Anda di halaman 1dari 35

Seminar Proposal

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU METODE


PROBABILISTIK DENGAN MODEL BACK ORDER DAN LOST SALES
(STUDI KASUS : SEMPRINT SABLON YOGYAKARTA)

Oleh :
Andi Rori Setiawan
13660021
Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN

 Proses produksi merupakan kegiatan pokok untuk setiap


perusahaan. Proses produksi sendiri mencakup kegiatan untuk
menciptakan nilai tambah suatu produk dengan mengubah input
menjadi output, dalam proses produksi perusahaan dituntut untuk
menghasilkan suatu produk berkualitas sesuai keinginan
konsumen.
 SEMPRINT Sablon merupakan usaha kecil menengah yang
bergerak di bidang sablon spanduk kain. Selain spanduk,
Semprint sablon juga memproduksi sablon kaos, payung, mug,
dan lain - lain.
Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN

 Penelitian kali ini akan berfokus pada pengendalian persediaan


bahan baku kain untuk sablon spanduk karena memiliki
permintaan yang paling banyak.
 Permasalahan yang terjadi pada perusahaan adalah sering
terjadinya kekurangan bahan baku yang mengakibatkan batalnya
permintaan atau waktu proses produksi yang lebih lama
 Permasalahan tersebut terjadi dikarenakan kurang tepatnya
penentuan safety stock dan waktu untuk melakukan pemesanan
bahan baku.
Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN

 Penelitian ini akan dilakukan pengendalian persediaan dengan


membandingkan model probabilistik sederhana, model
probabilistik P dan probabilistik Q dengan metode back order
maupun lost sales di masing – masing model.
 Pengendalian persediaan pada kasus ini fungsi tujuannya adalah
meminimalkan biaya total persediaan bahan baku berupa kain,
serta meramalkan permintaan selama 1 tahun kedepan.
Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN

Batasan Asumsi
1. Model yang digunakan untuk 1. Lead time adalah tetap setiap kali
menghitung pengendalian persediaan pemesanan bahan baku.
adalah metode probabilistik sederhana, 2. Biaya simpan merupakan hasil
p dan q dengan model yang digunakan wawancara dengan pihak administrasi.
back order dan lost sales.
3. Biaya pemesanan adalah tetap setiap
2. Produk yang dihitung adalah bahan kali melakukan pemesanan.
kain jenis Poly A
3. Data yang digunakan adalah data bulan
Januari – Desember 2019.
Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN

Rumusan Bagaimana “Pengendalian Persediaan Bahan Baku Metode Probabilistik


Masalah Dengan Meodel Back order dan Lost sales Di SEMPRINT Sablon
Yogyakarta?”
Tujuan 1. Mengetahui kesesuaian dan perbandingan total biaya antara kebijakan
perusahaan dengan model pengendalian persediaan probabilistik
sederhana, p dan q dengan metode back order dan lost sales.
2. Mengetahui nilai kuantitas pemesanan yang optimal dan safety stock
3. Mengetahui hasil peramalan permintaan bahan baku pada tahun 2020.

