Anda di halaman 1dari 9

Pengenalan

Pasar uang islam diperkenalkan oleh Bank Negara Malaysia (BNM) untuk menyediakan
system banking islami yang dapat mudah dimengerti di Negara Malaysia. Perkembangan Bank
Islam Malaysia Berhad (BIMB) ditujukan agar lebih banyak olrang menggunakanan jasa bank
Syariah dan juga mendorong bank dengan system konvensional untuk sama-sama menggunakan
system ini. BNM memperkenalkan skema pinjaman bebas bunga, yang disebut dengan Interest
Banking Scheme (IBS) yang tahap kemudiannya adalah untuk menciptakan pasar uang Syariah
yang komprehensif.

Bab ini bertujuan untuk menjelaskan pasar uang Syariah di Malaysia, yang secara teori
menyediakan rangka kerja untuk pasar. Sebagai tambahan, bab ini juga berguna untuk proses
pengajaran dan pembelajaran, juga menyediakan panduan bagia akademisi dan praktisi akan pasar
uang Syariah di Malaysia.

Karakteristik Pasar Uang Syariah

Pada bagian ini kita akan membahas 4 karrakteristik pasar uang Syariah, yang terdiri dari:

1. volume transaksi besar yang melibatkan banyak uang, sebagai contoh Islamic treasure bills
(ITB) memiliki nilai kumulatif 1,7 RMI di April 2005, sementara Bank Negara Negotiable
Note (BNNN-I) memiliki nilai sebesar 6,5 Miliar RMI.
2. Pada pasar uang Islam, terdapat risiko default yang lebih kecil dibandingkan pada pasar
uang konvensional, hal ini disebabkan karena pemerintah cenderung menyediakan struktur
kerja yang lebih aman dengan panduan yang tepat, juga beragam undang-undang yang
mendukung kedua belah pihak transaksi. Contoh dari undang-undang ini adalah panduan
Sell and Buy Back Agreements (SBBA) yang diterbitkan pada 2002 dan panduan Islamic
Negotiable Instrument (INIs).
3. Instrumen yang ditransaksikan memiliki jatuh tempo kurang dari satu tahun, karenanya
pasar uang Syariah biasanya lebih sering diperdaganhkan. Alasannya adalah karena
instrument pasar uang Syariah lebih likuid dibandingkan dengan pasar konvensional.
4. Instrumen yang diperdagangkan pada pasar mengikuti peraturan Syariah. Yang artinya
instrument-instrumen ini tidak memiliki bunga yang disebut juga sebagai riba dalam
Syariah, sementara yang digunakana adalah pembagian hasil, yang tingkatnya sudah
ditetapkan untuk mengurangi risiko konflik. Dan untuk memastikan peraturan Syariah
sudah ditepati, prinsip-prinsip islami seperti bay al-inah, qard hassan, dan mudharabah juga
al-dayn diterapkan.

Tujuan dari Pasar Uang Islami

Dalam sub-seksi ini dijelaskan peran dari pasar uang islami yang meliputi juga fungsi-
fungsinya. Pada akhir sub-seksi ini kita akan menunjukan prinsip keuangan islami yang digunakan
pada pasar uang Islam.

• Peran Pasar Uang Islami


Secara umum, pasar uang ini menggunakan pinjaman jangka pendek (<1 Tahun),
yang memiliki tujuan untuk mengurangi gap antara receipt kas dengan
menyediakan likuiditas. Karenanya pasar uang islami dapat menyediakan suntikan
dana jangka pendek untuk unit yang kekurangan uang dan di saat bersamaan dapat
menawarkan mekanisme bagi investor untuk menyimpan surplus dana mereka.
Penyediaan dari mekanisme tersebut secara umum memenuhi beberapa fungsi,
yang termasuk:
1. Menyediakan peluang investasi
Pasar uang Islami menyediakan kesempatan bagi investor dengan
dana surplus untuk menginvestasikannya di beragam insturumen islami
yang pada sifatnya sesuai dengan aturan Syariah yang berarti mengikuti
prinsip Mudharabah, bay al-datn, dan bay al-inah. Lebih dari itu, investasi
di pasar uang islami menydiakan potensi penumbuhan uang yang lebih
besar dari menyimpan uang di bank.
2. Working Capital
Menyediakan danaoperasional yang dibutuhkan bisnis dan
menyediakan pendanaan jangka pendek bagi pemerintah untuk melakukan
penagihan pajak.
3. Likuiditas

