasi pada Data Sheet Perusahaan

Sumber : PT Tamaddun Inti Perkasa (2022)

Berdasarkan dokumen data sheet di atas berisi informasi mengenai


tanggal pembayaran produk, nama konsumen, jumlah dan jenis produk,
harga jenis produk, total pembayaran produk. Setiap konsumen akan
30

memiliki dokumen data sheet yang berbeda-beda yang bertujuan untuk


rekapitulasi pembayaran terkait pelunasan dan piutang pembayaran.
3. Membuat Purchase Order
Pada aktivitas pembuatan purchase order. Pihak Purchasing
menerima arahan dari Manager Production untuk membuat purchase
order. Manager Production memberi tugas tersebut dengan memberi
informasi terkait jenis bahan baku yang dibeli, jumlah bahan baku yang
dibeli. Kemudian, bagian pihak Purchasing membuat purchase order
sesuai dengan deskripsi yang diberikan oleh Manager Production.
Berikut merupakan dokumen purchase order.

Gambar 4. 6 Dokumen Purchase Order

Sumber : PT Tamaddun Inti Perkasa (2022)

Dokumen di atas merupakan dokumen purchase order yang


diterbitkan oleh PT Tamaddun Inti Perkasa untuk supplier. Dokumen
purchase order di atas berisi informasi terkait jenis barang, jumlah
barang, harga barang, tanggal pemesanan, nomor purchase order dan
vendor yang dituju. Dokumen purchase order tersebut akan
ditandatangani dan diberi cap perusahaan oleh Manager Production.
Setelah ditandatangani dan diberi cap perusahaan oleh Manager
31

Production, dokumen tersebut akan discan dan dikirim melalui email


yang sesuai dengan vendor yang dituju oleh pihak Purchasing.
4. Melakukan Pembayaran Tagihan Pembelian Bahan Baku
Pada aktivitas ini purchasing ditugaskan oleh General Manager
untuk membayar tagihan bahan baku. Pembayaran dilakukan dengan log
in pada alat maker pembayaran perusahaan. Berikut merupakan bukti
pembayaran pada alat maker perusahaan.

Gambar 4. 7 Bukti Pembayaran pada Alat Maker Perusahaan

Sumber : PT Tamaddun Inti Perkasa (2022)

Berdasarkan gambar bukti pembayaran dengan alat maker


perusahaan di atas, bagian Purchasing menginput nominal sesuai tagihan
dan dikirim kepada nomor rekening vendor yang akan dituju dengan
memberi berita acara keterangan pembayaran. kemudian, pembayaran
tersebut akan di approve oleh General Manager dengan menggunakan
alat approver perusahaan.
5. Menginput Biaya Operasional Perusahaan (Overhead)
Pada aktivitas ini dilakukannya pencatatan setiap kali uang keluar
untuk kebutuhan perusahaan. Pencacatan overhead dilakukan pada
kertas jurnal operasional harian. Berikut merupakan dokumen jurnal
pengeluaran operasional harian pada PT Tamaddun Inti Perkasa.
32

Gambar 4. 8 Dokumen Jurnal Pengeluaran Operasional Harian

Sumber : PT Tamaddun Inti Perkasa (2022)

Berdasarkan gambar dokumen jurnal pengeluaran operasional


harian di atas berisi informasi mulai dari tanggal kegiatan, keterangan
kegiatan, bukti nota, nama pengguna, dan nominal pengeluaran uang
tersebut. pada setiap akhir bulan akan dilakukannya rekapitulasi jurnal
pengeluaran operasional harian tersebut dengan menginput pada data
sheet perusahaan. Berikut merupakan dokumen data sheet jurnal
pengeluaran operasional harian perusahaan.

