Anda di halaman 1dari 2

1.

Asal usul pembentukan masyarakat bermula dari fitrah manusia sebagai makhluk sosial
yang senantiasa membutuhkan orang lain. Kemudia mereka berinteraksi satu sama lain
dalam jangka waktu yang lama sehingga menimbulkan hubungan sosial. Untuk menjaga
kesatuan dan ketertiaban hubungan sosial itu, maka dibuatlah sebuah peraturan.
2. Pertama Keadilan
Arti lain dari kesejahteraan adalah kesejahteran umum. Menegakkan keadilan merupakan
kemestian yang bersifat fitrah yang harus ditegakkan oleh setiap individu. Intinya
keadilan sosial adalah tindakan adil terhadap setiap orang dan membebaskan segala
penindasan.
Kedua supremasi hukum
Menegakkan hukum yang adil merupakan amana yang diperintahkan untuk dilaksanakan
kepada yang berhak. Jadi supremasi hukum adalah menempatkan hukum di atas
segalanya dan menetapkannya tanpa memandang “atas ” dan “bawah”.
Ketiga egalitarianisme (persamaan)
Egalitarianisme adalah persamaan artinya tidak mengenal sistem dinasti geneologis.
Maksudnya masyarakat madani tidak melihat keutamaan atas dasar ras, etnis, dll.
Melainkan atas prestasi.
Intinya egalitarianisme adalah kesamaan tanpa ada diskriminasi baik etnis, agama,suku
dll.
Keempat pluralisme
Pluralisme adalah dimana kemajemukan merupakan sesuatu yang harus diterima sebagai
bagian dari realitas obyektif. Pluralisme adalah sikap menghormati kemajemukan
dengan menerimanya secara tulus sebagai sebuah anugerah dan kebajikan.
Kelima pengawasan sosial
Manusia secara fitrah baik dan suci, maka kejahatan yang dilakukan bukan karena
inheren di dalam dirinya akan tetapi lebih disebabkan oleh faktor faktor luar yang
mempengaruhinya. Karena itu, agar manusia tetap berada dalam kebaikan perlu adanya
pengawasan sosial.
3. Peran yang dapat dilakukan oleh umat beragama dalam mewujudkan masyarakat madani
yaitu pertama : menumbuhkan rasa saling pengertian antara sesama umat beragama.
Peran ini bisa dilakukan melalui dialog intrnsif. Dialog adalah sebuah proses dimana para
individu dan kelompok berupaya untuk menghilangkan rasa takut dan rasa tidak percaya
satu sama lain dan mengembangkan hubungan baru berdasarkan rasa saling percaya.
Dengan dialog tersebut maka perdamaian antara umat beragama akan tercapai.
Kedua : melakukan studi agama dengan tujuan menghayati ajaran agama masing masing,
membangun suasana iman yang dialogis, menumbuhkan etika pergaulan antara umat
beragam,kesadaran untuk menghilangkan bias bias dari satu umat beragama terhadap
umat agama lain, menghancurkan rintangan – rintangan budaya yang ada pada masing
masing umat beragama seperti ekskluvisme, menumbuhkan kesadaran akan perlunya
solidaritas dan kerja sama untuk menyelesaikan masalah – masalah kemiskinan,
keterbelakangan, ketidakadilan, dan lain lain.
Cara ketiga : melakukan usaha – usaha penumbhan sikap – sikap demokratis, pluralis,
dan toleran kepada umat beragama sejak dini melalui pendidikan.
Cara terakhir atau keempat : mengerahkan energi bersama unutk mewujudkan cita –
cita bersama membangun masyarakat madani.

Anda mungkin juga menyukai