Anda di halaman 1dari 6

Apa Itu Master Production Schedule?

MPS yang merupakan singkatan dari Master Production Schedule adalah perencanaan
jumlah dan periode waktu produksi output akhir, termasuk part pengganti dan suku cadang
dalam perusahaan industri manufaktur.

Kegiatan penjadwalan produksi induk atau MPS melibatkan serangkaian aktivitas,


seperti penyusunan dan pembaruan jadwal produksi induk (MPS), pemrosesan transaksi yang
terkait dengan MPS, pemeliharaan catatan MPS, serta evaluasi efektivitas MPS.

Jadwal induk produksi, atau MPS, berkaitan dengan proses produksi secara
keseluruhan. MPS dapat diartikan sebagai jadwal pembuatan yang diantisipasi untuk item-
item yang ditentukan oleh pembuat jadwal produksi induk.

Penting bagi MPS menjadi informasi yang dipahami oleh departemen pemasaran dan
produksi secara bersama-sama.

Bagian pemasaran juga perlu memahami informasi yang terkandung dalam MPS,
terutama yang berhubungan dengan ATP (Available To Promise), yaitu ketersediaan produk
yang dapat dijanjikan kepada pelanggan.

Manfaat Master Production Schedule

Master Production Schedule (MPS) adalah sebuah alat yang sangat berharga bagi
perusahaan manufaktur. Berikut manfaat yang diperoleh dari penerapan MPS:

1. Perencanaan yang Efisien


MPS membantu perusahaan dalam merencanakan produksi dengan lebih efisien.
Dengan mengintegrasikan permintaan pelanggan, ketersediaan bahan baku, dan kapasitas
produksi, perusahaan dapat mengoptimalkan proses produksi dan menghindari kelebihan atau
kekurangan stok.

2. Peningkatan Kepuasan Pelanggan


Dengan menggunakan MPS, perusahaan dapat merespons permintaan pelanggan
secara lebih akurat. Hal ini membantu memastikan ketersediaan produk yang tepat waktu dan
sesuai dengan kebutuhan pelanggan, meningkatkan kepuasan pelanggan dan membangun
hubungan jangka panjang.

3. Pengendalian Biaya
MPS membantu perusahaan dalam mengendalikan biaya produksi. Dengan
merencanakan produksi yang tepat, perusahaan dapat menghindari biaya yang tidak perlu
akibat stok yang berlebihan atau perubahan mendadak dalam permintaan pelanggan.

4. Efisiensi Operasional
MPS membantu perusahaan dalam mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan
kapasitas produksi. Dengan memiliki rencana yang terperinci, perusahaan dapat mengatur
jadwal produksi dengan lebih baik, menghindari konflik penjadwalan, dan meningkatkan
efisiensi operasional.

5 Input dalam Master Production Schedule

Berikut lima input dalam master production schedule:

1. Data Permintaan Total


Data total permintaan adalah sumber informasi yang digunakan dalam proses
penjadwalan Master Production Schedule (MPS).

2. Status Inventori
Status inventori mengacu pada informasi mengenai stok inventori yang tersedia untuk
penggunaan tertentu.

3. Rencana Produksi

MPS menerima informasi mengenai rencana produksi kemudian menggunakan


informasi tersebut untuk menentukan tingkat produksi, inventori, dan sumber daya lainnya
dalam rencana produksi.

4. Data Perencanaan
Data perencanaan berhubungan dengan peraturan mengenai ukuran lot yang harus
digunakan, stok pengaman, dan lead time dari setiap item yang biasanya tersimpan
dalam file.
5. Informasi dari RCPP
Informasi dari Rekapitulasi Kapasitas dan Kemampuan Sumber Daya (RCPP) tentang
kebutuhan kapasitas menjadi salah satu input bagi MPS dalam penerapannya.

Fungsi-fungsi Master Production Schedule (Jadwal Induk Produksi)

Master Production Schedule (MPS) atau Jadwal Induk Produksi memberikan rincian
yang formal dari rencana produksi dan mengkonversikannya menjadi rencana untuk
kebutuhan bahan baku, tenaga kerja dan peralatan kerja/mesin produksi. Berikut ini adalah
beberapa fungsi utama Master Production Schedule / Jadwal Induk Produksi :

1. Untuk menerjemahkan Perencanaan Agregat menjadi produk-produk akhir secara


spesifik.
2. Mengevaluasi Jadwal-jadwal alternatif.
3. Menentukan bahan-bahan produksi yang dibutuhkan.
4. Menentukan kapasitas produksi.
5. Memfasilitasi pemrosesan informasi.
6. Memanfaatkan Kapasitas dengan efektif.

Cara Membuat Master Production Schedule

Untuk membuat master production schedule yang efektif, Anda bisa mengikuti tujuh
cara berikut:

1. Memahami dan Mengidentifikasi Produk Anda

Untuk membuat MPS yang efektif, Anda perlu memiliki pemahaman mendalam
tentang produk Anda dan mendefinisikan dengan jelas kategori dan kelompok produk. Hal ini
diperlukan sebelum Anda dapat menyusun MPS. Kategorikan produk Anda dalam jenis
tertentu dan kelompokkan produk serupa bersama untuk membentuk grup produk.

