“PERENCANAAN AGREGAT”
Aggregate Planning (AP) adalah suatu aktivitas operasional untuk menentukan jumlah dan
waktu produksi pada waktu dimasa yang akan datang. AP juga didefinisikan sebagai usaha untuk
menyamakan antara supply dan demand dari suatu produk atau jasa dengan jalan menentukan
jumlah dan waktu input, transformasi, dan output yang tepat. Dimana keputusan AP dibuat untuk
produksi, staffing, inventory, dan backorder level.
Perencanaan Agregat (agregat planning) juga dikenal sebagai Penjadwalan Agregat adalah
Suatu pendekatan yang biasanya dilakukan oleh para manajer operasi untuk menentukan
kuantitas dan waktu produksi pada jangka menengah. Perencanaan agregat dapat digunakan
dalam menentukan jalan terbaik untuk memenuhi permintaan yang diprediksi dengan
menyesuaikan nilai produksi, tingkat tenaga kerja, tingkat persediaan, pekerjaan lembur, tingkat
subkontrak, dan variabel lain yang dapat dikendalikan. Keputusan Penjadwalan menyangkut
perumusan rencana bulanan dan kuartalan yang mengutamakan masalah mencocokkan
produktifitas dengan permintaan yang fluktuatif. Oleh karenanya perencanaan Agregat termasuk
dalam rencana jangka menengah.
Schreder (2003:243)
Menurut Schreder, Perencanaan Agregat berkenaan dengan penyesuaian tingkat penawaran
dan tingkatr permintaan atas output selama jangka waktu menengan yait sampai 12 bulan ke
depan.
Render (2004:114)
Menurut Render, Perencanaan agregat atau penjadwalan agregat adalah suatu pendekatan
untuk menentukan kuantitas dan waktu produksi pada jangka menengah (3 hingga 18 bulan ke
depan)
Wikipedia
Menurut Wikipedia, Perencanaan agregat adalah aktivitas operasional yang memiliki
rencana agregat untuk proses produksi untuk jangka waktu 3 sampai 18 bulan ke depan dan
untuk memunculkan ide terhadao manajemen seperti berapa kuantitas sumber daya material atau
lainnya yang harus diproduksi dan kapan harus diproduksi agar suapaya total biaya operasional
organisasi tetap berada pada tingkat minimum pada periode tersebut.
B. Proses Perencanaan Agregat
Dalam tiga tingkatan proses perencanaan tersebut, perencanaan agregat berada pada
tingkatan kedua yaitu Intermediate plans yang menyangkut rencana produksi / operasi
perusahaan. Perencanaan agregat membentuk keterkaitan antara perencanaan fasilitas di satu
pihak dan penjadwalan dipihak lain. Perencanaan fasilitas membatasi keputusan perencanaan
agregat.penjadwalan berkenaan dengan jangka waktu yang pendek (beberapa bulan atau kurang)
dan dibatasi oleh keputusan perencanaan agregat. Perencanaan agregat berkaitan dengan
perolehan sumber daya, sedangkan penjadwalan berkaitan denngan pengalokasian sumber daya
yang tersedia terhadap pekerjaan dan pesanan tertentu. Jadi perbedaan dasar harus dilakukan
antara perolehan sumber daya melalui penjadwalan.
Menurut Heizer dan Render (2010,p150) Sebagaimana tersirat pada istilah agregat, suatu
perencanaan agregat berarti menggabungkan sumber daya yang tepat ke dalam jangka waktu
umum atau keseluruhan. Dengan prediksi permintaan,kapasitas fasilitas, tingkat persediaan,
unkuran tenaga kerja, dan input yang saling berhubungan, perencana harus memilih tingkat
output untuk sebuah fasilitas selama 3 hingga 18 bulan mendatang. Perencanaan agregat
merupakan bagian dari sistem perencanaan produksi yang lebih besar. Oleh karena itu, sangatlah
bermanfaat untuk dapat memahami hubungan antara rencana serta beberapa factor internal dan
eksternal.
Dalam lingkungan manufaktur, proses menguraikan rencana agregat secara lebihterperinci
disebut disagregasi (disaggregation). Disagregasi menghasilkan jadwal produksi induk yang
menyediakan input bagi sistem perencanaan kebutuhan bahanbaku (MRP system). Jadwal
produksi induk menangani pembelian atau produksibagian atau komponen yang diperlukan
untuk membuat produk akhir. Jadwal kerjayang terperinci bagi orang-orang dan prioritas
penjadwalan untuk produkmenghasilkan thap akhir dari sistem perencanaan produksi.
Dalam perencanaan agregat, rencana produksi tidak menguraikan per produk namun
menyangkut berapa banyak produk yang akan dihasilkan tanpa mempermasalahkan jenis produk
tersebut. Sebagai contohnya yaitu pada perusahaan pembuat mobil, hanya memperhitungkan
berapa banyak mobil yang akan dibuat, namu bukan berapa banyak mobil dua pintu atau empat
pintu atau berapa banyak mobil berwarna merah atau biru.
Ada beberapa tehnik yang digunakan manajer operasi untuk mengembangkan rencana agregat
yang lebih bermanfaat dan lebih tepat, diantaranya:
PT. Gemah Ripah dalam periode Januari-Juni memiliki prakiraan permintaan dan data-
data produksi sbb :
Januari 900 22
Februari 700 18
Maret 800 21
April 1200 21
Mei 1500 22
Juni 1100 20
Pertanyaan :
Tentukan alternatif strategi yang mesti dipilih oleh manajemen PT. Gemah Ripah tersebut !
