Anda di halaman 1dari 2

Judul : Mewujudkan Peradaban Islam Rahmatan Lil Alamin

Pemateri :Dr. Nur Rofiah, Bil. Uzm.

Nama : Adiyatama Taufiq Iskandar

NPM : 2106630422

Jurusan : Teknik Sipil

A. Tahapan Hidup Manusia

Sebagai manusia, kita perlu merefleksikan diri serta bermuhasabah agar mengetahui tepat
tidaknya segala Tindakan kita. Pada awalnya, manusia merupakan makhluk rohani nonfisik, yang
kemudian tercipta menjadi pasangan laki-laki dan perempuan dalam bentuk fisik dan diberikan
jasmani serta jiwa. Ketika kita mati, hanya akan tertinggal tubuh kita di dunia ini dan ruh kita
akan diambil ke padang mahsyar. Kehidupan kita di dunia ini hanya cerita singkat jika
dibandingkan dengan sejarah kehidupan manusia di bumi dan dari banyaknya manusia di dunia
ini. Oleh karena kehidupan yang sebentar itulah, kita harus memanfaatkan waktu sebaik-baiknya
karena ini yang akan menjadi penentu amal-amal kita di akhirat nanti, baik pahala maupun dosa.
Jangan sampai kita menyesali perbuatan kita di dunia ini karena waktu tidak dapat diputar
balikkan. Sebagai manusia kita harusnya menyadari dan selalu ingat bahwa hubungan antara kita
dengan Allah SWT adalah hamba dan Tuhannya. Dengan demikian, kita akan senantiasa ingat
untuk terus bertaqwa kepada Allah dan seluruh perintahnya demi mencapai kebahagiaan dunia
akhirat.

B. Islam Rahmatan Lil’alamin

Kita diberikan berbagai perintah, anjuran, larangan, tidak lain adalah supaya kita dapat
hidup dengan damai dalam berhubungan dengan sesama manusia, sesama makhluk hidup, hingga
kepada Allah. Akan tetapi, menjalani berbagai perintah-Nya tidak semata-mata untuk keinginan
diri sendiri untuk masuk surga, hal tersebut kita juga kita patuhi untuk menciptakan lingkungan
masyarakat yang dapat bekerja sama mewajudukan dan memajukan peradaban Islam itu sendiri.
Memajukan peradaban Islam bukanlah bermaksud untuk umat Islam itu saja, tetapi dengan tetap
melibatkan umat lain tanpa harus membedakan agama, suku, ras, dan budaya. Dengan demikia,
tentulah kita dapat mencapai Islam rahmatan lil alamin. Ajaran Islam Rahmatan Lil’alamin
sebenarnya bukan hal baru, Secara etimologis, Islam berarti “damai”, sedangkan rahmatan lil
‘alamin berarti “kasih sayang bagi semesta alam”. Maka yang dimaksud dengan Islam Rahmatan
lil’alamin adalah Islam yang kehadirannya di tengah kehidupan masyarakat mampu mewujudkan
kedamaian dan kasih sayang bagi manusia maupun alam. Hal ini merupakan hal yang memang
sudah sesuai nurani kita untuk terus berperilaku baik kepada sesama, sehingga bukan merupakan
hal baru yang perlu kita pikirkan terlalu berlebihan, melainkan sudah sewajarnya untuk
berperilaku demikian.
C. Kodrat Manusia

Jika meninjau manusia dari sisi bentuk, jelas tidak ada bedanya dengan hewan yang
sama-sama terdiri dari seonggok daging, tulang, dan teraliri darah Akan tetapi, kita diberikan
perbedaan yang signifikan yang membedakan kita dari hewa, ialah akal dan pikiran yang sehat.
Kita hidup bukan semata-mata hanya untuk “hidup” dan “mati” saja. Akal yang telah di berikan
Allah harus kita manfaatkan untuk melakukan kebajikan, juga melaksanakan semua perintah dan
larangannya, Dengan kita melakukan hal-hal baik terhadap orang lain kita telah
mnegimplementasikan Hadist yang berbunyi “Sebaik-baiknya manusia diantaramu adalah yang
paling banyak manfaatnya bagi orang lain”. Oleh karena itu, dengan diberikannya akal dan
pikiran untuk memilah berbagai hal baik dan buruk, perlu kita implementasikan pula dalam
kegiatan berkehidupan untuk senantiasa berperilaku baik dan menjauhi hal yang buruk.

D. Integrasi Keilmuan

Alam semesta dan berbagai hal kompleks di dalamnya merupakan hasil karya dari Allah
Yang Maha Besar. Dengan alam semesta yang tidak pernah terkira dan bahkan manusia belum
selesai mengukurnya, membuktikan bahwa diri kita hanyalah sebutir kecil dari keseluruhan alam
semesta. Kita hanyalah satu diantara jutaan, miliaran makhluk lainnya yang juga beribadah
kepada-Nya. Hingga saat ini, para peneliti terus menerus mengkaji dan telah membuktikan
bahwa alam semesta tidak terkira. Namun, jauh sebelum ilmu dan teori-teori saat ini
berkembang, ilmu agama sudah menjelaskan akan betapa luasnya alam semesta ini. Teori yang
telah ada pada saat ini justru semakin memperkuat hal yang telah tertuang di dalam Al-Qur’an
padahal Al-Qur’an sudah ada sejak sebelum para ilmuwan ini lahir. Berbagai hasil penelitian dan
kajian ilmu pengetahuan sedikit demi sedikit mendukung apa yang ada di dalam Al-Qur’an. Para
ulama dan ahli tafsir pun terus menemukan adanya kebenaran antara teori yang di kemukakan
para ilmuwan dengan ayat-ayat yang ada di Al-Qur’an. Banyaknya ilmu pengetahuan yang
belum terjamah oleh manusia, tetapi telah dicantumkan di dalam Al-Qur’an membuktikan bahwa
kita sebagai umat-Nya memiliki pengetahuan yang terbatas dibandingkan dengan Allah yang
telah menciptakan keseluruhan alam semesta. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu
bersyukur dapat diberikan akal dan pikiran untuk mencari tahu seluruh ilmu pengetahuan
tersebut dan senantiasa sadar akan kebesaran Allah SWT dan ketidakterbatasan ilmu yang
diberikan oleh-Nya.

Anda mungkin juga menyukai