Anda di halaman 1dari 6

1.

Konsep masyarakat beradab

A.Civil Society

Istilah ini awalnya muncul di Inggris dalam masa awal perkembangan kapitalisme modern, yang
konon merupakan implikasi pertama penerapan ekonomi Adam Simth dengan karyanya The
Wealth of Nation. Pandangan ekonomi Smith itu mendorong perkembangan kewirausahaan
Inggris, yang dalam prosesnya terbentur kepada pembatasan pembatasan oleh pemerintah
karena adanya merkantilisme negara di mana pemerintah terlibat langsung dalam setiap praktik
ekonomi sehingga menyulitkan para usahawan mengembangkan usahanya. Para usahawan
kemudian menuntut adanya ruang kebebasan di mana dapat bergerak dengan bebas dan
leluasa mengembangkan usaha mereka dan pemerintah tidak ikut campur dalam praktik
ekonomi.

Ruang kebebasan itu merupakan tempat terwujudnya civil society, yang menjadi ruang
penengah antara kekuasaan (pemerintah) dan rakyat umum. Jadi, civil society senantiasa
bercirikan kebebasan serta keterlepasan dari keterbatasan keterbatasan oleh kekuasaan. Dari
sini konsep civil society lebih mengarah pada para usahawan (sipil) dengan kebebasan dalam
mengembangkan usahanya yang terbebas dari pembatasan negara.

Kemudian gagasan dan ide mengenai civil snciety mencuat kembali setelah Gorbachev
menggagas ide tentang keterbukaan. Gagasan keterbukaan yang disebut dengan glasnoor dan
peresturoika merupakan reformasi atas rejim komunis yang diktator dan tirani di mana negara
menutup ruang kebebasan dan keterbukaan bagi warganya. Akibatnya rejim komunisme hancur,

Dalam wacana kontemporer, istilah civil society lebih kuat tekanannya terhadap lembaga
lembaga non pemerintah (mm goverment organization NGO) atau lembaga swadaya masyarakat
di mana lembaga lembaga ini bebas dari cengkeraman kekuasaan negara untuk
mengekspresikan hak haknya sebagai warga negara.

B.Masyarakat Madani

Masyarakat madani merujuk pada masyarakat madinah yang dibangun oleh Nabi Muhammad di
Madinah. Dalam perkembangannya perkataan Ibrani madinah berarti negara. Madinah
mengacu negara kota pada masyarakat Yunani Kuno. Dalam pengembangan dan pelurusannya
negara kota itu hampir sama dengan pengertian negara kebangsaan yaitu suatu negara yang
terbentuk demi kepentingan seluruh bangsa yang menjadi warganya, bukan untuk penguasa
atau raja. Ketika Nabi mengubah kota Yatrsib menjadi Madinah pada waktu itu, maka Nabi
sebenarnya mendeklarasikan terbentuknya suatu masyarakat yang bebas dari kezaliman tirani
dan taat hanya kepada hukum dan aturan untuk kesejahteraan bersama.
Aturan dan hukum yang dimaksud itu tidak dibuat sewenang wenang oleh penguasa akan tetapi
berdasarkan perjanjian (mirasq), kesepakatan (mu'ahadah), kontrak (akad) dan janji setia
(bay'at) yang kesemuanya mencerminkan kerelaan, bukan kepaksaan. Karena seperti halnya jual
beli (bay') yang seakar dengan bay'at mensyaratkan adanya saling rela antara penjual dan
pembeli. Ini berarti bahwa semua aturan dan hukum harus berdasarkan musyawarah di mana
semua warga merasa ikut memberikan gagasannya secara terbuka mengenai apa yang menjadi
aspirasinya yang kemudian diputuskan secara bersama. Karena itu, ketaatan dalam masyarakat
madani bersifat terbuka, rasional. kontraktual, dan transaksional. bukan pola ketaatan yang
tertutup, tidak rasional, tidak kritis dan bersifat hanya satu arah.

Masyarakat madani yang dideklarasikan oleh Nabi adalah masyarakat yang adil. terbuka dan
demokratis. dengan landasan takwa kepada Allah dan taat kepada ajaran Nya. Takwa kepada
Allah adalah semangat ketuhanan yang diwujudkan dengan membangun hubungan yang baik
dengan Allah dan manusia. Hubungan itu tentu saja harus dilandasi dengan berbudi luhur dan
akhlak mulia. Dalam konteks ini menjadi jelas masyarakat madani adalah masyarakat berbudi
luhur mengacu kepada kehidupan masyarakat berkualitas dan beradab.

Berdasarkan uraian di atas. meskipun memiliki makna yang berbeda dari pemaknaannya antara
civil society dan masyarakat madani, tetapi pada intinya kedua istilah memiliki semangat yang
sama, yakni suatu masyarakat yang adil, terbuka, demokratis, dan sejahtera dengan kualitas
keadaban warganya.