Pembahasan:
Kesimpulan :
Manajemen sebaiknya memilih alternatif 3 yaitu Strategi Sub kontrak dengan menggunakan TK
tetap sebanyak 8 orang karena biayanya termurah.
d) Simulasi
Suatu model computer yang dinamakan “ Penjadwalan lewat simulasi” yang
dikembangakan tahun 1966 di R.C Vergin. Pendekatan simulasi ini menggunakan
prosedur pencarian kombinasi nilai yang biayanya minimal untuk ukuran jumlah tenaga
kerja dan tingkat produksi.
Perecanaan agregat di bidang jasa lebih menekankan pada peran manajemen permintaan dan
tenaga kerja. Perencanaan agregat di bidang jasa pada umumnya dilakukan dengan mencari
kombinasidari delapan pilihan.
Pengendalian biaya tenaga kerja dalam perusahaan jasa menjadi sangat penting. Upaya
pengendalian dilakukan dengan teknik yang dianggap sukses yaitu :
1. Melakukan penjadwalan jam kerja yang ketat untuk memastikan respons cepat terhadap
permintaan pelanggan
2. Merekrut atau memberhentikan tenaga kerja siap dipanggil untuk memenuhi
permintaanyang tidak terduga
3. Fleksibilitas keterampilan pekerja individu yang memungkinkanalokasi ulang tenagakerja
yang tersedia
4. Fleksibilitas tingkat output atau jam kerja karyawan untuk memenuhi permintaan yang
meningkat.
1. Restoran
Perencanaan agregat ditujukan untuk :
a. Memperlancar tingkat produksi.
b. Menentukan jumlah tenaga kerja untuk dipekerjakan.
Pendekatan : Memerlukan penumpukkan persediaan selama periode puncak, tetapi
menggunakan tenaga kerja untuk mengakomodasi hamper seluruh perubahan permintaan.
2. Rumah Sakit
Rumah sakit menghadapi permasalahan perencanaan agregat dalam pengalokasian dana,
karyawan, dan pasokan untuk memenuhi permintaan pasien. Perencanaan yang terfokus pada
karyawan telah mendorong terciptanya kumpulan staf perawat mengambang yang baru.
4. Layanan Lain-lain
Bentuk usaha ini seperti keuangan, transportasi, jasa komunukasi dan rekreasi.
Kebanyakan usaha jasa ini memberikan output yang intangible (tidak terlihat). Perencanaan
agregat ditujukan berkaitan dengan kebutuhan sumber daya manusia dan mengelola
permintaan. Tujuannya menentukan puncak permintaan dan merancang metode secara penuh
memanfaatkan sumber daya tenaga kerja selama periode permintaan rendah.
5. Industri Penerbangan
Industri Penerbangan Perencanaan agregat pada industri penerbangan akan terdiri dari
tabel atau jadwal mengenai:
Manjemen imbal hasil atau pendapatan (yield or revenue management) merupakan proses
perencanaan agregat dalam mengalokasika sumber daya bagi pelanggan pada harga yang akan
memaksimalkan imbal hasil atau pendapatan. Gagasannya adalah menyesuiakan kurva
permintaan dengan membebankan biaya berdasarkan kesediaan pelanggan untuk membayar.
(Manajemen Operasi Jay Heizer & Barry Render hal 171).
Contoh penerapan manajemen imbal hasil adalah rantai usaha perhotelan Dellas Omni yang
menetapkan harga termahalnya (sekitar $279) pada hari kerja, tetapi memberikan diskon besar
pada akhir pekan. Ini berhubungan, apabila pada akhir pekan, pengunjung hotel akan meningkat
sehingga untuk menarik jumlah pelanggan ditawarkan harga diskon yang tinggi. Hotel Omni di
San Antonio, yang lebih merupakan tujuan wisatawan, menawarkan harga lebih rendah bagi
konsumennya di hari kerja. Ini berhungan, apabila di hari kerja maka kunjungan wisatawan akan
menurun karena bukan hari libur. Untuk mengantisipasi penurunan keuntungan maka di hari
kerja Hotel Omni menawarkan harga lebih rendah di hari kerja untuk menekan menurunnya
pengunjung di hari kerja
Supaya manajemen imbal hasil dapat berfungsi, perusahaan baru harus dapat mengelola tiga
persoalan berikut:
1. Struktur harga majemuk. Berbagai penetapan harga harus dapat diterapkan dan adil
kepada pelanggan. Seperti, harga kursi kelas VIP di kereta berbeda dengan harga kursi
kelas ekonomi dan tentunya berbeda pula kualitasnya.
2. Prediksi penggunaan dan jangka waktu. Manajer harus mempertimbangkan berapa
persediaan kursi kelas ekonomi yang disediakan di akhir pekan dan di hari kerja. Manajer
mempertimbangkan berapa banyak baju lebaran akan diproduksi di hari lebaran
dibandingkan di hari biasa.
3. Perubahan permintaan. Hal ini berarti mengelola penggunaan yang meningkat sejalan
dengan lebih banyaknya kapasitas yang terjual. Hal ini juga berarti berurusan dengan
permasalahn yang terjadi karena penetapan struktur harga mungkin tidak terlihat adil dan
logis bagi semua pelanggan. Pada akhirnya, hal ini berarti mengelola persediaan baru,
seperti kelebihan pemesanan.
DAFTAR PUSTAKA
https://nafaaa.blogspot.com/2015/06/perencanaan-agregat-di-bidang-jasa.html
https://www.pelajaran.co.id/2018/22/pengertian-ciri-sifat-fungsi-tujuan-dan-strategi-
perencanaan-agregat.html
https://maydafridayanthi.wordpress.com/2015/12/14/perencanaan-agregat-manajemen-
operasional/
http://maalikghaisan.blogspot.com/2018/03/perencanaan-agregat.html