Manfaat 1. Bagi peneliti menerapkan ilmu yang di dapat di kuliah terhadap


dunia perusahaan.
2. Membantu perusahaan dalam menentukan metode persediaan
yang optimal.
3. Menjalin hubungan yang baik antara perusahaan dan UIN Sunan
Kalijaga selaku universitas dimana peneliti melakukan studi.
BAB II
Landasan Teori
No. Peneliti Tahun Judul Metode
1. Azriza 2011 Optimalisasi Persediaan Suku Cadang Bearing Metode pengendalian persediaan
Mesin Produksi (Studi Kasus : Pt. Riau Crumb metode SIC probabilitas Q Lost sales
Rubber Factory) dengan pemakaian suku cadang yang
tidak tetap (probabilitas)
2. Riyadi, Ali 2014 Pengendalian Persedian Bahan Baku Model Metode Probabilistik, regresi linier
Sugeng Probabilistik Untuk Meminimalkan Biaya Microsoft Excel
Persediaan (Study Kasus Di PD. Mujur Jaya)
3. Zaini, Dalhar 2016 Sistem Pendukung Keputusan Untuk Sistem Pendukung Keputusan,
Pengendalian Persediaan Bahan Baku Dengan metode probabilistic, regresi linier
Model Probabilistik Software Visual Basic 6.0, Microsoft
Office Acces
4. Sagala, Devi 2018 Pengendalian Persediaan Bahan Baku Dengan Pengendalian persediaan,
Frida Model Probabilistik Q - Back order Dan Q - Lostprobabilistic, Microsoft Excel
sales (Studi Kasus PT Dirgantara Indonesia)
5. Pulungan, 2018 Analisis Pengendalian Persediaan Menggunakan Metode probabilistic, Microsoft Excel
Dian Serena Metode Probabilistik dengan Kebijakan Backorder
dan Fatma, dan Lost sales
Erika
6. Setiawan, Andi 2020 Pengendalian Persediaan Bahan Baku Model  
Rori Probabilistik Dengan Metode Back order Dan
Lost sales (Studi Kasus Di Semprint Sablon
Yogyakarta)
BAB II
Landasan Teori
Definisi Persediaan
• Persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi barang milik perusahaan
dengan maksud untuk dijual dalam periode usaha yang normal, atau
persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan atau proses
produksi, serta barang jadi atau produk yang disediakan untuk
memenuhi permintaan dari konsumen atau langganan setiap waktu
(Werti, et al 2015).
• Persediaan (inventori), dalam konteks produksi, dapat diartikan
sebagai sumber daya menganggur (idle source). Sumber daya
menganggur ini belum digunakan karena menunggu proses lebih
lanjut. Yang dimaksud proses lebih lanjut disini dapat berupa kegiatan
produksi seperti dijumpai pada sistem manufaktur, kegiatan pemasaran
seperti dijumpai pada sistem distribusi ataupun kegiatan konsumsi
seperti pada sistem rumah tangga (Ishak, 2010).
BAB II
Landasan Teori
Tujuan Pengelolaan Persediaan
Pengelolaan persediaan sangat penting dalam kegiatan operasi perusahaan dan pengelolaan
yang baik diharapkan akan berdampak baik terhadap perusahaan. Menurut Agus Ristono
(2009:4) tujuan pengelolaan persediaan adalah sebagai berikut:
1. Untuk dapat memenuhi kebutuhan atau permintaan konsumen dengan cepat (memuaskan
konsumen).
2. Untuk menjaga kontinuitas produksi atau menjaga agar perusahaan tidak mengalami
kehabisan persediaan yang mengakibatkan terhentinya proses produksi, hal ini dikarenakan
alasan:
a. Kemungkinan barang (bahan baku dan penolong) menjadi langka sehingga sulit untuk
diperoleh.
b. Kemungkinan supplayer terlambat mengirimkan barang yang dipesan.
3. Untuk mempertahankan dan bila mungkin meningkatkan penjualan dan laba perusahaan.
4. Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari, karena dapat mengakibatkan
ongkos pesan menjadi besar.
