Anda di halaman 1dari 6

PRINSIP OPERASIONAL BANK SYARIAH

A. Tujuan Sistem Perbankan


Bank Syariah adalah Bank yang aktivitasnya meninggalkan masalah riba.
Dengan penghindaran bunga yang dianggap riba merupakan salah satu tantangan yang
dihadapi oleh dunia perbankan syariah, belakangan ini para ekonomi muslim telah
mencurahakan perhatian besar, guna menemukan cara untuk menggantikan sistem
bunga dalam transaksi perbankan.
Dalam sejarah bank-bank yang telah ada selalu dirasakan mengalami
kegagalan menjalankan fungsi utamanya, yaitu menjembatani antara pemiliki modal
atau kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana, maka dibentuklah bank-
bank islam dengan tujuan sebagai berikut :
a. Mengarahkan kegiatan ekonomi umat untuk bermuamalah secara islami agar
terhindar dari praktek riba.
b. Menjalankan bisnis dan aktivitas perdagangan yang berbasis pada perolehan
keuntungan yang sah menurut islam.
c. Menghindari bunga bank uang yang dilaksanakan bank konvensional.
d. Mendidik dan membimbing masyarakat untuk berpikir secara ekonomis,
berprilaku bisnis dalam meningkatkan kualitas hidup mereka.
e. Menghindari Al Iktinaz yaitu menahan uang dan membiarkannya menganggur
dan tidak berputar.
f. Untuk membantu menanggulangi masalah kemiskinan yang pada umunya
merupakan program utama Negara yang sedang berkembang.
g. Untuk menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi dengan jalan meratakan
pendapatan melalui kegiatan investasi.
h. Berusaha membuktikan bahwa konsep perbankan syariah menurut syariat
islam dapat dioperasikan, tumbuh dan berkembang melebihi sistem bank-bank
lain.

B. Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam


Menurut Metwally ( dalam Zaenal Arifin, 2002), Prinsip-prinsip ekonomi
islam secara garis besar dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Sumber daya dipandang sebagai amanah Allah kepada manusia sehingga
pemanfaatannya haruslah bisa dipertanggungjawabkan di akhirat kelak.
Implikasinya adalah manusia harus menggunakannya dalam kegiatan yang
bermanfaat bagi dirinya dan orang lain.
2. Kepemilikan pribadi diakui dalam batas-batas tertentu yang berhubungan
dengan kepentingan masyarakat dan tidak mengakui penadapatan yang
diperoleh secara tidak sah.
3. Bekerja adalah kekuataan penggerak utama kegiatan ekonomi islam. Islam
mendorong manusia untuk bekerja dan berjuang untuk mendapatkan
materi/harta dengan berbagai cara, asalkan mengikuti aturan yang ditetapkan.

1
4. Kepemilikan kekayaan tidak boleh hanya dimiliki segelintir orang kaya dan
harus berperan sebagai capital produktif yang akan meningkatkan besaran
produk nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakaat.
5. Islam menjamin kepemilkan masyarakat dan penggunaannya dialokasikan
untuk kepentingan orang banyak.
6. Seorang muslim harus tunduk pada allah dan hari pertanggung jawaban di
akhirat.
7. Zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi batas (nisab).
8. Islam melarang riba dalam segala bentuknya.

C. Pandangan Islam Terhadap Uang


Islam membicarakan uang sebagai sarana penukar dan penyimpan nilai tetapi
uang bukanlah barang dagangan. Pada zaman rasulullah SAW orang perlu memahami
kebijakan yang dibuat rasulullah bahwa tidak hanya mengumumkan bunga atas
pinjaman sebagai sesuatu yang tidak sah tetapi juga melarang pertukaran uang dan
beberapa benda bernilai lainnya untuk pertukaran yang tidak sama jumlahnya, serta
menunda pembayaran jika barang dagangan atau mata uangnya adalah sama, efeknya
adalah mencegah bunga uang yang masuk ke sistem ekonomi melalui cara yang tidak
diketahui.
di dalam ekonomi islam uang bukanlah modal, sementara ini kita terkadang
salah kaprah menempatkan uang dan uang kita sama kan artinya dengan modal. Uang
adalah khalayak/public goods masyarakat luas dan uang bukanlah barang monopoli
seseorang. jadi semua orang berhak untuk memilki uang yang berlaku pada suatu
Negara, Sementara modal adalah barang pribadi atau orang per orangan.
a. Dinar dan Dirham sebagai mata uang dalam islam
Umat islam telah akrab dengan mata uang yang terbuat dari emas disebut
dinar dan mata uang yang terbuat dari perak disebut dirham. Mata uang ini
telah digunakan secara praktis sejak kelahiran islam hingga runtuhnya khalifah
utsmaniyah di turki pasca perang dunia I. Oleh karena itu kebanyakan Negara
islam dijajah oleh barat dengan sistem kapitalisnya maka seluruh aspek
ekonomi dan kehidupan juga mengikuti pola-pola kapitalis, termasuk masalah
mata uang.
Pada saat kedatangan Rasulullah SAW sebagai tanda datangnya islam,
maka beliau mengakui berbagai muamalah yang menggunakan dinar romawi
dan dirham Persia. Beliau juga mengakui standar timbangan yang berlaku
dikalangan kaum Quraisy untuk menimbang berat dinar dan dirham.
b. Mata Uang Pada Zaman Khalifah
Sebenarnya pada zaman khalifah umar bin khatab dan usman bin affan
mata uang telah dicetak dengan mengikuti gaya dirham Persia dengan
perubahan tulisan yang tercantum pada mata uang tersebut. Mata uang
khalifah islam yang mempunyai kecirian khusus baru dicetak oleh pemerintah
Imam Ali r.a, namun sayangnya peredarannya sangat terbatas karena keadaan
politik saat itu.