Gambar 4. 9 Dokumen Data Sheet Overhead

Sumber : PT Tamaddun Inti Perkasa (2022)

Berdasarkan gambar data sheet jurnal pengeluaran operasional


harian di atas, data sheet tersebut berfungsi untuk rekapitulasi data
33

overhead perusahaan. Dokumen data sheet jurnal pengeluaran


operasional harian di atas berisi tanggal kegiatan, keterangan kegiatan,
bukti nota, nama pengguna, dan nominal pengeluaran uang tersebut.
4.2 Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah merupakan upaya menyelesaikan permasalahan


yang terjadi dengan cara mengidentifikasi masalah dan memberi solusi
penyelesaian masalah. Langkah-langkah yang harus ditempuh sebagai upaya
pemecahan permasalahan pengendalian persediaan bahan baku merica pada
PT Tamaddun Inti Perkasa adalah sebagai berikut.
4.2.1 Uraian Masalah
PT Tamaddun Inti Perkasa belum menentukan kebijakan
terkait lot pemesanan, pemesanan Kembali, dan stok pengaman pada
bahan baku diperusahaan. PT Tamaddun Inti Perkasa mengalami
kesulitan melakukan estimasi permintaan dimasa yang akan datang,
dikarenakan permintaan yang naik turun dan permintaan yang tidak
diketahui secara pasti. Hal tersebut menyebabkan bahan baku pada PT
Tamaddun Inti Perkasa mengalami stock out. Berikut merupakan data
kekurangan bahan baku merica pada periode Januari 2021 sampai
dengan Desember 2021.

Tabel 4. 1 Data Kekurangan Bahan Baku Merica

Kebutuhan Persediaan kekurangan


Bulan
(kg) (kg) (kg)
Januari 3450 1220 2230
Februari 2210 1210 1000
Maret 2150 1070 1080
April 1310 1230 80
Mei 3760 1310 2450
Juni 2780 2620 160
Juli 3440 2780 660
Agustus 1310 1310 0
September 2930 2710 220
Oktober 1920 1920 0
November 2860 2860 0
Desember 2350 1100 1250
total 23930 22350 1580

Sumber : Data diolah (2022)


34

Berdasarkan tabel data kekurangan bahan baku merica pada PT


Tamaddun Inti Perkasa di atas, dapat diketahui adanya permintaan
yang berfluktuatif. Dapat diketahui permintaan pada bulan Mei 2021
terjadi kenaikan permintaan sebesar 2450 kg bahan baku merica dari
permintaan bulan April 2021. Kemudian, terjadi penurunan
permintaan pada bulan Agustus 2021 sebesar 2130 kg bahan baku
merica dari permintaan bulan Juli 2021. Dapat disimpulkan
kekurangan selama periode Januari 2021 sampai dengan Desember
2021 sebesar 9130 kg.
Terjadinya stock out menyebabkan timbulnya kerugian biaya
gaji karyawan. Perusahaan tetap memberi gaji penuh pada setiap
karyawan. Berikut merupakan kerugian perusahaan akibat memberi
gaji penuh kepada karyawan.

Diagram 4. 1 Kerugian Stop Produksi

Kerugian Stop Produksi


Rp7,000,000
Rp6,000,000
Rp5,000,000
Rp4,000,000
Rp3,000,000
Rp2,000,000
Rp1,000,000
Rp-

Sumber : Data diolah (2022)

Dapat diketahui bahwa diagram di atas merupakan diagram


yang menjelaskan bahwa terjadinya kerugian pada bulan Maret 2021
sebesar Rp. 6.300.000 dari tujuh (7) karyawan yang diberi gaji penuh
selama 6 hari stop produksi sehinggan uang yang dikeluarkan untuk
memberi gaji penuh ketika stop produksi sebesar Rp. 6.300.000
rupiah, dengan total uang yang dikeluarkan selama periode Januari
2021 sampai Desember 2021 akibat tetap memberi gaji penuh ketika
stop produksi sebesar Rp. 27.300.000 rupiah.
Berdasarkan permasalahan yang terjadi, perusahaan harus
melakukan pemesanan Kembali untuk memenuhi kekurangan
tersebut. Upaya untuk mengatasi permasalahan kembali untuk
memenuhi kekurangan bahan baku merica tersebut perlu
dilakukannya perhitungan persediaan dan Analisa yang dapat
menghasilkan kebijakan. Pengendalian persediaan yang optimal.
Berdasarkan dengan karakteristik permalahan diatas dapat
dilakukannya perhitungan pengendalian persediaan dengan metode
Probabilistik P dengan model backorder. Metode Probabilistik P
35

dengan backorder ini dipilih berdasarkan permasalahan yang ada


terkait stock out bahan baku merica dan tertundaanya pemenuhan
permintaan konsumen pada perusahaan.