Sumber BMP PAI MODUL 3 TENTANG MASYARAKAT BERADAP DAN SEJAHTERA

2. Peran umat beragama

Keragaman dalam hal agama adalah salah satu pluralitas bangsa Indonesia. Di Indonesia ada
enam agama yang diakui secara resmi oleh negara: Islam. Kristen Katolik. Kristen Protestan,
Hindu. dan Budha. Semua umat dari masing masing agama sudah mengakui bahwa Pancasila
merupakan platform bersama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena itu,
hubungan antar umat beragama di Indonesia dapat dikatakan baik.

Dalam perjalanan sejarah bangsa ini, pernah ada gesekan mengenai hubungan antar umat
beragama. Terutama hubungan Islam dan Kristen, beberapa fakta menunjukkan sering kali
antara dua umat beragama ini sering kali mengalami keretakan dan terlibat konllik, apapun yang
melatarbelakanginya. lsmatu Ropi dalam karyanya Fragile Relation: Muslim and Christians
Modern Indonesia mengemukakan betapa rentannya hubungan antara kedua umat beragama
ini. Kasus kasus seperti Situbondo (Jawa Timur), Ketapang (Jakarta) di mana gereja dibakar oleh
umat Islam, Kupang (Nusa Tenggara Timur) di mana masjid dibakar oleh umat Kristiani. Belum
lagi kasus Maluku dan Poso yang hingga hari ini belum dapat diselesaikan secara baik.
Mungkin kasus kasus itu tidak terlalu mengganggu hubungan Islam dan Kristen karena masih
dalam skala “kecil”, tetapi jika dibiarkan dan tidak diselesaikan dan dicarikan solusinya maka
hubungan Islam dan Kristen di masa mendatang akan menjadi bom waktu yang bisa merusak
tatanan sosial masyarakat. Hubungan yang tidak harmonis antara umat beeragama akan
mengganggu usaha bangsa ini dalam meretas menuju masyarakat yang beradab dan sejahtera.
Tak mungkin kita masyarakat madani terbangun dengan kondisi retak dan penuh ketegangan.
Karena itu, maka peran umat beragama dalam meretas menuju masyarakat madani merupakan
sesuatu hal yang tak bisa ditawar tawar. Piagam Madinah yang dibuat oleh umat Islam bersama
umat lain yang ada pada masa itu menunjukkan pentingnya peran umat beragama dalam
menciptakan sebuah tatanan sosial politik yang adil, terbuka, sejahtera dan demokratis.

Berikut ini adalah beberapa peran yang harus dilakukan oleh umat beragama dalam mewuj
udkan masyarakat madani itu.

Pertama, menumbuhkan saling pengertian antara sesama umat beragama. Peran ini bisa
dilakukan melalui dialog intensif. Dialog tersebut dilakukan, sebagaimana dikemukakan oleh
Mukti Ali, dengan cara: mempertemukan antara orang orang atau kelompok dari agama atau
ideologi yang berbeda untuk sampai pada pengertian bersama tentang berbagai isu tertentu,
untuk setuju dan tidak setuju dengan sikap yang penuh apresiasi dan, karena itu, untuk bekerja
sama, menemukan rahasia makna kehidupan ini.
Dialog adalah sebuah proses di mana para individu dan kelompok berupaya untuk
menghilangkan rasa takut dan rasa tidak percaya satu sama lain dan mengembangkan
hubungan baru berdasarkan rasa saling percaya. Dialog adalah satu kontak dinamis antara
kehidupan dengan kehidupantidak saja antara satu pandangan rasional yang berlawanan satu
sama lainyang ditujukan untuk membangun dunia baru secara bersama sama.”

Dengan dialog tersebut maka perdamaian antara umat beragama akan tercapai. Perdamaian
adalah salah satu prasyarat untuk membangun cita cita bersama menuju masyarakat madani.
Hans Kung yang gencar mempromosikan keharusan dialog mengatakan:

“Tidak ada perdamaian di antara bangsa-bangsa tanpa adanya dialog antaragama; tidak ada
perdamaian di antara agama-agama tanpa adanya dialog antara umat beragama; tidak ada
dialog antara umat beragama tanpa ada investigasi dasar (fondasi) agama-agama. ”

Kedua. melakukan studi studi agama dengan tujuan


1) Menghayati ajaran agama masing masing,

2) membangun suasana iman yang dialogis,

3) menumbuhkan etika pergaulan antara umat beragama,


4) kesadaran untuk menghilangkan bias bias dari satu umat bergama terhadap umat agama lain,

5) menghancurkan rintangan rintangan budaya yang ada pada masing masing umat beragama
seperti eksklusivisme,

6) menumbuhkan kesadaran pluralisme,

7) menumbuhkan kesadaran akan perlunya solidaritas dan kerja sama untuk menyelesaikan
masalah masalah kemiskinan, keterbelakangan, ketidakadilan, dan lain lain.