5. Menjaga supaya penyimpanan dan emplacement tidak besar-besaran, karena akan
mengakibatkan biaya menjadi besar.
BAB II
Landasan Teori
Jenis Jenis Persediaan
Menurut Heizer & Render (2010), untuk mengakomodasi fungsi-fungsi persediaan,
perusahaan harus memelihara empat jenis persediaan, yaitu:
1. Persediaan bahan mentah Persediaan bahan mentah (raw material inventori) telah dibeli,
tetapi belum diproses. Persediaan ini dapat digunakan untuk melakukan decouple
(memisahkan) pemasok dari proses produksi.
2. Persediaan setengah jadi Persediaan setengah jadi (work in process-WIP Inventori) adalah
komponen-komponen atau bahan mentah yang telah melewati beberapa proses perubahan,
tetapi belum selesai.
3. Persediaan pasokan pemeliharaan/perbaikan/operasi Maintenance, Repair, Operating material
(MRO) adalah persediaan – persediaan yang disediakan untuk persediaan pemeliharaan,
perbaikan, operasi yang dibutuhkan untuk menjaga agar mesin-mesin dan proses-proses tetap
produktif.
4. Persediaan barang jadi Persediaan barang jadi adalah produk yang telah selesai dan tinggal
menunggu pengiriman.
BAB II
Landasan Teori
Biaya Persediaan
Tujuan manajemen persediaan adalah untuk menyediakan persediaan yang diperlukan guna
menjamin kelangsungan operasi perusahaan pada tingkat biaya yang minimal. Untuk itu
langkah pertama yang perlu dilakukan oleh manajemen adalah mengidentifikasi semua biaya
yang berkaitan dengan pembelian dan penyimpanan persediaan.
Dalam pengelolaan persediaan bahan ada dua jenis biaya yang dipertimbangkan menurut
Martono dan Harjito (2007:85) yaitu:
1. Biaya pemesanan (ordering cost) yaitu biaya 2. Biaya penyimpanan (carrying cost) yaitu
yang dikeluarkan dalam proses pemesanan biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam
suatu barang. Biaya pesan ini meliputi: rangka proses penyimpanan suatu barang atau
• Biaya selama proses pesanan bahan yang dibeli. Biaya penyimpanan ini
• Biaya pengiriman permintaan meliputi:
• Biaya penerimaan bahan a. Biaya sewa gudang
• Biaya penempatan bahan ke dalam gudang b. Biaya pemeliharaan bahan gudang
• Biaya proses pembayaran c. Biaya modal (bunga) yang diperlukan untuk
investasi barang yang disimpan
d. Biaya asuransi
e. Biaya keusangan barang (kadaluwarsa barang)
BAB II
Landasan Teori
Konsep Persediaan Probabilistik
• Metode pengendalian persediaan probabilistik adalah model persediaan dengan
karakteristik permintaan dan kedatangan pesanan yang tidak diketahui secara pasti
sebelumnya, tetapi nilai ekspektasi, variansi dan pola distribusi kemungkinannya dapat
diprediksi dan didekati berdasarkan distribusi probabilitas.
• Terdapat tiga metode pengendalian persediaan probabilistik, yaitu Probabilistik sederhana;
Metode P, yang memiliki aturan bahwa tiap pemesanan bersifat regular pada rentang
periode yang tetap dan kuantitas pemesanan berbeda-beda; Metode Q, memiliki ukuran
(kuantitas) pemesanan tetap untuk tiap pesanan, dan waktu pemesanannya bervariasi.
BAB II
Landasan Teori
Konsep Persediaan Probabilistik
Berbagai biaya yang dipertimbangkan dalam pengelolaan persediaan di antaranya :
1. Ongkos pembelian (Ob), yaitu harga beli/produksi per unit. Ob merupakan perkalian antara
jumlah barang yang dibeli (D) dengan harga barang per unitnya (p)
2. Ongkos pemesanan (Op), yaitu biaya yang dikeluarkan untuk pemesanan tiap kali pesan.
