Setelah membaca dan mempelajari bab ini diharapkan para mahasiswa/i mampu
memahami dengan baik tentang :
Teori klasik dan neoklasik mempunyai arti penting dalam perdagangan internasional
karena perdagangan sudah menjadi isu penting sejak zaman para filsuf yang
mempermasalahkan apakah perdagangan itu secara moral diterima atau tidak. Perdagangan
atau pertukaran memiliki arti khusus dalam ilmu ekonomi. Perdagangan diartikan sebagai
proses tukar menukar yang didasarkan atas kehendak sukarela dari masing-masing pihak.
1
dijual di pasar, dan (3) kaum neoklasik mengatakan bahwa, baik perdagangan internasional
maupun aliran modal internasional cenderung untuk meratakan distribusi pendapatan di
dalam suatu negara maupun antar negara. Sebaliknya kelemahan makroekonomi neoklasik,
yaitu; (1) perilaku aparat atau penguasa yang menginginkan imbalan yang tinggi atas
kebijakan yang dikeluarkannya dan (2) ketimpangan social dan pengangguran, karena
pencapaiannya hanya mengandalkan efisiensi tanpa mempertimbangkan etika dan moral
Ada tiga asumsi dasar dalam ekonomi neoklasik : (1) orang-orang senantiasa
bertindak rasional, (2) individu dan perusahaan memaksimalkan utilitas atau laba, dan (3)
individu berperilaku secara independen dan dengan formasi lengkap. Salah satu manfaat
utama dari ekonomi neoklasik adalah membantu untuk menjelaskan bagaimana menetapkan
harga dan kuantitas yang dihasilkan dalam perekonomian. Dengan memperkenalkan individu
sebagai utilitas memaksimalkan agen dalam perekonomian, teori ini dapat menjelaskan
mengapa harga naik akibat terjadi kekurangan atau bagaimana monopoli membatasi supplai
untuk memaksimalkan keuntungan.
2
3. Perbedaan-perbedaan yang sama dalam ongkos produksi (equal difference in costs).
Ini sifatnya hanya sementara saja karena bila berlangsung lebih lama akan
merugikan kedua negara yang berdagang.
3
Amerika Serikat terkenal sebagai negeri yang kaya akan faktor produksi capital,
penemuan ini kemudian dijuluki sebagai paradox Leontief.
Menurut ahli ekonom, bahwa kedua paradox tesebut sebenarnya tidak bertentangan
dengan teori H-O. Kuncinya adalah bahwa kita harus merinci lebih lanjut faktor produksi
tenaga kerja dan capital. Dalam kenyataannya ada berbagai macam tenaga kerja dan ada
berbagai macam capital. Di samping itu harus dipisahkan pula unsur kekayaan alam dan
teknologi (unsur teknologi seringkali tercampur). Di samping itu faktor penting yang tidak
boleh dilupakan adalah tingkat pendapatan di negara-negara industry yang tinggi. Pendapatan
yang tinggi di dalam kelompok ini cenderung disertai oleh tingkat pertukaran yang tinggi
antara negara-negara ini.
4
yang diminati itu kemudian diklaim sebagai cerminan dari selera, sehinga dari
sini muncullah ekspor
5. Raymond Vernon mengatakan bahwa teori H-O hanya menjelaskan 40% dari
volume perdagangan internasional, sedangkan fenomena perdagangan negara
maju sebesar 60% belum dijelaskan. Kritik ini akhrinya menimbulkan teori
siklus hidup produksi (product life cycle). Teori ini menitikberatkan adanya
perubahan pada produk yang menghasilkan produk baru serta pengaruhnya
terhadap perdagangan internasional. Dalam teori ini ada tiga tahap siklus
produksi, sebagai berikut : (a). tahap produksi yang baru sebagai produk
perkenalan dan biasanya hanya dinikmatin oleh penduduk dalam negri saja, (b).
tahap pengembangan ditujukan pada produk yang dibuat selain untuk
dikonsumsi sendiri juga dibuat untuk kepentingan ekspor, dan (c) dengan alasan
skala ekonomi, untuk tahap ketiga justru negara yang menjadi pioner penjualan
produk itu yang kemudian mengubah fungsinya dari eksportir ke importer. Dari
sini terihat bahwa teori ini menempatkan comparative advantage yang dinamis
karena suatu negara yang menjadi pengekspor melewati tahapan siklus suatu
produk.