Ketiga, melakukan usaha penumbuhan sikap sikap demokratis, pluralis, dan toleran kepada
umat beragama sejak dini melalui pendidikan. Karena pendidikan merupakan dasar
pembentukan karakter dari manusia . Manusia memperoleh ilmu melalui pendidikan .
Pembelajaran akan hal itu perlu dilakukan demi tercapainya masyarakat Indonesia yang madani
dan sejahtera
Keempat, mengerahkan energi bersama untuk mewujudkan cita cita bersama membangun
masyarakat madani. Semua komponen harus bersatu demi mewujudkan satu tujuan bersama
dengan mudah .
Sumber BMP Modul 3 TENTANG PERAN UMAT BERAGAMA DAN MASYARAKAT MADANI

3.Hak asasi Manusia

Hak asasi manusia Secara etimologis human right (inggris) dan dalam bahasa Arab disebut huquq al
insan (baca: haququl insan). Right dalam bahasa Inggris berarti hak, kebenaran. kanan. Dalam bahasa
Arab hak berarti lawan kebatilan, keadilan, bagian. nasib. Dalam definisi tersebut mengandung arti
bahwa manusia memperoleh suatu hak untuk menciptakan kebenaran dan keadilan dalam nasib
kehidupanya

Hak Asasi Manusia (HAM) secara terminologis adalah wewenang manusia yang bersifat dasar sebagai
manusia untuk mengerjakan, meninggalkan, memiliki, mempergunakan atau menuntut sesuatu baik
yang bersifat materi maupun non materi. Leah Levin mendefinisikan Hak asasi manusia berarti klaim
moral yang tidak dipaksakan dan melekat pada diri individu berdasarkan kebebasan manusia.Ham berisi
tindakan moral yang wajib diperoleh manusia

Hak itu dimiliki oleh semua manusia sebagai manusia tanpa memandang ras, etnis, agama, dan lain lain
karena ia merupakan bagian inheren dari diri manusia dan ia bebas apa yang ingin dilakukan dengan hak
tersebut Siapa pun tidak berhak untuk memaksa. mencabut, dan merampas hak tersebut tanpa ada
alasan yang membenarkan oleh hukum. Atas dasar itu, HAM berdiri di atas dasar prinsip kebebasan
dalam hal apapun. Meskipun demikian, kebebasan itu tidak absolut. tetapi relatif karena ia dibatasi oleh
kebebasan orang lain yang juga memiliki hak yang sama. Pada prinsipnya hak asasi manusia adalah
ikhtiar untuk memuliakan manusia sebagai manusia satu sama lain, saling menghormati , mengenal
batas ras,etnis agama, dan bangsa .

Islam melihat HAM dalam ketakwaannya .Islam tidak memandang Ham dari ras suku agama dll.HAM
terdiri dari hak dasar yakni hak hidup hak milik hak kehormatan hak persamaan hak kebebasan , hak
memperoleh pendidikan dan pengajaran , hak berorganisasi dan sebagainya

SUMBER BMP PAI MODUL 3 TENTANG HAK ASASI MANUSIA

4.Demokrasi menurut pandangan Islam

Demokrasi berarti kekuasaan dari rakyat,oleh Rakyat dan untuk rakyat .Dalam demokrasi jika sistem
pengambilan keputusan diserahkan kepada rakyat demi kepentingan bersama dengan
menjamin eksisitensi hak hak dasar manusia, maka demokrasi tidak ada masalah dengan Islam.
Demokrasi kompatibel dengan Islam.

Islam sebagai agama rahmatan lil alamin, dalam konteks berbangsa dan bernegara, tujuan
pokoknya tidak lain adalah menyelenggarakan kebaikan dan mencegah keburukan dengan
senantiasa menjunjung tinggi nilai nilai dasar kemanusiaan.

Nilai nilai demokrasi yang bisa digali dari sumber Islam yang kompatibel dengan nilai nilai
demokrasi seperti dikemukakan oleh Huwaydi dan Muhammad Dhiya al Din Rais adalah,

1) Keadilan dan musyawarah;

2) kekuasaan dipegang penuh oleh rakyat;

3) kebebasan adalah hak penuh bagi semua warga negara;

4) persamaan di antara sesama manusia khususnya persamaan di depan hukum;

5) keadilan untuk kelompok minoritas;

6) undang undang di atas segala galanya;

7) perlangguh jawaban penguasa kepada rakyat.

Oleh karena itu, seperti dikatakan oleh Ahmad Syafii Maarif, mayoritas umat Islam Indonesia
menerima demokrasi sebagai bagian dari nilai yang prinsip prinsipnya sesuai dengan Islam. Dan
karena itu pula umat Islam harus berusaha untuk mendorong terjadinya demokrasi di dalam
bidang kehidupan berbangsa dan bernegara.

SUMBER BMP PAI MODUL 3 TENTANG DEMOKRASI DAN ISLAM

Anda mungkin juga menyukai