Menyediakan cara untuk mengumpulkan dana dengan


mengkonversi sekuritas mendaji asset finansial dalam bentuk kas
4. Gudang bagi dana surplus
FIrma atau institusi keuangan dapat menyimpan dana surplus di
pasar uang ini hingga mereka membutuhkannya. Dengan cara yang
sama, pasar uang islami juga menyediakan sumber pendanaan
dengan beban rendah untuk mendanai para firma.

Pasar uang islami vs Pasar uang konvensional

Pada filosofi Islami, manusia dianggap sebagai abd (hamba Allah) dimana ia harus
mengatur seluruh harta kepemilikannyadengan benar dan membayar penghasilannya sebagai zakat
atau sadaqah. Ini adalah salah satu kewajiban agar seseorang dapat dikatakan sebagai Khalifa
(perwakilan) Allah di bumi ini. Ini benar semenjak dalam Islam, Allah memiliki semua hal dalam
alam semesta ini, sementara manusia dianggap sebagai pihak yang dititipkan saja atas harta
tersebut. Karenanya pada prinsip Islami, semua pihak dianggap sebagai pihak yang dititpkan atas
harta Allah dan harus bekerja secara jujur karenanya.

Di sisi lain, pada pasar uang konvensional, manusiaa dianggap sebagai pemilik mutlak
akan harta yang dimilikinya.

Cara kedua pasar menghasilkan lab pun berbeda, pada pasar konvensional, pergerakan
tingkat bunga dapat memiliki pengaruh akan peminjam dan yang meminjamkan, sementara pada
pasar uang Islam, semnjak pembagian laba didasarkan pada penjualan, maka tingkat penjualan
baik untuk maupun rugi akan mempengaruhi tingkat penghasilan dan kompensasi yang diterima
oleh peminjam uang.

Siapa yang berpartisipasi dalam pasar uang Islami?

• Bank Negara Malaysia (BNM)


Bank Negara memperkenalkan pasar uang Islami di tahun 1983 melalui pendekatan
dua Langkah, pada tahap pertama bank ingin meyakinkan bahwa pasar uang Islami telah
memiliki tiga komponen utama dalam system perbankan yang dapat diandalkan, pada tahp
kedua Bank Negara Malaysia ingin menciptakan instrument perbankan Islami yang
dikenalkan dengan nama Islamic Bank Services (IBS).

\
• Bank Komersial
Di Malaysia, bank dapat dibagi atas 2 jenis, yaitu bank konvensional dan Bank
Islami, berbeda dibandingkan pada bank konvensional yang hanya dapat menukarkan
sertifikat deposit, Bank Islmai juga melayani iInterbank Islamic Cheque Clearing System
(ICCS) dan mudharabah Interbank Investment (MII)
• Bisnis
Instrumen keuangan Islami telah menjadi pertimbangan bagi banyak bisnis dalam
segi menyediakan dana bagi keuntungan di masa depan, karenanya Bank Islami
menyediakan dana bagi unit yang mengalami kerugian dan menyediakan pembagian bagi
surplus.
• Perusahaan Investasi
Tujuan umum dari perusahaan investasi adalah untuk “menciptakan pasar” bagi
sekuritas pasar uang dengan menyediakan persediaan uang yang dapat dibeli ataupun
dijual. Firma ini penting adanya bagi kelanjutan pasar, semenjak firma investasi membuat
jaminan bahwa surat utang yang diterbitkan memiliki likuiditas yang nyata dan bukan
hanya jaminan palsu.
• Dana Pensiun

Di Malaysia, The Employee Provided Fund (EPF) memiliki jumlah kas yang besar
di tangan karena kontribusi dari karyawan sendiri, kontribusi-kontribusi ini menandakan
pertumbuhan EPF yang stabil dari tahun ke tahunnya.

