Anda di halaman 1dari 12

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Purchasing & Operation Strategy

Definisi Purchasing & Operation strategy adalah penerapan

manajemen aktif yang meliputi manajemen pengadaan dan

pengelolaan material serta manajemen biaya. Pengadaan material

meliputi proses perencanaan, Forecasting, dan eksekusi pemesanan.

(Roland Y Silitonga, 2013 : 51)

a. Definisi Menurut Filosofi

1) Menurut Sofjan Assauri, Pembelian merupakan salah satu fungsi

yang penting dalam berhasilnya suatu perusahaan. Fungsi ini

dibebani tanggung jawab untuk mendapatkan kuantitas dan

kualitas bahan bahan yang tersedia pada waktu yang ditentukan.

(Bahagia, Senator N, 2013 :11)

2) Menurut Mulyadi, aktifitas dalam pembelian barang dan

pengendalian bahan baku yang meliputi permintaan pembelian ,

pemilihan pemasok, penempatan order pembelian dan penerimaan

barang serta pencatatan transaksi. (Pujawan, I Nyoman (2014)

Supply chain management, Penerbit Guna Widya)

b. Definisi menurut keilmuan


7

1) Fungsi primer purchasing adalah pengadaan material yang diperlukan

untuk proses produksi dalam jumlah yang mencukupi, tersedia secara

tepat waktu, memenuhi standar kualitas, dengan harga beli yang wajar

(Zulfikarijah, Fein, 2012 : 60)

c. Definisi menurut OHSAS 18001 element 4.4.6

1) Pedoman pengadaan berkelanjutan adalah standar internasional

pertama untuk pengadaan berkelanjutan yang bertujuan untuk

membantu organisasi dalam memenuhi tanggung jawab keberlanjutan

mereka dengan memberikan panduan mengenai penerapan praktik dan

kebijakan pembelian yang efektif. Dalam ISO 20400 juga

mencantumkan sebagai prinsip yang harus di junjung tinggi jika

sebuah organisasi menerapkan pengadaan yang berkelanjutan termasuk

akuntabilitas, transparansi, perilaku etis. (OHSAS 18001, 4.4.6)

2. Pengendalian Persediaan Bahan Baku

Persediaan dapat di definisikan sebagai bahan yang di simpan di

dalam storage untuk kemudian di gunakan atau di jual. Persediaan

dapat berupa bahan baku untuk keperluan proses, barang – barang

yang masih dalam pengolahan dan barang jadi yang disimpan untuk

penjualan. Persediaan adalah hal yang pokok sebagai fungsi yang tepat

dari suatu usaha pengolahan / pembuatan (Produksi).

Persediaan merupakan sejumlah bahan-bahan, bagian-bagian yang

di sediakan dan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan untuk

proses produksi, serta barang-barang jadi /produk yang disediakan


8

untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau langganan setiap

waktu. Suatu aktiva yang meliputi barang barang milik perusahaan

dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang normal,

atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan/proses

ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam

suatu proses produksi.

Mengendalikan persediaan yang tepat bukan hal yang mudah,

apabila jumlah persediaan terlalu besar mengakibatkan timbulnya dana

menganggur yang besar, meningkatkan biaya penyimpanan, dan resiko

kerusakan barang yang lebih besar. Namun jika persediaan bahan

terlal8 sedikit mengakibatkan resiko terjadinya kekurangan persediaan

karena seringkali bahan/barang tidak dapat di datangkan secara

mendadak dan sebesar yang dibutuhkan, yang menyebabkan

terhentinya proses produksi, tertundanya penjualan, bahkan hilangnya

pelanggan. (Bahagia, Senator N., Sistem Inventori, Penerbit ITB,

Bandung, 2015 : 20)

3. Metode Metode Pengendalian Persediaan

Metode-metode dalam pengendalian persediaan bahan baku adalah

sebagai berikut :

1. Metode Statis, terdiri dari :

a. Metode Economic Order Quantity

Model EOQ bertujuan untuk meminimalisasi biaya

persediaan total. Metode ini merupakan model persediaan


9

klasik mengasumsikan situasi yang ideal (Kusumawardani,

2015).

b. Metode Economic Production Quantity

Model EPQ akan lebih tetap diterapkan pada perusahaan

yang pengadaan bahan baku atau komponen nya dibuat sendiri

oleh perusahaan (Bushuev, Guiffirda & Jaber, 2015)