4.2.2 Pengolahan Data


1. Identifikasi Data Permintaan
Identifikasi data permintaan terkait dengan data permintaan bahan
baku merica pada PT Tamaddun Inti Perkasa. Berikut adalah data
permintaan bahan baku merica pada PT Tamaddun Inti Perkasa.

Diagram 4. 2 Tabel Permintaan Bahan Baku Merica

Bulan Kebutuhan (kg)

Januari 3450
Februari 2210
Maret 2150
April 1310
Mei 3760
Juni 2780
Juli 3440
Agustus 1310
September 2930
Oktober 1920
November 2860
Desember 2350

Sumber : Data diolah (2022)


Berdasarkan data permintaan di atas dapat diketahui
permintaan bahan baku merica di atas mengalami kenaikan menjelang
hari raya idul fitri yangada di bulan Mei dan juga mengalami kenaikan
pada hari raya idul adha di bulan juni.
2. Menentukan Pola Permintaan
Pola permintaan digunakan sebagai penentuan dalam
menggunakan metode peramalan yang akan dilakukan sebagai usulan.
Untuk menentukan. Kebijakan persediaan perusahaan dilakukkan nya
perhitungan peramalan. Berikut merupakan pola permintaan bahan
baku merica pada PT Tamanddun Inti Perkasa
36

Grafik 4. 1 Pola Permintaan Bahan Baku Merica

Permintaan Bahan Baku Merica


4000

Demand 3000
2000
1000
0

Periode

Sumber : Data diolah (2022)

Berdasarkan pola data pemintaan di atas, menurut (Baroto, 2012)


mengemukakan bahwa “pola di atas membentuk pola musiman yaitu
pola yang fluktuasi, namun brfluktuasi tersebut terlihat berulang
dalam suatu interval”. Hal ini dapat diketahui pada periode bulan Mei
terjadi kenaikan permintaan dikarenakan hari raya idul fitri dan
dibulan juli terjadi kenaikan lagi yang dikarenakan hari raya idul adha.
Berdasarkan karakteristik pola data permintaan bahan baku merica di
atas merupakan pola musiman, penggunaan metode peralaman yang
cocok dengan pola musiman yaitu moving average dan weight moving
average.
3. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan uji yang dilakukan yang bertujuan
menilai dan menentukan sebaran data yang telah dikumpulkan
berdistribusi normal atau tidak. Berikut adalah data permintaan
bahan baku merica PT Tamaddun Inti Perkasa pada periode bulan
Januari 2021 sampai dengan Desember 2021.
Gambar 4. 10 Uji Normalitas Data
37

Sumber : Data diolah (2022)

Berdasarkan hasil uji normalitas data di atas dengan


menggunakan software minitab, mendapatkan hasil rata-rata
permintaan atau nilai mean sebesar 2539, yang menghasilkan nilai
signifikan normal sebesar 0,150. Uji normalitas data dapat
disimpulkan normal ketika besaran peluang ( probabilitas) yang
diamati > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data permintaan
merica berdistribusi normal.
4. Peramalan (Forecasting)
Peramalan permintaan merupakan suatu usaha yang
mengetahui jumlah produk di masa yang akan datang yang bertujuan
untuk menentukan perkiraan kebutuhan bahan baku merica. Adapun
perhitungan metode peramalan yang sesuai untuk pola musiman
yaitu moving average 3 dan weight moving average 3. Perhitungan
peramalan tersebut, dijelaskan sebagai berikut.
1) Moving Average
Metode Moving Average merupakan perhitungan dimana
merata-rata jumlah data yang sesuai dengan periodenya kemudian
dibagi dengan jumlah periodenya tersebut. Pada pembahasan ini
yang akan digunakan adalah moving average 3, dimana nanti
hasil jumlah data yang digunakan dibagi dengan jumlah periode.
Berikut perhitungan peramalan metode Moving Average 3.

2) Weight Moving Average


Metode Weight Moving Average merupakan peningkatan
dari metode Moving Average. Pada metode Weight Moving
38

Average ini akan diberi bobot pada data historis. Pada


pembahasan ini yang akan digunakan merupakan peramalan
dengan Weight Moving Average 3, dimana pada setiap data
historisnya akan diberi bobot. Berikut perhitungan peramalan
metode Weight Moving Average 3.
39

Anda mungkin juga menyukai