Trading Instrumen Keuangan Islami

Pembentukan pasar uang Islami di tahun 1994 telah membantu memfasilitasi pendanaan
bagi Bank Islami, anak perusahaannya yang dapat meningkatkan pendanannya dengan
menerbitkan surat utang Islami.

Dalam pasar, ada dua pihak yang terlibat, yaitu pihak deficit dan pihak surplus, berikut
penjelasannya:

• Pihak deficit
Pihak deficit adalah pihak yang membutuhkan dana tambahan dan menginginkan
dana tambahan untuk kegunaan investasi dan konsumsi.
• Pihak Surplus
Sebaliknya, pihak surplus adalah pihak yang memiliki kelebihan dana dan ingin
menggunakan dananya untuk menghasilkan lebih beasr dibandingkan dnegan dibiarkan
dan disimpan di dalam bank saja.

Mengelola Likuiditas di Pasar Uang Islam

BNM menggunakan dua (2) alat keuangan dalam mengelola likuiditas. Pertama, tender
pasar uang mudarabah (MMT). Pada bulan Agustus 1999, BNM memperkenalkan MMT untuk
lebih meningkatkan operasi MII. MMT dilakukan melalui tender penerimaan dan tender investasi.
Kedua, akad bay al-inah (BAIC). BAIC mengacu pada penerbitan Islamic paper oleh BNM untuk
menyuntikkan dana ke lembaga perbankan yang menghadapi kesulitan dalam memenuhi
kebutuhan arus kas harian mereka, terutama yang tidak dapat memenuhi suku bunga acuan
minimum di MII. Namun, kertas BAIC hanya dapat diperdagangkan antara BNM dan lembaga
perbankan yang berpartisipasi.

Ketersediaan instrument diatas dapat membantu BNM dalam menyerap dan menyuntikkan
liquiditas ke pasar uang islam secara efesien serta memungkinkan BNM untuk menggunakan
instrument yang tepat dengan keadaan yang berbeda.

Beragam instrumen pasar uang tersedia untuk memenuhi beragam kebutuhan pelaku pasar.
Satu sekuritas akan sempurna untuk satu investor; keamanan yang berbeda mungkin yang terbaik
untuk yang lain. Dengan seperti itu , karakteristik karakteristik sekuritas pasar uang syariah dan
bagaimana pelaku pasar uang syariah menggunakannya untuk mengelola likuiditasnya.

• Islamic Treasury Bills (ITB)