2. Menentukan Waktu Pimpinan yang Dibutuhkan


Saat Anda memproduksi produk, Anda perlu mengetahui berapa lama waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan satu batch secara akurat. Pertimbangkan berapa lama setiap
komponen dalam proses produksi membutuhkan waktu, mulai dari pengumpulan bahan
hingga pengiriman produk jadi. Gabungkan komponen-komponen ini untuk mendapatkan
total waktu tunggu dari pemesanan hingga produk diterima oleh pelanggan.

3. Menilai Permintaan dan Menentukan Tingkat Produksi yang Dibutuhkan

Anda perlu menilai permintaan publik untuk produk Anda dan menghitung jumlah
produk yang perlu diproduksi dalam jangka waktu tertentu. Jika permintaan tinggi, Anda perlu
meningkatkan tingkat produksi agar berbagai jenis produk, seperti produk white label tetap
tersedia. Namun, jika permintaan rendah, tingkat produksi harus disesuaikan agar tidak
menghasilkan produk berlebihan yang sulit dijual.

4. Menyesuaikan Sumber Daya dengan Tingkat Produksi


Setelah menentukan tingkat produksi untuk setiap kategori dan kelompok produk,
perencanaan sumber daya yang diperlukan untuk memenuhinya. Pastikan ketersediaan
sumber daya yang sesuai dengan tingkat produksi yang ditetapkan. Mungkin perlu
memperluas sumber daya atau melakukan realokasi sumber daya untuk mencapai target
produksi.

5. Mengidentifikasi dan Memecahkan Kekurangan Produksi


Identifikasi bagian dalam proses produksi yang mengalami kekurangan dalam
memenuhi permintaan. Temukan solusi untuk meningkatkan laju produksi, mengoptimalkan
metode produksi, atau mengalokasikan ulang sumber daya. Menggunakan pendekatan
pragmatis untuk mengatasi masalah ini adalah penting.

6. Menggunakan Data Kuantitatif dan Kualitatif untuk Membuat MPS


Gunakan data kuantitatif dan kualitatif yang telah dikumpulkan untuk menyusun
MPS. Jadwal ini mencakup produk yang akan diproduksi, waktu tunggu yang tepat, tingkat
produksi berdasarkan permintaan, ketersediaan sumber daya, dan rencana realokasi sumber
daya. MPS ini akan menjadi panduan utama untuk seluruh operasi produksi.

7. Mengevaluasi dan Menyesuaikan MPS Selama Operasi Produksi


MPS bukan dokumen statis, melainkan harus diperbarui dan disesuaikan seiring
berjalannya operasi produksi. Evaluasi dan perubahan diperlukan jika terdapat
ketidakakuratan dalam perhitungan waktu tunggu atau prediksi kebutuhan sumber daya.
Terus monitor dan perbarui MPS saat operasi berlangsung untuk menjaga keefektifan dan
relevansinya.

Contoh Master Production Schedule

Penjahit wanita kenzo memproduksi dua jenis pesanan dalam setiap bulannya, yaitu
Gamis dan Kaos wanita, Setiap bulannya penjahit menerima orderan 20 – 50 pesanan disetiap
bulannya. Pesanan di bulan januari sebanyak 20 pakaian, lama waktu pengerjaanya tidak
menentu terkadang diberi waktu lama pengerjaan selama 2 minggu sampai 1 bulan. Untuk
jenis pakaian yang di pesan biasanya penjahit lebih banyak menerima pesanan menjahit
gamis, untuk biaya pemesanan biasanya penjahit memberikan harga 50 sampai 100 ribu
untuk gamis dan 25 sampai 50 ribu untuk kaos.
Biasanya penjahit menyediakan persediaan barang-barang yang lumayan banyak
sehingga penjahit jarang membeli persediaan sehingga dapat menghemat biaya pengeluaran.
Untuk pesanan dibulan sebelumnya sudah terselesaikan semua jadi tidak ada pekerjaan yang
terbengkalai atau tidak sesuai waktu yang diberikan.
Cara pengerjaannya dibuat sangat detail dengan cara membuiat pola, untuk satu
pakaian biasanya penjahit memerlukan satu hari untuk membuat satu pola kemudian kain
dipotong mengikuti pola.
Bahan-bahan yang digunakan tidak terlalu banyak, penjahit hanya memerlukan kain
keras, benang, kancing, karbon , lader, gunting, penggaris dan meteran. Untuk kain biasanya
pemesan yang membawa kain sendiri.
Berikut merupakan Bill of material Penjahit Kenzo untuk menjahit satu pakaian.

No Jenis Bahan Baku Jumlah Satuan


1 Benang jahit 2 Gulung
2 Kain Keras 5 Meter
3 Karbon 1 Lembar
4 Jarum 5 Buah
Untuk benang jahit, kain keras dan jarum biasanya penjahit memerlukan beberapa
macam sesuai kebutuhan, untuk benang disesuaikan dengan warna kain.
Dari hasil Master Production schedule (MPS) yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Dari hasil pengujian terhadap Master Production Schedule (MPS) pada perusahaan
penjahit wanita kenzo, dapat disimpulkan bahwa sistem ini dapat bekerja dengan baik.
2. Sistem Master Production Schedule (MPS) dapat digunakan oleh perusahaan untuk
mengatasi ketersediaan material untuk kelangsungan produksi. Dengan sistem Master
Production Schedule dapat menghindari kerugian perusahaan yang di akibatkan oleh
kekurangan atau kelebihan material.

Anda mungkin juga menyukai