Ongkos pesan merupakan perkalian antara frekuensi pemesanan (f) dan ongkos setiap
kali pemesanan barang (A).
3. Ongkos Simpan (Os), yaitu biaya yang ditimbulkan akibat penyimpanan produk pada
periode tertentu. Ongkos simpan merupakan hasil perkalian antara jumlah inventori rata-
rata yang ada di gudang (m) dengan ongkos simpan per unit per periode (h).
4. Ongkos kekurangan persediaan (Ok), yaitu konsekuensi tidak terpenuhinya pesanan,
dapat berbentuk kekurangan dapat dipesan-ulang (backorder) atau batal (Lost sales).
Persamaan ongkos inventori total (OT) :
OT = Ob + Op + Os + Ok
BAB II
Landasan Teori
Model Persediaan Probabilistik sederhana
  Dalam perhitungan probabilistik, terlebih dahulu harus dicari nilai dari ekspektasi
kekurangan permintaan yang tidak terpenuhi (N), karena metode ini digunakan
tingkat permintaan yang berfluktuasi dan tidak dapat diprediksi. Nilai ini merupakan
fungsi distribusi normal dari terjadinya kekurangan barang selama lead time.
N = SL [f(zα) –ᴪ(zα)]
Setelah mencari nilai N, selanjutnya dapat dihitung kebijakan inventori untuk
menentukan ongkos total yang paling optimal.
1. Ukuran lot pemesanan ekonomis (qo)
𝑞𝑜 =
2. Cadangan pengaman (ss)
SS = zαS√L
BAB II
Landasan Teori
Metode Persediaan Probabilistik sederhana
 3. Saat pemesanan ulang (r)
r = DL + ss
Setelah diketahui kebijakan inventori, dapat dihitung tingkat pelayanan
=1–
Output dari perhitungan persediaan dengan menggunakan metode apapun adalah
untuk mencari ongkos total (OT) yang paling optimal, untuk mencari ongkos total
paling optimal di metode probabilistik sederhana.
𝑂𝑇 = 𝐷𝑝 + + ℎ +
BAB II
Landasan Teori
Metode Persediaan Probabilistik Model P
Kebijakan persediaan dengan model P berkaitan dengan penentuan besarnya stok
operasional yang harus disediakan beserta dengan cadangan pengamannya. Model P
memecahkan tiga permasalahan, yaitu:
1. Jumlah barang untuk setiap kali pemesanan (Q):
2. Waktu pemesanan dilakukan (T)
3. besarnya cadangan pengaman (Ss)
Model P diawali dengan menentukan periode antar pemesanan (T) yang
diasumsikan konstan. Kemudian menentukan besarnya ukuran pemesanan ekonomis
(qo) untuk setiap periode T yang besarnya dapat berbeda antara tiap pemesanan.
Selanjutnya, menentukan nilai cadangan pengaman (ss) yang harus disediakan untuk
meredam permintaan dengan fluktuasi yang tidak teratur, dengan menyeimbangkan
optimasi biaya dan pelayanan pelanggan. Model P dapat dilakukan dengan asumsi
Lost sales atau back order.
BAB II
Landasan Teori
Model P dengan back order
  Model ini hanya berlaku jika kekurangan persediaan diperlakukan dengan back
order. Dalam hal ini, pengguna menunggu barang yang diminta sampai tersedia.
1. Hitung nilai To 𝑇𝑜 =
2. Hitung nilai α dan R α = 𝑅 = 𝐷(𝑇𝑜 + 𝐿) + 𝑍𝛼𝑆
3. Hitung total onkos inventori 𝑂𝑇 = 𝐷𝑝 + + ℎ (𝑅 − 𝐷𝐿 + ) + ( 𝑥𝑁)
4. Ulangi langkah 2 dengan mengubah To = To+∆To
a. Jika hasil (OT)o baru lebih besar dari (OT)o awal, iterasi penambahan To
dihentikan. Kemudian dicoba dengan iterasi pengurangan (To = To - ∆To) sampai
ditemukan nilai T = To yang memberikan nilai ongkos total minimal.
b. Jika hasil (OT)o baru lebih kecil dari (OT)o awal, iterasi penambahan (To =
To+∆To) dilanjutkan dan baru berhenti apabila (OT)o baru lebih besar dari (OT)o
yang dihitung sebelumnya. Harga To yang memberikan ongkos total terkecil (OT)
merupakan selang waktu optimal.
BAB II
Landasan Teori
Model P dengan Lost Sales
 