ITB adalah surat berharga yang dijual oleh pemerintah Malaysia dengan jatuh
tempo awal kurang dari satu tahun. Mereka sering dianggap sebagai sekuritas dengan risiko
terendah yang tersedia. Hanya bank syariah seperti BIMB dan Bank Muamalat Malaysia
Berhad (BMMB) dan dealer utama dengan IBS yang boleh mengikuti tender ITB. Namun,
lembaga perbankan konvensional maupun syariah diperbolehkan memperdagangkan ITB
di pasar sekunder. ITB akan diperdagangkan berdasarkan prinsip bay al-dayn. Bay al-dayn
mengacu pada penjualan hutang yang timbul dari transaksi dalam bentuk penjualan
pembayaran yang ditangguhkan. Perdagangan pasar sekunder ITB akan dalam hal hasil.
Oleh karena itu sistem banding yang terkait dengan Treasury Bills Malaysia juga berlaku
untuk ITB.
• Government Investment Issues (GIIs)
Sertifikat Investasi Pemerintah (GIC atau GIC) yang diperkenalkan pada tahun
1983 adalah instrumen tanpa bunga yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk
memungkinkan Bank Islam Malaysia dan lembaga lain menginvestasikan dana likuid
mereka sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Bank Islam yang diatur oleh Hukum Syariah,
tidak diizinkan untuk memiliki surat berharga pemerintah yang berbunga. Undang-Undang
Investasi Pemerintah 1983 (GIA) di mana sertifikat diterbitkan, menyediakan sertifikat
dengan jangka waktu satu tahun atau lebih untuk diterbitkan sebagai dividen alih-alih
bunga, untuk dibayarkan pada sertifikat. Pengembalian diumumkan oleh pemerintah pada
tanggal ulang tahun sertifikat. Instrumen awal yang disebut Sertifikat Investasi Pemerintah
diterbitkan berdasarkan prinsip qard hassan di mana tidak ada pengembalian yang
dikontrakkan. Akibatnya, GIC ini tidak diizinkan untuk diperdagangkan di pasar sekunder
dan penebusannya pada saat jatuh tempo. Oleh karena itu, pada bulan Juni 2001, bentuk
baru Penerbitan Investasi Pemerintah diperkenalkan berdasarkan kontrak bay al-inah.
Instrumen ini dapat diperdagangkan di pasar sekunder berdasarkan bay al-dayn dan
digunakan sebagai instrumen moneter oleh Bank Sentral. Sejak 2001, GIC meningkat
127% dan penerimaan pasar mengungkapkan volume perdagangan meningkat 15 kali lipat.
Pada bulan Maret 2005, Pemerintah memperkenalkan Penerbitan Investasi Pemerintah
berbasis keuntungan untuk menawarkan aliran pendapatan yang stabil untuk masa kerja
yang lebih lama yang mencerminkan komitmen Pemerintah dalam membangun kurva
imbal hasil benchmark Islami.

Rumus :
Price of GIC = 100 + (r X t X 100)

365
• Bank negara negotiable notes-i (BNNN-i)
Bank Negara Negotiable Notes- Islamic (BNNN-i) adalah instrumen keuangan
syariah jangka pendek untuk operasi likuiditas yang diterbitkan oleh Bank Negara
Malaysia untuk pasar uang antar bank Islam. Catatan tabungan ini didasarkan pada prinsip
bay al-inah di mana Bank Negara Malaysia menawarkan aset (dalam bentuk saham yang
terdaftar di Bursa Malaysia) untuk dibeli oleh lembaga keuangan yang memenuhi syarat
yang diizinkan untuk memperdagangkan instrumen keuangan Islam. Bank Negara akan
membeli kembali uang kertas ini dengan nilai nominal masing-masing RM1 juta. Uang
kertas ini diperkenalkan pada tahun 1999. Waktu dan jumlah penerbitan BNNN-i
didasarkan pada keputusan Bank Negara. . Mirip dengan sertifikat investasi pemerintah,
catatan ini diterbitkan berdasarkan transaksi tanpa naskah. Hanya catatan pembelian seperti
nama pembeli dan jumlah yang dibeli yang didokumentasikan. Transaksi wesel ini di pasar
sekunder didasarkan pada prinsip bay al-dayn.