2. Metode Dinamis, terdiri dari :

a. Metode Silver Meal

Metode Silver Meal ini dipakai masalah dimana variasi

permintaan dari suatu periode waktu ke periode waktu

berikutnya cukup tinggi. (Tiwari, dkk., 2018)

b. Least Unit Cost

Least Unit Cost (LUC) adalah metode dengan pendekatan

try and error, penentuan jumlah pesanan dengan pertimbangan

apakah pesanan dibuat sama dengan kbutuhan bersih periode

pertama atau dengan menambah untuk menutupi kebutuhan

periode-periode selanjutnya dan lain sebagainya (Tiwari,

dkk.,2018)

c. Period Order Quantity (POQ)

Metode POQ menggunakan EOI dalam menentukan

kuantitas pesanan bahan baku, dimana EOQ sebagai dasar

dalam menentukan EOI (Economic Order Interval). Pada

teknik ini, ukuran lot di tetapkan sama dengan kebutuhan aktual

dalam jumlah periode tertentu yang telah di tetaplan


10

sebelumnya (Miguella – Canela, 2018)

4. Safety Stock

Safety Stock (Persediaan Pengaman) atau sering pula disebut

sebagai persediaan besi (iron stock) adalah merupakan suatu

persediaan yang di cadangkan sebagai pengaman dari kelangsungan

proses produksi perusahaan. Dengan adanya persediaan pengaman ini

diharapkan proses produksi tidak terganggu oleh adanya

ketidakpastian bahan. Safety stock bahan adalah jumlah persediaan

bahan minimum yang harus ada di dalam storage/gudang untuk

menjaga kemungkinan keterlambatan datangnya bahan yang dibeli

agar perusahaan tidak mengalami stock out atau mengalami gangguan

kelancaran kegiaatan produksi karena habisnya bahan yang umumnya

menimbulan elemen biaya stock out. Untuk menentukan besarnya

persediaan safety stock dapat dipakai metode statistika aau metode

penaksiran langsung. (Rahmayanti & Fauzan, 2013)

5. Reorder Point

Chandradevi & Puspitasari, (2016) mengemukakan bahwa Reorder

point ialah saat atau titik dimana harus diadakan pesanan lagi

sedemikian rupa sehingga kedatangan atau penerimaan material yang

dipesan itu adalah tepat pada waktu dimana persediaan diatas safetu

stock sama dengan nol. Reorder point dapat di tetapkan dengan

berbagai cara, antara lain :

a. Menetapkan jumlah penggunaan selama lead time dan ditambah

dengan persentase tertentu


11

b. Menetapkan jumlah penggunaan selama lead time dan ditambah

dengan penggunaan selama periode tertentu sebagai safetu stock

6. Biaya Total Persediaan

Solusi Pengendaliaan perusahaan terbaik dipilih berdasarkan

beberapa alternatif solusi yang tersedia. Karena perusahaan yang

dipilih adalah perusahaan contract manufacture, yang memenuhi

jumlah permintaan yang pasti, maka tingkat layanan pelanggan sudah

pasti. Maka, untuk mencari alternatif solusi terbaik mana yang akan

dipilih dan digunakan kriteria minimasi ongkos inventori total selama

horizon perencanaan (misalnya satu tahun) Komponen biaya dihitung

menggunakan beberapa berdasarkan persamaan. ( Maulana A,

Kusmawardhani, 2015)

OT = Op + Os

Dimana : OT : Ongkos inventori total per tahun

OP : Ongkos pesan per tahun

Os : Ongkos simpan per tahun

7. Persediaan Pengaman dan Titik pemesanan kembali

Persediaan pengaman merupakan persediaan yang dusiapkan untuk

menanggulangi jika terjadi permintaan atau pemakaian alat bahan baku

yang tidak di duga karna adanya ketidakpastian tingkat permintaan dan

fluktuasi waktu tunggu, Persediaan pengaman didefinisikan sebagai


12

persediaan yang dicadangkan sebagai pengaman kelangsungan

produksi perusahaan. Dengan persediaan pengaman diterapkan

diharapkan proses produksi tidak terganggu oleh ketidakpastian

permintaan atau kedatangan bahan baku dari supplier. Sedangkan titik

pemesanan kembali, merupakan titik dimana harus dilakukan pesanan

dengan mempertimbangkan lead time, agar kedatangan material tepat

waktu dimana persediaan di atas safetu stock sama dengan nol.