Model berikut ini hanya berlaku jika kekurangan persediaan diperlakukan sebagai

Lost sales. Dalam hal ini, konsumen tidak menunggu sampai barang tersedia.

Pemakai akan pergi dan mencari barang kebutuhannya di tempat lain. Rumus dan

ketentuan iterasi dalam perhitungan back order dan lost sales hampir sama,

perbedaanya terletak pada perhitungan α. Rumus α dalam metode lost sales.

α=
BAB II
Landasan Teori
Metode Persediaan Probabilistik Model Q

Model probabilistic Q berkaitan dengan penentuan besarnya persediaan operasi

dan persediaan pengaman. Model Q ini merupakan pengembangan model

probabilistik sederhana, namun tidak menetapkan terlebih dahulu tingkat

pelayanannya. Dalam Model P tingkat pelayanannya ditentukan bersamaan dengan

optimasi ongkos. Reaksi konsumen terhadap kondisi kekurangan bahan yang terjadi

di perusahaan dapat dibagi menjadi dua, yaitu backorder dan lost sale
BAB II
Landasan Teori
Model Q dengan back order
  Terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan dalam menyelesaikan kasus back order
menggunakan model Q. Salah satu langkah yang dapat digunakan adalah langkah penyelesaian yang
di kemukakan oleh Hadley-Within.
Langkah penyelesaian dilakukan dengan menentukan nilai qo dan r, yang diperoleh dengan
langkah berikut.
1. Hitung nilai qo1 awal sama dengan nilai qo dengan persamaan.
𝑞𝑜1 =
2. Berdasarkan nilai qo1 yang diperoleh akan dapat dicari besarnya kemungkinan kekurangan
inventori
𝛼=
r1 = DL + zαS
3. Dengan demikian r1 yang diperoleh akan dapat dihitung nilai qo2
𝑞𝑜2 =
BAB II
Landasan Teori
Model Q dengan back order
 
4. Hitung kembali besarnya nilai α = hq02 / CuD dan nilai r2

r2 = DL + zαS

5. Bandingkan nilai r1 dan r2; jika harga r2 relatif sama dengan r1 iterasi selesai dan akan diperoleh r

= r2 dan qo = qo2. Jika tidak kembali ke langkah c dengan menggantikan nilai r1 = r2 dan qo1 =

qo2.

6. Ekspektasi ongkos total dapat dihitung dengan persamaan.

OT = 𝐷𝑝 + + ℎ + 𝐶𝑢 𝑥 N
BAB II
Landasan Teori
Model Q dengan Lost Sales
 
Model berikut berlaku jika kekurangan inventori diperlakukan dengan lost sales.

Konsumen tidak menunggu barang yang diminta sampai dengan tersedia. Pencarian

solusi q0* dan r* metode Hadley-Within [14]. Rumus dan ketentuan iterasi dalam

perhitungan back order dan lost sales hampir sama, perbedaanya terletak pada

perhitungan α. Rumus α dalam metode lost sales dapat dilihat pada persamaan 19.

α=
BAB II
Landasan Teori
Peramalan permintaan

• Peramalan merupakan bagian awal dari suatu pengambilan keputusan.

• Peramalan dilakukan untuk menentukan jumlah permintaan produk yang merupakan

langkah awal dari proses perencanaan dan pengendalian produksi (Ginting, 2007).

• Bermacam macam cara atau metode telah digunakan dalam usaha mendapatakan

hasil peramalan yang tepat guna. Pilihan metode peramalan harus didasarkan pada

pemahaman bagaimana hasil ramalan akan digunakan sebagai sarana pengambil

keputusan (Ginting, 2007)


BAB II
Landasan Teori
Karakteristik Peramalan yang Baik
Menurut (Ginting, 2007) dalam bukunya Sistem Produksi peramalan yang baik mempunyai beberapa
criteria yang penting, antara lain akurassi, biaya, dan kemudahan. Penjelassan dari kriteria tersebut
adalah :
• Akurasi
Akurasi dari suatu hasil peramalan diukur dengan hasil kebiasaan dan kekonsistensian peramalan
tersebut. Hasil peramalan dikatakan bias bila peramalan tersebut terlalu tinggi atau terlalu rendah
dibandingkan dengan kenyataan sebenarnya terjadi. Hasil peramalan dikatakan konsisten bila
besarnya kesalahan relatif kecil.
• Biaya
Biaya yang diperlukan dalam pembuatan suatu peramalan adalah tergantung dari jumlah item
yang diramalkan, lamanya periode peramalan, dan metode peramalan yang dipakai. Ketiga faktor
tersebut akan mempengaruhi berapa banyak data yang dibutuhkan, bagaiman pengolahan
datanya, bagaimana penyimpanan datanya, dan siapa tenaga ahli yang dibutuhkan.
• Kemudahan
Penggunaan metode peramalan yang sederhana, mudah dibuat, dan mudah diaplikasikan akan
memberikan keuntungan bagi perusahaan, namun percuma jika metode yang canggih tetapi tidak
dapat diaplikasikan pada sistem perusahaan.
BAB II
Landasan Teori
Metode Regresi Linier
  Regresi linier adalah metode statistika yang digunakan untuk membentuk model hubungan antara
variabel terikat dengan satu atau lebih variabel bebas. Analisa regresi setidaknya memiliki tiga
kegunaan yaitu untuk tujuan deskripsi dari fenomena atau kasus yang sedang di teliti, untuk tujuan
kontrol, serta untuk tujuan prediksi.
Selain itu model regresi juga digunakan untuk prediksi untuk variabel terikat. Untuk rumus regresi
adalah sebagai berikut ( Stevenson, 2005) :
Yc = a + bx
Dimana :