• Islamic negotiable instruments


Pesatnya perkembangan perbankan syariah telah mempercepat kebutuhan untuk
menciptakan Negotiable Instruments of Deposits (NID) versi Islami. Ada dua jenis NID.
Yang pertama adalah Islamic Negotiable Instruments (INI), disusun berdasarkan konsep
bay bithaman ajil untuk Negotiable Islamic Debt Certificate (NIDC). Kedua, Islamic
Negotiable Instruments (INI) yang disusun berdasarkan konsep mudharabah untuk Islamic
Negotiable Instruments of Deposits (INID).
Pengoperasian NIDC dibagi menjadi sepuluh tahap:
1. Nasabah yang ingin membeli NIDC mendatangi bank.
2. Bank menjual asetnya (saham) secara tunai kepada nasabah.
3. Pelanggan membayar harga pembelian secara tunai.
4. Bank mentransfer aset kepada nasabah.
5. Secara bersamaan, nasabah menjual kembali asetnya kepada bank secara kredit
dimana harga jualnya lebih tinggi dari harga belinya.
6. Selisih antara harga jual dan harga beli merupakan investasi nasabah.
7. Lembaga perbankan menerbitkan NIDC berdasarkan syahadat al-dayn kepada
nasabah sebagai bukti utang lembaga perbankan kepada nasabah.
8. Pembayaran ditangguhkan ke tanggal yang disepakati di masa depan.
9. Jangka waktu yang ditangguhkan adalah jangka waktu investasi oleh nasabah
seperti dalam praktek rekening investasi dan pada saat jatuh tempo.
10. Nasabah akan menunjukkan NIDC kepada bank dan menerima nilai nominal
NIDC.

Ilustrasi NIDC

Misalnya, seorang pelanggan ingin menempatkan RM1 juta di NIDC dengan bank Islam.
Dalam transaksi ini, bank menjual aset tertentu senilai RM1 juta (seperti sertifikat saham) kepada
pelanggan. Akibatnya bank sekarang mengamankan RM1 juta sebagai deposit baru. Nasabah
kemudian menjual kembali surat saham tersebut ke bank dengan harga yang ditangguhkan, yaitu
berdasarkan tingkat keuntungan (misalnya) 7,5% untuk jangka waktu 6 bulan. Harga jual
RM1.037.500 di mana pelanggan mendapat RM37.500. Penerbitan NIDC dilakukan sebagai bukti
dari RM1.037.500 hutang bank kepada pelanggan. Setelah jatuh tempo, NIDC dapat ditukarkan
dengan nilai nominal di mana pelanggan mendapatkan kembali deposit RM1 juta, ditambah
keuntungan RM37.500.

Ilustrasi INID

Pada hari pertama, nasabah mendekati bank syariah dengan mengatakan RM1 juta sebagai
penempatan deposit. Bank Islam menerima deposit dan menerbitkan INID RM1 juta dengan
beberapa syarat: tenor: 6 bulan; rasio bagi hasil: 80:20 (80% kepada pelanggan; dan dividen
dibayarkan setiap tiga bulan. Pada hari ke 180, pelanggan menyerahkan INID yang telah jatuh
tempo kepada bank syariah. Bank syariah mengumumkan tingkat dividen bersih sebesar 7,5% per
tahun ( tingkat dividen kotor 9,375%) dan membayar pelanggan RM1.018.750 di mana RM18.750
adalah dividen yang diterima untuk periode dividen terakhir.

Islamic accepted bill (IAB)

IAB adalah wesel, yang ditarik oleh bank dan diterima oleh pembeli, sehingga
menimbulkan hutang kepada bank. Bank, pada gilirannya, dapat menjual IAB di pasar sekunder
dengan nilai diskon di bawah konsep bay aldayn. IAB dapat dibagi menjadi dua: IAB-Impor atau
Pembelian dan IABEkspor Penjualan.

Murabahah formula

[1+{r x t}]

SP=FV

36500

Sales of IAB in the secondary market:

[1+{r x t}]

PP= FV

36500

Bay al-dayn rumus:

[1+{rxt}]

MV=FV

36500

Green Banker Acceptance (GBA)

Bank dapat membeli BA yang diterbitkan oleh bank lain (termasuk bank konvensional)
asalkan BA yang “halal”. Untuk dianggap "halal" BA harus;

• Ekspor atau penjualan BA.


• Ditarik untuk membiayai barang atau komoditas “halal”

Formula:

Market price = F (1- [r x t/365])

Anda mungkin juga menyukai