2
Mata uang dengan gaya Persia dicetak pula di zaman muawiyah
dengan mencantumkan gambar dan pedang gubenurnya di irak. Ziyad juga
mengeluarkan dirham dengan mencantumkan nama khalifah, cara yang
dilakukan Muawiyah dan Ziyad pencantuman gambar dan nama kepala
pemerintah pada mata uang masih dipertahankan sampai saat ini termasuk
indonesia.
c. Uang Zaman Ibnu Tamiyah
Ulama islam Ibnu Tamiyah yang hidup zaman pemerintah rahja
mamluk telah mengalami situasi di mana beredar banyak jenis mata uang
dalam nilai kandungan logam mulia yang berlainan satu sama lain. Ketika itu
beredar tiga jenis mata uang: dinar, dirham dan tembaga. Peredaran dinar
sangat terbatas, peredaran dirham berfluktuasi kadang malah menghilang
sedangkan yang beredar luas adalah tembaga. Hal ini lah yang dirumuskan
Ibnu Tamiyah bahwasanya uang dengan kualitas rendah akan menedang uang
kualitas baik. Secar garis besar Ibnu Tamiyah menyampaikan lima point
penting. Pertama, perdagangan uang akan memicu infalsi. Kedua, hilangnya
kepercayaan orang akan stabilitas nilai uang akan mencegah orang melakukan
kontrak jangka panjang dan menzalimi golongan masyarakat yang
berpenghasilan tetap sebagai pegawai. Ketiga, perdagangan domestic akan
menurun karena kekhawatiran stabilitas nilai uang. Keempat, perdagangan
internasional akan menurun. Kelima, logam berharga akan mengalir keluar
dari Negara.

D. Peranti Keuangan Perbankan Syariah


Bank islam tidak menggunakan metode pinjam-meminjam uang yang dilakukan
dengan persyaratan atau janji pemberian imbal karena hal itu termasuk riba. Oleh
karena itu mekanisme operasional perbankan syariah dijalankan dengan menggunakan
piranti keungan yang mendasarkan pada prinsip-prinsip berikut:
1) Prinsip Mudharabah
Yaitu bank memberikan modal dan para nasabah memberikan keahlian
mereka, sedangkan keuntungan dibagi menurut rasio yang disetujui.
2) Prinsip Murabahah
Yaitu dengan operasi murabahah para klien bank membeli satu komiditi
menurut rincian tertentu dan menghendaki agar bank mengirimkannya pada
mereka berdasarkan imbuhan harga tertentu menurut persetujuan mula antara
kedua pihak.
3) Musharakah
Yaitu dengan musyarakah, baik bank atau pun klien menjadi mitra usaha
dengan menyumbangkan modal dalam berbagai tingkatan dan mencapai kata
sepakat atas rasio laba dimuka untuk sesuatu waktu tertentu.

3
E. Produk dan Jasa Perbankan Syariah

 Produk Perbankan Syariah


Pada sistem operasi bank syariah, pemilik dana menanamkan uangnya di bank
tidak dengan motif mendapatkan bunga tapi dalam rangka mendapatkan
keuntungan bagi hasil. Secara garis besar pengembangan produk bank syariah
dikelompokan menjadi 3 kelompok :
1. Produk Penyaluran Dana
 Prinsip jual beli
Jual beli dilaksnakan karena adanya pemindahan kepemilikan barang,
Keuntungan bank disebutkan didepan dan termasuk harga barang yang
dijual. Ada 3 jenis jual beli dalam pembiayaan komsuktif, modal kerja
dan investasi yaitu:
 Ba’I Murabahah
 Ba’I As Salam
 Ba’I Al Istishna
 Prinsip Sewa
Yaitu kesepakatan pemindahan hak guna atas barang atau jasa melalui
sewa tanpa diikuti pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa.
 Prinsip Bagi Hasil
Dalam prinsip ini ada 2 macam produk yaitu :
 Musyarakah
 Mudharabah
2. Produk Penghimpun Dana
Produk penghimpunan dana pada bank syariah meliputi: Giro, Tabungan dan
Deposito. Prinsip yang diterapkan dalam bank syariah yaitu
 Prinsip Wadiah
Yaitu penerapan prinsip wadiah yang dilakukan adalah wadiah yat
dhamanah yang diterapkan pada rekening produk giro.
 Prinsip Mudharabah
Yaitu dalam mudharabah penyimpanan atau deposan bertindak sebagai
pemilik modal sedangkan bank bertindak sebagai pengelola.
Berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh pihak penyimpan, maka
prinsip mudharabah dibagi atas 3 yaitu :
 Mudharabah Mutlaqah
 Mudharabah Muqayyadah On balance sheet
 Mudharabah Muqayyadah Off balance sheet
3. Produk Jasa
Yaitu selain dapat melakukan kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana,
bank juga dapat memberikan jasa kepada nasabah dengan mendapatkan
imbalan berupa sewa atau keuntungan. Jasa tersebut adalah:
 Sharf ( Jual beli Valuta Asing)

4
Yaitu jual beli mata uang yang tidak sejenis namun harus
dilakukan pada waktu yang sama. Bank mengambil keuntungan
untuk jasa jual beli tersebut
 Ijarah ( sewa)
Yaitu menyewakan simpanan (save deposit box) dan jasa tata
laksana administrasi dokumen dalam hal ini bank mendapat
imbalan sewa dari jasa.
 Jasa Perbankan Syariah
Yaitu Jasa layanan yang di sediakan oleh bank untuk Nasabah.
1. Letter Of Credit ( L/C)
Yaitu surat pernyataan akan membayar kepada eksportir yang diterbitkan oleh
bank atas permintaan importer dengan pemenuhan persyaratan tertentu. Ada
dua akad yang di terapkan letter of credit yaitu :
 Wakalah bil ujrah yaitu akad wakalah dengan memberikan
imbalan kepada wakil
 Kafalah yaitu transaksi penjaminan yang diberikan oleh
penanggung kepada pihak ketiga atau yang tertanggung untuk
memenuhi kewajiban pihak kedua.
2. Bank Garansi Syariah
Yaitu jaminan yang diberikan oleh bank kepada pihak ketiga penerima
jaminan atas pemenuhan kewajiban tertentu nasabah bank selaku pihak yang
dijamin kepada pihak ketiga dimaksud. Akad yang digunakan adalah Kafalah.
3. Penukaran Valuta Asing
Yaitu jasa yang diberikan pihak bank syariah untuk membeli atau menjual
valuta asing yang sama maupun berbeda, yang hendak diturkarkan atau
dikehendaki nasabah, akad yang digunakan adalah Sharf yaitu transaksi
pertukaran antar mata uang berlainan jenis.

F. Akad-Akad Perbankan Syariah


Akad merupakan kesepakatan, perjanjian tertulis antara perbankan syariah
dengan pihak lain yang memuat adanya hak dan kewajiban bagi masing-masing
pihak.
Akad perbankan syariah terdiri dari :
1. Akad Mudharabah yaitu transaksi penanaman dana dari pemilik dana
(shahibul maal) kepada pengelola dana (Mudharib) untuk melakukan kegiatan
usaha tertentu yang sesuai syariah, dengan pembagian hasil usaha antara dua
belah pihak berdasarkan akad yang telah disepakati sebelumnya.
2. Akad Musyarakah
Akad yang transaksi penanaman dana dari dua atau lebih pemilik dana atau
barang untuk menjalankan usaha tertentu sesuai syariat dengan pembagian
hasil usaha antara kedua belah pihak berdasarkan akad yang disepakati
sedangkan pembagian kerugian berdasarkan proporsi modal masing-masing.
3. Akad Murabahah

5
Akad yang transaksi jual beli suatu barang sebesar harga perolehan barang
ditambah margin yang disepakati oleh para pihak, dimana penjual
menginformasikan terlebih dahulu harga perolehan kepada pembeli.
4. Akad Salam
Yaitu akad yang transaksi jual beli barang dagang dengan cara pemesanan
dengan syarat-syarat tertentu dan pemabayaran tunai ter;enih dahulu secara
penuh.
5. Akad Istishna
Akad transaksi jual beli barang dalam bentuk pemesanan pembuatan barang
dengan criteria dan persyaratan tertentu yang disepakati dengan pembayaran
sesuai dengan kesepakatan.
6. Akad Ijarah
Akad transaksi sewa menyewa atas suatu barang dan jasa antara pemiliki
objek sewa termasuk kepemilikan hak pakai atas objek sewa dengan penyewa
untuk mendapatkan imbalan atas objek sewa yang disewakan dengan opsi
perpindahan pemilikan objek sewa.
7. Akad Qard
Transaksi pinjam meminjam dana tanpa imbalan dengan kewajiban pihak
meminjam mengembalikan pokok pinjaman secara sekaligus atau cicilan
dalam jangka waktu tertentu.
8. Pembiayaan Multijasa
Transaksi pembiayaan yang melibatkan dua akad yaitu:
o Ijarah yaitu transaksi sewa menyewa atas suatu barang dan jasa antara
pemiliki objek sewa termasuk kepemilikan hak pakai atas objek sewa
dengan penyewa untuk mendapatkan imabalan atas objek sewa yang
disewakan.
o Kafalah yaitu transaksi penjamin yang diberikan oleh penanggung
kepada pihak ketiga atau yang tertanggung untuk memenuhi kewajiban
pihak kedua.

Anda mungkin juga menyukai