Yc : computed velue of dependent


x : predictor
b : slope of the line
a : value of Yc when x=0
BAB III
Tahap Awal Penelitian
Metodologi Penelitian
1. Sumber data dan Jenis Data
Dalam penelitian ini data-data yang digunakan untuk menyelesaikan masalah
terdiri dari jenis data primer dan jenis data sekunder yaitu:
a.Data primer
Yaitu data yang diperoleh secara langsung dari obyek yang diteliti. Data ini
diperoleh dengan metode wawancara dan mengadakan pengamatan langsung
ke obyek penelitian guna memperoleh dan mengetahui kejadian yang
sesungguhnya di lapangan.
b.Data sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dengan mencatat data dan
informasi dari laporan-laporan perusahaan. Data perusahaan yang dibutuhkan
diantaranya ialah data harga kain, data leadtime data permintaan, data biaya
simpan dan data biaya pemesanan.
BAB III
Tahap Awal Penelitian
Metodologi Penelitian
2. Metode Pengumpulan data
a. Observasi
Merupakan metode pengumpulan data dengan pengamatan proses secara langsung ke
perusahaan untuk mendapatkan data-data mengenai segala hal yang berkaitan dengan
masalah penelitian, yaitu melihat proses produksi, melihat persediaan bahan kain di
Perusahaan SEMprint Yogyakarta.
b. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu metode untuk mengumpulkan data dengan
mengajukan pertanyaan langsung kepada pihak-pihak yang terkait di perusahaan.
c. Studi Pustaka
Studi pustaka merupakan penunjang yang dapat mendukung dalam pengumpulan
data-data membahas objek penelitian. Studi pustaka dalam hal ini dilakukan untuk
mempelajari tema penelitian dengan literatur yang terkait dengan perencanaan dan
pengendalian persediaan bahan dan alat medis habis pakai dengan metode Continuous
Review System, Priodic Review Sysytem, dan Metode Hybrid System.
BAB III
Tahap Awal Penelitian
Metodologi Penelitian

d. Studi dokumen

Studi dokumen dilakukan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dengan mempelajari

dan mengolah dokumen yang ada di SEMprint Yogyakarta. Data-data tersebut diantaranya:

1) Data permintaan kain

2) Harga kain

3) Leadtime kain

4) Biaya kekurangan kain

5) Biaya simpan kain

6) Biaya pemesanan kain


BAB III
Pengolahan Data dan Analisis
Metodologi Penelitian
1. Tahap Penelitian
Pada tahap penelitian ini, data-data yang telah didapatkan kemudian diolah dengan metode
yang telah ditetapkan sehingga didapatkan pemecahan masalah yang dihadapi.
Langkah-langkah pada tahap pengolahan data yaitu:
a. Pengolahan Data dengan Metode Probabilistik
Metode ini akan digunakan untuk melakukan kontrol terhadap pengendalian persediaan
pada perusahaan. Metode ini digunakan karena melihat permintaan perusahaan yang fluktuatif.
Metode probabilistik memang digunakan untuk melakukan analisis pengendalian persediaan
yang memiliki permintaan berubah – ubah. Dengan menggunakan metode seperti berikut
1) Metode probabilistik sederhana,
2) Metode probabilistik P dengan model lost sales
3) Metode probabilistik P dengan model back order
4) Metode probabilistik Q dengan model lost sales
5) Metode probabilistik Q dengan model back order.
Hasil dari pengolahan akan dibandingkan dengan persediaan yang dilakukan oleh
perusahaan
BAB III
Pengolahan Data dan Analisis
Metodologi Penelitian

a. Peramalan permintaan

Penelitian kali ini menggunakan peramalan dengan metode regresi linier untuk mengetahui jumlah

permintaan yang akan datang sehingga bisa digunakan untuk menghitung jumlah pesanan yang akan

dilakukan oleh perusahaan.

