Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 1

NAMA : ELSA SAUDIA


NIM : 825961208
KODE/MATA KULIAH : MKWU4101/PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

1. a. QS. Al –Baqarah (2) :165

(i). Arti Hubban dalam ayat tesebut adalah kecintaan dan kerinduan manusia kepada
Allah SWT.
(ii) Arti iman pada ayat tersebut adalah orang yang mencintai Allah yang rela
mengorbankan jiwa dan raganya untuk mewujudkan harapan atau kemauan yang dituntut
oleh Allah kepadanya.
b. Q.S Al-‘Araaf (7) : 179

c. Arti iman kepada Allah SWT menurut ayat tersebut adalah telah disediakan neraka
bagi mereka yang tidak mau menjalankan perintah Allah SWT.
d . Arti iman dari kedua ayat tersebut adalah kita sebagai manusia beriman hendaknya
mempunyai rasa cinta kepada Allah yaitu dengan mengerjakan semua perintah-Nya dan
menjauhi semua larangan-Nya, karena telah disediakan neraka bagi mereka yang tidak
mau menjalankan perintah Allah SWT.

2. a. Terjemahan Q. S Ali Imran (3) : 190-191

b. Terjemah Q.S Qaaf (50) : 16

c. Hakikat kesempurnaan pada ketiga ayat tersebut adalah dimanapun kita berada baik
itu duduk, berdiri, berbaring, dan memikirkan apa yang ada dilangit dan dibumi kita
harus selalu mengingat kepada Allah dan selalu mensyukuri nikmat yang telah
diberikan karena Allah selalu dekat dengan orang-orang yang selalu bersyukur dan
mengetahui semua perkara.
3. a. Arti terminologis tentang masyarakat merupakan suatu pergaulan hidup, oleh karena
manusia itu hidup bersama. Masyarakat merupakan suatu sistem yang terbentuk karena
hubungan dari anggotanya. Emile Durkheim menyatakan bahwa masyarakat merupakan
suatu kenyataan yang obyektif secara mandiri., bebas dari individu- individu yang
merupakan anggota-anggotanya. Muhammad Amin Al –Misri mengatakan masyarakat
adalah jalinan kesatuan yang terdiri daru hubungan-hubungan sosial.
b. Asal- usul masyarakat menurut fitrah manusia dalam QS. Al- Hujuraat 13 dan QS.
Az-Zukhruf :32 yaitu sesungguhnya manusia diciptakan ada yang laki- laki dan
perempuan (bapak dan ibu), dijadikan mereka dengan berbagai macam berbangsa-
bangsa dan bersuku-suku supaya mereka saling berkenalan dan menjadikan mereka
dengan berbagai macam pekerjaan agar mereka saling melengkapi dan saling
bekerjasama diantara perbedaan.

c. Kriteria masyarakat beradab dan sejahtera dari sudut pandang masyarakat madani yaitu :
- Taat pada hukum yang berarti masyarakat beradab karena taat kepada hukum dan
aturan.
- Bebas dari kezaliman tirani dan taat hanya kepada hukum dan aturan untuk
kesejahteraan bersama.
- Peraturan dan hukum tidak dibuat sewenang-wenang oleh penguasa akan tetapi
berdasarkan perjanjian (mitasq),kesepakatan (mu’ahadah), kontrak (akad) dan janji setia
(bay’at) yang semuanya mencerminkan kerelaan, bukan kepaksaan.
- Musyawarah untuk sepakat agar semua ikut memberikan gagasannya secara terbuka
mengenai apa yang menjadi aspirasinya yang kemudian diputuskan secara bersama.
- Masyarakat madani yang dideklarasikan oleh Nabi adalah masyarakat yang adil, terbuka
dan demokratis, dengan landasan takwa kepada Allah dan taat kepada ajaran-Nya.
- Membangun hubungan baik dengan Allah dan manusia yang dilandasi dengan berbudi
luhur dan akhlak mulia.
d. Prinsip-prinsip umum masyarakat beradab dan sejahtera yaitu :
a) Keadilan adalah kemestian yang fitrah yang harus ditegakkan oleh setiap individu
sebagai pengejawantahan dari perjanjian primordial di mana manusia mengakui
Allah sebagai Tuhannya. Keadilan merupakan sunnatullah di mana Allah
menciptakan alam semesta ini dengan prinsip keadila n dan keseimbanga. Dalam
Al-Quran keadilan itu disebut sebagai hukum keseimbangan yang menjadi hukum
jagat raya. Keadilan juga merupakan sikap yang paling dekat dengan takwa. Dan
dituangkan dalam surat Al –Takaatsur dan Al- Humazah.
a. Supremasi hukum adalah penegakan/ketegaan hukum yang adil merupakan
amanah yang diperitahkan untuk dilaksanakan kepada yang berhak. Menurut surat
An-Nisaa’ ayat 58. Dalam usaha mewujudkan supremasi hukum maka kita harus
menetapakan hukum kepada siapapun tanpa pandang bulu, bahkan kepada orang
yang membenci kita sekalipun, kita tetap harus berlaku adil. Dituangkan dalam
surat Al-Maai’dah ayat 8
b. Egalitarianisme (persamaan ) adalah persamaan, tidak mengenal sistem dinasti
geneologis. Artinnya bahwa masyarakat madani tidak me lihat keutamaan atas
dasar keturunan, ras, etnis, dll, melainkan atas prestasi. Prinsip egalitarianisme
akan terwujud keterbukaan di mana seluruh anggota masyarakat berpartisipasi
untuk menentukan pemimpinnya dan dalam menentukan kebijakan-kebijakan
publik. Dituangkan dalam QS. Al-Hujuraat: 13.
c. Pluralisme adalah sikap kemajemukan merupakan suatu yang harus diterima
sebagai bagian dari realitas objektif. Pluralisme tidak hanya sebatas mengakui
bahwa masyarakat itu plural melainkan juga harus disertai dengan sikap yang
tulus bahwa keberagaman merupakan bagian dari karunia Allah dan rahmat-Nya
karena akan memperkaya budaya melalui interaksi dinamis dengan pertukaran
budaya yang beraneka ragam itu. Kesadaran pluralism diwujudkan untuk
bersikap toleran dan saling menghormati di antara sesama anggota yang berbeda
baik berbeda dalam hal etnis, suku bangsa, maupun agama. Dituangkan dalam
QS Yunus :99 dan QS Al-An’aam :108
d. Pengawas sosial adalah sebagai dasar demi kebaikan bersama. Prinsip pengawas
sosial sebagai dasar pembentukan masyarakat madani merupakan suatu usaha dan
landasan bagi terwujudnya kebaikan bersama. Kegiatan manusia apapun
merupakan suatu konsekuensi logis dari adanya keterbukaan di mana setiap warga
memiliki kebebasan untuk melakukan tindakan. Keterbukaan itu sebagai
konsekuensi logis dari pandangan positif dan optiis terhadap manusia, bahwa
manusia pada dasarnya adalah baik. Manusia secara fitrah baik dan suci, maka
kejahatan yang dilakukan bukan karena inheren di dalam dirinya akan tetapi lebih
disebabkan oleh faktor- faktor yang mempengaruhinya. Karena itu, agar manusia
dan warga tetap berada dalam kebaikan sebagaimana fitrahnya diperlukan adanya
pengawasan sosial. Dituangkan dalam QS Al-A’raaf :172, QS Ar-Ruum :30 dan
QS. Al-‘Ashr :1-3.

Anda mungkin juga menyukai