Perhitungan persediaan pengaman dan titik pemesanan kembali

dilakukan menggunakan berdasarkan dengan waktu kedatangan yang

tidak seragam. (Russell & Taylor, 2013 : 21)

Persediaan Pengaman : z √ LS 2+ D2 . s 2l

Diminta : L : rata-rata lead time

S : Standar Deviasi permintaan selama lead time

Sl : Standar Deviasi lead Time

B. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam laporan seminar ini yaitu sebagai berikut:


13

Input
Input atau masukan dalam laporan ini di dapatkan dengan cara
membagikan kuesioner kepada beberapa rekan divisi Purchasing
kemudian dilakukan pengisian secara tertutup mengenai pandangan
dalam pekerjaan dan selanjutnya menentukan perencanaan dari
pekerjaan tersebut.

Process

Proses yang dilakukan dalam pembuatan laporan ini yaitu dengan cara :

1. Mengkalkulasi dan merincikan nilai dari tanggapan kuesioner


yang telah di dapat dari bagian divisi Purchasing & Stock keeper
2. Menghitung nilai Days of Inventory pada keseluruhan Inventory
PT. Rofa Food Indonesia
3. Mengaplikasikan menggunakan metode Demand Dynamic
Inventory

Output
Output atau keluaran dari pembuatan laporan ini yaitu agar dapat
mengetahui seberapa besar Over Stock dari pekerjaan yang dilakukan
oleh bagian Purchasing dan Stock Keeper, agar dapat mengetahui dan
mengendalikan persediaan bahan baku PT. Rofa Food Indonesia

Tabel 2.1 Kerangka Berpikir

C. Penelitian yang relevan


14

1. Ryo Andri Pradhana, Pengendalian persediaan oli matic dengan metode

ABC dan Safety stock Bengkel Tanjung Utama. Vol 10. No.1 ISSN

1907-0722. 2019. Jurnal FTIK. Universitas Nusantara Kediri.

Pengendalian persediaan merupakan salah satu cara yang tepat dalam

mengatasi masalah persediaan. Penelitian dilatar belakangi obseervasi

dari peneliti bahwa pengendalian persediaan produk Oli matic belum di

kelola secara optimal. Pengelolaan yang kurang efisien mengakibatkan

kehabisan stock pada barang yang di jual dan sering kesulitannya dalam

memilih barang barang yang tersedia, banyaknya stock lain yang dibeli

mengakibatkan luputnya stok barang lain yang kehabisan. Hasil dari

penelitian ini menunjukkan bahwa yang tergolong kedalam kelompok A

adalah Shell Oil Advance Ultra 4T yaitu merupakan produk yang di

prioritaskan yang perlu mendapatkan perhatian utama. Menurut

perhitungan Safety Stock dapat mengetahui persediaan pengaman untuk

mengantisipasi ketidakpastian permintaan dan kelangkaan produk

sebesar 14 unit.

2. Dany Hadi Dwi Purnomo, Farida Purnamasari, Perencanaan dan

Pengendalian Bahan baku menggunakan metode Demand Dynamic

Inventory Untuk Meminimalisir Biaya Persediaan Bahan Baku di PT UD

XYZ. Vol 13 ISSN 1907-2980. 2020. Jurnal Manajemen Industri dan

Teknologi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Proses Produksi merupakan kegiatan inti dari suatu perusahaan

manufaktur, oleh karena itu perusahaan manufaktur harus mempunyai

pelayanan, kebijakan dan kualitas produk yang dapat diandalkan guna


15

memuaskan konsumen. UD. XYZ merupakan salah satu industri

makanan yang ada di jawa timur, sebagai industri yang berkembang

seringkali mengalami kendala dalam sistem penjadwalan bahan baku

berdasarkan perkiraan intuintif. Dan belum menggunakan perhitungan

secara analitis terkait jumlah dan waktu pemesanan sehingga persediaan

khusus nya bahan baku utama yaitu tepung tapioka dan tepung terigu

tidak terkontrol dengan baik yang mengakibatkan biaya penyimpanan

yang tinggi. Dengan menggunakan metode Demand Dynamic Inventory

yang akan diterapkan pada UD. XYZ diharapkan dapat memberikan

perencanaan bahan baku yang optimum sehingga didapatkan biaya

penyimpanan yang rendah.

3. Dyah L Trenggonowati, Pengendalian Persediaan Bahan Kimia

menggunakan Pendekatan Demand Dynamic Inventory di UBOH PLTU

Banten I Suralaya PT Indonesia Power. Vol 11. No.2 ISSN 1908-0022

2019. Jurnal Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas Sultan Agung.

Persediaan merupakan aktiva suatu perusahaan dalam bentuk material.

Persediaan dapat ditemui baik dalam bentuk bahan baku, barang setengah

jadi ataupun arang jadi pada suatu perusahaan. Fungsi utama persediaan

adalah untuk menjamin kelancaran mekanisme pemenuhan barang sesuai

dengan kebutuhan sehingga perusahaan yang dikelola mencapai kinerja

yang optimum. Perencanaan persediaan dilakukan untuk menjaga tingkat

persediaan, dengan menentukan berapa banyak batas minimal tingka

persediaan yang harus dipertimbangkan. Apabila jumlah pemesanan

ulang di tetapkan terlalu rendah, maka persediaan akan habis digunakan


16

sebelum persediaan baru diterima sehingga proses produksi menjadi

terhambat. Dan jika pemesanan ulang di tetapkan terlalu tinggi, maka

saat persediaan baru diterima persediaan di gudang masih banyak.

Keadaan ini dapat mengakibatkan pemborosan biaya dan investasi yang

berlebihan. Pengendalian persediaan di lakukan dengan meramalkan

kebuthan bahan kimia untuk 1 tahun kedepan dengan menggunakan data

pemakaian bahan kimia 1 tahun sebelumnya, menghitung safety stock di

gudang dan ukuran pemesan untuk mendapatkan biaya total pemesan

terkecil.

4. Erika Fatma, Intan Indriani R, Messy Fitriana, Perencanaan Persediaan

Komponen Pada perusahaan original equipment manufacturer

menggunakan metode Persediaan Deterministik Dinamis Vol 02. No 10

ISSN 1709-029, 2019. Program Studi Manajemen Logistik Industri

Elektronika, Politeknik APP Jakarta. Persediaan merupakan cadangan

yang dibutuhkan perusahaan untuk menjamin kelancaran proses

bisnisnya. Bagi perusahaan manufaktur, ketersediaan bahan baku dan

komponen merupakan elemen penting untuk memastikan proses produksi

dilakukan sesuai target, baik kuantitas maupun kualitas. Penetuan

pemesanan bahan baku yang tidak tepat akan menimbulkan biaya

pemesanan dan biaya simpan yang besar karena tidak optimalnya ukuran

pemesanan. Sebagai perusahaan kontrak perusahaan terikat dalam jumlah

tertentu yang ditentukan oleh konsumen dalam jangka waktu tertentu,

jumlah permintaan berfluktuasi namun jumlahnya telah ditetapkan oleh

konsumennya untuk beberapa periode kedepan. Berdasarkan perumusan


17

sebelumnya dan permasalahan yang ditemui di perusahaan maka

penelitian bertujuan untuk mengetahui kebijakan pengendalian

persediaan perusahaan, yang meliputi tingkat persediaan optimum,

ukuran dan jadwal pemesanan kembali, serta persediaan pengaman yang

perlu di persiapkan perusahaan untuk mengantisipasi ktidakpastian waktu

pengiriman.

5. Lisa Hadiyanti, M. Tirtana Siregar, Penentuan Frekuensi pemesanan

bahan menggunakan metode deterministik dinamis untuk meminimalisir

biaya persediaan pada PT Xacti Indonesia. Vol 14 No. 03 2018 Jurnal

Manajemen Industri & Logistik, Politeknik Negeri APP Jakarta

Pengendalian persediaan bahan penting bagi perusahaan untuk

mengetahui jumlah frekuensi pemesanan yang tepat sehingga

meminimalisir biaya persediaan tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut

tidak mudah karena ada beberapa faktor, salah satu faktor nya adalah

mengenai masalah kelancaran produksi cara dalam penghematan biaya

produksi adalah dengan melakukan perencanaan pembelian bahan baku

dengan baik. Dalam hal ini bagian purchasing melakukan pembelian

tanpa perhitungan penjadwalan pemesanan komponen karena diketahui

perusahaan ini langsung menerima perhitungan dari Xacti Corporation

tanpa perhitungan kembali dari bagian pengadaan. Ini menyebabkan

membengkaknya biaya persediaan pada permintaan komponen kamera

lensa, Dengan metode deterministik dinamis dianalisis untuk mengetahui

perbandingan metode tersebut sehingga dapat meminimalisasi total biaya

pengadaan.

Anda mungkin juga menyukai