b. Penghitungan menggunakan MS Excel

Ms excel digunakan untuk mempermudah perusahaan agar perusahaan mudah dalam melakukan

pengendaliaan persediaan. Ms Excel dipilih karena software ini mudah digunakan oleh siapapun.
BAB III
Pengolahan Data dan Analisis
Metodologi Penelitian

a. Peramalan permintaan

Penelitian kali ini menggunakan peramalan dengan metode regresi linier untuk mengetahui jumlah

permintaan yang akan datang sehingga bisa digunakan untuk menghitung jumlah pesanan yang akan

dilakukan oleh perusahaan.

b. Penghitungan menggunakan MS Excel

Ms excel digunakan untuk mempermudah perusahaan agar perusahaan mudah dalam melakukan

pengendaliaan persediaan. Ms Excel dipilih karena software ini mudah digunakan oleh siapapun.
BAB III
Metodologi Penelitian

Diagram Alur Penelitian


DAFTAR PUSTAKA

A. Junia. 2015. "Perbandingan metode pengendalian persediaan bahan baku model probabilistik Q dan P dengan back
order (studi kasus PT Pupuk Kujang Cikampek)," Institut Teknologi Harapan Bangsa, Bandung. `

Azriza, Optimalisasi Persediaan Suku Cadang Bearing Mesin Produksi (Studi Kasus : Pt. Riau Crumb Rubber Factory),
Skripsi, Riau: Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, 2011.

Brigham dan Huston. 2001. Manajemen Keuangan. (alih bahasa Dodo Suharto dan Herman Wibowo). Jakarta: Erlangga

F. D. Anggraini, M. A. Ilhami, & Herlina, " Penentuan persediaan bahan baku optimal menggunakan model Q dengan Lost
sales pada industri air minum dalam kemasan," Jurnal Teknik Industri Untirta, vol. 1, 2013

Freddy Rangkuti. 2007. Manajemen Persediaan: Aplikasi di Bidang Bisnis. Edisi 2 Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada

Ginting, R. (2007) Sistem Produksi. Yogyakarta: Graha Ilmu

Heizer, J., & Render, B. (2001). “Operation Management”, (6th ed.). New Jersey: Prentice Hall.

Ishak, Aulia. 2010. Manajemen Operasi. Yogyakarta: Graha Ilmu

Martono dan Harjito. 2007. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Ekonisia.


DAFTAR PUSTAKA

Pulungan, Dian Serena dan Erika Fatma. 2018. “Analisis Pengendalian Persediaan Menggunakan Metode
Probabilistik dengan Kebijakan Backorder dan Lost sales”. Volume 19, No. 1.

Ristono, Agus. 2009. Manajemen persediaan. Yogyakarta: Graha Ilmu..

Riyadi Ali Sugeng. 2014. “Pengendalian Persedian Bahan Baku Model Probabilistik Untuk Meminimalkan Biaya
Persediaan (Study Kasus Di PD. Mujur Jaya)”. Skripsi, Prodi Teknik Industri, Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga, Yogyakarta.

Stevenson, William J. (2005). Operation Management. 8 th edition. Boston: Irwin Mc Graw-Hill, Inc.

Werti,Anggun Werti., et al. 2015. “Analisis Pengendalian Persediaan Produk Oli Menggunakan Metode
Economic Order Quantity Probabilistik Dengan Model (Q,R) (Studi Kasus Di Bengkel Maju Jaya Tuban)”. Volume 4,
No. 2.

Zaini, Dalhar. 2016. “Sistem Pendukung Keputusan Untuk Pengendalian Persediaan Bahan Baku Dengan Model
Probabilistik”. Skripsi, Prodi Teknik Industri, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai